Anda di halaman 1dari 10

HIV/AIDS

Kelompok 4
Nanda Nabila A.P (202010230311175)
Siti Hastiti Sangaji (202010230311178)
Nabila Latifatuz Z. (202010230311186)
Nurul Angelita M. (202010230311189)
Selsa Venus Aulia (202010230311194)
Ristian Cahyo A. (202010230311195)
Siti Athala Rania P. (202010230311200)
Apa itu HIV?

Human Immunodeficiency Virus atau biasa yang disebut dengan HIV adalah
sejenis virus yang menginfeksi sel darah putih dan berakibat dengan turunnya
kekebalan tubuh manusia. Penemu virus pertama kali adalah seorang ilmuwan dari
Perancis yaitu Montagnier.

Cara virus ini bekerja adalah dengan cara menghancurkan penting sel-sel
penting yang bertugas melawan penyakit dan mengambil alih sel tubuh yang
diinfeksi tersebut, hal tersebut terjadi dengan menggunakan DNA dan CD4+ dan
limfosit untuk mereplikasi diri. Menurut Nursalam (2007), dalam proses itu virus
tersebut menghancurkan CD4+ dan limfosit.
Apa itu AIDS?

Acquired Immune Deficiency Syndrome atau AIDS adalah infeksi virus yang dapat
menyebabkan kerusakan parah dan tidak bisa diobati pada sistem imunitas, sehingga
mudah terjadi infeksi oportunistik (Weber, 1986).

Penyebab HIV menyebar lewat beberapa aktivitas tertentu yang memungkinkan


pertukaran atau perpindahan cairan-cairan tubuh dari satu orang ke lainnya dan
menggunakan alat seperti jarum suntik, hubungan seks, transfusi darah, dan kehamilan
dan menyusui.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi HIV/AIDS

★ Hubungan seks
★ Jarum suntik
★ Tranfusi darah
Gejala-Gejala HIV/AIDS
Gejala Mayor (umum terjadi)
● Berat badan menurun lebih dari 10% dalam satu bulan.
● Diare kronis yang berlangsung lebih dari satu bulan.
● Demam bek kepanjangan lebih dari satu bulan
● Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
● Demensia/HIV ensefalopati.

Gejala Minor (tidak umum terjadi)


● Batuk menetap lebih dari satu bulan.
● Dermatitis generalisata.
● Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang.
● Kandidias orofaringeal.
● Herpes simpleks kronis progresif.
● Limfadenopati.
● Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita.Retintis virus sitomegalo.
Studi Kasus HIV/AIDS
Indonesia sendiri menduduki posisi ke-5 sebagai negara yang paling beresiko terkena HIV/AIDS di Asia. Laporan
baru kasus HIV meningkat setiap tahunnya semenjak pertama kali dilaporkan pada tahun 1987. Lonjakan paling
banyak terjadi pada tahun 2016 dibandingkan dengan 2015, yaitu sebesar 10.315 kasus. Pada data yang bersumber
dari Ditjen Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) didapatkan bahwa pada tahun 2005 kasus HIV yang
tercatat adalah sekitar 859 kasus dan hal ini terus meningkat dari tahun ketahun, pada tahun 2017 sendiri tercatat
kasus HIV sekitar 48.300 kasus. Sedangkan untuk AIDS cenderung relatif stabil yaitu pada tahun 2005 kasus yang
tercatat adalah 5395 dan pada tahun 2017 sekitar 9280 kasus. hal ini menandakan bahwa semakin banyak ODHA
(Orang Dengan HIV AIDS) yang statusnya masih terinfeksi HIV namun belum masuk pada stadium AIDS.

Menurut data Ditjen Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P), data informasi tahun 2017 tentang infeksi
HIV pada bulan oktober - desember 2017 melaporkan bahwa laki-laki merupakan yang paling banyak yang terkena
infeksi HIV yaitu dengan prosentase sekitar 62% dan perempuan sekitar 38%.
Pandangan Masyarakat Terhadap Penyakit HIV/AIDS

Masyarakat banyak yang tidak mengenali tentang penyakit HIV/AIDS sebab


masyarakat cuma mengenali jika HIV/AIDS merupakan penyakit yang
diturunkan oleh Tuhan serta gejala yang muncul pada penderita HIV/AIDS
sangat cepat dan membuat pengidapnya meninggal dunia.
Langkah/Pengobatan yang Bisa Dilakukan Untuk Penyembuhan HIV/AIDS

5 teori upaya pencegahan menurut Kementrian Kesehatan Republik


Indonesia yang dikenal dengan sebutan “Teori upaya pencegahan ABCDE”
sebagai berikut:
1. A (Abstinence)
2. B (Be Faithful)
3. B (Be Faithful)
4. D (Drug No)
5. E (Education)
Keterkaitan HIV/AIDS dengan Psikologi Kesehatan

Secara psikologis, seseorang dengan HIV akan banyak memiliki masalah mental. Hal ini terjadi
akibat stigma bahwa HIV dan AIDS adalah penyakit yang mematikan dan tidak ada obatnya.
Penderita yang baru mengetahui bahwa dirinya terkena virus HIV akan mengalami stress,
depresi dan kemarahan , menjadi seseorang yang menutup diri, pendiam, bahkan tidak menutup
kemungkinan seseorang tersebut ingin melakukan bunuh diri. Kondisi ini bisa terjadi dalam
waktu yang lama bahkan bisa semakin parah akibat kondisi sosial yang umumnya kurang
menerima orang dengan penyakit HIV dan AIDS atau ODHA. Tidak hanya itu, hubungan
dengan teman dan pasangan bahkan keluarga pun akan terganggu. Secara finansial biasanya
juga akan terganggu akibat tidak dapat memiliki pekerjaan.
Daftar Pustaka

Kementrian kesehatan RI. (2013). Pedoman nasional tes dan konseling hiv dan aids.
Jakarta: Kementrian kesehatan RI.
Sugianto. Kesehatan Mental Hubungan Kesehatan Mental Dengan HIV/AIDS.
Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai