Anda di halaman 1dari 9

PENGALAMAN

AGAMA YANG
EKSTREMIS
• HERLITA APRIANI 2204015002
• KHOIRUN NISA 2204015007
• MAULINDA HARDIYANTI 2204015008
• ALYA SYAVIRA 2204015011
• WAFA ZAHRA DARMAWAN 2204015012
PENGERTIAN BERAGAMA YANG EKSTREMIS

Ekstremisme dalam Bahasa arab “ melangkahi batas” dan semua yang melangkahi batas maka telah melampaui batas,
dan makna terminology seperti yang di ungkapkan oleh banyak ulama “melebihkan atas sesuatu hal dan melampaui
batas, dalam Al-Qur’an (Hai ahli kitab janganlah kamu melebihkan atau melampaui batas agamamu dan janganlah
kamu mengatakan kepada Allah kecuali yang benar ) An- nissa ayat 2.

• Tatharruf yaitu melebih – lebihkan atau berpaling dari suatu hal, menjauhi dari eksitensi atau inti atau
sentral sesuatu, istilah “sktrimisme” dalam islam. Istilah ini ada pada kata dalam kosa kata pemikiran
islam, yaitu “ tatharruf” atau “Ghuluw” yaitu sikap berlebih – lebihan dalam agama, yang memang
dilarang oleh Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad.

• Ekstremisme atau Al- Tatharruf adalah berlebih – lebihan dalam beragama, tepatnya menerapkan
agama secara kaku dan keras hingga melewati batas kewajaran.

• Beragama adalah pemahaman yang mengarah kepada salah satu dari dua kesimpulan yang tidak baik,
yaitu keterlaluan dan melampaui batas (al-ifrath wa al-tafrith). Orang yang ekstremis dalam beragama
adalah orang yang melewati batas-batas agama, berpaling dari hukum dan petunjuknya. Orang yang
berlebihan dalam beragama adalah ekstremis yang menyangka kemoderatan dan kemudahan agama.
• Kata lain yang punya kaitan dengan ektremis adalah berlebih-lebihan atau al-ghuluw. Para
ulama telah menjelaskan pengertian berlebih-lebihan dalam beragama, antara lain Al-Nawawi.
Dia mengatakan “al-ghuluw(berlebih-lebihan) adalah menambah-nambahkan sesuatu diluar
yang dituntut oleh syariat.” Dengan kata lain, al-ghuluw adalah melampaui perintah Allah
dengan alasan untuk memperketat

Ciri-ciri beragama ekstremis:

01
Merasa tertanggu eksistensinya
02 Memiliki pola pikir yang
paling benar

03 Hanya terbuka dengan anggota


kelompoknya 04 Membenarkan segala
kekerasan

Berusaha memaksakan
05 pemahamannya kepada
orang lain.
Contoh pengamalan Beragama Ekstremis:

01 03
Fanatik pada satu Sering mewajibkan
pendapat dan tidak sesuatu yang tidak
mengakui pendapat pernah diwajibkan oleh
yang lain allah SWT.
02 04
Bersikap keras dan kasar
Mudah mengkafirkan
orang lain
Faktor-faktor yang menyebabkan
ekstrimisme
• Hubungan antara umat Islam dengan umat lain yang didasarkan pada
prinsip perang sebagai bentuk jihad,  
• Kewajiban mempraktikkan ajaran-ajaran Islam secara komprehensif
(kaffah), terutama hukum Islam dalam negara,
• Pemahaman prinsip al-wala’ wa al-bara’ secara ekstrem, yakni
memahami al-bara’ sebagai sikap kebencian dan permusuhan terhadap
orang-orang berbeda paham atau berbeda agama dengan mereka. Makna
asal al-wala’ adalah sikap mencintai orang-orang yang dicintai Allah,
sedangkan al-bara’ adalah sikap lepas diri terhadap orang-orang yang
tidak dicintai Allah.
• Kewajiban melaksanakan kontrol, yang tidak jarang dilakukan dengan
kekerasan sebagai penerjemahan kata “bi al-yad”, yang sebenarnya berarti
kekuasaan
Dampak Pengamalan Agama Ekstremis

Membahayakan
Menimbulkan hak lain yang
kebencian harusnya
diperhatikan

Menurunnya
keimanan
seseorang karena
berlebihan dalam
melakukan ibadah
Beragama ekstremis menurut AL-Qur’an
“Islam melarang umatnya untuk beragama dan bertindak dalam meyakini suatu keyakinan
secara ekstrim. Yang dimaksud dengan ekstrim di sini adalah berlebihan dalam beragama,
yang dapat menimbulkan ketegangan antar pemeluk agama yang lain.”
Allah SWT berfirman dalam salah satu ayat Al-Qur'an, QS. An-Nisa Ayat 171, sebagai berikut:


Artinya: "Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu melampaui batas
dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap
Allah kecuali yang benar. Sungguh, Al-Masih Isa putra Maryam
itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-
Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan
tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kepada Allah dan rasul-
rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan, "(Tuhan itu) tiga,"
berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu.
Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Mahasuci Dia dari
(anggapan) mempunyai anak. Milik-Nyalah apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi. Dan cukuplah Allah sebagai
pelindung".
Terimakasih!

Do you have a
question??

Anda mungkin juga menyukai