Anda di halaman 1dari 11

Wanita Sebagai Ibu

Fungsi Keibuan
• Memenuhi kebutuhan fisiologi dan psikis
• Peran dalam merawat dan mengurus keluarga
• Peran ibu sebagai pendidik
• Peran ibu sebagai contoh dan teladan
• Peran ibu sebagai manager
• Ibu memberi rangsangan dan pelajaran
• Peran ibu sebagai istri
Sifat Keibuan
Merupakan sifat yang lazim dimiliki wanita, sifat tersebut
mendorong seorang wanita untuk bersikap lemah lembut, penuh
kasih sayang dan ketulusan, tetapi dari kesemuanya itu tidak
menutup kemungkinan seorang wanita atau ibu tidak memiliki sifat
keibuan.
Sifat-sifat keibuan secara garis besar digolongkan dalam 2 ide:
a. Kualitas tertentu dari karakter dan kepribadian wanita yang
bersangkutan
b. Gejala emosional pada wanita tersebut, yang bersumber pada
ketidakberdayaan bayi dan anak, sebab bayi atau anak selalu
bergantung dan membutuhkan pertolongan serta pemeliharaan,
terutama dari ibunya.
Relasi Ibu dan Anak
• Sifat keibuan bersangkutan dengan relasi ibu
dengan anak sebagai kesatuan fisiologi, psikis
dan sosial.
• Relasi dimulai sejak kehamilan sampai proses
perawatan dan proses membesarkan anak
relasi bisa terjalin dengan baik apabila adanya
pengertian dan pemahaman ibu terhadap
sikap yang dimiliki anaknya serta terjalin
komunikasi antara ibu dan anak.
Ibu Tiri dan Ibu Angkat
Ibu tiri
• Anak-anak yang ditinggal pergi oleh ibunya atau ibunya meninggal dunia.
Kemudian, kedudukan ibu yang melahirkan anak tersebut ditempati oleh wanita
lain seiring pernikahan ayahnya.
• Wanita pengganti memiliki otoritas penuh dalam menjalankan semua hak dan
kewajiban sebagaimana ibu kandung
Ibu angkat
• seorang wanita yang mengadopsi anak (mengambil anak) baik satu atau lebih
dikenal atau tidak orangtua anak tersebut karena didasari oleh keinginan memiliki
anak. secara umum keinginan untuk menjadi ibu tidak terkabul karena mandul dan
tidak bisa melahirkan seorang bayi.
Terdapat 2 faktor pada wanita untuk memehami ibu angkat :
1. Kapasitas-kapasitas keibuan atau maternal wanita ini dalam relasinya dengan anak
angkatnya
2. Motivasi-motivasi tertentu yang mendorong wanita tersebut mengangkat seorang
bayi atau anak seorang wanita lain baik sebelumnya dikenal atau tidak
Wanita Sebagai Lansia
Periode Klimakterium Menopause
1. Periode klimakterium menopause
Sehubungan dengan faktor usia, kapasitas untuk reproduksi yang
berlangsung selama menstruasi atau haid pertama itu masih terus
berlangsung selama menstruasi atau haid pertama itu masih terus
berlangsung secara teratur. Dengan berhentinya fungsi ini akan berakhir pula
fungsi pelayanan, pengabdian, dan pengekalan species manusia. Sebab
dengan berakhirnya haid, proses ovulasi atau pembuahan sel telur juga jadi
terhenti oleh karenanya. Lalu segenap aparat kelenjar mengalami hambatan
dan pengurangan aktivitasnya. Ditambah lagi, organ kelamin turut mengalami
proses atrofi, yaitu menjadi lisut dan mundur fungsinya. Akhirnya, segenap
bagian pada tubuh secara lambat laun menampakkan gejala-gejala ketuaan.
Fase sedemikian ini pada diri wanita disebut sebagai menopause.
(menopause, men = bulan, pause = pausa, pausis, pauoo= periode atau tanda
berhenti, menopause= berhentinya secara definitif menstruasi)
Perilaku aneh pada periode klimakterium
Oleh karena sel-sel indung telur sudah tidak diprodusir lagi, maka semua
proses organik untuk pengabdian dan pengawetan spesies manusia
menjadi tterhenti pula. Dan berakhirlah keberadaannya (eksistensi dirinya)
sebagai pendungkung kehidupan baru. Sampailah wanita itu pada batas
akhir yang alamiah yaitu kematian parsiil sebagai pengabdi pada
spesiesnya. Sehubungan dengan hal ini, mulailah ia sibuk bergulat
melawan proses dekadensi atau kemunduran, melawan usia tua.
Satu tipe wanita-wanita klimakteris ada yang memperlihatkan aktivitas
hypomanis semu. Wanita tersebut merasakan seolah-olah vitalitas
hidupnya jadi bertambah. Jika ia dahulu menghindari pengalamn-
pengalaman yang menggunakan kekerasan atau kesembronoan, maka
sekarang ini seakan-akan ia dikejar-kejar oleh nafsu untuk menyerempet-
nyerempet bahaya, guna memperkaya pengalaman hidupnya. Ia merasa
muda bagaikan gadis remaja dan selalu meyakinkan diri sendiri bahwa ia
berambisi atau mampu memulai kehidupannya dari awal lagi.
Gangguan Kejiwaan yang sering terjadi pada
Lansia
1. Depresi
2. Gangguan kecemasan
3. Paranoid
4. Pikun
5. Gangguan tidur
6. Sering melamun
7. Krisis kepercayaan diri
8. Sensitif
9. Halusinasi
10.Sikozofrenia (Parafrenia)
11.Anti sosial
12.Temperamental
13.Bunuh diri
Kondisi Psikis Wanita Setengah Baya
• Relasi persahabatan wanita-wanita klimakteris ini sering
kali juga mengalami perubahan. Persahabatan yang
dahulunya bersifat loyal dan harmonis, menjadi retak
berantakan oleh rasa iri hati, keemasan ketakutan, serta
panik tanpa sebab-sebab yang jelas. Wanita- wanita ini
jadi cerewet, menjadi sangat gila, suka mencari setori,
dan mengguagah pertengkaran dimana-mana. Relasi
sosialnya menjadi patologis sifatnya. Ada kalanya terjadi
ledakan-ledakan emosional yang paranoid, sebagai
produk dari semakin intensifnya konflik-konflik batin/
psikis pada periode klimaktteris.
Masa Nenek-Nenek
• Dengan berhentinya fungsi reprduksi pada seorang
wanita itu bukan berarti keberhentian hidupnya.
Jika fungsi keibuan untuk melayani dan mengabdi
pada species manusia itu sudah berhenti. Wanita
tersebut masih bisa melanjutkan fungsi keibuannya
dengan jalan mencari pengalaman-pengalaman
individual yang baru. Pada masa ini wanita
cenderung masuk ke masa tua. Serta mengalami
perubahan-perubahan fisik pada usia tua dan
mempengaruhi psikologis mereka.

Anda mungkin juga menyukai