Anda di halaman 1dari 81

KONSEP AMP-SR

Definisi
Kematian selama kehamilan, kelahiran dan masa nifas
seluruh kematian perempuan selama kehamilan atau dalam waktu
42 hari setelah berakhirnya kehamilan terlepas dari penyebabnya 

Kematian ibu (maternal)


       kematian perempuan yang terjadi selama kehamilan sampai 42
hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat penyebab yang terkait
dengan, atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya,
tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/cedera atau kejadian
insidental.
Definisi
Lahir mati (stillbirth)       
kematian janin yang terjadi sejak usia kehamilan 28 minggu sampai
dengan sebelum dilahirkan  (atau berat janin ≥ 1000 gram dan/atau
panjang badan ≥35 cm).
* Antepartum stillbirth (sebelum ada tanda persalinan)
* Intrapartum stillbirth (selama proses persalinan)

Kematian neonatal: kematian bayi baru lahir sampai usia 28 hari


gestasi 20 minggu
* kematian neonatal dini (early neonatal death): s/d usia 7 hari
* kematian neonatal lanjut (late neonatal death): usia 8-28 hari.
Definisi

Kematian perinatal: kematian janin sejak berusia 28 minggu dalam


kandungan dan kematian bayi sampai berusia 7 hari setelah
dilahirkan. ( Lahir mati + Kematian neonatal dini)

Kematian perinatal dalam definisi yang diperluas: kematian janin


sejak berusia 28 minggu dalam kandungan dan kematian bayi sampai
berusia 28 hari.  Pedoman AMP-SR nasional, untuk seleksi dan
kajian kasus
Definisi AMP-SR menurut WHO

Suatu bentuk surveilans berkesinambungan yang terintegrasi dalam


sistem informasi kesehatan dan merupakan bagian dari proses
peningkatan kualitas yang dijalankan dari tingkat lokal hingga
nasional. 

AMP-SR mencakup proses identifikasi, notifikasi, kuantifikasi, dan


penentuan penyebab kematian dan derajat kemungkinan
pencegahan kematian ibu/perinatal, serta penggunaan informasi yang
didapatkan dalam proses tersebut di atas untuk melakukan respons
melalui tindakan- tindakan yang akan mencegah kematian serupa di
6
masa mendatang
Tujuan AMP-SR

Mengurangi kematian ibu dan


kematian perinatal yang dapat
dicegah (preventable deaths),
dengan cara mengumpulkan dan
menggunakan informasi tentang
setiap kematian ibu/perinatal untuk
menyusun rencana aksi dan
memantau dampaknya pada
sistem kesehatan.
7
Sasaran AMP-SR

• Kelompok pemangku kebijakan


• Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan
• Petugas Kesehatan
• Masyarakat

8
4 Langkah Siklus AMP-SR

4 1

Respon Identifikasi

Siklus
AMP-SR

3 2
Pengkajian Pelaporan
Siklus AMP-SR

Langkah 1: Identifikasi kematian

Bertujuan untuk sedini mungkin menemukan dan


memberitahukan (notifikasi) kematian ibu, lahir mati dan
kematian neonatal.

Pemberitahuan (Notifikasi) kematian ibu dan perinatal


dilaksanakan dalam waktu 1x24 jam setelah teridentifikasi
Siklus AMP-SR

Langkah 2: Pelaporan kematian


Setiap kematian maternal dan perinatal yang telah dinotifikasi
harus diverifikasi dan dilengkapi dengan informasi seputar
kematian yang dituangkan dalam formulir Ringkasan Medis (RM)
dan formulir Otopsi Verbal (OV).

Formulir RM dilengkapi untuk kematian di faskes/RS dalam waktu


3-7 hari setelah diidentifikasi
Formulir OV dilaporkan oleh Puskesmas (bukan RS), untuk setiap
kematian dalam waktu 3-14 hari setelah diidentifikasi
Identifikasi Notifikasi Verifikasi Ringkasan Otopsi
Medik verbal
Pemberitahuan Verifikasi setiap Faskes tempat
Identifikasi
kematian maternal / kematian yang meninggal dan antara Puskesmas mengkapi
kematian
perinatal yang telah di notifikasi (RS & FKTP) melengkapi formulir otopsi verbal
maternal dan
terjadi di fasilitas oleh system atau formulir ringkasan untuk setiap kematian
kematian
kesehatan dan verifikator medik (RM) untuk maternal/perinatal
perinatal
masyarakat kabupaten/kota setiap kematian dan dan melaporkan ke
melaporkan ke komite komite AMP-SR
AMP-SR Kab/Kota Kab/Kota

0 hari 1 hari 3 hari 7 hari 14 hari


Siklus AMP-SR

Langkah 3: Pengkajian kasus kematian


Bertujuan untuk menilai mutu pelayanan melalui penetapan
penyebab, status kematian yang dapat dicegah atau tidak, dan faktor
yang berkontribusi terhadap kematian.

Diikuti dengan penyusunan rekomendasi intervensi perbaikan/solusi.

Hasil pengkajian kematian perorangan selanjutnya dianalisis secara


keseluruhan (analisis data agregat) setiap enam bulan untuk melihat
pola dan trend kematian
Siklus AMP-SR

Langkah 4: Respons
Kegiatan intervensi perbaikan/solusi untuk mencegah terjadinya
kematian yang serupa di kemudian hari, berdasarkan rekomendasi dari
pengkajian kasus kematian.

Pelaksanaan respon berimplikasi pada upaya peningkatan sistem


kesehatan di tiap tingkat, termasuk perbaikan mutu pelayanan
kesehatan.

Diseminasi hasil AMP-SR kepada pihak-pihak terkait untuk


pembelajaran bersama dan mendapatkan masukan.
Prinsip-prinsip Pedoman Pengkajian
Kematian Maternal dan Perinatal
• No blame, no name, no shame, no pro-justicia
• Pengkajian kematian harus berfokus pada sistem dan bukan
individu.
• Pertemuan pengkajian merupakan kesempatan belajar bagi seluruh
peserta untuk meningkatkan kualitas layanan dan mencegah
kematian-kematian yang lainnya di masa mendatang
• Bergerak dengan komite dan kelompok kerja AMP-SR yang ada.
• Mengintegrasikan pengkajian kematian maternal dan perinatal.
• Respons sering kali mencakup pendekatan multi-sektor.
• Menaati prinsip zero-reporting (pelaporan nihil). 16
Prinsip-prinsip  Pengkajian 
Kematian Maternal dan Perinatal

Ketersediaan informasi terperinci tentang riwayat kesehatan pasien
penting; dokumentasi (rekam medis, asuhan keperawatan, asuhan kebidanan,
hasil lab., dll) menjadi sumber utama untuk pelaksanaan pengkajian.

Pengkajian kematian tidak akan berguna tanpa diikuti dengan tindakan untuk
mencegah faktor-faktor yang dapat dihindari di masa mendatang.

• Lebih baik memulai dengan hal kecil, belajar dari pengalaman,


memperbaiki sistem, dan beradaptasi sembari memperluas skala.

• Pengkajian kematian ibu/perinatal perlu dimasukkan ke kurikulum


lembaga pendidikan kedokteran, keperawatan, dan kebidanan.

17
Pengorganisasian
AMP-SR
Struktur AMP-SR
Pengorganisasian AMP-SR dilakukan
melalui Komite (atau Pokja) AMP-SR
di berbagai tingkat, mulai dari
faskes/RS, kabupaten/kota, provinsi
sampai tingkat nasional. 

Tugas utamanya adalah


mengarahkan dan melakukan
fasilitasi penyelenggaraan seluruh
kegiatan AMP-SR secara efektif dan
efisien
Prinsip / Pedoman Keanggotaan
Komite AMP-SR
• Pedoman AMP-SR Nasional memuat ketentuan
tentang keanggotaan komite AMP-SR.
• Idealnya, anggota komite harus terdiri dari staf
yang beragam yang memiliki peran dalam
pelayanan dan perawatan maternal dan perinatal.
Keanggotaan Komite AMP-SR
Tim Pengkaji
1. Pengkaji internal – berasal dari dalam institusi:
dari RS tempat kejadian kematian untuk kajian kematian di RS tersebut, atau
dari kabupaten/kota setempat untuk kajian kematian di kabupaten/kota,
atau dari provinsi setempat untuk kajian kematian di provinsi.
2. Pengkaji eksternal: para pakar berasal dari luar institusi, 
misalnya dari pusat pendidikan kedokteran, organisasi profesi di tingkat
kabupaten/kota, provinsi/pusat; dari kabupaten/kota yang berdekatan, atau
pengkaji regional/provinsi. Keberadaan pengkaji eksternal bukan menjadi
syarat mutlak dilakukannya pengkajian kasus kematian, walaupun
diharapkan bisa meningkatkan kualitas dan obyektivitas kajian
Koordinator Sekretariat AMP-SR berwenang menentukan kehadiran
tim pengkaji eksternal, dengan pertimbangan berikut ini:
• tidak adanya pakar terkait dari kabupaten/kota setempat;
• kasus rumit yang jarang terjadi; atau
• kasus yang dikaji adalah kasus yang ditangani oleh pengkaji
internal.
Peran dan Tugas
Sekretariat 
AMP-SR 
Peran dan Tugas
Sekretariat AMP-SR 
Peran dan Tugas
Sekretariat AMP-SR 
Proses Audit Kematian di Fasilitas
Kesehatan
• Faskes wajib melakukan audit kematian maternal dan perinatal di
fasilitas masing-masing
• Mengirimkan ringkasan pengkajian dan ringkasan medik kepada
tim AMP-SR Kabupaten
• Hasil rekomendasi internal faskes akan dilakukan tindak lanjut di
dalam faskes didukung oleh komite mutu masing-masing faskes,
hasil rekomendasi yang membutuhkan dukungan eksternal maka
akan disampaikan kepada sekretariat AMP-SR kabupaten
Penyelenggaraan
AMP-SR
Menyelenggarakan Pertemuan Pengkajian
Kematian Ibu dan Kematian Perinatal

Idealnya dilakukan secara terintegrasi karena 


kematian ibu dan perinatal saling terkait satu sama
lain. Lahir mati dan kematian neonatal dini
Tujua merupakan hasil dari kondisi ibu. Sementara
kematian ibu akan berdampak kepada status
n kehidupan neonatal. Informasi dari kedua pihak akan
saling melengkapi dan menajamkan analisis,
penyusunan rekomendasi dan intervensi
Penyelenggaraan AMP-SR
• Dilakukan secara berjenjang mulai dari fasilitas layanan kesehatan (RS),
kab/kota, provinsi dan nasional
• Seluruh level melaksanakan AMP-SR dengan mengacu pada siklus AMP-SR yang
terdiri dari 4 langkah dengan proses yang berbeda
• Di tingkat fasyankes, kab/kota dilakukan seluruh 4 langkah siklus AMP-SR pada
pengkajian kematian individual
• Di tingkat provinsi dan nasional umumnya melakukan pengkajian analisis data
agregat, menyusun rekomendasi dan respons
• Pada kasus tertentu (kematian lintas batas), maka provinsi menyelenggarakan
pengkajian kematian individual dengan mengikuti seluruh 4 langkah siklus
AMP-SR
• Penyelenggaraan AMP-SR menjadi tanggungjawab sekretariat AMP-SR
Penyelenggaraan AMP-SR
• Penyelenggaraan AMP-SR menjunjung tinggi prinsip no name, no blame, no
shame, no pro justicia
• Dalam penyelenggaraan AMP-SR, kematian maternal wajib untuk dikaji
seluruhnya sementara kematian perinatal dapat dilakukan pemilihan
mengingat jumlah yang cukup banyak
• Dalam penyelenggaraan AMP-SR pertemuan pengkajian kasus dilakukan sesuai
dengan kebutuhan, minimal 1x per tiga bulan (triwulan)
• Dalam penyelenggaraan AMP-SR dapat dilakukan secara manual, memanfaatkan
dukungan digital atau kombinasi keduanya
• Dalam penyelenggaraan AMP-SR seluruh kasus kematian yang dikaji wajib
untuk dianonimisasi
• Dalam penyelenggaraan AMP-SR seluruh proses AMP-SR didokumentasikan
dalam bentuk tertulis dan digital ke dalam aplikasi MPDN
Bagaimana kaitan AMP-SR di RS dengan
kegiatan AMP-SR di kab/kota?
• Idealnya seluruh kematian maternal dan perinatal diawali dengan
AMP-SR di tingkat RS  hasil pengkajian berupa Ringkasan
Pengkajian dikirimkan ke sekretariat AMP-SR Kab/Kota  disertakan
dalam proses pengkajian untuk merumuskan rekomendasi (terutama
untuk hal-hal di luar kewenangan RS)
• TETAPI, sebagian besar RS belum memiliki Komite AMP-SR/belum
melakukan AMP secara regular dan berkualitas, MAKA :
RS mengisi Ringkasan Medik dalam 7 hari sejak kematian terjadi 
dikirimkan ke sekretariat AMP-SR  mengikuti seluruh proses pengkajian
seperti kasus lainnya  rekomendasi

32
Praktik yang kurang tepat dalam
penyelenggaraan AMP-SR saat ini
 Menghadirkan fasyankes atau
Tidak sesuai dengan
tenaga kesehatan atau tenaga
medik yang terlibat dalam prinsip
pelayanan terhadap kematian No Name
maternal/perinatal dalam No Shame
proses pengkajian No Blame
 Proses pengkajian dimaknai dan No Pro Justicia
dilaksanakan sebagai kegiatan
besar yang menghadirkan
banyak orang/pihak
Perbedaan Pertemuan Pengkajian dan
Diseminasi Hasil Pengkajian
Pertemuan Pengkajian Diseminasi hasil pengkajian
• Merupakan bagian dari langkah ke-3 siklus • Merupakan bagian dari langkah ke-4 siklus AMP-SR
AMP-SR (ANALISIS) (RESPONS)
• Dihadiri oleh Komite AMP-SR, penyedia layanan
• Dihadiri oleh sekretariat AMP-SR dan para kesehatan, pemangku kepentingan pada wilayah
pengkaji setempat
• Melakukan pengkajian kasus kematian dengan • Komite AMP-SR akan menyampaikan data terkait
saling menyampaikan hasil analisis setiap situasi KIA, jumlah kematian, kompilasi kajian
pengkaji atas kasus kematian maternal dan kematian maternal dan perinatal dan rekomendasi
perinatal yang dikaji yang dihasilkan
• Luaran Pertemuan Pengkajian adalah • Luaran Diseminasi Hasil Pengkajian adalah
menentukan penyebab kematian sesuai kaidah affirmative action dari setiap pemangku
kepentingan untuk intervensi pencegahan kematian,
ICD-10 MM/PM, menentukan modifiable factors,
menentukan program yang akan dilakukan ke dalam
menentukan apakah kematian dapat dicegah/ mata anggaran APBD baik di Dinas Kesehatan, RS
tidak dan merumuskan rekomendasi dan dan FKTP
respons SMART 
Bagaimana pemilihan kasus kematian
perinatal untuk dikaji
 Pemilihan acak secara keseluruhan: agar mewakili seluruh kematian perinatal di faskes
atau wilayah kabupaten/kota, jumlah kasus kematian yang dikaji adalah sekitar 30% dari
jumlah kematian perinatal dalam satu tahun yang dipilih secara acak.
 Pemilihan acak berdasarkan stratifikasi dugaan penyebab kematian: pemilihan kasus
dilakukan pada tiap jenis penyebab kematian yang sering terjadi, sehingga jenis kasus yang
dikaji mewakili keseluruhan jenis penyebab kematian tersebut.
 Pemilihan berdasarkan prioritas masalah: prioritas ditentukan oleh Komite AMP-SR
dengan melihat besaran masalah di suatu wilayah dan potensi kematian yang dapat
dicegah. Misalnya, kematian neonatal dengan berat lahir 2.000 gram atau lebih, gestasi 37-
40 minggu, atau lahir mati intrapartum. Kerugian pendekatan ini adalah bahwa pemilihan
kasus yang dipilih tidak mewakili seluruh masalah yang ada, walaupun mungkin efektif
dalam mempercepat penurunan jumlah kematian. Bila memungkinkan, kematian perinatal
akibat kondisi berikut ini dapat dimasukkan dalam kajian:
 kelainan bawaan tertentu yang sering terjadi;
 tetanus neonatorum, bila masih ditemukan.
Anonimisasi
• Terdiri dari 11 digit dengan format aa bb cc dddd
• Bila kematian ibu dan perinatal sudah dilaporkan secara lengkap
(identitas, NIK, tanggal kematian dan alamat tempat mati) melalui
MPDN, maka proses anonimisasi dilakukan secara otomatis oleh
aplikasi MPDN
• Bila kematian ibu dan perinatal belum dilaporkan melalui MPDN,
maka proses anonimisasi dilakukan secara manual dengan mengikuti
kaidah-kaidah anonimisasi
Prinsip Anonimisasi
Contoh Anonimisasi
Digit Peruntukan Contoh Penulisan dalam
anonimisasi
a Tahun kematian 2022 22
b Kode provinsi alamat mati sesuai Kemendagri Prov Kepulauan Riau = 21 21
c Kode kab/kota alamat mati sesuai Kemendagri Kab. Bintan = 01 01
d Nomor urut kasus kematian di tahun berjalan Kasus kematian ke-1 0001
Anonimisasi yang muncul 2221010001
Kode Etik Pertemuan Pengkajian
• Datang tepat waktu ke pertemuan pengkajian 
• Menjunjung tinggi prinsip No Name, No Blame, No Shame dan No Pro Justicia
• Menjaga prinsip kerahasiaan terkait diskusi dalam pertemuan pengkajian
• Berpartisipasi aktif dalam diskusi.
• Sepakat untuk tidak menyembunyikan informasi penting atau memalsukan informasi
yang dapat membantu memecahkan kasus yang tengah ditinjau.
• Menghargai opini semua orang dan cara mengekspresikan opini tersebut.
• Terbuka terhadap diskusi dan perbedaan opini.
• Mencoba sebisa mungkin (walaupun sulit) untuk menerima bahwa
pendapat/analisis  Anda sendiri mungkin akan dipertanyakan/didebat.

39
Menyelenggarakan Pengkajian Kematian Ibu dan Kematian
Perinatal
• Menetapkan dan menyepakati kode etik pengkajian
Tahap 1: • Sebelum pertemuan pengkajian diselenggarakan, sekretariat AMP-SR mengumpulkan dan memastikan
Merencanakan dan kelengkapan data yang terdapat di Notifikasi MPDN, OV, RM
mempersiapkan • Menetapkan jumlah kasus yang akan dikaji
pertemuan
pengkajian • Menyiapkan satu master data dan melakukan anonimisasi pada satu copy data dari kasus-kasus yang akan
didiskusikan.
• Setiap pengkaji menerima paket kasus yang akan dikaji berupa OV, RM dan Lembar Pengkajian Individual, kode
Tahap 2: etik pertemuan pengkajian, jadwal pengumpulan lembar pengkajian dan pertemuan pengkajian (secara paper
Pengkajian based atau digital)
individual • Melakukan analisis setiap kematian dengan mengisi Form Pengkajian Individual berupa :
• Penyebab kematian dengan mengikuti kaidah ICD-10 MM/PM
• Menentukan modifiable factors, preventable/unpreventable death
• Pemimpin: Individu yang terlatih, independen dan diterima oleh tim.
Tahap 3:
• Sekretariat membacakan ulang kode etik pertemuan pengkajian
• Menyelenggarakan
pertemuan • Fasilitasi diskusi pengkajian seluruh kasus yang disajikan oleh pimpinan

pengkajian • Merumuskan penyebab kematian kematian, menentukan modifiable factors, menentukan
preventable/unpreventable death dan rekomendasi berdasarkan hasil perdiskusian
.
• Perwakilan sekretariat bertugas mencatat dinamika diskusi dalam bentuk notulensi
Tahap 4: Menyiapkan • Perwakilan sekretariat merumuskan seluruh analisis terkait penentuan penyebab kematian, modifiable factors,
laporan pertemuan preventable/unpreventable death dan rekomendasi ke dalam Formulir Ringkasan Pengkajian manual dan dalam
aplikasi MPDN (fitur Analisis)
pengkajian • Sekretariat melakukan analisis agregat dari kasus kematian yang telah dikaji setiap 3 bulan (dibahas lebih detail
pada sesi 13) 18
Menyelenggarakan kegiatan pertemuan
pengkajian AMP-SR secara tatap muka

Sekretariat memastikan
kasus yang dikaji sudah Dilakukan analisis bersama
dinotifikasi dalam MPDN Pengkaji melakukan yang kemudian
Pertemuan Pengkajian
analisis kasus kematian didokumentasikan pada
Mengirimkan paket secara tatap muka pada
dan mendokumentasikan Form Ringkasan
dokumen kasus yang dikaji tanggal yang telah
ke dalam Form Pengkajian Pengkajian dan diunggah
(OV, RM, Form Pengkajian ditetapkan.
Individual dalam fitur Analisis aplikasi
Individual) kepada setiap MPDN
pengkaji
Menyelenggarakan AMP-SR dengan
dukungan digital

Pertemuan Pengkajian secara


daring pada tanggal yang telah
Pengkaji menerima penugasan ditetapkan.
Fasyankes primer dan RS
untuk melakukan analisis Sekretariat mengirimkan link
Sekretariat memastikan kasus menerima penugasan untuk
kematian individual dan Zoom pertemuan pengkajian
yang dikaji sudah dinotifikasi melengkapi form OV dan RM
didokumentasikan dalam form Seluruh hasil analisis
dan terverifikasi dalam MPDN secara digital pada aplikasi
pengkajian individual secara didokumentasikan ke dalam
MPDN
digital dalam aplikasi form Ringkasan Pengkajian
dalam fitur Analisis aplikasi
MPDN
Menyelenggarakan AMP-SR dengan
dukungan digital

Hasil pengkajian
didokumentasikan ke
Sekretariat memastikan dalam Formulir Ringkasan
Sekretariat mengirimkan Pelaksanaan pertemuan
kematian sudah Pengkajian Sekretariat
dokumen kasus kematian pengkajian secara
ternotifikasi dalam MPDN, mengunggah seluruh
(OV, RM, Form Pengkajian) luring/daring sesuai
dokumen OV dan RM dokumen OV, RM, Form
kepada pengkaji untuk dengan jadwal yang
telah terisi dengan Pengkajian Individual dan
dikaji ditetapkan sekretariat
lengkap dan benar Form Ringkasan
Pengkajian ke aplikasi
MPDN
Mengapa perlu mengunggah hasil Ringkasan
Pengkajian ke dalam fitur Analisis MPDN?

• Membantu sekretariat AMP-SR untuk melakukan analisis data agregat


• Membantu proses analisis dan monitoring berjenjang secara online
oleh provinsi dan nasional
Pengkajian
Kematian Ibu dan
Perinatal
1. Tujuan pengkajian kematian

Menetapkan sebab Mengidentifikasi faktor


kematian maternal dan medis dan non-medis
perinatal menggunakan terkait yang berperan
ICD X dalam terjadinya kematian

Meformulasikan
Menentukan status
rekomendasi perbaikan
kematian yang dapat
untuk mencegah kematian
dicegah
serupa dikemudian hari
2. Langkah-Langkah melakukan review kematian

Identifikasi dan
Evaluate & Identifikasi
refine kematian notifikasi

Respon

Pengumpul- Pelaporan
Penerapan
an data/
rekomendasi
informasi

Pengkajian
Penyusunan Analisis data/
rekomendasi informasi
3. Prinsip-prinsip pengkajian kasus kematian
ame
N
No
• Pengkajian kasus kematian berorientasi pada sistem, bukan
individu
• Pengkajian kasus kematian merupakan proses pembelajaran bagi
setiap individu penyedia pelayanan untuk meningkatkan kualitas l a me
B
No
pelayanan dan meniadakan kejadian kematian yang dapat dicegah
(kejadian sentinel keselamatan pasien)
• Terdapat kebijakan yang tidak menyalahkan dan mempermalukan
e
individu  No blame; No shame Sh
am
No
• Anonimisasi dilakukan untuk data yang dikaji  No name
• Informasi yang didapatkan dalam pengkajian tidak dapat digunakan
untuk menghukum individu tertentu, ATAU dijadikan bahan dalam stisia
ju
proses peradilan  No pro justicia Pro
No
• Kode etik pengkajian kasus kematian disepakati dan dipatuhi oleh
semua tim pengkaji
4. Pelaksanaan Pengkajian Kematian

SEKRETARIAT
Melakukan anonimisasi berkas 01
pengkajian
Menggandakan berkas pengkajian
yang telah di anonimisasikan SEKRETARIAT
02 Menjadwalkan pertemuan pengkajian
Mengirimkan undangan ke tim pengkaji
dengan lampiran berkas pengkajian
PENGKAJI (INDIVIDUAL)
Mereview berkas pengkajian untuk 03
tiap kasus
Menuliskan temuan review di dalam
formulir ringkasan pengkajian TIM PENGKAJI
individual 04 Melakukan pengkajian untuk seluruh kasus
Mengirimkan formulir ringkasan Menetapkan sebab kematian
pengkajian individual ke secretariat Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
sehari sebelum pertemuan diperbaiki
Menentukan status kematian yang dapat dicegah
Merumuskan rekomendasi perbaikan
Menuliskan temuan pengkajian ke dalam formulir
ringkasan pengkajian
5. Kode etik pertemuan pengkajian
Disetujui 1. Berpartisipasi secara aktif dalam diskusi
Bersama 2. Menghormati ide dan pendapat orang lain
3. Menerima adanya perbedaan pendapat dan tidak mengucapkan kata-
kata kasar atau menghakimi
4. Tidak menyebutkan nama pasien, nama tenaga kesehatan, ataupun
identitas tertentu yang dapat membuat identitas pasien dan tenaga
kesehatan terungkap
5. Menjaga kerahasiaan hasil diskusi dan tidak menyebarkan pembahasan
ke pihak lain yang tidak berhubungan dengan kegiatan pengkajian
kematian ibu dan bayi
6. Setuju untuk tidak menyembunyikan informasi penting atau
menyampaikan informasi yang salah yang dapat mempengaruhi hasil
pengkajian
GOOD Menghadirkan nakes yang terlibat dalam
penyediaan pelayanan di pertemuan
pengkajian

Meminta nakes/faskes mempresentasikan


kasus kematian di depan tim pengkaji

Berkas pengkajian telah di anonimisasi

Analisis dilakukan terhadap data yang


telah dikumpulkan di dalam berkas
pengkajian
BAD
Tiap anggota tim pengkaji telah
menyelesaikan review kasus secara
individual
6. Sumber informasi dalam melakukan review
kematian
Dibutuhkan
• Formulir Ringkasan Medis Maternal (RMM) yang telah diisi pencatatan yang
dengan lengkap
• Fasyankes tempat mati dan konsisten dan
• Fasyankes antara akurat yang
• Formulir Otopsi Verbal Maternal (OVM) yang telah diisi memuat informasi
dengan lengkap oleh Puskesmas alamat domisili/KTP
lengkap kejadian
• Formulir Ringkasan Medis Perinatal (RMP) yang telah diisi
dengan lengkap penting dan
• Fasyankes tempat mati dan pelayanan yang
• Fasyankes antara diterima
• Formulir Otopsi Verbal Perinatal (OVM) yang telah diisi
dengan lengkap oleh Puskesmas alamat domisili/KTP
7. Mengapa diperlukan data yang akurat &
lengkap?
Tidak dapat melakukan
Analisa/pengkajian
Misklasifikasi
Salah menetapkan sebab kematian, faktor
Akurat-Lengkap medis & non-medis terkait  salah
menyusun rekomendasi
Rekomendasi/respon tidak tepat  Tidak
ada perubahan angka kematian;
pemborosan biaya untuk melakukan
respon yang tidak tepat sasaran

Tidak akurat &


tidak lengkap
Penentuan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap kejadian kematian

01. Pasien, keluarga & masyarakat

02. Penyedia pelayanan 01 kondisi yang berasal dengan pasien atau


keluarga/pengasuh yang menyebabkan
kondisi terkait proses pelayanan keterlambatan atau tidak terselenggaranya
yang menyebabkan pelayanan kesehatan yang memadai
keterlambatan atau tidak
terselenggaranya pelayanan yang
memadai
03. Sistem kesehatan
Faktor kondisi manajemen atau sistem
02 03 kesehatan yang menyebabkan
Medis keterlambatan atau tidak
terselenggaranya pelayanan yang
memadai
Faktor
Non-
medis
Penentuan status kematian yang dapat dicegah

Penetapan status kematian dapat dicegah ditetapkan berdasarkan:


• Ada tidaknya pelayanan sub-standar/sub-optimal (peringkat 2 & 3)
• Ada tidaknya faktor medis dan non-medis yang berkontribusi
terhadap kejadian kematian (modifiable factors)
PERINGKAT TINGKAT PERAWATAN SUB-OPTIMAL/SUB-STANDAR

0 Tidak ada pemberian pelayanan yang sub-optimal (semua sudah dilakukan sesuai dengan standar,
tetapi pasien tetap meninggal)

1 Terdapat perawatan sub-optimal, tetapi tatalaksana yang sesuai standar TIDAK AKAN membuat perubahan
terhadap outcome (bila standar dipenuhi, kematian tetap terjadi)

2 Terdapat perawatan sub-optimal, tatalaksana yang sesuai standar MUNGKIN dapat membuat perbedaan
outcome (bila standar dipenuhi, ada KEMUNGKINAN kematian dapat dihindari)

3 Terdapat perawatan sub-optimal, dan tatalaksana yang sesuai standar AKAN membuat perbedaan outcome
(bila standar dipenuhi, pasien TERHINDAR dari kematian)
Perumusan rekomendasi

Spesific (spesifik atau terfokus) • Menyasar pada akar


permasalahan
• Dapat ditindaklanjuti
Measurable (terukur)
• mengacu pada perbaikan sistem
• dapat bersifat spesifik untuk
Achievable (mampu laksana) suatu kasus tertentu
• Mengarahkan intervensi yang
Relevant (tepat/sesuai) dapat dilakukan di masyarakat,
fasilitas kesehatan, kebijakan dan
sistem kesehatan lainnya, serta
Time-bound (dilaksanakan dalam
periode waktu yang ditetapkan) intervensi dari sektor terkait
Perumusan rekomendasi...lanjutan

• Mulai dari faktor-faktor terkait yang berkontribusi terhadap


kejadian kematian (pasien/masyarakat, penyedia yankes,
sistem/manajemen)
• Tentukan prioritas permasalahan yang akan ditindaklanjuti
• Pertimbangkan ketersediaan bukti (evidence-based) dalam
penyelesaian permasalahan prioritas
• Tetapkan timeline pelaksanaan (jangka pendek, menengah,
panjang)
• Tentukan penanggung jawab pelaksana pada tingkat yang sesuai
• Tetapkan indikator dan cara pemantauan pelaksanaan
rekomendasi
Rayakan keberhasilan-
keberhasilan kecil!

Rayakan keberhasilan-
keberhasilan besar!

Rayakan kerja sama!


Berbagai Mitos dan
Kesalahpahaman tentang
Pengkajian Kematian
Ibu/Perinatal
INSTRUKSI UNTUK PESERTA

• Baca pernyataan yang muncul


• Angkat tangan untuk berdiskusi.
Mitos 1

Kehamilan dan kelahiran sudah tidak


berbahaya lagi.
JAWABAN mitos
FAKTA:
Pada tahun 2021, berdasarkan data di MPDN tiada
hari tanpa kematian ibu di Indonesia
Tidak ada target global yang berfokus pada
penurunan lahir mati dan kematian neonatal.

MITOS ATAU FAKTA?


JAWABAN mitos
FAKTA
Secara global terdapat target penurunan kematian neonatal dan lahir
mati
Target global untuk angka kematian neonatal 12/1000 kelahiran hidup
Target global untuk angka lahir mati 12/1000 kelahiran hidup
Dalam RAN AKN 2015-2019, Indonesia telah mencapai 15/1000
kelahiran hidup
MITOS atau FAKTA?
Secara Pengkajian kematian perinatal
tidak mungkin dilakukan di tempat
kerja saya karena ada terlalu banyak
kasus lahir mati dan kematian
neonatal.
JAWABAN mitos
FAKTA
• Ada banyak cara untuk memilih kasus lahir mati dan
kematian neonatal yang akan dikaji
• Pengkajian kematian neonatal sebaiknya dilakukan
sesegera mungkin di fasilitas layanan kesehatan agar
teridentifikasi kendala sistem kesehatan, relasi
pemberi pelayanan dan pasien yang berkontribusi
dalam kejadian kematian.
MITOS ATAU FAKTA?
Pengkajian kematian ibu dan kematian
perinatal dapat memberikan sanksi
hukum dan tindakan pendisiplinan bagi
penyedia layanan.
JAWABAN mitos
FAKTA

• Seluruh kasus kematian yang dikaji harus menjalani proses


anonimisasi, tim pengkaji tidak diizinkan membuka identitas kasus
maupun identitas pemberi pelayanan dari kasus yang dikaji

• Tim pengkaji tidak diizinkan membicarakan kasus yang dikaji di luar


pertemuan pengkajian. Gosip dapat menimbulkan risiko
menghakimi, ketakutan untuk dihukum, menghalangi tujuan
pengkajian, mengurangi kejujuran dan keberhasilan dari
pengkajian
FAKTA

Rumah sakit harus mengembangkan lingkungan yang kondusif


dan membina tenaga kesehatan untuk memahami bahwa
pembelajaran dari pengalaman yang kurang baik dan kesalahan
tatalaksana yang terjadi bermanfaat untuk perbaikan layanan
MITOS ATAU FAKTA?
Tidak ada hubungan antara siklus
plan-do- study-act (PDSA) dan
pengkajian kematian ibu/perinatal.
JAWABAN mitos
FAKTA

 Manajemen -perubahan yang didorong oleh penyedia layanan


 Kajian kematian ibu dan kematian perinatal membantu mengidentifikasi faktor-
faktor penyebab kematian yang dapat dimodifikasi (modifiable factors) serta
kegagalan dalam proses perawatan pasien.
 Hasil kajian menghasilkan penyusunan rekomendasi :
• Intervensi di tingkat penyedia layanan dan/atau
• Intervensi QI untuk menyelesaikan masalah-masalah sistem kesehatan
 Merumuskan pernyataan masalah (problem statement) yang realistis untuk
siklus PDSA.
 Menguji coba solusi untuk membantu implementasi ide perubahan secara
efektif.
MITOS ATAU FAKTA?

Proses pengkajian kasus adalah sama dengan


diseminasi pembelajaran
JAWABAN mitos
FAKTA

Pertemuan pengkajian • Diseminasi pembelajaran

• Merupakan bagian dari langkah ke-3 siklus • Merupakan bagian dari langkah ke-4 siklus AMP-SR
AMP-SR (ANALISIS) (RESPONS)
• Dihadiri oleh sekretariat AMP-SR dan para • Dihadiri oleh Komite AMP-SR, penyedia layanan
pengkaji kesehatan, pemangku kepentingan pada wilayah
setempat
• Melakukan perdiskusian mengkaji kasus
kematian dengan saling menyampaikan • Komite AMP-SR akan menyampaikan data terkait
hasil analisis setiap pengkaji atas kasus situasi KIA, jumlah kematian, kompilasi kajian
kematian maternal dan perinatal yang dikaji kematian maternal dan perinatal dan rekomendasi
yang dihasilkan
• Luaran Pertemuan Pengkajian adalah
menentukan penyebab kematian sesuai • Luaran Diseminasi Hasil Pengkajian adalah
kaidah ICD-10 MM/PM, menentukan affirmative action dari setiap pemangku kepentingan
modifiable factors, menentukan untuk intervensi pencegahan kematian, menentukan
preventable/unpreventable death dan program yang akan dilakukan ke dalam mata
merumuskan rekomendasi SMART anggaran APBD baik di Dinas Kesehatan, RS dan FKTP
RINGKASAN
• Kehamilan dan kelahiran memiliki potensi terjadinya kematian
• Lahir mati dan kematian perinatal banyak terjadi pada negara-negara pada
kuintil ekonomi rendah
• Kematian perinatal lebih tinggi dari kematian ibu.
• Terdapat beberapa cara untuk memilih kasus kematian perinatal yang akan
dikaji
• Mulai dengan hal yang sederhana, lakukan dengan terstruktur-detail, lakukan
ujicoba dan replikasi berdasarkan hasil ujicoba
• Pengkajian kematian berkaitan erat dengan siklus PDSA (Plan-Do-Study- Act)
dalam rangka QI

Anda mungkin juga menyukai