Anda di halaman 1dari 28

Kelompok 5

NP 5
PENGELOLAAN RUANG RAWAT INAP
CLEMENS DI RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG
1. Konsep Kepemimpinan

1. Pengertian kepemimpinan
Kepemimpinan dalam bahasa inggris disebut Leadership dan dalam bahasa arab
disebut Zi’amah atau Imamah. Dalam terminologi yang dikemukakan oleh Marifield dan
Hamzah. Kepemimpinan adalah menyangkut dalam menstimulasi, memobilisasi,
mengarahkan, mengkoordinasi motif-motif dan kesetiaan orang-orang yang terlibat
dalam usaha bersama (Stogdill, 2017).

2. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku yang ditampilkan sebagai pimpinan
ketikan mencoba perilaku orang lain. Oleh karena perilaku yang diperlihatkan oleh
bawahan pada dasarnya adalah respon bawahan terhadap gaya kepemimpinan yang
dilakukan pada mereka.
2. Konsep Manajement

1. Pengertian Manajement
Manajemen didefinisikan sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu lingkungan yang berubah. Manajemen
juga merupakan proses pengumpulan dan mengorganisasi sumber–sumber dalam
mencapai tujuan (melalui kerjaan orang lain) yang mencerminkan dinamika suatu
organisasi (Gillies, 2010 dalam Nursalam 2015).

2. Fungsi Manajement
Secara ringkas fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
a) Perencanaan (planning)
b) Pengorganisasian (organizing)
c) Actuating (directing, commanding, coordinating)
d) Pengendalian / pengawasan (controling)
e) Penilaian (evaluasi)
3. Konsep Ketenaga kerjaan

Penetapan Jumlah Tenaga Keperawatan


Penetapan jumlah tenaga keperawatan adalah proses membuat perencanaan untuk
menentukan berapa banyak dan dengan kriteria tenaga yang seperti apa pada suatu
ruangan tiap shiftnya. Berbagai cara perhitungan kebutuhan tenaga perawat diruang
rawat inap yang dapat menjadi acuan, seperti:

a. Jumlah BOR
b. Formula gillies
c. Depkes RI 2005
d. Douglas
4. Konsep Analisis SWOT

1. Pengertian Analisis SWOT


Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan. Analisisi ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (strength) dan peluang (oppurtunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). SWOT merupakan
singkatan dari strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang) dan
threats (ancaman).

2.Tujuan Analisis SWOT


Analisis SWOT dapat pula digunakan untuk berbagai keperluan. Sebagaimana
Sukristono (1995) menjelaskan bahwa analisis SWOT dapat digunakan untuk berbagai
tujuan antara lain:
5. Konsep Fishbone

1. Pengertian
Diagram FISHBHONE merupakan suatu alat visual untuk mengidentifikasi,
mengeksplorasi, dan secara grafik menggambarkan secara detail semua penyebab yang
berhubungan dengan suatu permasalahan.

2. Manfaat Diagram Fishbone (Tulang Ikan)


Fungsi dasar diagram Fishbone (tulang ikan)/Cause and effect (sebab dan akibat)/
ishikawa adalah : untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang
mungkin timbul dari suatu effect spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya
sering dijumpai orang menyatakan “ penyebab yang mungkin” dan dalam kebanyakan
kasus harus menguji apakah penyebab untuk hipotesa adalah nyata.
5. Konsep Prioritas Masalah

Prioritas merupakan sebuah proses individu atau kelompok dalam memberikan item
ranking. Proses untuk memprioritas masalah dengan metode pembobotan yang
memperhatikan setiap aspek berikut:
1. Magnetude (Mg): Kecendrungan besar dan seringnya masalah terjadi
2. Servery (Sv) : Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah ini
3. Nursing Consent(Nc) : Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
4. Manageability (Mn) : Berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur
5. Affability (Af) : Ketersediaan Sumber daya

Rentang Nilai yang digunakan adalah 1-5:


6. Sangat penting: 5
7. Penting: 4
8. Cukup Penting: 3
9. Kurang Penting: 2
10. Sangat kurang penting: 1
5. Konsep Prioritas Masalah

Metode Carl
a. Pengertian Metode CARL
Metode CARL merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk menentukan
prioritas suatu masalah apabila data yang tersedia adalah data kualitatif. Metode ini
dilakukan dengan menentukan skor atas kriteria tertentu, seperti kemampuan
(capability), kemudahan (accessibility), kesiapan (readiness), serta pengungkit (leverage).

b. Cara Penerapan Metode CARL

Daftar Total
No C A R L Urutan
Masalah Nilai
1 A 9 8 8 8 4608 I
2 B 8 8 8 8 4096 II
3 C 8 6 7 7 2352 III
5. Konsep Planing Of Action (POA)

1. Pengertian Plan of Action (PoA)


POA adalah proses penyusunan rencana yang digunakan untuk mengatasi masalah
kesehatan di suatu wilayah tertentu. Plan of Action (PoA) atau disebut juga Rencana
Usulan Kegiatan (RUK) merupakan sebuah proses yang ditempuh untuk mencapai
sasaran kegiatan.

2. Tujuan Plan of Action (PoA)


Tujuan dari Plan of Action (PoA), antara lain:
1. Mengidentifikasi apa saja yang harus dilakukan
2. Menguji dan membuktikan bahwa:
3. Berperan sebagai media komunikasi
4. Kriteria Plan of Action (PoA) yang Baik Dalam penerapannya
STUDY
KASUS
Ruang Clemens merupakan perawatan bayi baru lahir (BBL) dengan kondisi sehat. Clemens
dikelola oleh seorang kepala ruangan dengan lulusan S.Kep Ners yang sudah memiliki
pengalaman kerja 18 tahun. Ruang Clemens terdiri atas 1 ruang tenang dengan kapasitas tempat
tidur terdiri atas 4 buah incubator, 1 ruang bayi dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 24
buah box dorong, 1 ruang laktasi, 1 ruang foto terapi, serta 1 ruang dapur. BOR ruangan clemen
yaitu 84,55% dengan derajat ketergantungan pasien diruang clemen yaitu total care. Ruang
Clemens juga memiliki nurse station yang terletak di depan ruang bayi sehingga memungkinkan
lebih optimalnya pemantauan bayi.

Jumlah tenaga kerja secara keseluruhan yaitu 12 orang; diantaranya Kepala Ruangan 1 orang,
Penanggung Jawab Shift 3 orang, Perawat pelaksana sebanyak 8 orang. Berdasarkan tingkat
pendidikan, dari 12 orang perawat terdapat 7 orang lulusan S.Kep Ners, 5 orang lulusan D3
Keperawatan. Untuk jadwal dinas di ruang Clemens sudah tersusun dan dibuat oleh kepala
ruangan dengan beban kerja sesuai dengan pembagian tim. Hasil wawanacara dengan kepala
ruangan didapatkan bahwa kurang pemberian asi ibu kepada anaknya yang disebabkan karena
perawat jarang melakukan edukasi kesehatan tentang asi eksklusif dan sebagian perawat tidak
mengetahui tentang penggunaan fototerapi pada bayi.
● Pertanyaan Penuntun Diskusi :
1. Uraikan kebutuhan tenaga keperawatan pada kasus
diatas.?
2. Uraikan penyusunan analisa SWOT pada kasus diatas.?
3. Uraikan penyusunan analisa fishbone pada kasus diatas.?
4. Uraikan perumusan masalah dan prioritas masalah pada
kasus diatas.?
5. Uraikan penyusunan metode solusi penyelesaian masalah
serta jelaskan bagaimana teknik manajemen keterampilan
klinik dengan mini seminar dalam meningkatkan
kompetensi perawat.?
6. Uraikan penyusunan standar prosedur operasional tentang
edukasi kesehatan dan penggunaan fototerapi bagi bayi.?
7. Uraikan penyusunan Planning Of Action pada kasus diatas.?
1. Kebutuhan tenaga keperawatan

Diketahui :
• 1 Ruang tenang terdiri 4 buah incubator
• 1 ruang bayi kapasitas 24 buah box dorong
• 1 ruang laktasi, 1 ruang foto terapi, serta 1 ruang dapur
• BOR ruangan clemen yaitu 84,55%
• Tenaga kerja 12 orang
• Kepala ruangan 1 orang
• Proporsi perawat S1 Ners: 7 orang
• Proporsi perawat D3 Keperawatan :5 orang
Rumus 1 :
2. Penyusunan analisis SWOT

Analisis SWOT
S (Strength) kekuatan :
a) seorang kepala ruangan dengan lulusan S.Kep Ners yang sudah memiliki pengalaman kerja 18 tahun
b) BOR ruangan clemen yaitu 84,55%
c) terdapat 7 orang lulusan S.Kep Ners, 5 orang lulusan D3 Keperawatan

W (weaknesses) Kelemahan:
d) kurang pemberian asi ibu kepada anaknya
e) sebagian perawat tidak mengetahui tentang penggunaan fototerapi pada bayi.
f) perawat jarang melakukan edukasi kesehatan tentang asi eksklusif

O (Opportunites) peluang:
g) memiliki nurse station yang terletak di depan ruang bayi sehingga memungkinkan lebih optimalnya pemantauan
bayi.

T (Threats) ancaman :
h) pelayanan keperawatan pada pasien tidak diberikan secara komrehensif.
i) Jumlah tenaga kerja secara keseluruhan yaitu 12 orang.
3. Penyusunan analisa fishbone

method
4. Perumusan masalah dan prioritas masalah

Perumusan Masalah

No Masalah Mg Sp Mn Nc Af Skor Prioritas

Belum Optimalnya 5 5 5 5 5
1. pemberian asi ibu 25 I
kepada anaknya

Belum optimalnya 5 5 4 4 5
Perawat melakukan
2. edukasi kesehatan 23 2

tentang ASI eksklusif

Perawat tidak 5 5 5 5 5
mengetahui tentang
3. penggunaan fototerapi 25 3

pada bayi.
Ket :
Pembobotan metode PHAO (Pan American Health Organization)
• Mmagnetude (Mg) : kecendrungan besar dan seringnya masalah terjadi
• Saferity (Sp) : besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah ini
• Manageability (Mn) : berfungsi pada keperawatan sehingga dapat diatur untuk perubahannya
• Nursing consent (Nc) : melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
• Afforgarbility (Af) : ketersediaan sumber daya

Rentang nilai yang digunakan 1-5 yaitu :


1 :sangat kurang penting
2 : kurang penting
3 : cukup penting
4 : penting
5 : sangat penting
Prioritas Masalah
No Masalah C A R L Skor Ket
Belum Optimalnya pemberian asi ibu
1. 5 4 5 5 19 1
kepada anaknya
Belum optimalnya Perawat melakukan
2. edukasi kesehatan tentang ASI 5 3 4 5 17 2
eksklusif
Perawat tidak mengetahui tentang
3. 5 5 5 5 25 3
penggunaan fototerapi pada bayi.
Rumus : C x A x R x L

Proses untuk mendapatkan masalah di atas dengan menggunakan metode pembobotan


yang memperhatikan aspek:
• Capability (C)
Kemampuan atau kompetensi
• Accessibility (A)
Akses atau keterjangkauan
• Relevancy (R)
Sesuai dengan kebutuhan atau urgensy
• Legality (L)
Berdasarkan peraturan yang berlaku
Rentang nilai yang digunakan 1-5 dengan rincian:
1 :sangat kurang penting
2 : kurang penting
3 : cukup penting
4 : penting
5 : sangat penting
5. Penyusunan metode solusi penyelesaian masalah serta jelaskan bagaimana
teknik manajemen keterampilan klinik dengan mini seminar dalam
meningkatkan kompetensi perawat.
1. Metode Fungsional
Merupakan pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada pembagian
tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi
(misalnya merawat luka dan injeksi) untuk semua klien yang ada pada unit perawatan tersebut. Dari
kasus Dari kasus Di atas Kurangnya Tenaga perawat sehingga mengakibatkan kurangnya Edukasi
terhadap ibu Yang menyusui sehingga mengakibatkan permasalahan adalah kurang pemberian ASI
Ibu pada anaknya. Perawat memberikan Edukasi kepada Ibu menyusui melalui metode teknik dan
media Prokes.
2. Kasus di atas Perawat mengembangkan wawasan dalam memberikan edukasi dan komunikasi
pada pasien. Komunikasi sebagai elemen terapi mempunyai makna bahwa komunikasi yang
Dilakukan oleh perawat adalah mempunyai tujuan terapi atau memberikan efek Penyembuhan buat
klien.
3. Metode Kasus
Menurut Nursalam (2011) setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan klien saat ia
dinas. Klien akan dirawat oleh perawat yang berbeda pada setiap shif dan tidak ada jaminan bahwa
klien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasanya
diterapkan satu klien satu perawat, dalam hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau
perawat khusus seperti isolasi, dan intensive care.
6. Penyusunan standar prosedur operasional tentang edukasi kesehatan
dan penggunaan fototerapi bagi bayi
TUJUAN:
Fototerapi bertujuan untuk menurunkan konsentrasi bilirubin. Perawatan bayi dengan fototerapi bertujuan untuk
memastikan bahwa proses fototerapi berjalan dengan baik sehingga memperoleh hasil yang maksimal.

URAIAN UMUM:
Fototerapi merupakan penatalaksanaan hipebilirubinemia yang bertujuan untuk menurunkan konsetrasi bilirubin dalam
sirkulasi atau mencegah peningkatan kadar bilirubin.fototerapi merupakan penatalaksanaan hipebilirubinemia yang
bertujuan untuk menurunkan konsentrasi bilirubin dalam sirkulasi atau mencegah peningkatan kadar bilirubin.

METODE: Praktik
PETUGAS: Perawat

ALAT DAN BAHAN:


1. Sarung tangan
2. Hand rub
3. Incubator
4. Blue light
5. Penutup mata bayi
6. Popok bayi
7. Bantal bayi
8. 2 handuk kecil
CARA KERJA:
Tahap Prainteraksi:
1. Menyiapkan alat dan bahan 6. Ubah posisi bayi setiap 3 jam
2. Menyiapkan lingkungan 7. Periksa kadar bilirubin setiap 12 atau 24
Tahap Orientasi: jam
3. Memberi salam dan membina hubungan terapeutik 8. Pantau suhu bayi
4. Menjelaskan tujuan tindakan kepada keluarga bayi 9. Observasi intake output bayi
5. Memberikan kesempatan pada keluarga bayi 10. Edukasi serta motivasi keluarga bayi
6. Menanyakan kesiapan keluarga bayisebelum tindakan 11.. Lepas sarung tangan
dilakukan 12. Rapikan alat
Tahap Kerja: 13. Cuci tangan
7. Hand hygiene
8. Memakai sarung tangan
9. Lepaskan pakaian bayi, kecuali popok
10. Kenakan penutup mata pada bayi
11. Letakkan bayi di dalam inkubator
Terminasi:
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Merapikan alat-alat
3. Mencuci tangan
4. Mendukumentasikan tindakan yang telah dilakukan: dokumentasikan nama bayi, nomor rekam
medik, tanggal dan jam dimulai dan selesainya fototerapi, jumlah jam pemakaian alat fototerapi
dalam lembar dokumentasi pemakaian alat. Dokumentasikan pula tanggal dan jam penggunaan
fototerapi, tampilan klinis bayi, dan tindakan lainnya yang dilakukan terkait fototerapi dalam lembar
dokumentasi perawatan bayi.
5. 5. Uraikan penyusunan metode solusi penyelesaian masalah serta jelaskan bagaiman teknik
menejemen ketrampilan klinik dengan mini seminar dalam meningkatkan kompotensi perawat.
7. Penyusunan Planning Of Action
No Masalah Tujuan Strategi Kegiatan Sasaran

1. Belum optimalnya Optimalnya Memberikan edukasi Penyuluhan : Ibu yang memiliki

pemberian ASI ibu pemberiaaan ASI kepada ibu menyusui 1. Perorangan melalui bayi

kepada anaknya pada anak melalui metode, promosi kesehatan


teknik dan media 2. Diskusi tatap muka
Prokes dan tanya jawab serta

pembagiaan booklet

2. Belum optimalnya Optimamlnya Perawat 1. Seminar Perawat dan tenaga

Perawat melakukan perawat mengembangkan 2. Pelatihan kesehatan

edukasi kesehatan mengedukasi wawasan dalam 3. Diskusi


tentang ASI eksklusif kesehatan memberikan edukasi

tentang ASI dan komunikasi pada

eksklusif pasien

3. Perawat tidak Perawat dapat Perawat mencari tahu 1. Pelatihan Perawat

mengetahui tentang mengetahui dan mengembangkan 2.Berdiskusi dengan


penggunaan fototerapi penggunaan pengetahuan kepala ruangan dan
pada bayi. fototerapi pada mengenai fototerapi perawat lainnya
bayi pada bayi.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai