Anda di halaman 1dari 7

Tes Mantoux / tuberculin (tuberculin skin test) merupakan alat diagnostik yang sampai saat ini

mempunyai sensitivitas dan spesifisitas cukup tinggi untuk mendiagnosis adanya infeksi
tuberkulosis. Test mantoux adalah suatu cara yang digunakan untuk mendiagnosis TBC. Tes
mantoux itu dilakukan dengan menyuntikan suatu protein yang berasal dari kuman TBC sebanyak
0,1 ml dengan jarum kecil di bawah lapisan atas kulit lengan bawah kiri.

Bagaimana Cara Penggunaan Tes Mantoux / Tuberculin ?


Lokasi penyuntikan tes mantoux umumnya adalah pertengahan bagian atas, lengan bawah kiri
bagian depan. Penyuntikan dilakukan intrakutan (ke dalam kulit). Agar hasilnya akurat,
penyuntikannya harus benar-benar teliti. Bahan yang dimasukkan harus dengan dosis tepat dan
masuk sepenuhnya ke dalam kulit, bukan di bawah kulit. Kemudian, reaksi yang dihasilkan harus
dibaca tepat waktu.

Untuk memastikan anak terinfeksi kuman TBC atau tidak, akan dilihat indurasinya setelah 48-
72 jam. Indurasi ini ditandai dengan bentuk kemerahan dan benjolan yang muncul di area sekitar
suntikan. Bila nilai indurasinya 0-4 mm, maka dinyatakan negatif. Bila 5-9 mm dinilai meragukan,
sedangkan di atas 10 mm dinyatakan positif.

Setelah hasil Mantoux dinyatakan positif, anak sebaiknya diikutkan pada serangkaian pemeriksaan
lainnya. Salah satunya adalah rontgen yang bertujuan mendeteksi TBC lebih detail lewat kondisi
paru yang tergambar dalam foto rontgen dan dan tes darah. Tes mantoux dilakukan lebih dulu
karena hasil rontgen tidak dapat diandalkan untuk menentukan adanya infeksi kuman TB. Bercak
putih yang mungkin terlihat pada hasil foto bisa memiliki banyak penyebab. Anak yang sedang
menderita batuk pilek pun kemungkinan memiliki bercak putih di paru. Jadi, tes Mantoux sangat
perlu, tak cukup hanya rontgen paru.
Siapa yang perlu mendapat tes Mantoux / Tuberculin ?
Jika ada kecurigaan terhadap infeksi TBC, atau flek paru, perlu diperiksa mantoux test dengan
gejala-gejala berikut ini :

1. Masalah Makan dan Berat Badan (sulit naik)


2. Mudah sakit. Lemah, letih, lesu dan tidak bersemangat dalam melakukan aktivitas.
3. Reaksi cepat BCG.
4. Batuk berulang.
5. Benjolan di leher.
6. Demam dan berkeringat di malam hari
7. Diare terus menerus/ sering diare

Pembacaan dan Interpretasi Tes Mantoux


Hasil tes Mantoux dibaca dalam 48-72 jam, lebih diutamakan pada 72 jam.

Reaksi positif yang muncul setelah 96 jam masih dianggap valid. Bila pasien tidak kontrol dalam
96 jam dan hasilnya negative maka tes Mantoux harus diulang.

Tes Mantoux dinyatakan positif apabila diameter indurasi > 10 mm. Kemungkinan yang perlu
dipikirkan pada anak dengan hasil tersebut:

1. Terinfeksi tuberkulosis secara alamiah


2. Infeksi TB mencakup infeksi TB laten, sakit TB aktif, atau pasca terapi TB.
3. Pernah mendapat imunisasi BCG (pada anak dengan usia kurang dari 5 tahun)
4. Pada pasien usia kurang dari 5 tahun dengan riwayat vaksinasi BCG kecurigaan ke arah
infeksi alamiah TB bila hasil uji Mantoux > 15 mm.
5. Infeksi mikobakterium atipik
Meskipun demikian, hasil uji Mantoux > 5 mm dapat dipertimbangkan positif pada pasien tertentu
seperti :

1. Pasien dengan infeksi HIV


2. Pasien dengan transplantasi organ atau mendapat imunosupresan jangka panjang seperti
pasien keganasan atau sindrom nefrotik
False Negative

Pasien-pasien tertentu yang terinfeksi tuberkulosis mungkin dapat menunjukkan hasil tes Mantoux
yang negatif. Kondisi demikian disebut dengan alergi. Alergi kemungkinan terjadi pada pasien:

1. Berbagai faktor indvidual seperti usia, nutrisi, gagal ginjal, imunosupresi karena obat
(seperti kortikosteroid) atau penyakit (seperti kanker, infeksi HIV, dan sarcoidosis)
2. Infeksi virus (seperti Campak,Mumps, Rubella, mononucleosis, Varicella, dan
influenza) dapat menurunkan reaktivitas tuberkulin selama beberapa bulan
3. Setelah vaksinasi dengan vaksin virus hidup (seperti Campak, Mumps, Rubella) akan
teramati penurunan reaktivitas tuberkulin. Oleh sebab itu, jika uji mantoux tidak dapat
dilakukan bersamaan dengan imunisasi Campak, Mumps, dan Rubella, uji ditunda
selama 4-6 minggu
4. Pasien dengan sakit TB berat seperti TB milier, meningitis TB
5. Mengingat masa yang diperlukan untuk terbentuknya cellular mediated immunity sejak
masuknya kuman TB adalah 2-12 minggu maka hasil negatif pada pasien dengan
kontak erat penderita TB dewasa masih mungkin pasien sedang dalam masa inkubasi.

Berikut hasil interpretasi tes mantoux :

Hasil tes mantoux negatif, apabila setelah 48 – 72 jam tidak ada benjolan atau terbentuk benjolan
sangat kecil (diameter kurang dari 5 mm). Hal ini berarti pasien dalam keadaan normal, tidak
terpapar dengan bakteri tuberculosis.

Hasil tes mantoux positif, apabila terbentuk benjolan dengan diameter lebih dari 5 mm. Hasil tes
mantoux yang positif tidak berarti seseorang positif terinfeksi TB, melainkan hasil ini hanya
menunjukan bahwa seseorang pernah terpapar oleh bakteri tuberculosis. Sebagai contoh : Orang
yang divaksinasi BCG Pekerja kesehatan di rumah sakit, laboratorium, atau puskesmas Orang yang
tinggal berdekatan dengan pasien TB Pasien TB yang sudah dinyatakan sembuh

 Akan tetapi terbentuknya benjolan yang lebih dari 15 mm pada orang-orang yang tidak
memiliki resiko terinfeksi TB, menunjukan bahwa pasien dalam fase aktif infeksi TB. Pada
beberapa kondisi, pemeriksaan tes mantoux dapat menunjukan hasil negatif palsu, dimana
pasien sebenarnya terinfeksi TB, tapi pada pemeriksaan tes mantoux memberikan hasil
yang negatif. Hal ini dikarenakan sistem kekebalan tubuh yang dimiliki orang tersebut
tidak sempurna, sebagai contoh :
 Mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh, karena tubuh tidak mampu lagi membentuk
antibodi untuk melawan antigen, sehingga tidak terbentuk kompleks imun antibodi-
antigen. Sebagai contoh : pasien HIV/AIDS atau pasien kanker
 Pasien yang menerima organ transplantasi sehingga harus mengkonsumsi obat steroid.
 Bayi baru lahir, anak-anak atau orang lanjut usia.

Oleh karena itu untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi TB harus dilakukan anamnesa
mengenai gejala yang timbul, pemeriksaan fisik, dan juga pemeriksaan penunjang lain seperti
pemeriksaan dahak BTA dan juga rontgen paru-paru.

Efek Samping Tes Mantoux

Pemeriksaan tes mantoux ini tidaklah berbahaya, cukup aman, dan jarang menimbulkan efek
samping pada pasien sehingga dapat dilakukan terhadap semua golongan pasien termasuk anak-
anak, wanita hamil atau menyusui, orang lanjut usia, orang dengan penyakit tertentu, dan
sebagainya. Antigen tuberculosis yang disuntikan di lengan pasien sudah tidak berbahaya,
sehingga pasien yang menjalani pemeriksaan tes mantoux tidak akan terinfeksi TBC dari antigen
yang diberikan. Efek samping yang mungkin timbul biasanya hanya bersifat ringan dan akan
hilang dalam beberapa jam, sebagai contoh :

 Nyeri pada saat proses penyuntikan.


 Nyeri hanya sedikit seperti digigit semut.
 Gatal di lokasi penyuntikan.
 Gatal yang timbul tidak boleh digaruk karena dapat menyamarkan hasil pemeriksaan.
Untuk mengatasi gatal dapat diberikan kompres dingin.
 Reaksi alergi terhadap antigen yang diberikan.

Setiap efek samping yang timbul sebaiknya segera dilaporkan kepada dokter yang memeriksa agar
dapat dilakukan penanganan yang tepat.
Kapan test mantoux dilakukan?

Tes ini dilakukan apabila terdapat tanda-tanda atau gejala-gejala tertentu pada anak yang
mengindikasikan infeksi kuman tuberkulosis. Gejala-gejala tersebut adalah sulit makan dan
memiliki berat badan yang tidak stabil atau proporsional. Mudah terserang penyakit juga
merupakan suatu gejala kemungkinan anak telah terinfeksi kuman TB.

Batuk yang tidak kunjung sembuh total, demam dan berkeringat di malam hari, terdapat benjolan
di leher, diare yang tidak kunjung sembuh juga merupakan gejala-gejala yang patut diwaspadai dan
merupakan tanda bahwa diperlukan pengujian Mantoux. Perlu diketahui juga apabila setelah
disuntik vaksin BCG timbul menyerupai bisul pada area bekas suntikan, maka perlu segera
dilakukan pengujian Mantoux. Sebenarnya, bahkan sebelum timbul gejala-gejala tersebut, ada
baiknya meningkatkan kewaspadaan akan penyebaran kuman TB.

Anda mungkin juga menyukai