Anda di halaman 1dari 20

Sesi 8 :

Penyelenggaraan
AMP-SR
Outline
• Tujuan dan penyelenggaraan AMP-SR
• Peran LP/LS dalam AMP-SR
• Keterkaitan pelaksanaan AMP-SR di RS/fasyankes dengan
AMP-SR di kab/kota
• Refleksi praktik kurang tepat dalam penyelenggaraan AMP
pada saat ini
• Anonimisasi pada kasus kematian maternal dan perinatal
• Pemilihan kasus kematian perinatal untuk pengkajian
• Mekanisme pelaksanaan pengkajian
• Dukungan digital dalam penyelenggaraan AMP-SR
Tujuan Pembelajaran
• Memahami  dan menyelenggarakan seluruh rangkaian penyelenggaraan AMP-SR yang
benar dan berkualitas mulai dari fasyankes, kab/kota dan provinsi
• Memahami praktik-praktik yang tidak tepat dalam penyelenggaraan AMP-SR
• Melakukan anonimisasi kasus kematian maternal dan perinatal
• Pemilihan kasus perinatal yang akan dikaji
• Memfasilitasi pertemuan pengkajian dengan menjunjung kode etik dan prinsip no
name, no blame, no shame serta no pro justicia
• Memahami  dan melaksanakan penyelenggaraan pengkajian  secara tatap muka
dan/ atau daring
• Memahami pemanfaatan dan menggunakan aplikasi MPDN dalam penyelenggaraan
pengkajian kematian maternal dan perinatal

Lihat & Baca ‘Pedoman nasional AMP-SR, Bab 3 dan 6’


Penyelenggaraan AMP-SR
• Dilakukan secara berjenjang mulai dari fasilitas layanan kesehatan (RS),
kab/kota, provinsi dan nasional
• Pelaksanaan AMP-SR mengacu pada siklus AMP-SR (4 langkah)
• Di tingkat fasyankes, kab/kota dilakukan seluruh 4 langkah siklus AMP-SR
pada pengkajian kematian individual
• Di tingkat provinsi dan nasional umumnya melakukan pengkajian analisis
data agregat, menyusun rekomendasi dan respons
• Pada kasus tertentu (kematian lintas batas), maka provinsi
menyelenggarakan pengkajian kematian individual dengan mengikuti
seluruh 4 langkah siklus AMP-SR
• Penyelenggaraan AMP-SR menjadi tanggungjawab sekretariat AMP-SR
Penyelenggaraan AMP-SR
• Menjunjung tinggi prinsip no name, no blame, no shame, no pro
justicia
• Kematian maternal wajib dikaji seluruhnya sementara kematian
perinatal dapat dilakukan pemilihan mengingat jumlah yang cukup
banyak
• Pertemuan pengkajian kasus dilakukan sesuai dengan kebutuhan,
minimal 1x per tiga bulan (triwulan)
• Dapat dilakukan secara manual, memanfaatkan dukungan digital atau
kombinasi keduanya
• Seluruh kasus kematian yang dikaji wajib untuk dianonimisasi
• Seluruh proses AMP-SR didokumentasikan dalam bentuk tertulis dan
digital ke dalam aplikasi MPDN
Peran LP/LS Pada AMP-SR
1. Puskesmas :
 Identifikasi dan notifikasi kasus kematian MP di masyarakat via MPDN
 Pengisian Form Otopsi Verbal/OV dan RM (bila kematian di
masyarakat/puskesmas)
 Mengirimkan Form Daftar Kematian bulanan kepada Dinkes
2. Rumah Sakit :
“Adanya dukungan  Pengisian Form Ringkasan Medik/ RM dan notifikasi kasus kematian di
pelaksanaan AMP-SR
secara berjenjang, MPDN
mendukung terwujudnya  Melakukan pengkajian kasus kematian rutin
laporan kematian maternal  Menyusun rekomendasi hasil pengkajian dan respon di tingkat RS
perinatal Indonesia yang  Mengirimkan Form Daftar Kematian bulanan kepada Dinkes
valid (MPDN) dan 3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota :
intervensi perbaikan sistem  Verifikasi notifikasi laporan kematian di MPDN dan melakukan pengkajian
kesehatan Ibu dan Bayi kasus kematian triwulanan
yang efektif di Indonesia”  Menghasilkan rekomendasi AMP-SR dan respons di tingkat kab/kota
 Monev laporan kematian kab/kota dan progress respons
4. Dinas Kesehatan Provinsi :
 Melakukan pengkajian kasus kematian lintas batas (bila diperlukan)
 Melakukan analisis data kematian di level provinsi
 Pembinaan dan monev pelaksanaan AMPSR di kab/kota binaan, termasuk
7
evaluasi progress respons
Bagaimana kaitan AMP-SR di RS
dengan
kegiatan AMP-SR di kab/kota?
• Idealnya seluruh kematian maternal dan perinatal diawali dengan
AMP-SR di tingkat RS  hasil pengkajian berupa Ringkasan
Pengkajian dikirimkan ke sekretariat AMP-SR Kab/Kota 
disertakan dalam proses pengkajian untuk merumuskan
rekomendasi (terutama untuk hal-hal di luar kewenangan RS)
• Tetapi, bila RS belum memiliki Komite AMP-SR/belum melakukan
AMP secara regular dan berkualitas, MAKA :
RS mengisi Ringkasan Medik dalam 7 hari sejak kematian terjadi
 dikirimkan ke sekretariat AMP-SR  mengikuti seluruh proses
pengkajian seperti kasus lainnya  rekomendasi

8
Praktik yang kurang tepat dalam
penyelenggaraan AMP-SR saat ini
 Menghadirkan fasyankes atau
tenaga kesehatan atau tenaga Tidak sesuai dengan prinsip
medik yang terlibat dalam
pelayanan terhadap kematian No Name
maternal/perinatal dalam No Shame
proses pengkajian No Blame
 Proses pengkajian dimaknai dan No Pro Justicia
dilaksanakan sebagai kegiatan
besar yang menghadirkan
banyak orang/pihak
Bagaimana pemilihan kasus
kematian
perinatal untuk dikaji?
 Pemilihan acak secara keseluruhan: memilih sekitar 30% dari jumlah
kematian perinatal dalam satu tahun yang dipilih secara acak.
 Pemilihan acak berdasarkan stratifikasi dugaan penyebab kematian:
pemilihan kasus dilakukan pada tiap jenis penyebab kematian yang sering
terjadi dalam satu tahun.
 Pemilihan berdasarkan prioritas masalah: prioritas ditentukan oleh
Komite AMP-SR dengan melihat besaran masalah.
Misalnya, kematian neonatal dengan berat lahir 2.000 gram atau lebih,
gestasi 37- 40 minggu, atau lahir mati intrapartum
Bagaimana pemilihan kasus kematian
perinatal untuk dikaji?
Kerugian pemilihan berdasarkan prioritas masalah:
 pemilihan kasus yang dipilih tidak mewakili seluruh masalah yang ada,
walaupun mungkin efektif dalam mempercepat penurunan jumlah
kematian.
Bila memungkinkan, kematian perinatal akibat kondisi berikut ini
dapat dimasukkan dalam kajian:
 kelainan bawaan tertentu yang sering terjadi;
 tetanus neonatorum, bila masih ditemukan.
Anonimisasi
• Terdiri dari 10 digit dengan format aa bb cc dddd
• Bila kematian ibu dan perinatal sudah dilaporkan secara
lengkap (identitas, NIK, tanggal kematian dan alamat
tempat mati) melalui MPDN, maka proses anonimisasi
dilakukan secara otomatis oleh aplikasi MPDN
• Bila kematian ibu dan perinatal belum dilaporkan melalui
MPDN, maka proses anonimisasi dilakukan secara manual
dengan mengikuti kaidah-kaidah anonimisasi
Prinsip Anonimisasi
Contoh Anonimisasi
Digit Peruntukan Contoh Penulisan dalam
anonimisasi
a Tahun kematian 2022 22
b Kode provinsi alamat mati Prov Kepulauan 21
sesuai Kemendagri Riau = 21
c Kode kab/kota alamat mati Kab. Bintan = 01 01
sesuai Kemendagri
d Nomor urut kasus kematian di Kasus kematian ke- 0001
tahun berjalan 1
Anonimisasi yang muncul 2221010001
Kode Etik Pertemuan Pengkajian
• Datang tepat waktu ke pertemuan pengkajian 
• Menjunjung tinggi prinsip No Name, No Blame, No Shame dan No Pro Justicia
• Menjaga prinsip kerahasiaan terkait diskusi dalam pertemuan pengkajian
• Berpartisipasi aktif dalam diskusi.
• Sepakat untuk tidak menyembunyikan informasi penting atau memalsukan
informasi yang dapat membantu memecahkan kasus yang tengah ditinjau.
• Menghargai opini semua orang dan cara mengekspresikan opini tersebut.
• Terbuka terhadap diskusi dan perbedaan opini.
• Mencoba sebisa mungkin (walaupun sulit) untuk menerima bahwa
pendapat/analisis  Anda sendiri mungkin akan dipertanyakan/didebat.
15
Penyelenggaraan Pengkajian Kematian Ibu &
Perinatal
Perencanaan Pengkajian Pertemuan Dokumentasi
pertemuan individual pengkajian
pengkajian
Sepakati kode etik Tentukan penyebab kematian
(ICD10 MM/PM) Dokumentasikan
Pastikan ringkasan pengkajian
kelengkapan data Pengkaji Tentukan modifiable factors secara tertulis dan ke
dalam OV, RM melakukan Tentukan dalam aplikasi MPDN
Tentukan kasus analisis kasus preventable/unpreventable Menyusun analisis data
yang dikaji kematian death agregat dan laporan
Lakukan Rumuskan rekomendasi yang tahunan
anonimisasi kasus SMART
Penyelenggaraan kegiatan pertemuan
pengkajian AMP-SR secara tatap muka

Pastikan kasus yang


dikaji sudah Pengkaji Dokumentasikan
dinotifikasi dalam melakukan Pertemuan hasil pertemuan
MPDN analisis kasus Pengkajian secara pengkajian pada
kematian dan tatap muka pada Ringkasan
Kirimkan OV & RM mendokumentas
yang sudah lengkap, tanggal yang Pengkajian dan
ikan ke dalam telah ditetapkan. diunggah dalam
Form Pengkajian Form Pengkajian
Individual kepada tim aplikasi MPDN
Individual
pengkaji
Penyelenggaraan AMP-SR dengan dukungan
digital

Pertemuan Pengkajian
Puskesmas dan Pengkaji melakukan secara daring pada
RS menerima analisis kematian tanggal yang telah
Pastikan kasus penugasan untuk individual dan ditetapkan.
yang dikaji sudah melengkapi form didokumentasikan Dokumentasikan hasil
dinotifikasi OV dan RM dalam form pertemuan pengkajian
dalam MPDN secara digital pengkajian individual pada Ringkasan
pada aplikasi secara digital dalam Pengkajian dan
MPDN aplikasi Analisis dalam aplikasi
MPDN
Menyelenggarakan AMP-SR dengan dukungan hibrid

Pastikan kasus yang


dikaji sudah Pertemuan
dinotifikasi dalam Pengkaji melakukan
analisis kasus Pengkajian
MPDN secara OV, RM dan Ringkasan
kematian &
Kirimkan OV & RM luring&daring Pengkajian dan diunggah
mendokumentasikan
yang sudah lengkap, pada tanggal dalam aplikasi MPDN
ke dalam Form
Form Pengkajian yang telah
Pengkajian Individual
Individual kepada tim ditetapkan.
pengkaji
Mengapa perlu mengunggah hasil Ringkasan
Pengkajian ke dalam fitur Analisis MPDN?

• Membantu sekretariat AMP-SR untuk melakukan analisis


data agregat
• Membantu proses analisis dan monitoring berjenjang secara
online oleh kab/kota, provinsi dan nasional

Anda mungkin juga menyukai