Anda di halaman 1dari 29

TUTORIAL

CAIRAN
DAN
ELEKTROLIT II
CICI FITRI LESTARI (101101002)
NENCI SIHALOHO (101101012)
EDTRI RAMADHANI PUTRI (101101019)
SHERLA CHANDRA (101101022)
KE FATIMAH SIHOTANG (101101063)
LO IIM PRATIWI (101101083)
SRI HARTATI SINAGA (101101096)
M BENNY SUTANA S. (101101100)
PO NORA ROSETIA PURBA (101101111)
WINDA ARDELIA S. (101101120)
K9 MUTIA SARI (101101127)
FITRI HERVIANTI (101101131)
DIANA M. (101101135)
SARTINA LYLYS S. MALA (101101140)
PEMICU
Tn. KJ 50 tahun. Datang ke klinik dengan keluhan bengkak
pada tungkai dan kaki. Bernafas pendek-pendek ketika
melakukan berbagai aktifitas, nyeri dada tidak menyebar,
batuk bertambah berat, tidak mampu tidur dengan posisi
berbaring pada malam hari. Pasien hanya mampu tidur di
atas tempat tidur sejak 2 hari yang lalu. Pasien mengatakan
berat badan bertambah 2 kg dalam satu minggu terakhir.
Berat badan sekarang 70 kg, tinggi badan 158 cm.

Apa yang terjadi pada Tn. KJ?


MORE INFO
Selama pemeriksaan pasien ortopnea dan bicara terputus-putus
sambil menarik nafas. Riwayat obat yang diminum pasien lasix
per oral. Lasix diminum kalau terasa sesak dan sudah tidak
diminum selama 3 hari terakhir. Tanda-tanda vital: tekanan darah
155/93 mmHg, denyut jantung 95x/ menit, saturnasi oksigen
90% dengan pemberian oksigen 4L/ menit melalui nasal canul,
suhu tubuh 98.6oF. Pitting edema 3+ pada ekstremitas bawah,
crackles pada bilateral lapang paru, tangan dan abdomen
bengkak, distensi vena jugularis. Hasil pemeriksaan laboratorium
K+ 5.0; creatinin 1.8; BUN 21; Na2+ 155. Gambaran x-ray dada
bilateral efusi. Echocardiogram menunjukkan ejection fraction
35%.
1. Klasifikasi Istilah

 Ejection fraction
Darah yang dipompa keluar dari ventrikel kiri dan
kanan dalam setiap denyut jantung.
(55 – 75%)
2. Identifikasi Masalah

 Tn. KJ mengeluh bengkak pada tungkai dan kaki.


 Tn. KJ bernafas pendek-pendek ketika melakukan berbagai
aktivitas.
 Tn. KJ mengalami nyeri dada yang tidak menyebar.
 Tn. KJ mengalami batuk yang bertambah berat.
 Tn. KJ tidak mampu tidur dengan posisi berbaring pada
malam hari.
 Tn. KJ hanya mampu tidur di atas tempat tidur sejak 2 hari
yang lalu.
 BB Tn. KJ bertambah 2 kg dalam 1 minggu terakhir
(sekarang = 70 kg)
3. Hipotesa

Hipervolemia
4. Analisa Masalah

Tn. KJ mengalami hipervolemia ditandai dengan


bengkak pada tungkai dan kaki dan berat badan
bertambah.
5. We Don’t Know
Ejection fraction
Lasix per oral
Suhu 98.60 F
Gambaran dada bilateral efusi
Hasil lab (K+, creatinin, BUN, Na+)
6. Learning Issues
• Pengertian hipervolemia
• Etiologi hipervolemia
• Tanda dan gejala hipervolemia
• Patofisiologi hipervolemia
• Asuhan keperawatan
▫ Pengkajian
▫ Diagnosa
▫ Perencanaan
 Tujuan
 Kriteria hasil
 Intervensi
 Mandiri
 Kolaborasi
 Edukasi
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN HIPERVOLEMIA

Kondisi dimana terjadi peningkatan retensi cairan isotonik pada


seorang individu. Kelebihan volume cairan ekstraseluler dapat
terjadi jika kadar natrium dan air kedua-duanya tertahan dengan
proporsi yang kira-kira sama.
2. ETIOLOGI HIPERVOLEMIA
Penyebab volume ECF yang berlebihan:
 Mekanisme pengaturan berubah
 Gagal jantung kongestif

 Sindrom nefrotik

 Sirosis hati

 Gagal ginjal

 Sindrom cushing; terapi kortikosteroid

 Kelaparan (hipoalbuminemia)

 Infus larutan garam intervena secara cepat

 Asupan natrium yang berlebihan


Hipervolemia dapat terjadi jika terdapat:
 Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium
dan air.
 Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi
natrium dan air.
 Kelebihan pemberian cairan IV.
 Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
3. Tanda dan Gejala Hipervolemia
 Distensi vena jugularis
 Peningkatan CVP (>11mmHg)
 Peningkatan tekanan darah
 Denyut nadi penuh, kuat
 Melambatnya waktu pengosongan vena-vena tangan
(>3-5 s).
 Edema perifer dan periorbita.
 Asites
 Efusi pleura.
 Edema paru akut (jika berat)
 Dispnea, takipnea
 Ronki basah di seluruh lapangan paru
• Penambahan berat badan secara cepat
• + 2% Kelebihan ringan
• + 5% Kelebihan sedang
• + 8% Kelebihan berat

• Perubahan status mental

• Perubahan pola respirasi • Oliguria


• Asupan melebihi haluaran • Ortopnea

• Refleks hepatojugularis positif

• Kongesti paru

• Gelisah

• Bunyi jantung S3

• Perubahan berat jenis


Temuan Laboratorium

 Penurunan hematokrit dan hemoglobin


 Protein serum rendah
 Na+ serum normal
 Na+ kemih rendah (<10mmEq/L)
4. PATOFISIOLOGI HIPERVOLEMIA
Peningkatan permeabilitas glomerulus
CO ↓

Proteinuria masif
Ginjal bereaksi untuk memenuhi
volume sirkulasi Hipoproteinuria

Retensi natrium (Aldosteron) dan air Tekanan onkotik plasma ↓


(ADH)

Volume plasma ↓
Bertambahnya volume darah sirkulasi
ADH dan Aldosteron ↑

Filtrasi cairan yang tertahan


Retensi Natrium dan air

Edema
5. Asuhan Keperawatan
1. Penkajian
Ds.
 Bernafas pendek ketika melakukan berbagai
kegiatan
 Nyeri dada tidak menyebar
 Batuk bertambah berat
 Tidak mampu tidur dengan posisi berbaring
pada malam hari
 Hanya mampu tidur di atas tempat tidur sejak 2
hari yang lalu
Do.
 BB bertambah 2 kg dalam 1 minggu terakhir (menjadi 70 kg)
 TB 158 cm
 Ortopnea
 Bicara terputus-putus
 Menggunakan lasix per oral (kalau sesak dan sudah tidak diminum selama
3 hari terakhir)
 TD : 155/93 mmHg
 HR : 95x/mnt
 SaO2 : 90% (beri O 4L/mnt – nasal canul)
2
 T : 98.6oF
 Pitting edema +3 (ekstremitas bawah)
 Crackles pada bilateral lapangan paru
 Tangan dan abdomen bengkak
 Distensi vena jugularis
 Hasil lab :
 K+ 5.0
 Creatinin 1.8
 BUN 21
 Na+ 155
 Gambar X-Ray dada bilateral efusi
 ECG : Ejection Fraction 35%
2. DIAGNOSA
Signs / Symptoms Etologi Problem

Ds. Kelebihan volume


Gangguan regulasi ECF
Pasien mengeluh bengkak pada cairan
tungkai dan kaki
Do. Penumpukan cairan
• Ortopnea interstisial

• Riwayat obat lasix per oral


• TTV Tekanan hidrostatik kapiler ↑
 TD : 155/93 mmHg
 HR : 95x/mnt
 SaO2 : 90% Tekanan onkotik ↓
• Pitting edema +3
• Crackles pada bilateral paru
• Tangan dan abdomen bengkak Permeabilitas kapiler ↑
• Distensi vena jubularis
• Hasil lab
 K+ 5.0 Obstruksi aliran limfatik
 Creatinin 1.8
 Na+ 155
• Gambaran X-Ray bilateral efusi
Retensi Natrium dan air
• EKG : Ejection Fraction 35%

Edema

Kelebihan volume cairan


PERUMUSAN DIAGNOSA
Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan
gangguan mekanisme pengaturan, asupan cairan yang
berlebih, retensi natrium dan imobilitas yang ditandai
dengan bengkak pada tungkai dan kaki, mendapat terapi
lasix per oral, dengan TTV: ortopnea, TD: 155/93 mmHg,
denyut jantung 95x/menit, SaO2 90%, pitting edema 3+,
crackles pada lapangan paru, tangan dan abdomen
bengkak, distensi vena jugularis, Creatinin 1.8, Na+ 155,
BUN : Dewasa : 21, X-ray dada bilateral efusi, EKG ejection
fraction 35%.
3. Perencanaan
 Tujuan
Kelebihan volume cairan dapat dikurangi yang
dibuktikan dengan keseimbangan cairan,
keseimbangan elektrolit hasil lab dalam batas
normal:
◦K+ 3.5 - 5.0
◦Creatinin 0.5 - 1.7
◦Na+ 145 – 155
◦BUN : Dewasa : 10 – 20 mg/dl
 Kriteria hasil
 Keseimbangan asupan dan pengeluaran dalam 200ml pada
[tanggal]
 Tidak ditemukan bunyi nafas crackles
 Berat badan dalam rentang normal (63.8 – 52.2 kg)
 Tidak ada asites
 Tidak ada distensi vena jugularis (<8 cmH2O)
 Tidak ada edema perifer
 Berat jenis urine dalam rentang 1.003 – 1.030
c. Intervensi
 Mandiri
• Tentukan lokasi dan derajat edema perifer, sakral, dan periorbital
pada skala +1 sampai +4.
• Kaji komplikasi pulmoner dan / atau kardiovaskuler yang
diindikasikan dengan meningkatnya distress pernafasan, frekuensi
nadi dan tekanan darah, bunyi jantung tidak normal, dan / atau
bunyi nafas tidak normal.
• Askultasi suara nafas ada tidaknya suara crackles / kongesti.
• Ukur tanda-tanda vital.
• Ukur / dokumentasikan intake dan output secara akurat.
• Timbang BB setiap hari atau sesuai jadwal.
• Evaluasi adanya kegelisahan, kecemasan, kebingungan, dan
perubahan kepribadian.
• Observasi kulit dan membran mukosa.
• Pantau secara teratur lingkar abdomen / tungkai bawah.
 Kolaboratif
 Lakukan dialisis, jika diindikasikan
 Konsultasikan ke dokter jika tanda dan gejala kelebihan volume cairan muncul /
memburuk.
 Berikan diuretik sesuai dengan keperluan
 Konsultasikan dengan ahli gizi untuk perencanaan diet pasien
 Persiapkan / bantu prosedur jika diindikasikan

 Edukasi
 Ajarkan pasien memerhatikan penyebab dan mengatasi edema
 Ajarkan pasien penggunaan, dosis, dan efek samping pengobatan yang dianjurkan.
 Ajarkan pasien untuk puasa sesuai dengan keperluan.
 Anjurkan pasien untuk mengunyah permen karet, pengunaan lip balm untuk
mengurangi rasa tidak nyaman akibat restriksi cairan.
 Ajarkan pasien / keluarga cara memantau intake pasien.
 Ajarkan pasien cara mengidentifikasikan tanda ‘bahaya’ yang memerlukan bantuan
tenaga kesehatan.
 Ajarkan pasien untuk menghindari makanan dengan kadar garam tinggi dan
makanan pedas.
We Don’t Know
Ejection fraction : darah yang dipompa keluar dari ventrikel kiri dan kanan
dalam setiap denyut jantung. (55 – 75%)
Lasix per oral : merintangi transpor klorida dan natrium, bekerja di
lengkung henle.
Suhu 98.6o F : 37oC
Gambaran dada bilateral efusi : pada foto rontgen, di bagian dada
berwarna putih (seperti awan) yang menandakan adanya penumpukan
cairan dalam rongga paru.
Hasil lab:
 K : 3-5 – 5.0
 Creatinin : 0.5 – 1.7
 Na : 145 – 155
 BUN (Blood Urea Nitrogen)
▪ Dewasa : 10 – 20 mg/dl
▪ Anak-anak : 5 – 18 mg/dl
Kesimpulan
Tn. KJ mengalami hipovolemik yang disebabkan karena gagal
jantung.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai