Anda di halaman 1dari 14

TES TUBERKULIN

Uji tuberkulin
 salah satu metode yang digunakan untuk mendiagnosis infeksi TB.

 sering digunakan untuk skrening individu dari infeksi laten dan menilai rata-

rata infeksi TB pada populasi tertentu.

 Uji tuberkulin dilakukan untuk melihat seseorang mempunyai kekebalan

terhadap basil TB, sehingga sangat baik untuk mendeteksi infeksi TB.

 Tetapi uji tuberkulin ini tidak dapat untuk menentukan M.tb tersebut aktif

atau tidak aktif (latent).

 Oleh sebab itu harus dikonfirmasi dengan ada tidaknya gejala dan lesi pada

foto thorak untuk mengetahui seseorang tersebut terdapat infeksi TB atau

sakit TB
 Reaksi uji tuberkulin yang dilakukan secara intradermal
akan menghasilkan hipersensitiviti tipe IV atau
delayed-type hypersensitivity (DTH).
 Masuknya protein TB saat injeksi akan menyebabkan
sel T tersensitisasi dan menggerakkan limfosit ke
tempat suntikan.
 Limfosit akan merangsang terbentuknya indurasi dan
vasodilatasi lokal, edema, deposit fibrin dan penarikan
sel inflamasi ke tempat suntikan
Cara Pemberian dan Pembacaan
 Uji tuberkulin dilakukan dengan injeksi 0,1 ml PPD secara intradermal

(dengan metode Mantoux) di volar / permukaan belakang lengan bawah.


 Injeksi tuberkulin menggunakan jarum gauge 27 dan spuit tuberkulin, saat
melakukan injeksi harus membentuk sudut 30° antara kulit dan jarum.
 Penyuntikan dianggap berhasil jika pada saat menyuntikkan didapatkan
indurasi diameter 6-10 mm.
 Uji ini dibaca dalam waktu 48-72 jam setelah suntikan.
 Hasil uji tuberkulin dicatat sebagai diameter indurasi bukan kemerahan
dengan cara palpasi.
 Standarisasi digunakan diameter indurasi diukur secara transversal dari
panjang axis lengan bawah dicatat dalam milimeter
Faktor penyebab false positif dan negatif.
Faktor yang berhubungan dengan orang yang Faktor yang berhubungan dengan
dilakukan pemeriksaan metode penyuntikan
• Infeksi virus, bakteri, jamur • Injeksi subcutan
• Vaksinasi virus hidup • Penyuntikan yang lambat setelah
• Ketidakseimbangan metabolik seperti CRF jarum masuk intradermal
• Rendahnya status protein • Tempat injeksi tertutup dengan
• Penyakit yang mempengaruhi organ skin test lain
limfoid • Injeksi bersamaan dengan
• Obat antigen lain
• Usia
• Stress Faktor yang berhubungan dengan
Faktor yang berhubungan dengan tuberkulin pencatatan hasil dan pembacaan
yang digunakan • Pembaca yang tidak handal
• Terkontaminasi • Bias
• Kesalahan dalam membaca
Tuberculin Test
Mantoux 0.1 ml PPD intermediate strength
(PPD RT 23 2 TU atau PPDS 5 TU)

lokasi : volar lower arm


waktu pembacaan : 48-72 h post injection
pengukuran : palpasi, tandai, ukur
laporkan : millimeter, meski ‘0 mm’
diameter indurasi :
 0 - 5 mm: negatif
 5 - 9 mm: positif meragukan
 > 10 mm: positif
CATAT INDURASINYA
BUKAN ERITEMA NYA

ERITEMA TANPA INDURASI


LABELI NEGATIF
Tuberculin Test
POSITIF
Diameter Indurasi > 10 mm

1. Infeksi TB infection
 infeksi tanpa sakit/ latent TB
 infeksi DAN sakit
 sakit, pasca terapi/sembuh
2. Imunisasi BCG
WHO tahun 2008 dalam Guidance management of TB in children,
3.>Mycobacterium
Jika indurasi 10 mm  abaikanother
statusthan
BCG atau yang lain, catat
tuberculosis
sebagai (MOTT) tuberculosis
infeksi mycobacterium
Tuberculin Test
NEGATIF

1. TB infection (-)
2. Anergy
3. Masa Inkubasi
ANERGI

 TB Berat: miliary TB, TB meningitis


 Gizi buruk
 Steroid jangka lama
 Infeksi virus: morbili, varicella
 Infeksi bakteri berat: typhus abdominalis,
diphteria, pertussis
 Vaksinasi virus: morbili, polio
 Keganasan : Hodgkin, leukemia, ...

Anda mungkin juga menyukai