Anda di halaman 1dari 18

TSUNAMI

KELOMPOK 6
Adji Prasetyo – 1801620126
Muhammad Reza Hakim – 1801620157
Naufal Aqila – 180161815
Menurut Nur (2010), tsunami berasal dari Bahasa
Jepang, yaitu tsu yang artinya pelabuhan, dan nami
yang artinya gelombang.

Menurut Malik dan Nanin (dalam Sarapang, dkk, 2019)


tsunami merupakan sebuah ombak yang terjadi setelah
sebuah gempa bumi, gempa laut, gunung api meletus, atau
hantaman meteor di laut.

Disimpulkan bahwa tsunami merupakan sebuah gelombang


besar yang menerjang dari laut ke arah pelabuhan atau pesisir
yang dapat disebabkan oleh gempa bumi, gunung api meletus,
atau hantaman meteor ke arah laut.
Karakteristik Tsunami
• Kecepatan gelombang tsunami bergantung pada
kedalaman laut, semakin dangkal maka kecepatannya
semakin berkurang.
• Berbanding terbalik dengan kecepatannya, ketinggian
gelombang tsunami bertambah seiring gelombang mendekati
pesisir pantai.
• Panjang gelombang tsunami jauh lebih besar daripada
gelombang pasang laut.
• Periode waktu gelombang tsunami yang berkekuatan tinggi
hanya berdurasi 10-60 menit, sedangkan gelombang pasang
bisa berdurasi lebih lama sekitar 12-24 jam.
K L A S I F I K A S I T S U N A M I B E R D A S A R K A N P E N Y E B A B N YA D A PAT D I B E D A K A N M E N J A D I
TSUNAMI VULKANIK DAN TSUNAMI TEKTONIK. JENIS TSUNAMI VULKANIK ADALAH JENIS
T S U N A M I YA N G D I S E B A B K A N G E M PA YA N G B E R A S A L D A R I K E G I ATA N V U L K A N I K B U M I ,
S E D A N G K A N T S U N A M I T E K T O N I K D I S E B A B K A N K A R E N A A D A N YA G E M PA YA N G T E R J A D I
A K I B AT A K T I V I TA S T E K T O N I K B U M I .

G E M PA T E K T O N I K G E M PA V U L K A N I K
MENURUT PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO. 6/PRT/M/2009,
BERDASARKAN KARAKTERISTIKNYA TSUNAMI DIBEDAKAN MENJADI TSUNAMI
LOKAL DAN TSUNAMI BERJARAK.

1. Tsunami Lokal
Tsunami lokal berhubungan dengan episentrum gempa di sekitar pantai sehingga waktu tempuh dari
sumber kejadian sampai ke bibir pantai berkisar antara lima sampai tiga puluh menit.

2. Tsunami Berjarak
Tsunami berjarak adalah jenis tsunami yang paling umum terjadi di pantai-pantai yang bertemu langsung
dengan Samudera Pasifik.
Menurut King (1972) dan Anher (1996), faktor-faktor yang dapat
menyebabkan tsunami adalah sebagai berikut:

1.Ada retakan di dasar laut yang disertai dengan suatu gempa bumi;
retakan disini maksudnya adalah suatu zona planar yang lemah yang
melewati daerah kerak bumi;

2.Ada tanah longsor, baik yang terjadi di bawah air atau yang berasal
dari atas lautan yang kemudian menghujam ke dalam air;

3.Ada aktivitas gunung berapi yang terletak di dekat pantai atau di bawah
air yang sewaktu-waktu dapat terangkat atau tertekan seperti gerakan
yang terjadi pada retakan;
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(2010), menurut lembaga ini tsunami akan terjadi akibat
gempa, jika :

1.Kekuatan gempa lebih dari 7.0 SR,


2.Lokasi pusat gempa di laut dengan kedalaman kurang dari 70
km,
3.Terjadi deformasi (penyesaran) vertikal dasar laut;
Dampak Tsunami •

TERJADI KERUSAKAN DI MANA - MANA
L A HA N P E RTA NI A N DA N P E RI K AN A N RU S A K
• M E NG HA M BAT KE G I ATA N P E R E KO N OM I A N
• K E RUG I A N M AT E RI A L
• K E RUG I A N S P I RI T UA L
• M E NI M BU L K AN BI B I T P E N YAK I T
Menurut Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil,
mitigasi bencana adalah upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik secara struktur atau fisik melalui
pembangunan fisik alami dan/atau buatan maupun nonstruktur atau nonfisik melalui peningkatan kemampuan
ancaman bencana di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Kegiatan struktur/fisik untuk mitigasi bencana tsunami, menurut Ayat
2 Pasal 15 PP Nomor 64 tahun 2010, meliputi :

• Penyediaan sistem peringatan dini


• Penggunaan bangunan peredam tsunami
• Penyediaan fasilitas penyelamatan diri
• Penggunaan konstruksi bangunan ramah bencana tsunami
• Penyediaan sarana dan prasarana kesehatan
• Vegetasi pantai
• Pengelolaan ekosistem pesisir
Menurut Nur (2010), untuk mengurangi kerugian dan korban akibat bencana tsunami dapat
dilakukan dengan cara seperti berikut :

• Selalu persiapkan diri dengan peralatan-peralatan seperti senter, radio, PPPK, serta perbekalan
seperti obat-obatan yang cukup
• 2Memahami dan menguasai tempat yang aman dan jalur evakuasi jika tsunami terjadi
• Mendengarkan informasi yang resmi dari lembaga terkait, mengenai bencana yang akan terjadi
• Mendiskusikan dengan teman atau tokoh masyarakat yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman terhadap bencana tsunami
• Menjalin hubungan dengan pemerintah atau pihak-pihak yang dapat memberikan bantuan ketika
nantinya bencana terjadi
• Menjaga kelestarian alam pantai, terutama hutan mangrove (bakau) yang berfungsi untuk
menahan laju gelombang secara alamiah.
Dalam buku saku dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) edisi 2017,
disebutkan beberapa hal yang dapat dilakukan sebelum terjadi tsunami, ketika terjadi
tsunami, dan setelah terjadi tsunami, sebagai berikut :
1.Prabencana (Sebelum Bencana)

• Ketahui tanda-tanda tsunami, terutama setelah terjadi gempa bumi (air laut surut, bunyi
gemuruh dari tengah lautan, banyak ikan menggelepar di pantai yang surut, dan sebagainya)
• Memantau informasi dari berbagai media resmi mengenai potensi tsunami setelah terjadi
gempa
• Cepat berlari ke tempat yang tinggi dan berdiam diri di sana untuk sementara waktu
• Segera menjauhi area pantai dan tidak perlu melihat datangnya tsunami
• Mengetahui tingkat kerawanan tempat tinggal dari bahaya tsunami, dan ketahui jalur evakuasi
tercepat ke dataran tinggi
2. Saat Bencana

• Setelah terjadinya gempa, jangan berupaya untuk merapikan kondisi rumah, waspadai gempa susulan
• Jika sedang berada di rumah, usahakan untuk tetap tenang dan pergi ke tempat yang lebih tinggi
• Tidak semua gempa berujung tsunami, namun tetap wajib untuk memperhatikan atau mendengar sirine tanda bahaya, atau pengumuman dari pihak berwenang
mengenai bahaya tsunami. Saat itu Anda perlu untuk segera menyingkir dari area pantai. Perhatikan peringatan dan arahan pihak berwenang dalam proses
evakuasi
• Jika telah berada di tempat tinggi, bertahanlah di sana, karena gelombang tsunami biasanya berkali-kali, dan biasanya lebih besar daripada yang pertama
• Jangan kembali jika belum ada pernyataan aman dari pihak berwenang
• Hindari jalan melewati jembatan, dan dianjurkan untuk berjalan kaki ketika evakuasi
• Jika evakuasi menggunakan kendaraan, lalu terjadi kemacetan, segera keluar, kunci, dan tinggalkan kendaraan, kemudian lanjutkan evakuasi dengan berjalan
kaki
• Apabila sedang berada di kapal atau perahu yang sedang berlayar, maka teruskanlah berlayar, hindari area pesisir atau pelabuhan.
3. Pascabencana (Setelah Bencana)

• Tetap utamakan keselamatan, bukan barang-barang. Waspada dengan instalasi listrik dan pipa gas
• Dapat kembali ke rumah jika keadaan sudah dinyatakan aman oleh pihak berwenang
• Jauhi area tergenang atau rusak
• Hindari air yang menggenang, karena kemungkinan kontaminasi zat-zat berbahaya serta ancaman tersengat aliran listrik
• Hindari area bekas genangan untuk menghindari terperosok
• Jauhi reruntuhan di dalam genangan air karena sangat berpengaruh terhadap keamanan perahu penyelamat dan orang sekitar
• Bersihkan sarang nyamuk dan serangga lainnya
• Berpartisipasi dalam kaporisasi sumber-sumber air bersih, perbaikan jamban, dan saluran pembuangan limbah
• Hindari lokasi yang masih terkena bencana
• Tetap berada di luar gedung yang masih dikelilingi air
• Hati-hati saat memasuki gedung, karena ancaman kerusakan yang tidak terlihat
• Perhatikan kesehatan dan keselamatan keluarga dengan mencuci tangan jika terkena air genangan tsunami
• Buang makanan yang sudah terkontaminasi air genangan
• Dengarkan berita atau informasi mengenai kondisi air, serta di mana mendapatkan bantuan tenda darurat, pakaian, dan makanan
• Jika Anda terluka, dapatkan perawatan kesehatan di pos kesehatan terdekat
Psychologycal first aid
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai