Potensi Kacang Koro Pedang Sebagai Bahan Alternatif Pembuatan Tempe
Potensi Kacang Koro Pedang Sebagai Bahan Alternatif Pembuatan Tempe
MAKALAH
Oleh:
MAKALAH
Oleh:
i
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah dengan judul “Potensi Kacang Koro Pedang Sebagai Bahan Alternatif
Pembuatan Tempe” ini telah diterima dan disetujui sebagai salah satu tugas wajib
Mengetahui,
ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini penulis menyatakn bahwa karya ilmiah yang berjudul “Potensi
Kacang Koro Pedang Sebagai Bahan Alternatif Pembuatan Tempe” ini tidak
memuat karya, ataupun bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat
dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas wajib dari Sekolah
kami SMA Kolese De Britto Yogyakarta sebuah karya ilmiah yang berjudul
dengan baik dan tepat waktu. Karya ilmiah ini disusun untuk Memenuhi Salah
Satu Tugas Wajib Siswa Kelas XI SMA Kolese De Britto Tahun Ajaran
2021/2022. Penulis berterima kasih atas bantuan, bimbingan, serta dukungan dari
beberapa pihak. Maka dari itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
2. Ir. Sebastiana Susiani selaku guru pembimbing karya ilmiah ini yang telah
3. Orang tua dan pihak – pihak lain yang terkait yang telah membantu dalam
penyusunan karya ilmiah ini yang tidak dapat kami ucapkan satu persatu.
Kami mengerti bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna.
Kami menerima segala kritik, saran, dan masukan dari pembaca yang sifatnya
membangun bagi penulis kedepannya. Oleh Karena itu kami para penulis
mengucapkan terimakasih.
iv
Yogyakarta, 10 Januari 2022
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………….....………….. i
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Tempe
2.2 Kacang Koro Pedang
2.3 Protein
2.4 Serat...........................................................................................................11
2.5 Antioksdan.................................................................................................12
BAB III METODE PENELITIAN
vi
3.7 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................16
BAB IV PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran..........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
ABSTRAKSI
viii
ABSTRACT
ix
BAB I
PENDAHULUAN
sudah dikenal sejak zaman dahulu. Cara pembuatannya yang tidak sulit
dan sederhana serta kandungan gizi yang tinggi membuat makanan ini
sumber protein yang berbahan dasar kedelai serta dibuat secara tradisional.
karena harga jual yang terlalu murah berkisar antara Rp 6.000,00 di mana
hanya setengah dari harga beras. Alhasil petani lebih memilih menanam
padi dibandingkan dengan kedelai. Sementara itu masih ada banyak faktor
1
konsumsi kedelai dalam negeri tetap tercukupi. Di mana akibat dari impor
terpuruk.
karena kandungan koro yang tidak jauh berbeda daripada kedelai. Koro
2
Stres adalah salah satu gangguan psikologis. Oleh sebab itu, stres
dengan kondisi fisik merupakan dua hal yang saling berhubungan. Stres
Tempe yang kaya akan nutrisi bisa menjadi salah satu asupan
sendiri tentu juga lebih aman dibandingkan dengan makanan cepat saji
Kondisi gizi suatu makanan harus dalam ukuran yang pas agar makanan
tubuh. Adapun membran sel yang tersusun atas energi dan protein yang
dalam tubuh tidak maksimal, maka mitokondria tidak bisa bekerja secara
tubuh berlebih, maka yang terjadi adalah mitokondria dalam sel akan
3
ketidakseimbangan antioksidan dan radikal bebas pada tubuh. Fenomena
ini dikenal dengan oksidatif stres. Efek stres oksidatif ini dapat merusak
membran sel, di mana jika membran sel rusak, hal ini dapat menyebabkan
penyusun membran sel menjadi rusak. Kerusakan membran sel inilah yang
membuat tubuh mudah untuk terkena penyakit dan sulit untuk mendeteksi
bakteri, virus, dan zat asing lainnya yang masuk ke dalam tubuh.
pilihan yang tepat untuk menjaga kesehatan tubuh dalam masa pandemi
ini. Selain itu, tempe dengan bahan dasar ini bisa digunakan sebagai salah
satu bagian dalam pola makan diet. Kandungan gizi yang terdapat pada
sebanyak 66,1%, protein 27,4%, lemak 2,9%, dan serat sebanyak 4,9% -
gambaran manfaat seputar koro pedang jika dikonsumsi secara rutin. Oleh
menggunakan bahan dasar koro pedang. Pembuatan ini ditinjau dari aspek
kandungan gizi, mutu tempe, tekstur, serta rasa. Dengan begitu akan
4
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagi Peneliti
untuk bekerja sama antar teman dan menyamakan visi misi satu sama
menambah wawasan.
b. Bagi Pembaca
5
Dengan adanya penyusunan karya ilmiah ini, diharapkan pembaca
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tempe
retinol yang lebih banyak, dan lemak yang lebih sedikit dibandingkan
daging. Tempe juga kaya akan protein sehingga tempe sering digunakan
harian mencapai 34% bagi orang dewasa. Kandungan lemak dalam tempe
tergolong cukup rendah yaitu berkisar 8,8 gram. Tempe sendiri kaya akan
7
tubuh yang tentu mempengaruhi sistem kekebalan tubuh terutama untuk
jenis kacang kacangan yang berasal dari benua Asia dan Afrika yang
fenol, dan saponin. Koro pedang mengandung protein dalam jumlah yang
cukup tinggi sekitar 18-25% dengan kandungan lemak sangat rendah yaitu
8
Tabel 2. Kandungan Gizi dalam 100 g Koro Pedang
Air 10,7 %
Abu 3,2 g
Karbohidrat 7,4 g
Protein 24,5 g
Lemak 2,6 g
Serat 7,4 g
Ca 158 mg
P 298 mg
Fe 7 mg
Thiamin 0,77 mg
Riboflavin 0, 15 mg
Niacin 1,8 mg
dengan gejala mual, mata berkunang, kepala pusing, dan lemas. Koro
pedang juga memiliki manfaat positif untuk tubuh manusia yang dapat
9
Indonesia, khususnya Jawa Tengah cukup baik karena berhasil
2.3 Protein
separuh bagian dari sel. Protein menentukan ukuran dan struktur sel,
komponen utama dari sistem komunikasi antar sel serta sebagai katalis
oleh ikatan peptida. Asam amino yang menyusun protein terbagi menjadi
2 jenis yaitu asam amino esensial dan asam amino non-esensial. Asam
Sekitar 70% protein di dunia berasal dari bahan nabati atau hasil tanaman,
adalah protein yang berasal dari hewani, daging, telur, susu dan ikan.
10
seperti asparagin, asam glutamat, glisin, serin, dan glutamin (Wijayanti,
2017).
2.4 Serat
usus halus dengan fermentasi lengkap atau parsial pada usus besar (Joseph,
dasarnya serat dibagi menjadi 2 yaitu serat kasar dan serat pangan. Serat
pangan adalah bagian dari bahan pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh
kadar serat kasar, seperti natrium hidroksida dan asam sulfat. Serat pangan
sendiri dibagi 2 yaitu serat tidak larut dalam air dan serat larut dalam air
a. Serat yang tidak larut dalam air, terdiri dari selulosa, hemilosa, dan
b. Serat larut dalam air, terdiri dari pektin, gum, dan mucilage. Pektin
11
atau serat yang terletak di dalam biji tanaman dengan struktur mirip
2.5 Antioksidan
kerja fungsi sistem imunitas tubuh, terutama untuk menjaga integritas dan
mengontrol tranduksi signal dan ekspresi gen dalam sel imun. Tubuh
Hernani, 2005).
12
membutuhkan antioksidan eksogen (Deddy Muchtadi). Fungsi utama
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Objek penelitian adalah suatu sifat atau atribut dari objek, orang,
atau aktivitas yang memiliki variasi tertentu yang peneliti tetapkan untuk
penelitian ini adalah tempe berbahan dasar koro pedang. Hal yang akan
dikaji antara lain adalah kandungan protein, serat, dan antioksidan serta hal
Oktober 2021.
karya ilmiah ini disertai dengan pengamatan yang didasari pada data-data
14
3.4 Teknik Analisis Data
a. Alat
Baskom
Panci
Kompor
15
Timbangan
Sendok
Plastik klip
Tusuk gigi
b. Bahan
b. Setelah direndam selama lebih dari 12 jam, rebus kacang hingga air
c. Setelah dingin, rendam kembali dan ganti air setiap 6 jam sekali.
gram ragi)
16
g. Setelah itu, kemas menggunakan plastik. Usahakan agar kacang
melubangi plastik.
h. Letakkan pada suhu ruangan dan tempat yang gelap, tunggu sampai
3 hari.
17
BAB IV
18
17.69 Uji Kandungan Pro-
16 tein (%)
14
12 12.45
10
Koro Pedang Kedelai
Gambar 1. Grafik Uji Kandungan Protein
atas, kandungan protein nabati pada tempe dengan berbahan kacang koro
18
4.2 Kandungan Serat pada Tempe
7
6.27
5
Koro Pedang Kedelai
Gambar 2. Grafik Uji Kandungan Serat
serat pada tempe dengan berbahan kacang koro pedang relatif lebih tinggi
kacang koro pedang dan kontrol menunjukkan dalam segi serat, kacang
19
Uji Kandungan Antioksidan (%)
42
41
Uji Kandungan
Antioksidan (%)
40
39.61
39 39.38
38
Koro Pedang Kedelai
Gambar 3. Grafik Uji Kandungan Antioksidan
hasil yang seimbang yaitu 39,38% pada tempe dengan berbahan kacang
kandungan seratnya. Salah satu fungsi serat adalah untuk mengatur kadar
gula dalam darah dan mengontrol kolestrol. Serat yang didalam usus besar
20
dapat difermentasi oleh bakteri kolon sehingga menghasilkan asam lemak
resiko penyakit diabetes melitus. Selain itu serat juga berfungsi untuk
menyerap air dalam kolon yang membuat volume fases menjadi lebih
besar dan merangsang saraf untuk defikasi. Dengan begitu maka waktu
untuk defikasi menjadi lebih cepat dan sisa metabolisme yang tidak
dibutuhkan tubuh akan lebih cepat keluar. Maka dengan kandungan serat
berbahaya. Selain itu dengan mengonsumsi tempe koro pedang yang lebih
tinggi serat maka akan menurunkan rasa lapar. Dengan mengunyah serat
munculnya rasa kenyang maka kandungan gula dalam darah akan lebih
stabil.
sendiri berperan cukup penting bagi tubuh. Di mana salah satu fungsi
eksternal, radikal bebas dihasilkan oleh paparan sinar ultra violet dan asap
21
kondisi stress oksidatif. Stress oksidatif ini yang menjadi penyebab
tempe koro pedang sangat berguna untuk menetralkan sifat radikal bebas
BAB V
PENUTUP
22
5.1 Kesimpulan
berbahan dasar koro pedang adalah pada kandungan serat yang lebih tinggi
5.2 Saran
perlakukan agar dapat mendapatkan hasil yang lebih akurat. Lain dari itu,
terhadap pihak yang ahli dalam bidang ini, yang kemudian bisa membuat
hasil penelitian lebih rinci dan lengkap. Terakhir, saran dari peneliti adalah
selanjutnya agar dapat dianalisis dan data yang diperoleh semakin lengkap.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
Dewayani, Wanti dan Andi Darmawidah. 2016. Karakteristik Fisikokimia
Beberapa Varietas Kedelai dan Pengolahannya Menjadi Tempe.
Makassar: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Sulawesi Selatan
Masto Prasojo. Teknologi Fermentasi Koro Pedang (Tempe Benguk, Canavalia
ensiformis) https://unsurtani.com/2018/07/teknologi-fermentasi-koro-
pedang-tempe-benguk-canavalia-ensiformis (diakses pada 18 September
2021. Pukul 20.43)
Dwi Kalaminasih. Pengaruh Proporsi Kacang Koro Sayur (Phaseolus lunatus) dan
Kacang Koro Pedang (Canavalia ensiformis L) Tergadap Mutu
Organoleptik Tempe Koro. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya
Miftahul Khoer. 2016. Ini Sebab Swasembada Kedelai Masih Jauh dari Indonesia
https://ekonomi.bisnis.com/read/20160526/99/551650/ini-sebab-
swasembada-kedelai-masih-jauh-dari-indonesia (diakses pada 13
September 2021. Pukul 18.44)
Ilhan MA’Rifat. 2014. Pemanfaatan Koro Pedang (Canavalia ensiformis) Sebagai
Bahan Dasar Pembuatan Tempe Dengan Penambahan Konsentrasi Bahan
Isi Dari Jagung Dan Bekatul Yang Berbeda. Surakarta : Universitas
Muhammadiyah.
Prabowo, Kurniawan, Hener. 2021. Diversifikasi Tempe Dengan Bahan Dasar
Kacang Tanah dan Kacang Merah Dalam Upaya Mewujudkan Varian
Tempe Sebagai Makanan Khas Nusantara. hal 15 – 16.
Akhmad Arsyad. 2014. Analisis Pengaruh Waktu Pemanasan Terhadap
Degradasu Aktivitas Antioksidan Pada Daun Kangkung Air (Ipomoea
aquatica Forsk). Semarang : IAIN Walisongo Semarang.
Kusharto. 2006. Serat Makanan dan Peranannya Bagi Kesehatan. Hal 45 – 54.
Fakriah, Kurniasih, Adriana, Rusydi. Sosialisasi Bahaya Radikal Bebas dan
Fungsi Antioksidan Alami Bagi Kesehatan. Jurnal Vokasi, Vol 3 No. 1,
April 2019.
LAMPIRAN
25
Gambar 1. Hasil lab uji proksimat tempe kacang koro. (Dokumentasi Pribadi,
2021)
26
Gambar 3. Perebusan kacang koro. (Dokumentasi Pribadi, 2021)
27
Gambar 6. Perebusan setelah kulit kacang koro dikupas. (Dokumentasi Pribadi,
2021)
28
Gambar 8. Kacang koro dimasukkan ke dalam plastik yang telah dilubangi.
(Dokumentasi Pribadi, 2021)
29