Anda di halaman 1dari 25

KONSEP

UKS
Mochamad Rafi Noorbadriana 201FK03024
Nisa Cantika 201FK03025
Chairul Misak Reyhan 201FK03027
Nashaulia Fadlina Syahbani 201FK03028
Putri Andrian Glaudia L 201FK03029
Jejen Ijudin 201FK03030
Amanda Azhaar Nurlayli 201FK03031
Hilfa Hizkia Uswatun H 201FK03032
Syifa Hoerunnisa 201FK03033
Diana Safitri 201FK03034
UKS?!
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah
usaha kesehatan masyarakat yang
ditujukan kepada masyarakat sekolah
yaitu anak didik, guru, dan karyawan
sekolah lainnya dengan prioritas UKS
diberikan kepada SD, mengingat SD
merupakan dasar dari sekolah lanjutan
(MGMP Pati, 2019).
TUJUAN
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah
menciptakan pola hidup sehat, lingkungan yang sehat
dan kehidupan sehat dengan cara
mencegah,memberantas penyakit dan memberikan
pengetahuan akan kesehatan sehingga tercapai mutu
pendidikan yang baik dan tumbuh kembang yang
maksimal serta dapat membentuk suatu kepribadian
yang baik dalam jiwa setiap individu
(Nugroho,2017). Sedangkan Menurut Soenarjo dalam
Nugroho (2017) Tujuan UKS, sama dengan tujuan
kesehatan masyarakat pada umumnya, yang pada
garis besarnya meliputi mempertinggi derajat
kesehatan, mencegah dan memberantas penyakit,
serta memulihkan kesehatan setalah terkena suatu
penyakit.
SARANA UKS Berdasarkan peraturan bersama Kemendikbud, Kemenkes, Kemenag, dan
Kemendagri No. 6, 73,41,81 pasal 3 tahun 2014 sasaran UKS/M dalam
peraturan bersama ini meliputi:

01 02
PESERTA PENDIDIK
DIDIK

03 04
TENAGA MASYARAKAT
PENDIDIK SEKOLAH
LANDASAN HUKUM PELAKSANAAN UKS
,Menurut Kemenkes RI (2018) landasan hukum Usaha Kesehatan Sekolah

Undang Undang Nomor 36 Permenkes Nomor 25 Tahun 2014 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor.
Tahun 2009 tentang Tentang Upaya Kesehatan Anak 1429/Menkes/SK/XII/2006 Tentang Pedoman
Kesehatan (Pasal 79) Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan
Sekolah

Intruksi Presiden tentang Gerakan Peraturan bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negri Nomor 6/x/PB
Nomor 1 Tahun 2017. Tahun 2014, Nomor 73 tahun 2013, Nomor 41 Tahun 2014, No 81
tahun 2014 tentang Pembinaan dan Pembangunan Usaha Kesehatan
Sekolah/Madrasah (Pasal 4-7)
Model-model Usaha
Kesehatan Sekolah
01
Tujuan Program Sekolah Sehat
Program-program kesehatan yang dilakukan
oleh sekolah (terutama oleh kepala sekolah dan
guru kelas) yang mengarah pada upaya
preventif antara lain yaitu memberikan
penyuluhan, pengarahan dan bimbingan
kepada anak didik setiap hari senin saat apel
bendera, mengenai pentingnya upaya
memelihara kesehatan jasmani, rohani dan
wilayah, upaya mencegah penyakit dengan
membiasakan diri untuk berperilaku hidup
sehat
2
Peran Warga Sekolah dalam Penciptaan
Perilaku Sehat

Dukungan warga sekolah sangat penting dalam


pencapaian tujuan UKS, misalnya dalam
pencapaian dalam menciptakan prilaku sehat
yakni bagaimana peserta didik dapat mencintai
wilayah dengan pembelajaran yang menyangkut
wilayah hidup. Misalnya buang sampah plastik
akan merusak lingkungan, penanaman pohon akan
menambah kesuburan tanah dan lain-lain.
3 Rencana Kerja Tahunan Sekolah (RKTS)
dalam Menciptakan Sekolah Sehat

Gambaran pada hasil penelitian di atas sebelumnya


menunjukkan bahwa pemahaman yang kurang pada konsep
sekolah sehat berdampak pada kurang maksimalnya usaha
untuk mencapai tujuan dari sekolah sehat seperti yang
dikemukakan menteri kesehatan pada saat penentuan pemenang
lomba sekolah
Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan UKS

Kebijakan Umum

Yang dimaksud dengan kebijakan umum disini adalah


kebijakan pelaksanaan dalam rangka memberikan
landasan dan pedoman pembinaan dan pengembangan
UKS untuk dilaksanakan secara terpadu, merata,
menyeluruh, berhasil guna, dan berdayaguna.
Promosi Kesehatan Pada UKS
Promosi kesehatan adalah proses memandirikan masyarakat agar dapat memelihara, meningkatkan
dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan, serta
pengembangan lingkungan sehat. Oleh karena itu, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan titik
berat pada upaya promotif dan preventif, di dukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang
berkualitas, menjadi sangat penting dan strategis untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Usaha Kesehatan Sekolah yang dimaksud akan melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan
masalah kesehatan sekolah, menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan aman, memberikan
pendidikan kesehatan di sekolah, memberikan akses terhadap pelayanan kesehatan, serta ada
kebijakan dan upaya sekolah untuk mempromosikan kesehatan dan berperan aktif dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat. UKS dapat digunakan sebagai wadah yang digunakan untuk
berbagai program kesehatan seperti kesehatan ibu dan anak, gizi, pemberantasan penyakit menular,
kesehatan lingkungan, pengobatan, penyuluhan dan upaya kesehatan lainnya untuk mempercepat
tercapainya tujuan promosi kesehatan.
Kasus
Perawat A, seorang perawat komunitas yang bertanggung jawab pada program
UKS di wilayah binaan Puskesmas. Perawat A telah melakukan pengkajian pada SD
Negeri 1. Hasil dari pengkajian jumlah siswa sebanyak 227siswa, dengan status gizi
overweight (18,5%), konjungtiva anemis (16.7%), kebiasaan sarapan (67.8%), karies
(48.6 %), kuku kotor (31.6%), injury pada saat olahraga (49.8%), pengetahuan terhadap
kesehatan reproduksi (50%). Di SDN ini belum mempunyai kader kesehatan sekolah.
Dari hasil data tersebut, perawat A akan melakukan intervensi keperawatan dan
promosi kesehatan sesuai dengan model UKS, sehingga dapat mewujudkan healthy
school.
Pengkajian
1. Pengkajian kesehatan sekolah
Nama Sekolah : SD Negeri 1

Alamat : Wilayah Binaan Puskesmas

Tanggal Pengkajian : 27 Desember 2022

2. Pengkajian Data Inti

a. Data Demografi Tidak terkaji

b. Denah Sekolah SD Negri 1 Tidak terkaji

c. Komposisi Siswa SD Negri 1

Hasil dari pengkajian pada SD Negeri 1 jumlah siswa sebanyak 227siswa

d. IMT Siswa SD Negri 1

Hasil dari pengkajian pada SD Negeri 1 status gizi overweight siwa didapat (18,5%)
e. Kebersihan Gigi Dan Mulut SD Negri 1
Hasil dari pengkajian pada SD Negeri 1 siswa dengan karies sebanyak (48.6%)
f. Kebersihan Telinga SD Negri 1
Tidak terkaji
g. Kebersihan kuku SD Negri 1
Hasil dari pengkajian pada SD Negeri 1 siswa dengan kuku kotor sebanyak (31.6%),
h. Pola Tidur Siswa SD Negri 1
Tidak terkaji
i. Kebiasaan Gosok Gigi Siswa SD Negri 1
Tidak terkaji
j. Kebiasaan Potong Kuku SD Negri 1
Tidak terkaji
k. Kebiasaan Cuci Tangan SD Negri 1
Tidak terkaji
l. Kebiasaan Sarapan SD Negri 1
Hasil dari pengkajian pada SD Negeri 1 siswa dengan kebiasaan sarapan (67.8%)
m. Kebiasaan olah raga
Terdapat kejadian injury pada saat olahraga (49.8%),
n. Kebiasaan kebersihan reproduksi
Hasil dari pengkajian pengetahuan siswa terhadap kesehatan reproduksi (50%).
Pelayanan Kesehatan
a. Jenis Pelayanan 3) Perlengkapan UKS
Program UKS healty school Tidak terkaji
b. Jumlah Guru UKS : 4) Obat-obatan PPPK
Tidak terkaji Tidak terkaji
c. Kader Kesehatan Sekolah 5) Kartu/Buku Rujukan dan Data Kegiatan UKS
Belum ada kader sekolah di sd negri 1 Tidak terkaji
d. Kondisi Ruang UKS : 6) Tempat cuci tangan
1) Aspek kebersihandan kerapihan: Tidak terkaji
Tidak terkaji 7) Kebersihan Kamar Mandi dan WC
2) Aspek ventilasi dan pencahayaan Tidak terkaji
Tidak terkaji
Pendidikan Kesehatan
a. Pendidikan Kesehatan Intrakurikuler
Tidak terkaji
b. Pakaian dan Sepatu Siswa
Tidak terkaji
c. Kulit, Kuku, Rambut, Telinga dan Gigi Siswa
Hasil pengkajian terdapat siswa dengan
konjungtiva anemis (16.7%),karies (48.6 %), kuku
kotor (31.6%),

Kesehatan Lingkungan Sekolah


a. Kepadatan Ruang Kelas
Tidak terkaji
b. Kebersihan Dan Ventilasi Ruangan
Tidak terkaji
c. Kebersihan kamar mandi dan WC
Tidak terkaji
d. Ventilasi dan pencahayaa
Tidak terkaji
e. Tempat cuci tangan umum
Tidak terkaji
f. Jumlah WC/KM
Tidak terkaji
g. Keadaan Air
Tidak terkaji
h. Kebersihan kerapian dan keindahan halamana.
Tidak terkaji
i. Halaman bermain, berolahraga/upacara
Tidak terkaji
j. Penerapan kawasan bebas asap rokok di sekolah
Tidak terkaji
k. Kegiatan PSN dengan 3M
Tidak terkaji
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. Ds :
Kurang Defisit
- Di SDN ini belum terpapar pengetahuan
mempunyaikader informasi tentang
kesehatan sekolah kesehatan
  (D.0111)
Do :
- Status gizi overweight
(18,5%),
- Pengetahuan
terhadap kesehatan
  reproduksi (50%).    

- Karies (48.6 %), kuku kotor


(31.6%),
2. Ds:- Risiko cedera
Kegagalan
(D.0136)
Do: mekanisme
- Injury pada saat olahraga(49.8%),
pertahanan tubuh
3. Ds: Defisit Kesehatan
Keterbatasan
- Komunitas (D.0110)
Sumber Daya
Do :
- Hasil dari pengkajian jumlah siswa

sebanyak 227 siswa, dengan


statusgizi overweight (18,5%),
konjungtiva anemis (16.7%),
kebiasaan
sarapan (67.8%), karies(48.6 %), kuku
kotor (31.6%), injury pada saat
olahraga (49.8%),pengetahuan
terhadap kesehatan reproduksi (50%).
- Di SDN ini belum mempunyaikader
kesehatan sekolah.
Diagnosa Keperawatan

Defisit pengetahuan tentang kesehatan b.d Kurang terpapar informasi d.d Di SDN ini
belum mempunyai kader kesehatan sekolah, status gizi overweight (18,5%),
Pengetahuan terhadap kesehatan reproduksi (50%).karies (48.6 %), kuku kotor
(31.6%), (D.0111)
 

Risiko cedera d.d injury pada saat olahraga (49.8%) (D.0136)


Defisit Kesehatan Komunitas b.d keterbatasan sumber daya d.d terjadi masalah
kesehatan yang dialami komunitas, Hasil dari pengkajian jumlah siswa sebanyak 227
siswa, dengan status gizi overweight (18,5%), konjungtiva anemis (16.7%), kebiasaan
sarapan (67.8%), karies (48.6 %), kuku kotor (31.6%), injury pada saat olahraga
(49.8%), pengetahuan terhadap kesehatan reproduksi (50%). Dan Di SDN ini belum
mempunyai kader kesehatan sekolah (D.0110)
No Diagnosis Tujua Interve
. n nsi
1. Edukasi kesehatan (I.12383)
Setelah dilakukan tindakan
Defisit pengetahuan tentang
keperawatan selama 2x24 jam Observasi
kesehatan b.d Kurang terpapar 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
diharapkan tingkat pengetahuan
informasi.
informasi d.d Di SDN ini belum meningkat (L.12111) Dengan kriteria
hasil : 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan
mempunyai kader kesehatan
1. Perilaku sesuai anjuran dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan
sekolah, status gizi overweight sehat.
meningkat 5
(18,5%), Pengetahuan terhadap 2. Perilaku sesuai dengan Terapeutik

pengetahuan meningkat 3. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan.


kesehatan reproduksi (50%).karies
5 4. Jadwalkan pendidikan kesehatan seuai kesepakatan.
(48.6 %), kuku kotor (31.6%),
5. Berikan kesempatan untuk bertanya.
(D.0111) Edukasi
6. Jelaskan factor risiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
7. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.

8. Ajaran strategi yang dapat digunakan untuk


meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Pencegahan cedera (I.14537)
Risiko Setelah dilakukan
cedera d.d tindakan keperawatan Observasi
injury pada selama 2x24 jam Identifikasi area lingkungan yang berpotensi menyebabkan cedera.
saat diharapkan tingkat Terapeutik
olahraga cedera menurun
1. Sediakan pencahayaan yang memadai.
(49.8%) (L.14136)
Dengan kriteria hasil : 2. Gunakan alas lantai jika beresiko mengalami cedera serius.
(D.0136)
1. Kejadian cedera
3. Sediakan alas kaki antislip.
menurun 5
4. Diskusikan mengenai latihan dan terapi fisik yang diperlukan.
5. Diskusikan mengenai alat bantu mobilitas yang sesuai.

6. Diskusikan bersama anggota keluarga yang dapat


mendampingi pasien.
7. Tingkatkan frekuensi observasi dan pengawasan, ssuai kebutuhan.
Edukasi

8. Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh ke pasien dan keluarga.


9. Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan duduk selama

beberapa menit sebelum berdiri.


3 Defisit Kesehatan Komunitas Setelah 3x24 jam status Pengembangan Kesehatan Masyarakat I. 1454
. b.d keterbatasan sumber daya kesehatan komunitas
Observasi :
d.d terjadi masalah kesehatan meningkat dengan
yang dialami komunitas, Hasil kriteria hasil : 1. Identifikasi masalah atau isu kesehatan dan
dari pengkajian jumlah siswa 1. ketersediaan prioritasnya.
sebanyak 227 siswa, dengan program promosi
2. Identifikasi potensi atau aset dalam masyarakat
status gizi overweight (18,5%), kesehatan meningkat
terkait isu yang dihadapi Identifikasi kekuatan dan
konjungtiva 5
partner dalam pengembangan kesehatan Identifikasi
anemis (16.7%), kebiasaan 2. ketersediaan
pemimpin/tokoh dalam masyarakat.
program proteksi
sarapan (67.8%), karies (48.6 Terapeutik :
kesehatan meningkat
%), kuku kotor (31.6%), injury
5 3. Berikan kesempatan kepada setiap anggota
pada saat olahraga (49.8%),
3. partisipasi dalam masyarakat untuk berpartisipasi sesuai aset.
pengetahuan terhadap
program kesehatan 4. Libatkan anggota masyarakat untuk meningkatka
kesehatan reproduksi (50%).
komunitas meningkat kesadaran terhadap isu dan masalah dimilik
Dan Di SDN ini belum
5 kesehatan yang dihadapi
mempunyai kader kesehatan
4. pemantauan standar 5. Libatkan masyarakat dalam musyawarah
sekolah (D.0110)
kesehatan meningkat untuk mendefinisikan isu kesehatan.
5 6. Libatkan masyarakat dalam proses perencanaan
5. prevalensi penyakit dan implementasi serta revisinya.
menurun 5 7. Libatkan anggota masyarakat dalam
6. angka morbiditas mengembangkan jaringan kesehatan .
menurun 5 8. Pertahankan komunikasi yang terbuka dengan
anggota masarakat dan pihak-pihak yang
komunikasi antara
      individu dan kelompok untuk
bermusyawarah terkait daya tarik
mengembangkan rencana kerja.
7. Perkuat organisasi untuk meningkatkan
kemampuan berkomunikasi dan
8. Kembangkan strategi dalam manajemen konflik.

9. Fasilitasi struktur bernegosiasi.

10. Persatukan anggota masyarakat dengan


cita-cita komunitas yang sama .
11. Bangun komitmen antar anggota masyarakat.

12. Kembangan mekanisme keterlibatan


tatanan lokal, regional bahkan nasional
terkait isi kesehatan komunitas.
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai