Anda di halaman 1dari 23

PROSEDUR PEMERIKSAAN rRT-PCR COVID-19

-Praktek Laboratorium Molekular Yang Baik-

BADAN KEBIJAKAN DAN PEMBANGUNAN KESEHATAN


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TUJUAN

1. Memahami prinsip praktik Laboratorium Molekular yang baik


2. Menerapkan cara terbaik untuk meminimalkan dan mendeteksi kontaminasi
sampel dalam pemeriksaan
3. Menerapkan elemen dari desain lab yang penting untuk hasil amplifikasi asam
nukleat yang berkualitas
4. Menerapkan praktik bekerja di laboratorium yang baik (Good Laboratory
Practices) untuk menghindari kontaminasi di dalam lingkungan lab

2
Sejarah GLP:

Good 1. Pada awal tahun 1970, FDA melihat adanya


praktek bekerja dan aktifitas lab yang buruk di

Laboratory seluruh US
2. Ditemukan adanya kecurangan dalam hasil

Practice pemeriksaan lab dimana mana


3. Kasus Industrial Bio Test  produk deodoran

(GLP) P&G yang menimbulkan kanker. Mencit lab


yang diuji terkena kanker dan mati  semua
pegawai lab, distributor, produsen dan sales
dipenjara
4. Hasil evaluasi di banyak lab diantaranya sbb:
a. Banyak Alat tidak dikalibrasi
b. Hasil yang tidak akurat dan tidak benar
c. Kecurangan hasil pemeriksaan lab
Good Laboratory Practice (GLP)

• GLP dilembagakan di AS setelah kasus penipuan yang dihasilkan oleh laboratorium


toksikologi dalam data yang diserahkan ke FDA oleh perusahaan farmasi. Sebagai hasil
dari temuan ini, FDA mengumumkan Good Laboratory Practice (GLP) Regulations, 21
CFR part 58, on December 22, 1978 (43 FR 59986). The regulations became
effective June 1979

• Pada tahun 1981 sebuah organisasi bernama OECD (organisasi untuk kerjasama dan
pembangunan ekonomi) menghasilkan prinsip-prinsip GLP yang berstandar
internasional. Dewan OECD, data yang dihasilkan dalam pengujian bahan kimia di satu
Negara Anggota OECD, sesuai dengan Pedoman Tes OECD dan Prinsip GLP diterima
di semua Negara Anggota OECD lainnya.
GOOD LABORATORY PRACTICE (GLP)
Praktek Laboratorium Yang Baik

• GLP adalah untuk menyatakan bahwa setiap langkah analisis valid atau tidak
• GLP memastikan bahwa data yang dikirimkan adalah cerminan sebenarnya dari
hasil yang diperoleh selama penelitian
• GLP sangat menekankan pada perekaman data, pencatatan & retensi spesimen
• Pastikan kualitas & integritas data yang dikirimkan ke FDA untuk mendukung
keamanan produk yang diatur
• GLP juga memastikan untuk tidak terlibat dalam aktivitas penipuan apa pun oleh
laboratorium.

5
PENGERTIAN GLP

• Prinsip Good Laboratory Practice (GLP) berorientasi pada kualitas dan validitas
data yang dihasilkan dalam pengujian di laboratorium(EOCD)
• Penerapan GLP dalam lab microbiology dikenal juga sebagai GMLP
• Praktik Laboratorium Mikrobiologi yang Baik (GMLP) fokus pada pengembangan
kemahiran untuk melindungi pekerja lab dari kemungkinan infeksi yang sangat
kecil, penyebaran mikroba yang tidak terkendali, dan kontaminasi dari sumber
eksternal.

Sumber : (Chauhan et al, 2020)


6
Principles of Good Laboratory
Practice (GLP)
Organisasi dan Program Penjaminan Aparat, Bahan dan
Fasilitas lab
Personil Lab Mutu (QAP) Reagen

Prosedur
Sistem pengujian Zat Uji dan Referensi Operasi Kinerja Studi
Standar (SOP)

Penyimpanan dan
Pelaporan Hasil Studi Retensi Catatan dan
bahan
Cakupan SOP :
•Pemeriksaan rutin, pembersihan,

pemeliharaan, pengujian dan

kalibrasi.
•Tindakan yang harus diambil dalam

menanggapi kegagalan peralatan.


•Menyimpan catatan, pelaporan,

penyimpanan, pencampuran, dan

pengambilan data.
•Definisi data mentah.

•Metode analitis.
KONTAMINASI DI DALAM PEMERIKSAAN COVID-19

• Tes asam nukleat (DNA/RNA) dilakukan berbasis amplifikasi berulang pada


sebuah segmen pendek sekuen DNA
• Setiap kali melakukan PCR akan menghasilkan milyaran copy DNA/RNA
(amplikon)
• Amplikon ini akan memberikan hasil positif atau negatif palsu dalam
pemeriksaan PCR

9
SUMBER KONTAMINASI

1. Penanganan spesimen, kontrol Jika terjadi kontaminasi, maka


positif, atau amplikon yang tidak harus dilakukan dikontaminasi lab
molekuler yang berbiaya mahal, sulit
memadai dan memakan waktu.
2. Aerosol
3. Kontaminan dari berbagai Menghambat pemeriksaan di lab
dan menimbulkan back log
permukaan alat-alat lab
4. Reagensia dan bahan habis pakai
5. Personal lab
6. Kecelakaan kerja di lab
PENCEGAHAN KONTAMINASI DI LABORATORIUM MOLEKULER

1. Desain dan organisasi lab yang sesuai

2. Praktik kerja laboratorium yang baik

3. Mengikuti SOP kerja yang baik  manajemen kualitas lab yang baik

11
DESAIN LABORATORIUM MOLEKULER

Prinsip:
• Bahan habis pakai (consumables) dan area kerja di dalam lab harus digunakan secara terpisah,
terbagi atas:
1. Ruang preparasi reagen/clean room (preparasi master mix PCR) – tekanan positif
2. Ruang ekstraksi dan penambahan sampel – tekanan negatif
3. Ruang amplifikasi/post amplifikasi – tekanan negatif
• Dipisahkan dengan
• Pembatas ruang/tembok
• Pemisahan sisi ruang
• Alur kerja searah (bersih (less contaminant/amplicon) – kotor (high contaminant/amplicon))

12
ALUR PEMERIKSAAN LAB MOLEKULER

Pre-PCR

Alur kerja
searah

PCR

13
AREA PCR 1 : CLEAN ROOM

1. Merupakan area penyimpanan dan persiapan


reagensia RT-PCR master mix
2. Idealnya merupakan ruangan bertekanan positif
3. Laminar Air Flow (LAF) untuk menghindari reagensia
dari kontaminan lingkungan sekitar.
4. APD yang khususdisimpan dan dipakai di
ruangan bersih/clean room.
5. Semua peralatan dan reagen TIDAK dipidahkan ke
ruangan lain.
6. Spesimen, RNA/DNA, kontrol positif TIDAK
diperbolehkan masuk.
7. Area penambahan KONTROL NEGATIF

14
AREA PCR 2 : EKSTRAKSI DAN PENAMBAHAN RNA
1. Area persiapan spesimen berupa proses ekstraksi RNA
2. Area penambahan spesimen RNA yang sudah diektraksi (dilakukandi
BSC kelas II yang berbeda dengan BSC kelas II yang digunakan
untuk ekstraksi RNA)
3. Idealnya ruangan bertekanan negative
4. Alat keamanan yang diperlukan di dalam ruangan ini berprinsip untuk
melindungi pekerja dari kontaminasi spesimen, yaitu :
• BSC Kelas II
• Closed rotor centrifuge (jika ada)
• Vortex
• Safety station: Safety shower dan eye wash station
• Spill kit tools
5. APD khusus disimpan dan dipakai di ruangan ini
6. Semua peralatan dan reagen TIDAK dipindahkan ke ruangan lain.

15
AREA PCR 3 :PCR

1. Area perbanyakan DNA di dalam mesin Thermal Cycler, serta


analisa hasil rRT PCR.
2. Area Penambahan kontrol positif (di meja lab terbuka atau di
dalam BSC Kelas II).
3. Ruangan ini idealnya bertekanan negatif supaya tidak terjadi
aliran kontaminasi DNA hasil PCR (amplikon) ke ruangan lain.
4. Dianggap sebagai ruangan yang sangat terkontaminasi oleh
produk PCR/amplicon.
5. Semua APD dipakai dan disimpan khusus di ruangan ini.

16
ASPEK TEKNIS YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Pasang tanda Informasi Darurat di pintu masuk laboratorium. Cantumkan nama dan informasi

kontak supervisor laboratorium atau penanggung jawab lainnya.

2. Batasi akses laboratorium; menjaga pintu terkunci ketika laboratorium tidak dijaga.

3. Pastikan bahwa setiap orang yang memasuki laboratorium memahami bahaya yang terkait dengan

laboratorium.

4. Jaga kebersihan lab dan bebas dari kekacauan/berantakan

5. Pastikan bahwa peralatan keselamatan darurat (misalnya, alat pemadam kebakaran, pencuci mata,

pancuran) dapat diakses dan dalam urutan kerja.

6. Sebelum memulai pekerjaan apa pun, tinjau SOP dan PSDS (Pathogen safety Data Sheet) yang

relevan terkait dengan yang dimaksud dan simpan referensi dan SOP tersebut berdekatan dengan

tempat beraktifitas
18
ASPEK TEKNIS YANG PERLU DIPERHATIKAN

7. Kenakan pakaian laboratorium yang sesuai:


a. Jas laboratorium yang rapat dan tidak pernah dipakai di luar laboratorium (masing-masing
jas lab di PCR, Ekstraksi, Mix)
b. Sebelum mengenakan jas lab, periksa dengan cermat jas lab apakah ada lubang, sobek,
bukti kontaminasi, dan bagian dalam kantong untuk mencari puing-puing. Hanya
gunakan jas lab yang bebas dari kekurangan di atas;
c. Sarung tangan: bila dianggap perlu dan selalu saat menangani bahan infeksius atau saat
bekerja di lemari pengaman biologis; keluarkan dan buang sebelum meninggalkan
laboratorium. Sebelum mengenakan sarung tangan, periksa area yang menipis, lubang,
sobekan, dan ketidaksempurnaan lain yang dapat menghambat kualitas pelindungnya.
d. Pelindung mata dan wajah bila diperlukan;
e. Alas kaki dengan jari kaki dan tumit tertutup;
f. Kaki tertutup: jangan menggunakan celana pendek, celana Capri, rok pendek, dll.
19
ASPEK TEKNIS YANG PERLU DIPERHATIKAN

8. Jangan pernah melakukan eksperimen menggunakan sel/swab Anda sendiri.


9. Jangan pernah makan, minum, menyimpan makanan atau minuman dan peralatan terkait,
memakai kosmetik atau lip balm, memegang lensa kontak atau minum obat di laboratorium.
10. Lakukan semua prosedur untuk meminimalkan percikan, tumpahan, dan pembentukan aerosol.
11. Jangan sekali-kali memasukkan zat apa pun melalui mulut.
12. Hindari menyentuh mulut atau mata.
13. Ikat rambut panjang ke belakang.
14. Batasi penggunaan jarum dan benda tajam lainnya hanya pada prosedur yang tidak ada
alternatifnya. Jangan membengkokkan, mematahkan, mencukur atau menutup kembali jarum
bekas atau melepaskannya dari pembuangan.
15. Buang semua benda tajam ke dalam wadah benda tajam berlabel, anti bocor dan tahan tusukan.

20
ASPEK TEKNIS YANG PERLU DIPERHATIKAN

16. Ganti barang plastik dengan barang pecah belah bila memungkinkan. Hindari penanganan barang
pecah secara langsung; Gunakan sikat dan pengki, penjepit, atau tang.
17. Hindari membawa barang-barang (misalnya buku, ponsel) yang tidak dapat dengan mudah
didekontaminasi ke dalam lab.
18. Simpan barang-barang pribadi seperti dompet, ransel, dan pakaian jalanan secara terpisah dari
APD dan jauh dari daerah penanganan bahan biologis
19. Tutup semua luka terbuka, terpotong, tergores atau tergores dengan pelindung tahan air dan
sarung tangan sekali pakai.
20. Gunakan perangkap disinfektan dan filter in-line untuk melindungi saluran vakum dari kontaminasi.
21. Cuci tangan setelah melepas sarung tangan dan alat pelindung diri lainnya, setelah menangani
bahan infeksius sebelum meninggalkan laboratorium.

21
ASPEK TEKNIS YANG PERLU DIPERHATIKAN

21. Ikuti prosedur pembersihan dan pembuangan yang sesuai:


a. Dekontaminasi permukaan kerja dengan bahan yang sesuai di akhir setiap kegiatan dan
setelah tumpahan apa pun;
b. Pastikan bahwa semua kultur dan stok didekontaminasi sebelum dibuang;
c. Dekontaminasi barang pecah belah, instrumen dan jas lab sebelum digunakan kembali,
didaur ulang atau dibuang;
d. Buang barang pecah belah dalam wadah tahan tusukan;
e. Pastikan bahwa pakaian yang terkontaminasi telah didekontaminasi sebelum dicuci.

23. Segera Lapokan semua kejadian dan insiden tumpahan kepada penanggungjawab lab

22
Referensi
Panduan GLP

23
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai