Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN BEKAM

A. PENGERTIAN BEKAM
Bekam atau hijamah berarti torehan darah. Bekam hanya boleh
dilakukan pada pembekuan / penyumbatan pembuluh darah, karena fumgsi
bekam yang sesungguhnya adalah untuk mengeluarkan darah kotor dari
dalam tubuh (Ridwan, 2010).
Bekam merupakan metode pengobatan dengan cara mengeluarkan
darah kotor dari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Bekam adalah
pengobatan yang sudah dikenal sejak ribuan tahun sebelum masehi nama
lainya adalah canduk, canthuk, kop mambakan, di Eropa dikenal dengan
istilah Cupping Therapiotic Method. Dalam bahasa mandarin disebut Pa
Hou Kuan (Darwis, 2015).
B. JENIS-JENIS BEKAM
Jenis bekam diantaranya adalah:
1. Bekam kering atau bekam angina, yaitu menghisap permukaan kulit
dan memijat tempat sekitarnya tanpa mengeluarkan darah kotor.
Bekam kering ini berkhasiat untuk pengobatan secara darurat atau
digunakan untuk meringankan nyeri punggung karena rheumatic, juga
penyakit penyakit nyeri punggung. Kulit yang dibekam akan tampak
merah kehitam-hitaman selama 3 hari.
2. Bekam luncur, dilakukan dengan cara mengkop pada bagian tubuh
ttertentu dan meluncurkan ke bagian tubuh yang lain. Teknik bekam ini
biasa dilakukan untuk pemanasan pasien yang berfungsi untuk
melancarkan peredaran darah, pelemasan otot, dan menyehatkan kulit.
3. Bekam tarik, dilakukan seperti ditarik-tarik. Dibekam hanya beberapa
detik kemudian ditarik dan ditempelkan lagi hingga kulit menjadi
merah.
4. Bekam basah, yaitu mengeluarkan darah kotor setelah bekam kering
dengan melukai permukaan kulit dengan menggunakan jarum (lancet),
lalu di sekitarnya dihisap dengan alat cupping set dan hand pump.
Lamanya setiap hisapan 3 sampai 5 menit, dan maksimal 9 menit, lalu
darah kotor dibuang. Penghisapan tidak lebih dari tujuh kali isapan.
Darah kotor berupa darah merah pekat dan berbuih.

C. CARA KERJA BEKAM MENURUT MEDIS

Cara kerja bekam dilihat dari sisi menis merupakan kedokteran


tradisional, dibawah kulit, otot, maupun fascia terdapat suatu poin atau
titik yang mempunyai sifat istimewa. Antara poin satu dengan poin lainnya
saling berhubungan membujur dan melintang membentuk jarring-jaring
atau jala, dengan adanya jala ini, maka terdapat hubungan yang erat antara
bagian dalam dengan bagian luar, antara bagian kiri tubuh dan bagian
kanan tubuh, antara organ organ tubuh dan jaringan bawah kulit, antara
organ dengan tangan dan kaki, antara organ padat dengan organ berongga,
dan lain sebagainya, sehingga membentuk satu kesatuan yang tak
terpisahkan dan dapat bereaksi secara serentak.
Kelainan yang terjadi pada satu poin ini dapat ditularkan dan
mempengaruhi poin lainnya. Juga sebaliknya pengobatan pada satu poin
akan menyembuhkan poin lainnya. Teori ini dapat menjelaskan bahwa
seseorang yang sakit matanya tidak perlu dibekam pada matanya namun
dapat dibekan di sekitar kepala dan tengkuknya.
Penelitian terbaru di dunia kedokteran

modern

ternyata

menemukan bahwa poin-poin itu adalah merupakan poin istimewa motor


points pada perlekatan neuromuscular yang mengandung banyak
mitokondria, mengandung tinggi myoglobin, sebagaian besar selnya
menggunakan metabolism oksidatif, dan lebih banyak mengandung cell
mast, kelenjar limfe, kapiler, venula, bundle, dan pleksus saraf, serta ujung
saraf akhir, disbanding dengan daerah yang bukan poin istimewa.
Para peneliti membuktikan bahwa apabila dilakuakan pada satu
pon, maka kulit (kutis), jaringan bawah kulit (sub kutis), fascia dan
ototnya akan terjadi kerusakan dari mas cell dan lain-lain. Akibat
kerusakan ini akan dilepaskan beberapa zat seperti serotonin, histamine,
bradikinin, slow reacting substance (SRS), serta zat-zat lain yang belum
diketahui. Zat-zat inilah yang menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan
arteriol, serta flare reaction pada daerah yang dibekam. Dilatasi kapiler
juga dapat terjadi ditempat yang jauh dari tempat pembekaman.
Reaksi-reaksi itu menyebabkan terjadi perbaikan mikrosirkulasi
pembuluh darah yang memicu timbulnya efek relaksasi (pelemasan) otot
otot yang kaku serta akibat vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan

darah secara stabil. Fakta terpenting dari proses pembekaman pada poin
istimewa poin istimewa adalah dilepaskannya corticotrophin releasing
factor (CRF), serta releasing factor lainnya oleh adenohipofise. CRF
selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya ACTH, corticotrophin, dan
corticosteroid. Corticosteroid ini mempunyai efek menyembuhkan
peradangan serta menstabilkan permeabilitas sel (Darwis, 2015).
Pada proses pembekaman pada poin istimewa pun didapati
munculnya golongan histamine. Golongan histamine mempunyai manfaat
dalam proses reparasi (perbaikan) sel jaringan yang rusak, serta memacu
pembentukan reticulo enthelial cell, yang kan meningkatkan daya
resistensi (daya tahan) dan imunitas (kekebalan) tubuh.
D. PRINSIP TERAPI BEKAM
Manfaat bekam dapat menyembuhkan penyakit karena pada
dasarnya pada terapi bekam terjadi 3 hal prinsip penyembuhan, yaitu:
1. Pengeluaran toksik dan darah kotor, dengan dikeluarkan toksik dan
darah kotor yang rusak atau tidak dapat bekerja dalam tubuh maka
tubuh akan lebih segar dan sehat.
2. Perbaikan fungsi organ tubuh. Organ tubuh yang terganggu
fungsinya akan disembuhkan dengan cara perbaikan jaringan dan sel
yang ada padanya sehingga bisa berfungsi sehat kembali.
3. Penambahan antibody tubuh. Organ tubuh yang terinfeksi kuman
penyakit dapat sembuh secara alami karena tubuh memproduksi zat
antibody yang bisa membunuh kuman penyakit yang merugikan bagi
tubuh. Jika organ tubuh sudah bebas dari infeksi penyakit maka
tubuh akan sehat kembali
Darah bekam yang keluar melalui proses bekam dilihat dari hasil
penelitian laboratorium dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa darah bekam mengandung sepersepuluh kadar sel darah putih
(leukosit) yang ada dalam darah. Hal tersebut terlihat dalam kasus
yang diteliti tanpa ada pengecualian sehingga ini menunjukkan
bahwa terapi bekam tetap melindungi dan sekaligus mengeluarkan
unsur-unsur sistem kekebalan.
2. Adapun eritrosit (sel darah merah), semua sel darah merah memiliki
bentuk yang tidak normal, artinya sel-sel tersebut tidak mampu
melakukan fungsinya, disamping itu juga menghambat sel-sel lain

yang masih aktif. Hal tersebut mengindikasikan bawasannya proses


bekam membuang sel-sel darah merah yang rusak dan darah yang
tidak dibutuhkan lagi dengan tetap mempertahankan sel-sel darah
putih didalam tubuh.
3. Kapasitas ikatan zat besi dalam darah bekam tinggi sekali (5501100), satu hal yang menunjukkan bahwa bekam mempertahankan
zat besi yang ada didalam tubuh tidak ikut keluar bersama darah
yang dikeluarkan dengan bekam sebagai awal penggunaan zat besi
tersebut dalam pembentukan sel-sel baru
E. WAKTU EFEKTIF BERBEKAM
Pemilihan waktu bekam adalah sebagai tindakan preventif terhadap
penyakit. Terapi bekam untuk pengobatan penyakit harus dilakukan
kapanpun pada saat dibutuhkan. Menurut Ridwan, sebaiknya bekam tidak
dilakukan saat perut kosong ataupun terlalu kenyang, sebaiknya dilakukan
kurang lebih satu jam setelah makan.
F. LARANGAN BEKAM
Terapi bekam ini dilarang digunakan pada penderita tekanan darah
rendah, penderita sakit kudis, wanita hamil, dan wanita yang sedang haid.
Orang-orang yang sedang minum obat pengencer darah, penderita
leukemia, trombosit, alergi kulit yang serius, orang yang sangat letih,
kelaparan, kekenyangan, kehausan dan orang yang sedang gugup. Adapun
anggota tubuh yang tidak boleh dibekam yaitu mata, telinga, hidung,
mulut, putting susu, alat kelamin, dubur, area tubuh yang banyak simpul
limfa, area tubuh yang dekat pembuluh besar, area tubuh yang ada farises,
tumor, retak tulang, jaringan luka dan anjurkan untuk tidak makan selama
1 jam sebelumnya dan tidak mandi 5 jam setelahnya.
G. PERAN PERAWAT DALAM TERAPI BEKAM
Peran perawat dalam pelaksanaan bekam diantranya adalah sebagai:
caregiver, advoctet, educator dan researcher.
1. Caregiver
Sebagai caregiver perawat dalam melaksanakan praktek bekam
dapat melakukan langsung proses pembekaman dengan menggunakan
pendekatan langkah-langkah proses keperawatan yaitu: pengkajian

terlebih dahulu kepada pasien yang meliputi: pemeriksaan fisik,


pemeriksaan

TTV, sehingga

hasil

dari

itu

dapat

dilakukan

pembekaman pada titik yang tepat sesuai dengan masalah kesehatan


yang dialami pasien. Perawat dapat juga melakukan pembekaman
dengan memperhatikan prinsip septik, antiseptic, sehingga tidak terjadi
cross infection antara pasien atau antara pasien dan perawat.
2. Advocate
Sebagai advocate, peran perawat diantaranya dengan menyeleksi
pasien yang memungkin untuk dilakukan pembekaman sehingga
meminimalkan resiko komplikasi penyakit khususnya pada pasien
yang mengalami gangguan pada sistem hematologi seperti gangguan
pembekuan darah, anemia berat dan pasien dengan kondisi fisik yang
sangat lemah
3. Educator
Sebagai educator, perawat dapat memberikan pendidkan kesehatan
sesuai dengan masalah kesehatan pasien sehingga menunjang
terjadinya

perubahan

perilaku

yang

pada

akhirnya

dapat

menyembuhkan penyakit. Perawat juga dapat mengajarkan pada pasien


untuk dapat melakukan pembekaman secara mandiri dirumah jika
memungkinkan.
4. Researcher
Peran sebagai researcher, dalam hal ini perawat sangat memiliki
peluang yang luas untuk melakukan penelitian, karena penelitianpenelitian tentang bekam belum banyak dilakukan. Dengan banyaknya
bukti-bukti ilmiah yang nantinya diharapkan pengobatan dengan
teknik akan menjadi salah satu trends di masyarakat khusunya untuk
Indonesia. Sehingga bekam selain digunakan sebagai salah satu cara
pengobatan penyakit, juga sekaligus dijadikan sebagai sarana untuk
pencegahan penyakit dan relaksasi.

Anda mungkin juga menyukai