Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN KASUS
GANGGUAN JIWA HARGA DIRI RENDAH 
 

 
ILA AGENG SAFIANI ( NIM. 2012028 )
EKA YUSNITA ( NIM. 2012032 )
DWI WAHYUNINGSIH ( NIM. 2012038 )
MOCH. DWI AGUS SETYAWAN ( NIM. 2012045 )
AGUNG WIDODO ( NIM. 2012046 )
JOKO IVNU SANTOSO ( NIM. 2012054 )
 
 
 
DEFINISI GANGGUAN JIWA
Gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang
tidak noramal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun
dengan mental. Keabnormalan tersebut di bagi ke dalam dua
golongan yaitu gangguan jiwa (neurosa) dan sakit jiwa
(psikosa). Keabnormalan terlihat dalam berbagai macam gejala
yang terpenting di antaranya adalah ketegangan, rasa putus asa
dan murung, gelisah, cemas, perbuatan-perbuatan yang terpaksa,
histeria, rasa lemah, dan tidak mampu mencapai tujuan, takut,
dan pikiran-pikiran buruk (Yosep & Sutini, 2014).
ETIOLOGI
Faktor keturunan
Faktor konstitusi
Cacat kongenital
Perkembangan psikologik yang salah
Deprivasi dini
Pola keluarga yang petagonik
Masa remaja
Faktor sisiologik dalam perkembangan yang salah
PATOFISIOLOGI
Gangguan jiwa pada seseorang terlihat apabila apa yang dilakukannya tidak
sesuai dengan kaidah-kaidah normalitas kondisi lingkungan. Dalam arti,
bahwa apa yang dilakukan merupakan bentuk ditorsi atau penyimpagan
yang patologis. Kondisi ini tidak disadari oleh pasien dengan gangguan
jiwa. Perilaku tersebut sebagai reaksi dari penyimpangan dari proses
transduksi impuls atau neurotransmisi yang diperankan oleh
neurotransmiter dengan reseptor atau free nervie ending di celah sinap.
Perilaku ini juga disebabkan oleh terganggunya fungsi luhur dari jaringan
otak yang disebabkan berbagai hal baik dari heredier maupun proses
mekanis yang menyebabkan struktur jaringan otak menjadi abnormal (Nasir
& Muhith, 2011).
TANDA DAN GEJALA
 Gangguan kognitif
 Gangguan perhatian
 Gangguan ingatan
 Gangguan asosiasi
 Gangguan pikiran
 Gangguan kesadaran
 Gangguan emosi dan afek
DEFINISI HARGA DIRI RENDAH
Harga diri rendah adalah penilaian tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal
diri.Perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri
dan kemampuan diri (Fajariyah, 2012)
KLASIFIKASI

 Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu


yang sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami
perasaan negatif mengenai diri dalam berespon, terhadap suatu
kejadian (kehilangan, perubahan).

 Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu


mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau
kemampuan dalam waktu lama.
ETIOLOGI
 Pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas
keberhasilannya.
 Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang
dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima.
 Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan, atau
pergaulan.
 Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung
mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya.
TANDA DAN GEJALA
 Mengkritik diri sendiri
 Perasaan tidak mampu
 Pandangan hidup yang pesimis
 Penurunan produktifitas
 Penolakan terhadap kemampuan diri
 Kurang memperhatikan perawatan diri
 Ekspresi rasa malu atau bersalah
 Ragu-ragu untuk mencoba hal-hal baru atau situasi-situasi baru
 Hipersensitifitas terhadap kritik
PROSES TERJADINYA HDR
 Faktor predisposisi
Terjadinya harga diri rendah penolakan orang tua yang tidak
realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang
tidak realistis.
 Faktor Presipitasi
Terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehilangan bagian
tubuh, perubahan penampilan atau bentuk tubuh, kegagalan
atau produktivitas yang menurun. Secara umum, gangguan
konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi secara situasional
atau kronik.
KOMPONEN KONSEP DIRI
Citra tubuh
Ideal diri
Harga diri
Peran
Identitas diri
AKIBAT TERJADINYA HDR
1. Data subyektif
 Mengungkapkan enggan untuk memulai hubungan atau pembicaraan.
 Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang
lain.
 Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh oranglain.
2. Data obyektif
 Kurang spontan ketika diajak bicara
 Apatis
 Ekspresi wajah kosong
 Menurun atau tidak adanya komunikasi verbal
 Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat bicara
PENATALAKSANAAN

1. Farmakologis
Obat anti psikosis : Penotizin
Obat anti depresi : Amitripilin
Obat Anti ansietas : Diasepam, bromozepam, clobozam
Obat anti insomnia: Phneobarbital
2. Terapi modalitas
Terapi keluarga
Terapi kelompok
Terapi musik
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas
b. Alasan masuk
c. Faktor presipitasi dan riwayat penyakit sekarang ( riwayat
perkembangan kesehatan 6 bulan terakhir )
d. Faktor Predisposisi
e. Pengkajian psikososial ( sebelum dan sesudah sakit )
Next...
f. Pemeriksaan / keadaan fisik
g. Status mental
h. Kebutuhan persiapan pulang
i. Mekanisme koping
j. Masalah psikososial dan lingkungan
k. Aspek pengetahuan
l. Aspek medis
Next…
2. Analisa data
3. Daftar diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Harga diri rendah kronis
Koping individu tidak efektif
Isolasi sosial
Perubahan presepsi sensori : halusinasi
Risti perilaku kekerasan
4. Intervensi keperawatan
KASUS GANGGUAN JIWA HDR
1. URAIAN KASUS
Tn.M usia 37 tahun, berjenis kelamin laki-laki, ruang rawat di bangsal abimanyu,
klien masuk rumah sakit pada tanggal 1 Mei 2020. Tanda dan gejala yang dialami
pada Tn.M dengan harga diri rendah adalah merasa malu jika diajak berkenalan
dengan orang lain, merasa minder jika bertemu orang lain, dan perasaan pesimis.
Tn.M merasa malu dan minder karena dianggap orang stress, klien merasa selalu
merepotkan kedua orang tuanya, senang menyendiri. Alasan masuk Tn.M yaitu
sering diejek oleh saudaranya dan teman- temannya, karena kemampuannya
berbicara yang sulit dimengerti, sehingga pasien sering merasa malu dan khawatir
untuk bertemu dengan orang lain.
Tn M dulu bekerja dipabrik dan di PHK. Akibat PHK tersebut Tn M mengalami
gangguan jiwa dan dirawat di RSJ Lawang. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil
karena klien tidak rutin meminum obat dan tidak kontrol. Penyebab putus obat yang
dialami klien adalah ekonomi keluarga yang kurang mampu untuk mencukupi biaya
perawatan dan pengobatan klien.
2. PENGKAJIAN
a. Alasan masuk
Pasien mengatakan hidup ini tak bermakna karena sering diejek oleh
saudaranya dan teman–temannya. Teman-temanku bilang katanya ketika
saya berbicara itu sulit dimengerti, jadi saya malu dan selalu menunduk bila
bertemu dengan orang lain.
b. Faktor predisposisi
Klien sudah 1x dirawat dirumah sakit jiwa disebabkan karena putus obat
sebab dirinya dianggap tidak normal dalam berbicara, pengobatan
sebelumnya kurang berhasil karena klien tidak rutin meminum obat dan
tidak kontrol, ekonomi keluarga yang kurang mampu untuk
mencukupi biaya perawatan dan pengobatan klien.
c. Faktor presipitasi : Karena klien di PHK
d. Konsep diri
 Gambaran diri : Klien menyukai semua bagian tubuhnya.
 Identitas diri : Klien bernama Tn. M , 37 tahun, beragama islam, jenis
kelamin laki laki, asal Malang.
 Peran : Klien mengatakan sebagai tulang punggung keluarga.
 Ideal diri : Klien berharap agar cepat sembuh dan cepat pulang.
Karena klien ingin segera mencari uang agar dapat membahagiakan
keluarga.
 Harga diri : Selama dirumah klien merasa malu jika diajak
berkenalan dengan orang lain.
e. Hubungan sosial
 Orang yang dekat/ dipercaya saat ini :
Klien mengatakan orang terdekat dengannya adalah ibu
kandungnya.
 Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakat:
Klien tidak mau bergaul dengan masyarakat karena merasa
malu, merasa jelek dan minder jika bertemu orang lain.
 Hambatan dalam hubungan dengan orang lain :
Klien mengatakan tidak butuh orang lain. Klien selalu
menunduk saat berbicara dengan orang lain.
f. Analisa data

TANGGAL DATA FOKUS MASALAH


dan JAM KEPERAWATAN
7 mei 2020 DS : Harga diri rendah
“11.00” - Klien merasa malu, jelek dan
minder karena dianggap orang
stress
- Klien mengatakan hidupnya
tidak bermakna
DO :

- Kontak mata saat berbicara


kurang
- Klien tidak memiliki inisiatif
untuk berinteraksi
- Sering menyendiri
G. Intervensi
KESIMPULAN
1. Pengkajian
Pada saat pengkajian pada Tn.M klien menunjukan tanda tanda dari
konsep diri : harga diri rendah yaitu kontak mata yang kurang saat
berbicara, klien merasa hidup ini tak bermakna karena sering diejek oleh
saudaranya dan teman – temannya.
2. Diagnosa
Kami mengambil diagnosa konsep diri : Harga Diri Rendah Karena
merupakan Prioritas masalah yang didapat pada Tn.M ciri-ciri salah
satunya kontak mata yang kurang ,bicara selalu menunduk, dan
seperlunya saja.
3. Intervensi
Perencanaan pada konsep diri: Harga Diri Rendah dibuat dari SP 1
sampai dengan SP 3 begitupun untuk SP keluarga.
SARAN
Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan referensi yang
berkaitan dengan asuhan keperawatan dengan masalah konsep
dasar : Harga Diri Rendah sehingga dapat menambah
pengetahuan bagi mahasiswa keperawatan. Selain itu
diharapkan perawat dapat memberikan pelayanan dan
meningkatkan komunikasi terapeutik kepada klien sehingga
dapat memberikan perubahan yang positif kepada klien dengan
gangguan jiwa harga diri rendah.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai