Oleh:
Suluh Priyosahubawa
(2020-83-123)
Tutor:
Tutor: dr. Vebiyanti Tentua., M.Sc., Sp.P
SKENARIO
“Perutku nyeri”
Tn. Anton 47 Tahun diantarlkan keluarganya ke IGD dengan keluhan nyeri pada
seluruh perut sejak 1 hari SMRS, yang awalnya terasa seperti kembung dan tidak
nyaman namun lama kelamaan semakin nyeri. Keluhan disertai perut yang
semakin membesar secara perlahan-lahan. Sejak 3 hari lalu pasien sudah tidak
bisa BAB. Sesaat sebelum dibawa ke rumah sakit pasien muntah berwarna
kehijauan dan berbau busuk. Kesadaran composmentis, GCS E4V5M6, TD 100/80
mmHg, Nadi 110x/menit, Suhu 38oC, Pernapasan 30x/menit. Penilaian nyeri VAS
8, pemeriksaan abdomen inspeksi: distensi (+), darm contour (+), darm steifung
(+); auskultasi: Bising usus meningkat; Palpasi: nyeri tekan seluruh region
abdomen; perkusi: hipertimpani. Pada pemeriksaan radiologi ditemukan
herringbone appearance(+), stepladder sign(+). Laboratorium: Leukosit 31.0000,
Hb 10. Dokter mendiagnosis pasien dengan ileus obstruksi dan dilakukan
tatalaksana cairan untuk menstabilkan hemodinamik serta direncanakan operasi
cito.
LEARNING OBJECTIVE
Prinsip Dasar Dari Terapi Cairan Dalam Tatalaksana Pasien
1. Koreksi sederhana.
2. Tindakan operatif by-pass.
3. Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi,
misalnya pada Ca stadium lanjut.
4. Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung- ujung
usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus.
6. Efektivitas Dan Efek Samping Erapi
Operatif Bagi Pelaksanaan Pasien
Beberapa kemungkinan yang dapat timbul akibat operasi reseksi usus
halus:
• Short bowel syndrome (kumpulan gejala yang dapat timbul ketika
tubuh kehilangan sebagian dari usus halus, gejala berupa diare,
lemah, pucat, feses berminyak, penurunan berat badan, dehidrasi, dll)
• Kekurangan nutrisi akibat penyerapan yang tidak maksimal
• Gangguan penyerapan protein, lemak, karbohidrat dan vitamin
7. Indikasi Dan Kontraindikasi Terapi
Operatif
1.Indikasi
Berikut beberapa indikasi yang memungkinkan untuk dilakukan laparatomi.12
1) Strangulasi
2) Obstruksi lengkap
3) Hernia Inkaserata
4) Tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif
5) Trauma abdomen
6) Peritonitis
7) Pendarahan saluran pencernaan
8) Masa pada abdomen
2. Kontraindikasi
Tindakan pembedahan pembedahan laparatomi umumnya
menimbulkan masalah nyeri, karena terdapat ancaman terhadap
tubuh, integritas dan jiwa seseorang. Nyeri atau rasa sakit merupakan
respon yang paling sering dipahami oleh individu ketika mengalami
post pembedahan.
Nyeri merupakan keluhan yang paling sering diungkapkan pasien
dengan tindakan pembedahan laparatomi. Nyeri tersebut biasa disebut
dengan nyeri pasca operasi. Nyeri pasca operasi ini harus segera
ditindak lanjuti karena menyebabkan komplikasi serta trauma pada
pasien
TERIMAKASIH