Anda di halaman 1dari 43

KEBIJAKAN PROGRAM JKN

Disampaikan pada acara Sosialisasi Program BPJS bagi tenaga kesehatan


khususnya Bidan
Senin, 23 Desember 2013
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA
JAMINAN
TIMUR
KESEHATAN
NASIONAL
Pelaksanaan Amanat
UU No 40 Tahun 2004 Tentang SJSN dan UU 24/2011
Tentang BPJS

1 JAN 2019
1 JAN (KONDISI
2014 IDEAL)

i
ag
iL
ar
8H

23 DES 2013

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
JKN SEBAGAI PENGGERAK BERBAGAI SUBSISTEM

STATUS KESEHATAN
 Yankes yg bermutu, Terstuktur
Berstandar, Cost Effective
 Pembiayan dan pelayanan
kesehatan yg Berkeadilan
 Mendorong Peningkatan Produk
Dalam Negeri
 Obat Dan Alkes Murah
 Solidaritas Sosial

www.themegallery.com
LANDASAN HUKUM
KEMENKES

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
4
KONSEP JAMINAN KES NASIONAL
KEMENKES

Pemerintah

Kendali Biaya & kualitas Yankes


BPJS Kesehatan
Regulasi Sistem Pelayanan
Kesehatan (rujukan, dll)

Perj
Regulasi (standarisasi)

anji
n

Pem
iura

an

an K
Kualitas Yankes, Nakes, Obat,

Ajuk aran K
uha an
yar

bay
kel ang

Alkes

erja
Regulator
Ba

an k laim
n
n
Pe

sam
laim
Regulasi Tarif Pelayanan

a
Kesehatan,
Pembayar tunggal, regulasi, kesetaraan

Peserta Memberi Pelayanan


Fasilitas
Jaminan Kes Mencari Pelayanan Kesehatan
Sistem Rujukan

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
5
PESERTA JAMINAN KES
KEMENKES

Peserta Jaminan Kes adalah setiap orang yang telah membayar


iuran atau untuknya telah dibayarkan iuran menjadi peserta
Jaminan Kesehatan
PESERTA MELIPUTI*):
1. Penerima Bantuan Iuran (PBI) 2. Bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Jaminan Kesehatan Jaminan Kesehatan
a. Peserta PBI Jaminan Kesehatan a. Pekerja penerima upah dan anggota
meliputi orang yang tergolong fakir keluarganya
miskin dan orang tidak mampu b. Pekerja bukan penerima upah dan
b. Penetapan Peserta PBI Jaminan anggota keluarganya
Kesehatan dilakukan sesuai dengan c. Bukan pekerja dan anggota
ketentuan peraturan perundang- keluarganya
undangan

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
6
PESERTA JAMINAN KES
KEMENKES

KEPESERTAN JAMKES BERSIFAT WAJIB DAN DILAKUKAN SECARA BERTAHAP

TAHAP I
PBI (86,4 JUTA JIWA)
ASKES PNS + ANGGOTA KELUARGA 1 JAN
TNI/PNS + ANGGOTA KELUARGA 2014
POLRI/PNS + ANGGOTA
KELUARGA
BPJS
PENSIUNAN
VETERAN
KES
JPK JAMSOSTEK
TAHAP II PLG
LMBT
SELURUH PENDUDUK YG BELUM
MASUK SEBAGAI PESERTA BPJS 2019

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
7
PENTAHAPAN KEPESERTAAN
BPJS KESEHATAN

Tahap II : seluruh penduduk paling lambat 1 Januari 2019


PAKET MANFAAT JKN
KEMENKES

Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan


perseorangan mencakup pelayanan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif, termasuk
pelayanan obat dan bahan medis habis pakai yang
diperlukan.

Manfaat Medis Manfaat Non Medis


Akomodasi & Ambulan

Ambulans hanya diberikan utk pasien


rujukan dr Faskes dgn kondisi tertentu
*) Perpres No. 12 Pasal 20 ay 1 & 2
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
10
PAKET MANFAAT JKN
KEMENKES

Manfaat pelayanan promotif & preventif meliputi;

Penyuluhan Kes Keluarga Skrining


Imunisasi Dasar
perorangan Berencana (KB) Kesehatan

 Penyuluhan  BCG
 Konseling Diberikan secara
mengenai  DPT dan
 Kontrasepsi selektif yang
pengelolaan Hepatitis-B
dasar bertujuan untuk
faktor risiko (DPT-HB)
 Vasektomi mendeteksi
penyakit  Polio
 Tubektomi risiko penyakit
 Perilaku  Campak
dan mencegah
hidup bersih
dampak lanjutan
dan sehat Vaksin & Alat KB  Pemerintah
& atau Pemerintah Daerah

JAMINAN
*) Perpres No. 12 Pasal 21
KESEHATAN
NASIONAL
11
PAKET MANFAAT JKN
KEMENKES

YANKES

DIJAMIN TIDAK DIJAMIN


a. Tidak sesuai prosedur
1. Yankes Tk Pertama b. Di Faskes yg tidak bekerjasama dengan BPJS (kecuali utk kasus
gawat darurat)
2. Yankes Rujukan Tk c. Yankes yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan
Lanjutan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja
atau hubungan kerja
a. Rawat Jalan d. Yankes yang dilakukan di Luar Negeri
e. Yankes untuk tujuan estetik
b. Rawat Inap f. Pelayanan untuk mengatasi infertilitas
g. Meratakan gigi (ortodonsi)
h. Ganggauan kes/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau
alkohol
i. Gangguan kes akibat sengaja menyakiti diri sendiri
j. Pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional
k. Pengobatan yang dikatagorikan sebagai percobaan
l. Alat kontrasepsi, kosmetik, makan bayi dan susu
m. Perbekalan rumah tangga
n. Yankes akibat bencana pd masa tanggap darurat, KLB
o. Biaya pelayanan lainnya yg tidak ada hub dengan manfaat
Jaminan kes yg diberikan
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL *) Perpres No. 12 Pasal 22 & 25 12
FASKES DALAM PENYELENGGARAAN JKN
KEMENKES

FASKES TK I FASKES TK LANJUTAN

JAMINAN
PKS DENGAN BPJS
KESEHATAN
NASIONAL
13
KEDUDUKAN/POSISI & PERAN FASKES TINGKAT
PERTAMA DI ERA JKN

Pemberi Pelayanan Kesehatan


(GATEKEEPER)

Penyelenggara pelayanan kesehatan dasar yang berperan


sebagai kontak pertama dan penapis rujukan sesuai
dengan standar pelayanan medik.

KECUALI GAWAT DARURAT, SEMUA PESERTA HARUS


MELALUI FASKES TINGKAT PERTAMA BARU DAPAT
MEMPEROLEH PELAYANAN DI TINGKAT LANJUT (RS)

JAMINAN
KESEHATAN 14
NASIONAL
PELAYANAN KESEHATAN
PRIMER

 Revitalisasi UKM
 Peningkatan Efektifitas UKBM  Optimalisasi Fasyankes Primer
sebagai Gatekeeper
 Optimalisasi Sistim Rujukan

PETA STRATEGIS PELAYANAN


KESEHATAN PRIMER 15
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT DAN PERORANGAN PADA
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

UKM UKP

Program UKM
Program UKM dan bersifat nasional
antara lain : JKN

 P4K
 Desa Siaga  Vaksin untuk
 Posyandu Immunisasi Dasar Pelayanan
  Alat Kontrasepsi kesehatan tingkat
Posbindu
Dasar pertama sesuai
 Kadarzi
 Screening HIV manfaat JKN
 Screening IVA
 Screening API, Penyemprotan Malaria
 TB Dots

PEMBIAYAAN OLEH
PEMBIAYAAN OLEH PEMERINTAH BPJS KESEHATAN
Perpres No 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Nasional

Pasal 35 (Ketersediaan)
PEMERINTAH dan PEMERINTAH DAERAH bertanggung jawab atas ketersediaan fasilitas kesehatan

Pasal 36 (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)


•Faskes Pemerintah/Pemda yang memenuhi persyaratan
 Wajib kerjasama dengan BPJS Kesehatan.
•Faskes swasta yang memenuhi persyaratan SELEKSI Faskes
 dapat kerjasama dengan BPJS Kesehatan. (credentialing)
•Kerja sama  membuat perjanjian tertulis.
•PERSYARATAN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan
PERATURAN MENTERI.

Pasal 37 (1)  Besaran pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan ditentukan


berdasarkan kesepakatan BPJS Kesehatan dengan asosiasi Fasilitas Kesehatan di ASOSIASI FASILITAS
wilayah tersebut dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh KESEHATAN
Menteri.

Pasal 39(1)  Dalam hal Faskes tingkat PERTAMA di suatu Daerah TIDAK
memungkinkan pembayaran beradasarkan KAPITASI, BPJS Kesehatan diberikan CARA PEMBAYARAN
kewenangan untuk pembayaran dengan mekanisme lain yang lebih berhasil guna

Pasal 42 (Kinerja Faskes)


•Memperhatikan mutu pelayanan PENILAIAN
•Orientasi aspek keamanan pasien
•Efektifitas tindakan
KINERJA Faskes
•Kesesuaian kebutuhan pasien (komponen utama
•Efisiensi biaya recredentialing)
Bab II
PENYELENGGARA PELAYANAN KESEHATAN
Permenkes no 71 /2013
Pasal 2
1.Fasilitas Kesehatan tingkat pertama tdd
a. puskesmas atau yang setara;
b. praktik dokter;
c. praktik dokter gigi;  
d. Klinik Pratama atau yang setara; dan
e. Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara.
Pasal 3
1.Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan harus
menyelenggarakan pelayanan kesehatan komprehensif.
2.Pelayanan kesehatan komprehensif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pelayanan
kesehatan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, pelayanan kebidanan, dan Pelayanan
Kesehatan Darurat Medis, termasuk pelayanan penunjang yang meliputi pemeriksaan laboratorium
sederhana dan pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3.Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan komprehensif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), bagi Fasilitas Kesehatan yang tidak memiliki sarana penunjang wajib membangun jejaring
dengan sarana penunjang.
4.Dalam hal diperlukan pelayanan penunjang selain pelayanan penunjang sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), dapat diperoleh melalui rujukan ke fasilitas penunjang lain.
Bab III
KERJA SAMA FASILITAS KESEHATAN DENGAN BPJS KESEHATAN
Permenkes no 71 /2013
Pasal 6
(1) Persyaratan yang harus dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), bagi Fasilitas
Kesehatan tingkat pertama terdiri atas:
a. untuk praktik dokter atau dokter gigi harus memiliki:
– Surat Ijin Praktik;
– Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
– perjanjian kerja sama dengan laboratorium, apotek, dan jejaring lainnya; dan
– surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan
Kesehatan Nasional.
b. untuk Puskesmas atau yang setara harus memiliki:
– Surat Ijin Operasional;
– Surat Ijin Praktik (SIP) bagi dokter/dokter gigi, Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) bagi
Apoteker, dan Surat Ijin Praktik atau Surat Ijin Kerja (SIP/SIK) bagi tenaga kesehatan lain;
– perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan; dan
– surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan
Kesehatan Nasional.
Persyaratan, Seleksi dan Kredensialing
Permenkes no 71 /2013 Bab III
c. untuk Klinik Pratama atau yang setara harus memiliki:
– Surat Ijin Operasional;
– Surat Ijin Praktik (SIP) bagi dokter/dokter gigi dan Surat Ijin Praktik atau Surat Ijin Kerja (SIP/SIK)
bagi tenaga kesehatan lain;
– Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) bagi Apoteker dalam hal klinik menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian;
– Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan;
– perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan; dan
– surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan Kesehatan
Nasional.
d. untuk Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara harus memiliki :
– Surat Ijin Operasional;
– Surat Ijin Praktik (SIP) tenaga kesehatan yang berpraktik;
– Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan;
– perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan; dan
– surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan Kesehatan
Nasional.
(2) Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Fasilitas Kesehatan tingkat pertama juga
harus telah terakreditasi.
•  
Pasal 8
1. Dalam hal di suatu kecamatan tidak terdapat dokter berdasarkan penetapan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat, BPJS Kesehatan dapat bekerja
sama dengan praktik bidan dan/atau praktik perawat untuk memberikan
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama sesuai dengan kewenangan yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.
2. Dalam rangka pemberian pelayanan kebidanan di suatu wilayah tertentu, BPJS
Kesehatan dapat bekerja sama dengan praktik bidan.
3. Persyaratan bagi praktik bidan dan/atau praktik perawat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) terdiri atas:
– Surat Ijin Praktik (SIP);
– Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
– perjanjian kerja sama dengan dokter atau puskesmas pembinanya; dan
– surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan
Jaminan Kesehatan Nasional.
Asosiasi Fasyankes
Pasal 24 ( UU SJSN )
•Besarnya pembayaran kepada fasilitas kesehatan untuk setiap wilayah
ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial dan asosiasi fasilitas kesehatan di wilayah tersebut.
Pasal 11 ( UU BPJS )
•Pemerintah menetapkan standar tarif setelah mendapatkan masukan dari
BPJS bersama dengan asosiasi fasilitas kesehatan, baik tingkat nasional
maupun tingkat daerah.
Pasal 37 ( Pepres JKN )
•Besaran pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan ditentukan berdasarkan
kesepakatan BPJS Kesehatan dengan asosiasi Fasilitas Kesehatan di wilayah
tersebut dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Menteri.
•Asosiasi Fasilitas Kesehatan sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh Menteri.
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 455/MENKES/SK/XI/2013

KESATU
Asosiasi fasilitas kesehatan yang akan melakukan negosiasi dengan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam rangka Sistem
Jaminan Sosial Nasional meliputi:
1. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) sebagai
perwakilan asosiasi rumah sakit;
2. Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) sebagai
perwakilan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan praktik
perorangan bidan;
3. Asosiasi Klinik Indonesia (ASKLIN) sebagai perwakilan klinik; dan
4. Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Indonesia (PKFI) sebagai perwakilan klinik dan praktik perorangan
dokter/dokter gigi.
Forum Asosiasi Fasilitas Kesehatan Primer

KEDUA :
PERSI, ADINKES, ASKLIN, dan PKFI sebagaimana dimaksud
dalam Diktum Kesatu bergabung dalam Forum Asosiasi
Fasilitas Kesehatan.
KETIGA :
Dalam melakukan negosiasi dengan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan:
1. PERSI, ASKLIN, dan PKFI untuk membahas tarif INA-CBG’s
bagi rumah sakit dan klinik utama; dan
2. ADINKES, ASKLIN, dan PKFI untuk membahas tarif kapitasi
bagi fasilitas kesehatan tingkat pertama yang terdiri atas
Puskesmas, praktik perorangan dokter/dokter gigi, klinik
pratama, dan rumah sakit kelas D Pratama.
ASOSIASI
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

ADINKES ASKLIN PKFI


PUSKESMAS KLINIK
 PRATAMA KLINIK
BPM
 UTAMA  PRATAMA
PPM
 UTAMA
 DR/DRG
PRAKTIK
MANDIRI

25
SURAT EDARAN KEMENKES R.I
NO. JP/Menkes/590/XI/2013
TENTANG
JAMKESMAS

• JKN dimulai 1 Januari 2014 seluruh penyelenggaraan program


jaminan kesehatan sosial yg menyelenggarakan jaminan
kesehatan akan disatukan dlm 1 penyelenggaraan oleh BPJS
Kesehatan
• Jamkesmas dialihkan ke dlm BPJS Kesehatan dg kuota 86,4
juta jiwa (by name by address)
• Program Jampersal dan Jampelthas pd 1 Januari 2014 tdk lagi
dikelola oleh Kemenkes dan merupakan bagian yg tdk
terpisahkan dari manfaat yg diberikan kpd peserta JKN
• PPK Jamkesmas tk I dan lanjutan agar mempersiapkan diri
bahwa pd tgl 1 Januari 2014 tdk melayani lagi peserta
Jamkesmas.
• Bila terdapat maskin dan tdk mampu diluar peserta JKN maka
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sesuai
Permendagri No. 27 tahun 2013 ttg Penyusunan APBD th.
2014
• Permenkes No.40 th. 2012 ttg Manlak Jamkesmas, Kepmenkes
No. 1185/Menkes/SK/XII/2009 ttg peningkatan kepesertaan
Jamkesmas bagi panti sosial, penghuni Lapas dan Rutan serta
korban bencana, dan Kepmenkes No. 1259/Menkes/
SK/XII/2009 tentang Juknis Pelayanan Jamkesmas bagi maskin
akibat bencana, penghuni panti sosial, Lapas dan Rutan
dicabut dan sejak tg 1 Januari 2014 tidak berlaku lagi
KEMENKES
SUMBER DANA JKN
PEMERINTAH PBI
PNS
TNI  AKTIF & PNS
+ ANGGOTA KEL
POLRI  AKTIF &
PNS + ANGGOTA KEL BPJS
KES
PENSIUNAN

VETERAN
JPK JAMSOSTEK 
PEKERJA & PEMBERI
KERJA
PEKERJA TDK MENERIMA
UPAH (MANDIRI)
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
28
KEMENKES
BESARAN IURAN PBI

SASARAN SUMBER BESARAN KEBUTUHAN


PBI PEMBIAYAAN IURAN PBI ANGGARAN
(RP) (RP)
Masyarakat APBN 19.225/jiwa/ 19,93 T
miskin dan bulan /tahun
tidak mampu
sejumlah 86,4
juta jiwa

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
29
Iuran JKN (Perubahan Perpres 12/2013)
KEMENKES

PESERTA BENTUK IURAN BESARAN IURAN KET


PBI NILAI NOMINAL Rp. 19.225,- Ranap kelas 3
(per jiwa) Pasal 16A, 23
PNS/TNI/POLRI/ 5% 2% dari pekerja Ranap kelas 1, kelas 2
PENSIUN (per keluarga ) 3% dari pemberi kerja
Pasal 16B, 23
PEKERJA 4,5 % (per keluarga) s/d 30 Juni 2015: Ranap kelas 1, kelas 2
PENERIMA UPAH dan 0,5% dari pekerja Pasal 16C, 23
SELAIN PNS DLL 5% (per keluarga) 4% dari pemberi kerja

mulai 1 Juli 2015:


1% dari pekerja
4% dari pemberi kerja
PEKERJA BUKAN NILAI NOMINAL 1. Rp 25,500,- 1. Ranap kelas 3
PENERIMA UPAH (per jiwa) 2. Rp 42,500,- 2. Ranap kelas 2
dan BUKAN 3. Rp 59,500,- 3. Ranap kelas 1
PEKERJA Pasal 16F, 23
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
30
PEMBAYARAN FASKES DALAM JKN
KEMENKES

FASKES TK. PERTAMA

a) KAPITASI
b) Mekanisme lain yg lebih berhasil
PEMBAYARAN guna (FFS)

FASKES TK. DUA/TIGA (LANJUTAN)

BPJS BID KES ’s


CB G
INA

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
31
KEMENKES
TARIF KAPITASI
NO JENIS FASILITAS KAPITASI
KESEHATAN TK Rp
PERTAMA
1. Puskesmas 3000 – 6000

2. RS Pratama/Klinik 8.000 – 10.000


Pratama/Dokter Praktek
3. Dokter Gigi Praktek 2.000

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
32
Tujuan pembayaran kapitasi
• Agar BPJS dapat mengendalikan biaya yankes
sekaligus menyederhanakan / mempercepat
pembayaran provider.
• Agar dg mengetahui besar pembayaran jasa- nya
dimuka, provider dpt menyusun strategi pelayanan
efektif dg biaya terkendali; Jadi, provider terdorong
menjaga peserta tetap sehat (kalau sakit meguras
biaya kapitasi), hingga berfokus pd preventif-
promotif.
• Agar peserta memperoleh manfaat terjaga
kesehatannya.
TARIF RAWAT INAP FASKES PRIMER
KEMENKES

TARIF NON KAPITASI


No. JENIS FASILITAS TARIF
KESEHATAN
1. Puskesmas 100.000/Hr
2. RS Pratama 100.000/Hr

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
34
TARIF PELAYANAN KEBIDANAN DAN NEONATUS
KEMENKES

TARIF NON KAPITASI


NO PELAYANAN KESEHATAN TARIF
1. Pemeriksaan ANC 25.000
2. Persalinan Normal 600.000
3. Penanganan perdarahan paska keguguran, persalinan 750.000
pervaginam dg tindakan emergensi dasar
4. Pemeriksaan PNC/neonatus 25.000
5. Pelayanan tindakan paska persalinan (mis placenta manual) 175.000
6. Pelayanan pra rujukan pd komplikasi kebidanan & neonatal 125.000
7. Pelayanan KB pemasangan IUD/Implant dan Suntik 100.000
15.000
8. Penanganan komplikasi KB paska persalinan 125.000
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
35
KEMENKES
REGULASI KEU

PASAL 17
(1)Semua penerimaan dan pengeluaran daerah baik dalam bentuk uang, barang
dan/atau jasa dianggarkan dalam APBD
(3)Seluruh pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah
dianggarkan secara bruto dalam APBD

PASAL 59
(1)Penerimaan SKPD yang merupakan penerimaan daerah tidak dapat dipergunakan
langsung untuk pengeluaran
(3)Semua penerimaan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila
berbentuk uang harus segera disetor ke kas umum daerah dan berbentuk barang
menjadi milik/aset daerah yang dicatat sebagai inventaris daerah

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
36
KEMENKES
REGULASI KEU
PASAL 122
(1)Semua penerimaan daerah dan pengeluaran daerah dalam
rangka pelaksanaan urusan pemerintahan daerah dikelola
dalam APBD
(3)Penerimaan SKPD dilarang digunakan langsung untuk
membiayai pengeluaran, kecuali ditentukan lain oleh
peraturan perundang-undangan
(4)Penerimaan SKPD berupa uang atau cek harus disetor ke
rekening kas umum daerah paling lama 1 (satu) hari kerja

PENERIMAAN DAERAH
Penerimaan atas jasa layanan kesehatan masyarakat
yang dananya bersumber dari hasil klaim kepada Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang diterima oleh
SKPD atau Unit Kerja pada SKPD yang belum menerapkan
PPK-BLUD, dianggarkan pada akun pendapatan,
kelompok pendapatan PAD, jenis pendapatan Retribusi
Daerah, obyek pendapatan Retribusi Jasa Umum, rincian
obyek pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
37
KEMENKES
ALUR PENDANAAN JKN
PEMERINTAH PEMERINTAH  TNI  AKTIF & PNS POLRI  AKTIF &
(KEMENKES)  PBI PNS + ANGGOTA KEL PNS + ANGGOTA KEL
JPK JAMSOSTEK  PEKERJA PEKERJA TDK
PENSIUNAN VETERAN
& PEMBERI KERJA MENERIMA UPAH

UU No. 17/2003
UU APBN
UU No. 40/2004
UU No. 24/2012
BPJS KES
N
A L AI PEMANFAATAN  STATUS FASKES
CAR
INA
S I/ CB G
IT A ’s
KAP FASKES LANJUTAN
FASKES DASAR
PP No. 58/2005
PERMENDAGRI
No. 13/2005

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
38
KEMENKES
KEU NEGARA  APBD
UU No, 17/2003 PERMENDAGRI
KEU NEGARA APBD PENYUSUNAN APBD

PENDAPATA PENGELUARAN/
PEMBIAYAAN
N DAERAH BELANJA DAERAH

JENIS PENDAPATAN: URUSAN PEMERINTAHAN


RETRIBUSI DAERAH
OBJEK PENDAPATAN:
WAJIB DAN PILIHAN
RETRIBUSI JASA UMUM
RINCIAN OBJK PENDPTN:
RETRIBUSI PELAY KES
PROGRAM DAN KEGIATAN
(RKA/RBA-DPA)
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
39
KEMENKES
PENGATURAN SESUAI APBD
PERMENDAGRI No. 27 TH 2013
III. KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD

1. PENDAPATAN DAERAH

Penerimaan atas jasa layanan kesehatan masyarakat yang dananya


bersumber dari hasil klaim kepada Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) yang diterima oleh SKPD atau Unit Kerja pada SKPD yang
belum menerapkan PPK-BLUD, dianggarkan pada akun pendapatan,
kelompok pendapatan PAD, jenis pendapatan Retribusi Daerah,
obyek pendapatan Retribusi Jasa Umum, rincian obyek pendapatan
Retribusi Pelayanan Kesehatan

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
40
KEMENKES
PENGATURAN SESUAI APBD
2. BELANJA DAERAH

URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB DAN PILIHAN

PRIORITAS: untuk Peningkatan pelayanan dasar,


melindungi dan pendidikan, kesehatan, fasilitas
meningkatkan sosial dan fasilitas umum yang
kualitas kehidupan layak serta mengembangkan
masyarakat dalam sistem jaminan sosial
upaya memenuhi
kewajiban daerah
PROGRAM DAN KEGIATAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
41
SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN

Dana yankes JKN yg telah menjadi pendapatan


daerah sesegera mungkin dikembalikan
seutuhnya kepada Puskesmas ataupun RS milik
Pemerintah Daerah untukmenunjang yankes di
Puskesmas dan RS

Percepatan status RSUD dan Puskesmas


menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
sesuai amanat UU No. 36 th 2009 ttg
Kesehatan dan UU No. 44 th 2009 ttg RS

42
Surat Edaran : Kemendagri, 13 Nov 2013
JAMINAN
KESEHATA
N
NASIONAL
Untuk Indonesia yang lebih sehat

43

Anda mungkin juga menyukai