Anda di halaman 1dari 10

ETIKA DALAM

KOMUNIKASI
ANTARPRIBADI
Disusun Oleh:
1. M.Rafli Ihsan (23011410020)
2. Cindy Maretha Yusman (23011410024)
3. Azita Puspita Anggreini (23011410023)

Dosen Pengampu: Deska Damayanti , S.I.Kom., M.A.


LATAR BELAKANG
Berkomunikasi antarpribadi, atau secara ringkas
berkomunikasi, merupakan keharusan bagi manusia.
Manusia membutuhkan dan senantiasa berusaha membuka
serta menjalin komunikasi atau hubungan dengan
sesamanya. Selain itu, ada sejumlah kebutuhan di dalam diri
manusia yang hanya dapat dipuaskan lewat komunikasi
dengan sesamanya. Komunikasi antarpribadi sangat penting
bagi kebahagiaan hidup kita. Jhonson (1981) menunjukkan
beberapa peran yang disumbangkan oleh komunikasi
antarpribadi dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup
manusia
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
Secara etimologi istilah etika bermula dari bahasa Yunani, yang
akar katanya "ethos". Etika mengandung pengertian watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya
berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah
dari bahasa Latin, yaitu "mos" dan dalam bentuk jamaknya
"mores", yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan),
dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral
lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-
hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk
penilaian perbuatan yang dilakukan. Namun dua istilah tersebut
selalu ada dalam kehidupan manusia, terutama dalam pergaulan
dan melakukan hubungan komunikasi.
B. Tujuan Etika dalam Komunikasi

Richard L. Johansen (1996) berpendapat banyak orang beranggapan bahwa dalam


sebuah pembicaraan, kita harus menggunakan etika untuk menghargai dan
menghormati lawan bicara. Kehadiran etika dalam proses berkomunikasi tidak
datang dengan tiba-tiba, tetapi kehadirannya harus dibangun oleh kedua belah pihak
yang sedang berkomunikasi.
Dalam teori ini, etika memiliki tiga tujuan, yaitu: (1) membantu manusia untuk bertindak
secara bebas dan dapat dipertanggungjawabkan; (2) membantu manusia mengambil
sikap dan tindakan secara tepat dalam hidup ini; dan (3) tujuan akhir untuk
menciptakan kebahagiaan (Richard L. Johansen, 1996).
C. Etika Berkomunikasi dalam Organisasi

Etika komunikasi di dalam organisasi di tempat


kerja, misalnya di lembaga pendidikan mencakup
tatanan nilai moral dan standar-standar perilaku
yang harus dipatuhi dalam membuat keputusan
dan memecahkan berbagai permasalahan.

Ada beberapa masalah etika yang perlu


diperhatikan dalam kaitan dengan praktik-praktik
organisasi di tempat kerja, meliputi: (1) rasa
hormat, martabat, dan kebebasan perorangan; (2)
kebijakan dan praktik personal; (3) keleluasaan
dan pengaruh terhadap keputusan pribadi; (4)
pemantapan perilaku; dan (5) kualitas lingkungan
kerja.
D. Prinsip-prinsip Etika Komunikasi

Di dalam etika komunikasi ditemukan enam


prinsip yang sering dipergunakan oleh orang-
orang yang tengah menjalin hubungan
komunikasi, yaitu: (1) prinsip keindahan, (2)
prinsip persamaan, (3) prinsip kebaikan, (4)
prinsip keadilan, (5) prinsip kekebasan, dan
(6) prinsip kebenaran.
1. Prinsip Keindahan 2. Prinsip Persamaan
Prinsip keindahan ini mendasari Prinsip ini melandasi perilaku yang
segala sesuatu yang mencakup tidak diskrminatif atas dasar apa pun.
penikmatan rasa senang terhadap Bila dalam hubungan komunikasi
keindahan. Berdasarkan prinsip ini, antarpribadi ada salah satu pihak yang
manusia memerhatikan nilai-nila merasakan direndahkan, maka
keindahan dan ingin menampakkan komunikasi tidak akan berjalan efektif.
sesuatu yang indah dalam perilakunya.

3. Prinsip Kebaikan
Prinsip kebaikan ini mendasari
perilaku individu untuk selalu
berupaya berbuat kebaikan dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Prinsip ini biasanya berkenaan dengan
nilai- nilai kemanusiaan seperti hormat
menghormati, kasih sayang, membantu
orang lain, dan sebagainya.
5. Prinsip Kebebasan
4. Prinsip Keadilan Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan
Pengertian keadilan adalah individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai
kemauan yang tetap dan kekal untuk dengan pilihannya sendiri. Untuk itu kebebasan bagi
memberikan kepada setiap orang apa setiap individu termasuk guru di sini diartikan
yang semestinya mereka peroleh. Oleh sebagai: (1) kemampuan untuk berbuat sesuatu atau
karena itu, prinsip ini mendasari menentukan pilihan; (2) kemampuan yang
seseorang untuk bertindak adil dan memungkinkan manusia untuk melaksanakan
proporsional serta tidak mengambil pilihannya tersebut; (3) kemampuan untuk
sesuatu yang menjadi hak orang lain. mempertanggungjawabkan perbuatannya.

6. Prinsip Kebenaran
Bagi organisasi pendidikan, prinsip
kebenaran ini tercermin dari
kemampuan profesional guru
melaksankan penelitian ilmiah.
Kebenaran ilmiah tidak bersifat mutlak
atau hakiki.
KESIMPULAN

Pemahaman yang berbeda mengenai nilai-nilai etika yang ada


membuat setiap orang dapat memiliki penilaian yang berbeda
terhadap setiap etika komunikasi. Dalam komunikasi antarpribadi
penggunaan etika haruslah berhati-hati karena bukanlah tidak
mungkin pemahaman etika kita berbeda dengan pemahamn
komunikan. Kurangnya pemahaman antarsesama dapat memunculkan
miss communication yang akan berujung pada timbulnya berbagai
macam prasangka dan salah paham.
Dalam berbagai macam perbedaan tersebut, kita harus mampu
beradaptasi dengan cepat. Nilai-nilai yang membentuk etika harus kita
pahami dengan benar karena sebenarnya tidak ada komunikasi yang
tidak menggunakan nilai-nilai etika di dalamnya, setiap bentuk
komunikasi selalu menggunakan etika walaupun dalam kadarnya
masing-masing sesuai dengan konteks, tujuan dan situasi yang ada.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai