Anda di halaman 1dari 24

ETIKA

DALAM
BERBAGAI
DIMENSI
KOMUNIKASI
Tim Dosen Etika Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi Telkom
University
Materi Etika dalam Etika dalam
Komunikasi Komunikasi
Pembelajaran Interpesonal Kelompok
Etika Interpersonal Condon

Isu etika menurut John Condon: keterusterangan, keharmonisan sosial,


ketepatan, kecurangan, konsistensi kata dan tindakan, menjaga kepercayaan, dan
menghalangi komunikasi

Condon tidak merumuskan kriteria etika secara spesifik, namun ada beberapa
pedoman yang dapat dipertimbangkan:
Etika Interpersonal Condon

01 02 03
Jujur dan terus terang dalam Dalam setiap kelompok dan Informasi harus disampaikan
keyakinan dan perasaan pribadi budaya di mana saling dengan tepat, dengan kehilangan
yang sama2 dimiliki. kebergantungan dinilai lebih atau penyimpangan minimum
baik dari individualisme, daripada menyatakan pikiran
menjaga keharmonisan kita.
hubungan sosial mungkin lebih
etis daripada menyatakan
pikiran kita.
Etika Interpersonal Condon

04 05 06
Kecurangan yang Petunjuk verbal dan Biasanya tidak etis bila dengan
sengaja menghalangi proses
disengaja umumnya nonverbal, kata-kata komunikasi, seperti memotong
pembicaraaan seseorang sebelum ia
tidak etis. dan tindakan, harus selesai mengutarakan masalahnya,
konsisten dalam makna mengganti subjek Ketika orang lain
benar-benar masih mempunyai
yang disampaikan. banyak hal untuk dikatakan, atau
secara nonverbal mengalihkan orang
lain dari subjek yang dimaksudkan.
Etika Interpersonal Kontekstual

Pendekatan kontekstual dalam etika komunikasi interpersonal (Ronald Arnett), “walaupun


beberapa pedoman konkret diperlukan dalam keputusan etika, kita secara simultan harus tetap
flesibel dalam tuntutan waktu yang kontekstual.”

Ada 3 dalil sebagai standar etika komunikasi interpersonal.


Etika Interpersonal Kontekstual
• Dalil Satu, kita harus terbuka terhadap informasi yang merefleksikan perubahan konsepsi diri sendiri atau
orang lain. Tetapi bukan berarti setuju dengan perubahan tersebut, keterbukaan seperti itu hanya berusaha
memahami alam pemahaman orang lain. Kita juga harus peka terhadap tanggung jawab peran kita dan peran
orang lain dalam situasi yang konkret.
Etika Interpersonal Kontekstual
• Dalil Dua, aktualisasi diri atau pemenuhan diri partisipan harus didukung jika semuanya memungkinkan;
tetapi keputusan yang “baik” mungkin membutuhkan pengorbanan dari sesuatu yang penting untuk satu atau
lebih partisipan.
Etika Interpersonal Kontekstual
• Dalil tiga, kita harus memperhitungkan emosi dan perasaan kita sendiri, tetapi emosi tidak dapat dijadikan
tuntunan perilaku satu-satunya.
• Etika kontekstual tidak mengenal “aktualisasi diri” dan “berhubungan dengan perasaan seseorang sebagai
fungsi utama komunikasi interpersonal”
Etika bagi kepercayaan antarpersona

Etika kepercayaan antarpersona menurut Kim Giffin dan Richard Barnes, yang
berdasarkan pada pandangan khusus sifat manusia.

Walaupun manusia pada dasarnya baik, terdapat Batasan realistis dan keadaan
mendesak yang sering membatasi pencapaian potensi manusia ideal.

Etika yang meningkatkan kepercayaan satu sama lain adalah menyenangkan, karena
kepercayaan kita terhadap orang lain cenderung merangsang kepercayaan mereka
pada kita.
Etika bagi kepercayaan antarpersona
• 3 pedoman etika kepercayaan menurut Giffin & Barnes:
• Kita harus berusaha aktif memperluas kepercayaan kita terhadap apa yang terjadi di sekeliling kita.
• “Kepercayaan kita terhadap orang lain haruslah bersifat sementara”  kepercayaan kepada orang lain
harus dilakukan sedikit demi sedikit dan kita harus menjelaskan kepada mereka ‘apa yang kita
khawatirkan, apa yang kita harap mereka lakukan, dan apa yang kita ingin capai’.
• Kepercayaan tidak hanya harus diberikan, tetapi juga harus diperoleh.  “suatu tindakan kepercayaan
adalah tidak etis kecuali orang yang dipercayai memang dapat dipercaya”.
Standar penilaian etika komunikasi interpersonal menurut
Joseph DeVito adalah konsep pilihan.

Asumsi dasar: “Individu mempunyai hak membuat pilihan

Kebebasan mereka sendiri”

Memilih Komunikasi interpersonal dikatakan etis apabila mendukung


kebebasan individu untuk memilih dan memberi dasar-dasar
pilihan yang akurat kepada orang lain.

Komunikasi dianggap tidak etis selama ia mencampuri


kebebasan individu untuk memilih. Cth:
kebohongan/penyembunyian kebenaran
Etika percakapan sehari-hari

H.P. Grice memandang percakapan sehari2 sebagai salah satu jenis perilaku
manusia yang bertujuan dan rasional.

Ada 4 istilah yang penting untuk menuntun percakapan yang memadai:


• Kuantitas  informasi yang disajikan tidak berlebihan
• Kualitas  tidak mengatakan hal yang salah/tidak ada dasar bukti yang cukup
• Hubungan  relevansi dengan partisipan komunikai lainnya (setiap orang punya standar
relevansi yang berbeda) Cth. Sering mengganti topik
• Cara  berlaku jelas, singkat, dan rapi
Perspektif retorika tentang etika
interpersonal

Menurut Harold Barrett, pengguna retorika berusaha agar “efektif, untuk


mendapatkan jawaban, menjadi orang, dikenali, didengarkan,
disahihkan, dimengerti—diterima.”

Orang-orang dalam komunikasi interpersonal harus berusaha keras


supaya efektif dan etis, setiap saat menunjukkan penghargaan terhadap
“keberadaan” orang lain—penghargaan atas nilai intrinsic mereka
sebagai manusia.
Perspektif retorika tentang etika interpersonal
• Teknik verbal dan nonverbal yang tidak dapat diterima menurut etika komunikasi interpersonal:
• Pengkambinghitaman
• Kecaman kritik yang tidak perlu
• Pemaksaan (ancaman)
• Penyempitan kebebasan untuk memilih (Cth. Menyembunyikan informasi penting, atau tidak
menyatakan perasaan pribadi yang relevan)
• Kebohongan atau kecurangan
• Melanggar kepercayaan
Etika tanggungjawab Individu dalam
Komunikasi Relasional

Terdapat ketegangan antara kebebasan dan tanggungjawab bahkan dalam


komunikasi interpersonal yang akrab (William K. Rawlins)

“Untuk bebas bercakap-cakap secara akrab dengan orang lain, setiap pihak
harus bertanggungjawab atas perilaku komunikasi”

“Mengungkapkan pemikiran dan perasaan pribadi dan berbicara dengan bebas


dalam suatu hubungan adalah hak, bukan kewajiban.
4 Topik Etika tanggungjawab
Individu

Keterbukaan Privasi

Perlindungan Muslihat
Keterbukaan  kebebasan terbuka tanpa paksaan sehingga
‘transparan’

Etika Privasi  berbeda dengan rahasia (privasi dinilai netral/positif


tanggungjawab secara moral; rahasia dianggap negatif)

Individu dalam
Komunikasi Perlindungan  perlindungan akan perilaku
pribadi/pengungkapan informasi pribadi. (keterlindungan yang

Relasional
berlebihan dan pengungkapan total dapat melukai hubungan)

Muslihat  sikap bermuka dua dapat dilakukan dengan tujuan


memotivasi perilaku
Perspektif politik untuk diskusi kelompok
• Perspektif politik sebagai standar etika untuk kelompok kecil (Ernest Bormann)
• Beberapa pedoman etika utama menurut Bormann:
• Partisipan harus dibolehkan memutuskan pikirannya sendiri tanpa dicurangi, ditipu, atau dimanipulasi
• Partisipan harus didorong untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensinya sendiri
• Alasan yang logis dan penilaian yang relevan haruslah didukung
• Konflik dan ketidaksetujuan yang lebih berfokus pada partisipan sebagai person alih-alih pada
ide/informasi haruslah dihindari
• Partisipan yang memanipulasi anggota kelompok semata-mata untuk kepentingan sendiri adalah tidak
etis
Perspektif politik untuk diskusi kelompok
• Dalam peranannya sebagai penasihat, partisipan harus menyajikan informasi secara jujur, wajar, dan
akurat.
• Berkenaan dengan kelompok atau individu eksternal, partisipan dalam kelompok tersebut harus membela
“pernyataan yang benar tentang fakta, pernyataan nilai yang patut dipuji, dan nasihat yang masuk akal”
• Partisipan harus berkomunikasi satu sama lain sebagaimana ia menginginkan orang lain berkomunikasi
dengannya.
• Praktik-praktik komunikasi dalam kelompok seharusnya dinilai dalam kerangka semua nilai dan kriteria
etika yang relevan, bukan semata-mata berdasarkan nilai tujuan/sasaran yang ingin dicapai.
Penghargaan terhadap nilai orang lain
• Konsep “Yang Baik” menurut Thomas Nilsen  ‘komunikasi yang meningkatkan
dan memelihata personalitas manusia adalah baik; komunikasi yang merusak,
menurunkan, atau melumpuhkan personalitas manusia adalah buruk’.
• Pedoman untuk komunikasi etis dalam diskusi kelompok:
• Seorang komunikator bertanggungjawab untuk mempertahankan keputusan-keputusan kebijakan
kelompok yang mana ia ikut mempertimbangkannya dengan matang.
• Seorang komunikator bertanggungjawab untuk punya informasi yang baik dan akurat.
• Seorang komunikator mempunyai tanggungjawab mendorong secara aktif komentar orang lain dan
mencari semua sudut pandang.
Penghargaan terhadap nilai orang lain
• Seorang komunikator secara terbuka harus menyatakan bias-biasnya sendiri, dan harus menjelaskan
sumber informasi dan setiap prasangka terhadap sumber sendiri.
• “Kebohongan yang disengaja, perekayasaan bukti, pemalsuan sumber, sengaja salah mengutip, dan
pemalsuan fakta adalah praktik-praktik tidak jujur yang nyata”
• “Anggota kelompok yang etis tidak berupaya untuk memanipulasi pembicaraan dengan cara tidak wajar
supaya tujuannya sendiri terlayani dan harapan kelompok gagal”.
• Komunikator yang etis menghindari penggunaan taktik dengan sengaja mengaburkan analisis, cth.
mengejek, bahasa yang “sarat” emosi, generalisasi yang tergesa-gesa, mengubah definisi dan terlalu
menyederhanakan alternatif “kalau tidak ini berarti itu”.
Kepekaan Etika
• Kepekaan etika merupakan fungsi kepemimpinan yang setiap peserta diskusi kelompok kecil
harus bersedia melakukannya (Dennis Gouran)
• Kelompok tidak selalu sadar akan implikasi keetikaan dari keputusannya.
• 5 pertimbangan untuk menuntun penilaian derajat tanggungjawab etis yang diperlihatkan dalam
proses pengambilan keputusan kelompok kecil tertentu:
• Apakah kita memperlihatkan ketertarikan yang dibutuhkan pada orang yang akan dipengaruhi oleh
keputusan kita?
• Apakah kita mengkaji pertanyaan diskusi sesuai dengan tanggung jawab yang mampu dilakukan?
• Apakah kita salah menggambarkan sikap atau salah menggunakan sumber informasi?
• Apakah kita mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak perlu yang mungkin mengurangi perasaan
harga diri peserta?
• Apakah setiap orang dalam kelompok diberi penghargaan yang sesuai?
Etika ”Groupthink”
• “Groupthink” (berpikir kelompok) digunakan untuk mendeskripsikan sifat kelompok
kecil yang proses penyelesaian masalah dan penentuan kebijakannya secara khas
menghasilkan ketidakefektifan, keputusan yang bermutu rendah, dan gagal mencapai
sasaran.
• Hal-hal yang perlu dihindari agar groupthink menjadi pedoman etika yang potensial:
• Ilusi kekebalan yang mendukung optimisme yang berlebihan.
• Rasionalisasi yang menghalangi anggota menilai kembali asumsi dasar mereka.
• Kepercayaan tanpa keraguan yang dapat mengabaikan konsekuensi etika.
• Menstereotipkan lawan
• Tekanan yang membuat anggota merasa tidak loyal
• Ilusi suara mayoritas
• Melindungi kelompok dari informasi yang berlawanan

Anda mungkin juga menyukai