KELOMPOK 6
Adji Prasetyo – 1801620126
Muhammad Reza Hakim – 1801620157
Naufal Aqila – 180161815
Menurut Nur (2010), tsunami berasal dari Bahasa
Jepang, yaitu tsu yang artinya pelabuhan, dan nami
yang artinya gelombang.
G E M PA T E K T O N I K G E M PA V U L K A N I K
MENURUT PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO. 6/PRT/M/2009,
BERDASARKAN KARAKTERISTIKNYA TSUNAMI DIBEDAKAN MENJADI TSUNAMI
LOKAL DAN TSUNAMI BERJARAK.
1. Tsunami Lokal
Tsunami lokal berhubungan dengan episentrum gempa di sekitar pantai sehingga waktu tempuh dari
sumber kejadian sampai ke bibir pantai berkisar antara lima sampai tiga puluh menit.
2. Tsunami Berjarak
Tsunami berjarak adalah jenis tsunami yang paling umum terjadi di pantai-pantai yang bertemu langsung
dengan Samudera Pasifik.
Menurut King (1972) dan Anher (1996), faktor-faktor yang dapat
menyebabkan tsunami adalah sebagai berikut:
1.Ada retakan di dasar laut yang disertai dengan suatu gempa bumi;
retakan disini maksudnya adalah suatu zona planar yang lemah yang
melewati daerah kerak bumi;
2.Ada tanah longsor, baik yang terjadi di bawah air atau yang berasal
dari atas lautan yang kemudian menghujam ke dalam air;
3.Ada aktivitas gunung berapi yang terletak di dekat pantai atau di bawah
air yang sewaktu-waktu dapat terangkat atau tertekan seperti gerakan
yang terjadi pada retakan;
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(2010), menurut lembaga ini tsunami akan terjadi akibat
gempa, jika :
• Selalu persiapkan diri dengan peralatan-peralatan seperti senter, radio, PPPK, serta perbekalan
seperti obat-obatan yang cukup
• 2Memahami dan menguasai tempat yang aman dan jalur evakuasi jika tsunami terjadi
• Mendengarkan informasi yang resmi dari lembaga terkait, mengenai bencana yang akan terjadi
• Mendiskusikan dengan teman atau tokoh masyarakat yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman terhadap bencana tsunami
• Menjalin hubungan dengan pemerintah atau pihak-pihak yang dapat memberikan bantuan ketika
nantinya bencana terjadi
• Menjaga kelestarian alam pantai, terutama hutan mangrove (bakau) yang berfungsi untuk
menahan laju gelombang secara alamiah.
Dalam buku saku dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) edisi 2017,
disebutkan beberapa hal yang dapat dilakukan sebelum terjadi tsunami, ketika terjadi
tsunami, dan setelah terjadi tsunami, sebagai berikut :
1.Prabencana (Sebelum Bencana)
• Ketahui tanda-tanda tsunami, terutama setelah terjadi gempa bumi (air laut surut, bunyi
gemuruh dari tengah lautan, banyak ikan menggelepar di pantai yang surut, dan sebagainya)
• Memantau informasi dari berbagai media resmi mengenai potensi tsunami setelah terjadi
gempa
• Cepat berlari ke tempat yang tinggi dan berdiam diri di sana untuk sementara waktu
• Segera menjauhi area pantai dan tidak perlu melihat datangnya tsunami
• Mengetahui tingkat kerawanan tempat tinggal dari bahaya tsunami, dan ketahui jalur evakuasi
tercepat ke dataran tinggi
2. Saat Bencana
• Setelah terjadinya gempa, jangan berupaya untuk merapikan kondisi rumah, waspadai gempa susulan
• Jika sedang berada di rumah, usahakan untuk tetap tenang dan pergi ke tempat yang lebih tinggi
• Tidak semua gempa berujung tsunami, namun tetap wajib untuk memperhatikan atau mendengar sirine tanda bahaya, atau pengumuman dari pihak berwenang
mengenai bahaya tsunami. Saat itu Anda perlu untuk segera menyingkir dari area pantai. Perhatikan peringatan dan arahan pihak berwenang dalam proses
evakuasi
• Jika telah berada di tempat tinggi, bertahanlah di sana, karena gelombang tsunami biasanya berkali-kali, dan biasanya lebih besar daripada yang pertama
• Jangan kembali jika belum ada pernyataan aman dari pihak berwenang
• Hindari jalan melewati jembatan, dan dianjurkan untuk berjalan kaki ketika evakuasi
• Jika evakuasi menggunakan kendaraan, lalu terjadi kemacetan, segera keluar, kunci, dan tinggalkan kendaraan, kemudian lanjutkan evakuasi dengan berjalan
kaki
• Apabila sedang berada di kapal atau perahu yang sedang berlayar, maka teruskanlah berlayar, hindari area pesisir atau pelabuhan.
3. Pascabencana (Setelah Bencana)
• Tetap utamakan keselamatan, bukan barang-barang. Waspada dengan instalasi listrik dan pipa gas
• Dapat kembali ke rumah jika keadaan sudah dinyatakan aman oleh pihak berwenang
• Jauhi area tergenang atau rusak
• Hindari air yang menggenang, karena kemungkinan kontaminasi zat-zat berbahaya serta ancaman tersengat aliran listrik
• Hindari area bekas genangan untuk menghindari terperosok
• Jauhi reruntuhan di dalam genangan air karena sangat berpengaruh terhadap keamanan perahu penyelamat dan orang sekitar
• Bersihkan sarang nyamuk dan serangga lainnya
• Berpartisipasi dalam kaporisasi sumber-sumber air bersih, perbaikan jamban, dan saluran pembuangan limbah
• Hindari lokasi yang masih terkena bencana
• Tetap berada di luar gedung yang masih dikelilingi air
• Hati-hati saat memasuki gedung, karena ancaman kerusakan yang tidak terlihat
• Perhatikan kesehatan dan keselamatan keluarga dengan mencuci tangan jika terkena air genangan tsunami
• Buang makanan yang sudah terkontaminasi air genangan
• Dengarkan berita atau informasi mengenai kondisi air, serta di mana mendapatkan bantuan tenda darurat, pakaian, dan makanan
• Jika Anda terluka, dapatkan perawatan kesehatan di pos kesehatan terdekat
Psychologycal first aid
THANK YOU