Anda di halaman 1dari 104

BIODATA

Nama : Karna Maryana, Amd


Pangkat : Pengatur Muda Tk. I / IId
NIP. : 19850209 200902 1 002
Jabatan : Pengelola Program Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan
Pendidikan : Diploma 3 Rekam Medis
Riwayat Pekerjaan :
1 Verifikator Independen Jamkesmas (2008)
2 Pengelola Program JPK (2009 – sekarang)
Nomor HP : 081322146457
Email : aboy_doank@yahoo.co.id

JAMINAN
KESEHATAN 1
NASIONAL
KEMENTERIAN KESEHATAN

PEMANFAATAN JKN DI PUSKESMAS

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT


JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
KEMENKES
SISTEMATIKA
1. DESAIN & DASAR PENGELOLAAN DANA JKN

2. PENGELOLAAN & PEMANFAATAN DANA

3. PERAN DINKES KAB/KOTA, FKTP

4. PENUTUP

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
3
KEMENTERIAN KESEHATAN

1. DESAIN & DASAR PENGELOLAAN DANA JKN

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
4
DESAIN JAMINAN KES NASIONAL
KEMENKES

Pemerintah

Kendali Biaya & kualitas Yankes


BPJS Kesehatan
Regulasi Sistem Pelayanan
Kesehatan (rujukan, dll)

Regulasi (standarisasi)
Kualitas Yankes, Nakes,
Obat, Alkes
Regulator
Regulasi Tarif Pelayanan
Kesehatan,
Pembayar tunggal, regulasi, kesetaraan

Peserta Memberi Pelayanan


Fasilitas
Jaminan Kes Mencari Pelayanan Kesehatan
Sistem Rujukan

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
5
KEMENKES
PENYELENGGARAAN JKN
JAMINAN KES NASIONAL

KEMENKES,
DINKES PROP/
KAB/KOTA
BPJS KES FASKES

PENYELENGGARA PELAYANAN
REGULATOR
JKN KESEHATAN

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
6
SUMBER & ALOKASI DANA JKN
KEMENKES

PENDANAAN JKN ALOKASI DANA JKN


BPJS KES FASKES
IURAN PBI APBN
IURAN PESERTA MANDIRI

IURAN PBI APBD BIAYA BIAYA


PELAYANAN PELAYANAN
KES KES
(PBPU)

BIAYA
JASPEL
OPERASIONAL

DUKUNGAN
IURAN NON PBI BIAYA
OPERASIONAL
(PEKERJA DAN CADANGAN YANKES
PEMBERI KERJA)

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
7
Perpres 12/2013 dan 111/2013
MENTERI KESEHATAN

tentang Jaminan Kesehatan


Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang
diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

2. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan yang selanjutnya disebut PBI Jaminan Kesehatan adalah
fakir miskin dan orang tidak mampu sebagai peserta program Jaminan Kesehatan.

3. Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitative yang
dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
PENGELOLAN KAPITASI
KEMENKES

Perpres No. 32 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi
JKN pada FKTP Milik Pemda
(Bab I. Ketentuan Umum Pasal 1) :
6. Dana Kapitasi adalah besaran pembayaran per bulan yang dibayar dimuka kepada FKTP
berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah
pelayanan kesehatan yang diberikan.
(Bab III. Pelaksanaan dan Penatausahaan Pasal 7)
(1) Pembayaran dana kapitasi dari BPJS Kesehatan dilakukan melalui Rekening Dana Kapitasi
JKN pada FKTP dan diakui sebagai pendapatan.
(2) Pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan langsung untuk pelayanan
kesehatan peserta JKN pada FKTP

(Bab III. Pemanfaatan Dana Pasal 12)

(1) Dana Kapitasi JKN di FKTP dimanfaatkan seluruhnya untuk jasa pelayanan kesehatan dan
dukungan operasional pelayanan kesehatan.
(2) Jasa pelayanan
JAMINAN
kesehatan di FKTP sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan sekurang-
KESEHATAN
kurangnya 60% dari total penerimaan dana kapitasi JKN, dan sisanya dimanfaatkan untuk
NASIONAL
9
MANFAAT JAMINAN KESEHATAN
KEMENKES

Perpres No. 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan


(Bab V. Manfaat Jaminan Kesehatan Pasal 20) :
(1) Setiap Peserta berhak memperoleh Manfaat Jaminan Kesehatan
yang bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup
pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative termasuk
pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan
kebutuhan medis yang diperlukan

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
10
MANFAAT JAMINAN KESEHATAN
KEMENKES

Perpres No. 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan


(Bab V. Manfaat Jaminan Kesehatan Pasal 21) :
(1) Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan :
a. Penyuluhan kesehatan perorangan
b. Imunisasi dasar
c. Keluarga Berencana
d. Skrining Kesehatan
(2) Penyuluhan kesehatan perorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit
dan perilaku hidup bersih dan sehat.

(6) Pelayanan Skrining kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
diberikan secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi risiko penyakit dan
mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
11
MANFAAT JAMINAN KESEHATAN
KEMENKES

Perpres No. 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan


(Bab V. Manfaat Jaminan Kesehatan Pasal 22) :
Pelayanan kesehatan tingkat pertama, meliputi pelayanan kesehatan non
spesialistik yang mencakup:
1.Administrasi pelayanan;
2.Pelayanan promotif dan preventif;
3.Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;
4.Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif;
5.Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
6.Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama; dan
7.Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi

No. 3, 4, 6, 7 (Jaspel); No. 5 (Obat, BHP, Alkes); No. 1 & 2 (Operasional Pelay kes
lainnya)
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
12
MANFAAT JAMINAN KESEHATAN
KEMENKES

Permenkes No. 71 Tahun 2013 Tentang Yakes pada JKN


(Bab VI. Skrining Kesehatan Pasal 28) :
(1) Pelayanan Skrining kesehatan diberikan secara perorangan dan selektif.

(2) Pelayanan skrining kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk
mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu,
meliputi:
a. diabetes mellitus tipe 2;
b. hipertensi;
c. kanker leher rahim;
d. kanker payudara; dan
e. penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri.
(3) Pelayanan skrining kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b
dimulai dengan analisis riwayat kesehatan, yang dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu)
tahun sekali.
(4) Dalam hal Peserta teridentifikasi mempunyai risiko berdasarkan riwayat kesehatan
sebagaimana
JAMINAN
dimaksud pada ayat (3), dilakukan penegakan diagnosa melalui
pemeriksaan penunjang diagnostik tertentu.
KESEHATAN
NASIONAL
13
KEPESERTAAN JKN DI PROVINSI JAWA BARAT
MENTERI KESEHATAN TAHUN 2016
3,000,000

2,500,000

2,000,000

1,500,000

1,000,000

500,000

Sumber : Profil Kes. 2016 PBI APBN PBI APBD PPU PBPU (Mandiri) BP Total

JAMINAN
KESEHATAN 14
NASIONAL
KEPESERTAAN JKN DI PROVINSI JAWA BARAT
MENTERI KESEHATAN TAHUN 2016
90.00%

80.00%

70.00%

60.00% 55,84%

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%

Sumber : Profil Kes. 2016 PBI APBN PBI APBD PPU PBPU (Mandiri) BP

JAMINAN
KESEHATAN 15
NASIONAL
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Divre V
MENTERI KESEHATAN

2014 2015 2016 Biaya Pelayanan % Rata-rata (Rp.)


(Rp.)
Pemanfaatan di FKTP 3,6 Juta 8,2 Juta 12,6 Juta 1.473.526.309.358 20,73% 124.512
(Puskesmas/ Dokter
Praktik 95.318.934.257 1,34%
Perorangan/Klinik
Pratama).
Pemanfaatan di 2,5 Juta 4,4 Juta 5,8 Juta 1.709.118.397.131 24,05% 294.676
Poliklinik Rawat Jalan
Rumah Sakit
Pemanfaatan Rawat 1,6 Juta 1,7 Juta 1,9 Juta 3.828.609.621.366 53,87% 2.015.058
Inap Rumah Sakit
TOTAL PEMANFAATAN 7,7 JUTA 14,3 JUTA 20,3 JUTA 7.106.573.262.112

Total Peserta thn Total Peserta thn Total Peserta thn


2014: 16,6 Juta 2015: 19,2 Juta 2016: 21,1 Juta

NOTE:
Total Pemanfaatan adalah dalam kunjungan

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Permenkes 19/2017 Pedoman Pendanaan
MENTERI KESEHATAN Program Indonesia Sehat

JAMINAN
KESEHATAN 17
NASIONAL
Permenkes 19/2017 Pedoman Pendanaan
MENTERI KESEHATAN Program Indonesia Sehat

JAMINAN
KESEHATAN 18
NASIONAL
Permenkes 19/2017 Pedoman Pendanaan
MENTERI KESEHATAN Program Indonesia Sehat

JAMINAN
KESEHATAN 19
NASIONAL
Permenkes 19/2017 Pedoman Pendanaan
MENTERI KESEHATAN Program Indonesia Sehat

JAMINAN
KESEHATAN 20
NASIONAL
MENTERI KESEHATAN
Pcare BPJS • Data mati, yang kalo tidak
digunakan oleh FKTP
Peserta BPJS tidak/kurang bermanfaat

Penarikan Data & Pcare untuk kepentingan


Pemanfaatan Data Administratif

• Untuk Mengetahui Faktor Resiko dan


List Peserta ≥ 50 Tahun Pemetaan:
List Data Per • Resiko penyakit degeneratif
Nama, Alamat, Umur, Status Keluarga • Resiko kondisi lingkungan
Kesehatan/Riwayat • Resiko tertular penyakit
Persiapan Pelayanan:
Penyuluhan • Pengelolaan & Analisis Data
-Jadwal sangat penting
/Pelayanan
-Undangan
-Skrinning Rujuk /
-Tempat
-Tensi
-Alat & Bahan Sehat /
-Diabet
-Obat-obatan
-Kolesterol Prolanis
-Dll
by : UUS SUKMARA, SKM, M.Epid.

JAMINAN
KESEHATAN 21
NASIONAL
MENTERI KESEHATAN KUNJUNGAN
PUSKESMAS
Peserta
Peserta BPJS
Non BPJS
SPM /
-Adm Pelayanan
PROGRAM
-Preventif&Promotif FKTP
-Pengobatan, Konsultasi PELAYANAN
-Tindakan Medis non spesialistik -SPM
-Pelayanan obat & habis pakai KESEHATAN -PROGRAM
-Penunjang diagnostik lab
sederhana
-Rawat Inap SISTEM PENCATATAN
(variabel)
PCARE SIMPUS

DATA & INFORMASIL (hasil analisis)


Akses Layanan Gambaran
by : UUS SUKMARA, SKM, M.Epid.
Pola Penyakit Resiko Penyakit
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Peserta JKN di Puskesmas Cipanas
MENTERI KESEHATAN

KELAS RAWAT
KAB/KOTA/KEC/DESA PENSIUNA Grand
1 2 3 Grand Total KAB/KOTA/KEC/DESA PBI (APBD) PBI (APBN) PPU PBPU
N Total

KAB. GARUT 98 218 9.763 10.079 KAB. GARUT 3 9.613 227 188 48 10.079

KEC. TAROGONG KALER 38 96 9.672 9.806 KEC. TAROGONG KALER 9.591 102 107 6 9.806

DESA CIMANGANTEN 1 1 DESA CIMANGANTEN 1 - - 1

DESA JATI 1 3 4 DESA JATI 4 - - 4

DESA LANGENSARI 18 28 2.224 2.270 DESA LANGENSARI 2.197 30 39 4 2.270

DESA MEKARJAYA 3 6 9 DESA MEKARJAYA 1 3 5 - 9

DESA PANANJUNG 14 20 3.317 3.351 DESA PANANJUNG 3.302 25 22 2 3.351

DESA PASAWAHAN 1 1 DESA PASAWAHAN - 1 - 1

DESA RANCABANGO 3 17 4.065 4.085 DESA RANCABANGO 4.037 18 30 - 4.085

DESA SIRNAJAYA 2 14 58 74 DESA SIRNAJAYA 54 12 8 - 74

DESA TANJUNGKAMUNING 10 1 11 DESA TANJUNGKAMUNING 9 2 - 11

Kab./Kota diluar Kab. Garut 18 57 4 79 Kab./Kota diluar Kab. Garut - 4 69 1 1 79

Diluar Kec. Tarogong Kaler 60 122 91 273 Diluar Kec. Tarogong Kaler 3 22 125 81 42 273

Grand Total 116 275 9.767 10.158 Grand Total 3 9.617 296 189 49 10.158
% Kecamatan Tarogong Kaler 0,00% 97,81% 1,04% 1,09% 0,06% 100,00%
% Kecamatan Tarogong Kaler 0,39% 0,98% 98,63% 100,00%
*) Data dari BPJS KCU Tasikmalaya 22 Sept 2017
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Peserta JKN di Puskesmas Cipanas
MENTERI KESEHATAN

UMUR 0-4 5-15 16-39 40-49 50-59 60-69 70-79 ≥ 80 Grand Total
KAB. GARUT 38 1.960 4.479 1.456 1.067 501 363 215 10.079
KEC. TAROGONG KALER 20 1.919 4.375 1.425 1.038 474 348 207 9.806

DESA CIMANGANTEN - - 1 - - - - - 1

DESA JATI 1 - 3 - - - - - 4
DESA LANGENSARI 3 446 1.003 329 258 110 81 40 2.270

DESA MEKARJAYA 1 2 4 1 1 - - - 9
DESA PANANJUNG 7 622 1.523 470 369 180 130 50 3.351

DESA PASAWAHAN - - - - - - 1 - 1
DESA RANCABANGO 7 837 1.805 614 396 178 134 114 4.085
DESA SIRNAJAYA 1 9 30 10 13 6 2 3 74

DESA TANJUNGKAMUNING - 3 6 1 1 - - - 11
Kab./Kota diluar Kab. Garut 8 15 49 4 2 1 - - 79
Diluar Kec. Tarogong Kaler 18 41 104 31 29 27 15 8 273
Grand Total 46 1.975 4.528 1.460 1.069 502 363 215 10.158
% Kecamatan Tarogong Kaler 0,20% 19,57% 44,62% 14,53% 10,59% 4,83% 3,55% 2,11% 100,00%

*) Data dari BPJS KCU Tasikmalaya 22 Sept 2017

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
MENTERI KESEHATAN
Peserta JKN di Puskesmas
KAB/KOTA/KEC/DESA
1
Pendeuy KELAS RAWAT

2 3 Grand Total KAB/KOTA/KEC/DESA PBI (APBD) PBI (APBN) PPU PBPU PENSIUNAN Grand Total

KAB. GARUT 255 163 17.460 17.878 KAB. GARUT 309 17.058 320 104 87 17.878

KEC. PEUNDEUY 211 142 17.459 17.812 KEC. PEUNDEUY 309 17.057 286 101 59 17.812

DESA LAINNYA 3 - - 3 DESA LAINNYA 3 - - 3

DESA PANGLUMASAN 23 6 - 29 DESA PANGLUMASAN 22 - 7 29

DESA PANGRUMASAN 4 3 2.943 2.950 DESA PANGRUMASAN 24 2.919 6 - 1 2.950

DESA PEUNDEUY 89 70 2.738 2.897 DESA PEUNDEUY 81 2.625 119 39 33 2.897

DESA PURWAJAYA 7 17 1.387 1.411 DESA PURWAJAYA 1.387 21 - 3 1.411

DESA SARIBAKTI 27 2 4.212 4.241 DESA SARIBAKTI 31 4.176 22 6 6 4.241

DESA SUKANAGARA 4 28 1.968 2.000 DESA SUKANAGARA 173 1.755 31 40 1 2.000

DESA TOBLONG 54 16 4.211 4.281 DESA TOBLONG 4.195 62 16 8 4.281

Kab./Kota diluar Kab. Garut 1 27 11 39 Kab./Kota diluar Kab. Garut - 11 28 - - 39

Diluar Kec. Cipendeuy 44 21 1 66 Diluar Kec. Peundeuy - 1 34 3 28 66

Grand Total 256 190 17.471 17.917 Grand Total 309 17.069 348 104 87 17.917
% Kecamatan Peundeuy 1,18% 0,80% 98,02% 100,00% % Kecamatan Peundeuy 1,73% 95,76% 1,61% 0,57% 0,33% 100,00%

*) Data dari BPJS KCU Tasikmalaya 22 Sept 2017

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
MENTERI KESEHATAN
Peserta JKN di Puskesmas
KAB. GARUT
UMUR
Peundeuy
0-4
96
5-15
3.762
16-39
8.006
40-49
2.456
50-59
1.736
60-69
929
70-79
691
≥ 80
202
Grand Total
17.878
KEC. PEUNDEUY 96 3.755 7.998 2.446 1.724 922 674 197 17.812
DESA LAINNYA - 1 1 - 1 - - - 3
DESA PANGLUMASAN - 1 2 4 11 8 2 1 29
DESA PANGRUMASAN 3 506 1.352 475 272 165 119 58 2.950
DESA PEUNDEUY 25 604 1.274 393 314 137 109 41 2.897
DESA PURWAJAYA 10 271 619 198 140 88 65 20 1.411
DESA SARIBAKTI 28 962 1.952 571 375 171 161 21 4.241
DESA SUKANAGARA 8 395 886 262 233 124 67 25 2.000
DESA TOBLONG 22 1.015 1.912 543 378 229 151 31 4.281
Kab./Kota diluar Kab. Garut 5 10 14 8 2 - - - 39
Diluar Kec. Cipendeuy - 7 8 10 12 7 17 5 66
Grand Total 101 3.772 8.020 2.464 1.738 929 691 202 17.917
% Kecamatan Peundeuy 0,54% 21,08% 44,90% 13,73% 9,68% 5,18% 3,78% 1,11% 100,00%

*) Data dari BPJS KCU Tasikmalaya 22 Sept 2017

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
MENTERI KESEHATAN
Peserta JKN di Puskesmas
KAB/KOTA/KEC/DESA
SukahuripKELAS RAWAT
KAB/KOTA/KEC/DESA PBI (APBD) PBI (APBN) PBPU PPU PENSIUNAN Grand Total
1 2 3 Grand Total

KAB. GARUT 277 18.400 181 200 29 19.087


KAB. GARUT 89 168 18.830 19.087
KEC. CIGEDUG 277 18.286 167 166 26 18.922
DESA BARUSUDA 2.916 41 69 11 3.037
KEC. CIGEDUG 67 146 18.709 18.922
DESA CIGEDUG 130 5.008 61 51 10 5.260
DESA BARUSUDA 37 53 2.947 3.037
DESA CINTANAGARA 4.451 19 28 1 4.499
DESA CIGEDUG 23 47 5.190 5.260
DESA SINDANGSARI 3.669 20 9 - 3.698
DESA CINTANAGARA 1 28 4.470 4.499
DESA SUKAHURIP 147 2.242 26 9 4 2.428
DESA SINDANGSARI - 9 3.689 3.698
Kab./Kota diluar Kab. Garut - 18 - 21 3 42
DESA SUKAHURIP 6 9 2.413 2.428
Diluar Kec. Cigedug - 114 14 34 3 165
Kab./Kota diluar Kab. Garut 3 21 18 42 Grand Total 277 18.418 181 221 32 19.129
% Kecamatan Cigedug 1,46% 96,64% 0,88% 0,88% 0,14% 100,00%
Diluar Kec. Cigedug 22 22 121 165

Grand Total 92 189 18.848 19.129


% Kecamatan Cigedug 0,35% 0,77% 98,87% 100,00%

*) Data dari BPJS KCU Tasikmalaya 22 Sept 2017

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
MENTERI KESEHATAN
Peserta JKN di Puskesmas
Sukahurip
UMUR 0-4 5-15 16-39 40-49 50-59 60-69 70-79 >80 Grand Total
KAB. GARUT 327 4.632 8.525 2.502 1.457 842 539 263 19.087
KEC. CIGEDUG 309 4.570 8.492 2.496 1.453 824 526 252 18.922
DESA BARUSUDA 36 618 1.372 416 255 152 112 76 3.037
DESA CIGEDUG 117 1.388 2.336 587 397 242 126 67 5.260
DESA CINTANAGARA 118 1.334 1.898 536 303 176 99 35 4.499
DESA SINDANGSARI 13 831 1.776 545 265 138 96 34 3.698
DESA SUKAHURIP 25 399 1.110 412 233 116 93 40 2.428
Kab./Kota diluar Kab. Garut 1 10 21 6 2 1 1 - 42
Luar Kecamatan Cigedug 18 62 33 6 4 18 13 11 165
Grand Total 328 4.642 8.546 2.508 1.459 843 540 263 19.129
% Kecamatan Cigedug 2% 24% 45% 13% 8% 4% 3% 1% 100%

*) Data dari BPJS KCU Tasikmalaya 22 Sept 2017

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
KEMENTERIAN KESEHATAN

2. PENGELOLAAN & PEMANFAATAN DANA JKN

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
29
KEMENTERIAN KESEHATAN

FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT PERTAMA (FKTP))

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
30
KEMENKES
GAMBARAN LAPANGAN
BPJS OPERASIONAL 1 JAN 2014 PELAYANAN PESERTA JKN DI
FKTP

PELAY KEPADA
PESERTA JKN
FASKES
DIBAYAR
BPJS KES

PENGATURAN KHUSUS  PENGELOLAAN


DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI JKN

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
31
KEMENKES
LANDASAN KEBIJAKAN (1)
Pasal 39 ayat (1) Perpres 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana telah
diubah dengan Perpres 111/2013 tentang Perubahan Atas Perpres 12/2013

BPJS KES

PEMBAYARAN

FASKES TK. PERTAMA FASKES TK. LANJUTAN


a) KAPITASI a) INA CBG’s
b) Non Kapitasi b) Non CBG’s

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
32
LANDASAN KEBIJAKAN (2)
KEMENKES

PENGELOLAAN DAN
PEMANFAATAN DANA KAPITASI
JKN DI FKTP MILIK PEMDA

Perpres 32/2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN Pada
FKTP Milik Pemerintah Daerah

Permenkes 21/2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan


Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah

SE MDN Nomor 900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014, Hal Petunjuk Teknis


Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Serta Pertanggungjawaban
Dana Kapitasi JKN pada FKTP Milik Pemerintah Daerah

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
33
RUANG LINGKUP PENGATURAN
KEMENKES

PERPRES 32/2014

Mengatur mengenai Pengelolaan dan


Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN pada FKTP milik
Pemerintah Daerah yang belum menerapkan
Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK BLUD).

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
34
IMPLEMENTASI PERPRES 32/2014 (1)
KEMENKES

PERPRES 32/2014

No. VARIABEL DATA


1. Kapitasi dibayar langsung ke FKTP milik Pemda ?
2. Besaran Kapitasi yang diterima di dasarkan dengan ?
jumlah peserta yang terdaftar di FKTP sesuai data
BPJS Kes
3. Kepala FKTP menyampaikan rencana pendapatan
RKA-SKPD
dan belanja dana kapitasi JKN tahun berjalan
DINKES
kepada Kepala SKPD Dinas Kesehatan

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
35
IMPLEMENTASI PERPRES 32/2014 (2)
KEMENKES

PERPRES 32/2014
No. VARIABEL DATA
5. Tata cara dan format penyusunan RKA SKPD
disusun sesuai dengan ketentuan perundang
?
undangan dibidang pengelolaan keuangan daerah
6. Pengangkatan dan Penetapan Bendahara Dana KEPUTUSAN
Kapitasi JKN pada masing-masing FKTP setiap KEPALA
tahun anggaran atas usul Kepala SKPD Dinas DAERAH
Kesehatan melalui PPKD.
7. Pembukaan rekening dana kapitasi KEPUTUSAN
KEPALA
DAERAH
BAGIAN DARI REK BUD
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
36
IMPLEMENTASI PERPRES 32/2014 (3)
KEMENKES

PERPRES 32/2014

No. VARIABEL DATA


8. Pembayaran dana kapitasi dari BPJS Kesehatan dilakukan
melalui Rekening Dana Kapitasi JKN pada FKTP dan diakui
?
sebagai pendapatan
7. Pendapatan yang diterima tersebut digunakan langsung
untuk pelayanan kesehatan peserta JKN pada FKTP
?
9. Dalam hal pendapatan dana kapitasi tidak digunakan
seluruhnya pada tahun anggaran berkenaan, dana
?
kapitasi tersebut digunakan untuk tahun anggaran
berikutnya

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
37
IMPLEMENTASI PERPRES 32/2014 (4)
KEMENKES

PENGELOLAAN DAN
PEMANFAATAN DANA KAPITASI
Perda tentang APBD
JKN DI FKTP MILIK PEMDA

Perkada tentang Penjabaran APBD

DPA-SKPD pendapatan dan belanja


sesuai dengan RKA-SKPD
(Kepala SKPD Dinas Kesehatan)

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
38
IMPLEMENTASI PERPRES 32/2014 (5)
KEMENKES

PENGELOLAAN DAN
Dana Kapitasi digunakan seluruhnya untuk:
PEMANFAATAN DANA KAPITASI JASPEL DI FKTP DI
JKN DI FKTP MILIK PEMDA TETAPKAN SEKURANG
Jasa pelayanan kesehatan (Jaspel) meliputi KURANGNYA 60% dari
Jaspel perorangan yang dilakukan oleh Total Kapitasi yg
tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan diterima dan Sisanya
untuk Operasional
Operasional pelayanan kesehatan, meliputi Pelayanan Kes Lainnya
biaya Obat, alat kesehatan, bahan medis
habis pakai dan biaya operasional pelayanan
kesehatan lainnya

KETENTUAN LEBIH LANJUT MENGENAI PROPORSI JASPEL


DAN BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN DIATUR
DENGAN PERMENKES No. 21/ 2016

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
39
PERMENKES NO.
PERMENKES NO. 21
21THN
THN2016
2016(5)
KEMENKES
MENTERI KESEHATAN

• Mencabut Permenkes Nomor 19 Tahun 2014


Tentang Penggunaan Dana Kapitasi JKN Untuk Jasa
Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya
Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama Milik Pemerintah Daerah
• Permenkes Nomor 19 Tahun 2014 perlu dirubah
karena belum dapat menampung perkembangan
kebutuhan implementasi penyelenggaraan JKN
• Berlaku mulai tanggal 18 Mei 2016
• Terdiri dari 7 Bab dan 11 pasal beserta lampiran
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
RUANG LINGKUP PENGATURAN
KEMENKES

PERMENKES 21/2016 (Perpres 32/2014, Ps. 12 Ay 5)

Pengaturan penggunaan dana kapitasi Jaminan


Kesehatan Nasional (JKN) untuk jasa pelayanan
kesehatan dan dukungan biaya operasional ditujukan
bagi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik
pemerintah daerah yang belum menerapkan pola
pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah
(BLUD).
. JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
41
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016 (1)
KEMENKES

PERMENKES 21/2016
No. VARIABEL DATA
1. Dana Kapitasi JKN FKTP dimanfaatkan seluruhnya untuk Jasa Pelayanan
dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan ?
2. Jasa Pelayanan Kesehatan sekurang-kurangnya 60% dari Dana Kapitasi yang
diterima ?
3. Penetapan Pemanfaatan ditetapkan setiap tahun dengan Keputusan
Kepala Daerah atas usulan Kepala SKPD Dinas Kesehatan ?
Penetapan dengan mempertimbangkan:
a. Tunjangan yang telah diterima dari Pemerintah Daerah;
b. kegiatan operasional pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai
target kinerja di bidang upaya kesehatan perorangan; dan
c. Kebutuhan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
42
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016 (3)
KEMENKES

JASA PELAYANAN KESEHATAN UNTUK TENAGA KESEHATAN & NON KESEHATAN


YG MELAKUKAN PELAYANAN DI FKTP
Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, dan pegawai
tidak tetap
PEMBAGIAN JASPEL DITETAPKAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN
a. Jenis ketenagaan dan/atau jabatan b. Kehadiran

Variabel jenis ketenagaan dan/atau jabatan, dinilai sebagai berikut:


a. tenaga medis, diberi nilai 150;
b. tenaga apoteker atau tenaga profesi keperawatan (Ners), diberi nilai 100;
c. tenaga kesehatan paling rendah S1/D4, diberi nilai 80;
d. Tenaga kesehatan D3, diberi nilai 60;
e. tenaga non kesehatan paling rendah D3, atau asisten tenaga kesehatan, diberi nilai
50; dan
f. tenaga non kesehatan di bawah D3, diberi nilai 25.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
43
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016 (4)
KEMENKES

a. tambahan nilai 100, untuk tenaga yang merangkap tugas


sebagai kepala FKTP;
b. tambahan nilai 50, untuk tenaga yang merangkap tugas
sebagai bendahara dana kapitasi JKN; dan
c. tambahan nilai 30, untuk tenaga yang merangkap tugas
sebagai Kepala Tata Usaha atau penanggungjawab
penatausahaan keuangan.

Tenaga yang merangkap tugas sebagai penanggung jawab


program atau yang setara, diberi tambahan nilai 10 untuk setiap
program atau yang setara.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
44
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016 (5)
KEMENKES

Perhitungan poin untuk masa kerja


a. 5 (lima) tahun sampai dengan 10 (sepuluh) tahun, diberi
tambahan nilai 5;
b. 11 (sebelas) tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun,
diberi tambahan nilai 10;
c. 16 (enam belas) tahun sampai dengan 20 (dua puluh) tahun,
diberi tambahan nilai 15;
d. 21 (dua puluh satu) tahun sampai dengan 25 (dua puluh
lima) tahun, diberi tambahan nilai 20;
e. lebih dari 25 (dua puluh lima) tahun, diberi tambahan nilai
25;

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
45
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016 (6)
KEMENKES

Variabel kehadiran dinilai sebagai berikut:


a. hadir setiap hari kerja, diberi nilai 1 poin per hari; dan
b. terlambat hadir atau pulang sebelum waktunya yang
diakumulasi sampai dengan 7 (tujuh) jam, dikurangi 1 (satu)
poin.

Ketidakhadiran karena sakit dan/atau penugasan kedinasan oleh


pejabat yang berwenang paling banyak 3 (tiga) hari kerja tetap
diberikan nilai seperti di atas.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
46
JASA PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES

Formula Perhitungan Jumlah Jasa Pelayanan Yang Diterima Oleh


Masing-masing Tenaga Kesehatan dan Tenaga Non Kesehatan

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
47
JASA PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
48
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016 (7)
KEMENKES

DUKUNGAN OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN:


a. obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai; dan
b. kegiatan operasional pelayanan kesehatan lainnya

Pengadaan obat, alat kesehatan bahan medis habis pakai dan


pengadaan barang/jasa yang terkait dengan dukungan biaya
operasional pelayanan kesehatan lainnya dapat dilakukan oleh
SKPD dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
49
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016 (8)
KEMENKES

Pengadaan obat, alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan


pengadaan barang/jasa harus mempertimbangkan ketersediaan
yang dialokasikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah

Pengadaan obat, bahan medis habis pakai harus berpedoman pada


formularium nasional

Dalam hal obat dan bahan medis habis pakai yang dibutuhkan
tidak tercantum dalam formularium nasional, dapat
menggunakan obat lain termasuk obat tradisional, obat herbal
berstandar dan fitofarmaka secara terbatas, dengan persetujuan
kepala dinas keehatan kabupaten/kota.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
50
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016 (9)
KEMENKES

KEGIATAN OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA:


a. Pelayanan kesehatan dalam gedung
b. Pelayanan kesehatan luar gedung
c. Operasional dan pemeliharaan kendaraan puskesmas keliling
d. Bahan cetak atau alat tulis kantor
e. Administrasi, koordinasi program dan sistem informasi
f. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan
g. Pemeliharaan sarana dan prasarana

Belanja modal untuk sarana dan prasarana pelaksanaannya sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
51
DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES

No PEMANFAATAN DAN BELANJA KEGIATAN


DARI DANA KAPITASI
A. BELANJA BARANG OPERASIONAL

1. Belanja Obat
Ruang lingkup dari belanja ini meliputi belanja obat-obat untuk pelayanan kesehatan kepada
semua pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk peserta JKN di FKTP milik
Pemerintah Daerah.
Contoh belanja:
Paracetamol (Tab, Syrup), Amoksisillin (Tab, Syrup), Antacida (Tab, Syrup), CTM (Tab),
Alopurinol (Tab), Asam Askorbat/Vit C (Tab), Captopril (Tab), Deksamethason (Tab), Asam
Mefenamat (Tab), Lidokain, dan lain-lain.
2. Belanja Alat Kesehatan
Ruang lingkup dari belanja ini meliputi belanja alat kesehatan untuk pelayanan kesehatan,
alat-alat laboratorium untuk pemeriksaan laboratorium di FKTP milik Pemerintah Daerah.

Contoh belanja:
Dental unit, stebilisator, stetoskop, tensi meter, tabung gas oksigen, gunting, bejana
JAMINAN
pemeriksaan,
KESEHATAN labu pemeriksaan lab, pinset, dan lain-lain.
52
NASIONAL
DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES

No PEMANFAATAN DAN BELANJA KEGIATAN


DARI DANA KAPITASI

A. BELANJA BARANG OPERASIONAL

3. Belanja Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)


Ruang lingkup dari belanja ini meliputi belanja bahan medis habis pakai yang berkaitan
langsung dengan pelayanan kesehatan (medis dan laboratorium) di FKTP milik Pemerintah
Daerah.

Contoh belanja:
Kasa pembalut/perban, reagen, dan lain-lain.
4. Pelayanan Kesehatan Dalam Gedung
Ruang lingkup pelayanan kesehatan secara komprehensif bagi semua pasien termasuk peserta
JKN yang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif di FKTP milik
Pemerintah Daerah.

Contoh belanja:
Konsumsi untuk penyuluhan/sosialisasi, transport (bagi peserta pertemuan, narasumber), uang
harian bagi narasumber, konsumsi rapat, biaya petugas piket/jaga (honor lembur + uang
JAMINAN
makan), dan lain-lain.
KESEHATAN
NASIONAL
53
DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES

No PEMANFAATAN DAN BELANJA KEGIATAN


DARI DANA KAPITASI
A. BELANJA BARANG OPERASIONAL

5. Pelayanan Kesehatan Luar Gedung


Ruang lingkup Pelayanan di luar gedung mencakup pelayanan kesehatan yang bersifat upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, serta kunjungan rumah pada peserta JKN dalam
penyelenggaraan program JKN.

Contoh belanja:
Uang transport, uang harian petugas dalam kunjungan rumah, konsumsi
penyuluhan/sosialisasi, transport dan honor narasumber pada penyuluhan/sosialisasi dan lain-
lain.

6. Operasional dan Pemeliharaan Kendaraan Puskesmas Keliling


Ruang Lingkup belanja ini adalah untuk operasional dan pemeliharaan puskesmas keliling
(pusling) sehingga pusling selalu siap dan dalam kondisi prima sehingga optimal dalam
pelayanan kesehatan.

Contoh belanja:
Bahan Bakar Minyak (BBM), penggantian oli, penggantian suku cadang pusling, service berkala
JAMINAN
dan pemeliharaan kendaraan puskesmas keliling, dan lain-lain.
KESEHATAN
54
NASIONAL
DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES

No PEMANFAATAN DAN BELANJA KEGIATAN


DARI DANA KAPITASI
A. BELANJA BARANG OPERASIONAL

7. Bahan Cetak atau Alat Tulis Kantor


Lingkup untuk kegiatan ini mencakup kebutuhan akan cetakan dan alat tulis kantor yang
diperlukan FKTP Milik Pemerintah Daerah dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat

Contoh belanja:
Cetak family folder, belanja alat tulis kantor, computer supplies, tinta printer, cetak leaflet,
brosur, poster, dan lain-lain.
8. Administrasi, Koordinasi Program dan Sistem Informasi
Ruang Lingkup belanja ini adalah untuk kegiatan administrasi, koordinasi program dan
pelaksanaan sistem informasi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan serta Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN).

Contoh belanja:
Transport, uang harian, honor panitia pengadaan dan penerima barang, konsumsi,
meterai,
JAMINAN
perangko, hardware dan software sistem informasi (komputer, laptop), mouse,
printer, langganan internet, LCD, dan lain-lain.
KESEHATAN
55
NASIONAL
DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES

No PEMANFAATAN DAN BELANJA KEGIATAN


DARI DANA KAPITASI
A. BELANJA BARANG OPERASIONAL

9. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Kesehatan


Ruang Lingkup belanja ini adalah dalam rangka meningkatkan kemampuan/peningkatan
kapasitas SDM petugas di FKTP milik pemerintah daerah.

Contoh belanja:
Transport, uang harian, biaya penginapan, biaya paket pelatihan/kursus, honor narasumber,
konsumsi, dan lain-lain.

10. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Ruang Lingkup belanja ini adalah untuk pemeliharaan sarana dan prasarana FKTP milik
pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik pada
masyarakat termasuk peserta JKN.

Contoh belanja:
Belanja penggantian kunci pintu, engsel pintu, bohlam lampu, pengecetan FKTP, perbaikan
saluran air/wastafel, biaya tukang, penggantian pintu dan jendela yang rusak, pemeliharaan
AC, perbaikan dan pengecatan pagar FKTP, service alat kesehatan, dan lain-lain.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
56
DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES

No PEMANFAATAN DAN BELANJA KEGIATAN


DARI DANA KAPITASI

B. BELANJA MODAL

1. Pengadaan Sarana dan Prasarana yang Berkaitan Langsung Dengan Pelayanan


Kesehatan
Ruang Lingkup belanja ini adalah untuk penyediaan sarana dan prasarana di FKTP milik
pemerintah daerah yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan pelayanan
kesehatan di FKTP milik pemerintah daerah pemerintah daerah.

Contoh belanja:
Belanja kursi tunggu pasien, lemari obat, toilet, gorden, linen, lemari arsip, meja kerja
petugas, AC, genset, pembuatan papan nama, pembuatan billboard, pembuatan pagar FKTP,
dan lain lain.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
57
PEMANFAATAN DANA SISA KAPITASI
KEMENKES

Pendapatan dana kapitasi yang tidak digunakan seluruhnya pada


tahun anggaran berkenaan, sisa dana kapitasi dimanfaatkan untuk
tahun anggaran berikutnya.

Dalam hal sisa dana kapitasi berasal dari dana dukungan biaya
operasional pelayanan kesehatan maka pemanfatannya hanya
dapat digunakan untuk dukungan biaya operasional pelayanan
kesehatan.

Dalam hal sisa dana kapitasi berasal dari dana jasa pelayanan
kesehatan maka pemanfatannya hanya dapat digunakan untuk
jasa pelayanan.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
58
PEMANFAATAN DANA SISA KAPITASI
KEMENKES

Pemanfaatan sisa dana kapitasi harus dimasukkan dalam rencana


pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN yang dianggarkan
dalam Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah (RKA-SKPD) Dinas Kesehatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
59
KEMENKES
PENGAWASAN
PERPRES 32/2014 PERMENKES 21/2016
 Kepala SKPD Dinas Kesehatan dan Kepala FKTP Pembinaan dan pengawasan
melakukan pengawasan secara berjenjang terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri
penerimaan dan pemanfaatan dana kapitasi oleh ini dilakukan oleh Kepala SKPD
Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
 Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dan Kepala FKTP secara
Kabupaten/Kota melaksanakan pengawas an berjenjang dan secara fungsional
fungsional terhadap pengelolaan dan pemanfaatan oleh Aparatur Pengawas Instansi
dana kapitasi sesuai ketentuan yang berlaku Pemerintah Kabupaten/Kota
sesuai dengan ketentuan
 Pengawasan secara berjenjang sebagaimana peraturan perundang-undangan.
dimaksud pada ayat (1) dan pengawasan fungsional
oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
untuk meyakinkan efektifitas, efisiensi, dan
akuntabilitas pengelolaan dan pemanfaatan dana
kapitasi

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
60
ALUR PENGELOLAAN DANA JKN DI FKTP
KEMENKES

TH. 2014
BPJS KES

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
KAPITASI KAPITASI
UU No.17/2003, PP No. 58/2005 1. PERPRES 32/2014
PERMENDAGRI No. 13/2006 2. PERMENKES 19/2014
PERMENDAGRI No. 27/2013 3. SE MENDAGRI No. 900/2280/SJ
PERBUP/PERWALI  PEMANFAATAN DANA 4. KEPUTUSAN KEPALA DAERAH PEMANFAATAN DANA
NON KAPITASI
UU No.17/2003, PP No. 58/2005, PERMENDAGRI No. 13/2006, PERMENDAGRI No. 27/2013,
PERBUP/PERWALI  PEMANFAATAN DANA
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
61
ALUR PENGELOLAAN DANA JKN DI FKTP
KEMENKES

TH. 2015
BPJS KES

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

KAPITASI
1. PERPRES 32/2014, 2. PERMENKES 19/2014
2. SE MENDAGRI No. 900/2280/SJ 3. PERMENDAGRI No. 37/2014
4. KEPUTUSAN KEPALA DAERAH PEMANFAATAN DANA
NON KAPITASI
UU No.17/2003, PP No. 58/2005, PERMENDAGRI No. 13/2006, PERMENDAGRI No. 37/2014,
PERBUP/PERWALI  PEMANFAATAN DANA
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
62
ALUR PENGELOLAAN DANA JKN DI FKTP
KEMENKES

TH. 2016
BPJS KES

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

KAPITASI
1. PERPRES 32/2014, 2. PERMENKES 19/2014
3. SE MENDAGRI No. 900/2280/SJ 4. PERMENDAGRI No. 52/2015
5. PERKADA PEMANFAATAN DANA 6. PERMENKES 21/2016
NON KAPITASI
UU No.17/2003, PP No. 58/2005, PERMENDAGRI No. 13/2006, PERMENDAGRI No. 52/2015,
PERBUP/PERWALI  PEMANFAATAN DANA
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
63
ALUR PENGELOLAAN DANA JKN DI FKTP
KEMENKES

TH. 2017
BPJS KES

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

KAPITASI
1. PERPRES 32/2014, 2. PERMENKES 21/2016
3. SE MENDAGRI No. 900/2280/SJ 4. PERMENDAGRI No. 31/2016
5. PERKADA PEMANFAATAN DANA
NON KAPITASI
UU No.17/2003, PP No. 58/2005, PERMENDAGRI No. 13/2006, PERMENDAGRI No. 31/2016,
PERMENKES 52/2016, PERBUP/PERWALI  PEMANFAATAN DANA
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
64
ALUR PENGELOLAAN DANA JKN DI FKTP
KEMENKES

TH. 2018
BPJS KES

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

KAPITASI
1. PERPRES 32/2014, 2. PERMENKES 21/2016
3. SE MENDAGRI No. 900/2280/SJ 4. PERMENDAGRI No. 33/2017
5. PERKADA PEMANFAATAN DANA
NON KAPITASI
UU No.17/2003, PP No. 58/2005, PERMENDAGRI No. 13/2006, PERMENDAGRI No. 33/2017,
PERMENKES 52/2016, PERBUP/PERWALI  PEMANFAATAN DANA
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
65
KEMENTERIAN KESEHATAN

PERMENKES 52/2016
STANDAR TARIF PELAYANAN
KESEHATAN

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
66
KEMENKES
NON KAPITASI
Tarif Non Kapitasi
1. Pelayanan Ambulance  tarif mengacu pada aturan daerah
2. Obat rujuk balik  DM, hipertensi, jantung asma dll (harga E Katalog)
3. Pelayanan Penunjang Rujuk Balik
1. Pemeriksaan gula darah ( Rp. 10 ribu - 20 ribu)
2. Pemeriksaan HbA1c (Rp. 160 rb - 200 rb)
3. Pemeriksaan microalbuminuria Rp. 120rb, ureum Rp. 30rb, kreatinin Rp. 30rb,
kolesterol total Rp. 45rb, LDL Rp. 60rb, HDL Rp. 45rb, trigliserida Rp. 50rb
4. Pemeriksaan IVA Rp. 25rb,- Pemeriksaan Papsmear Rp. 125rb, terapi krio Rp. 150rb,
GDP/GDPP Rp 10rb - 20rb
5. Rawat inap Rp. 120rb - 200rb
6. ANC paket Rp. 200rb, tidak paket Rp. 50rb per kunjungan
7. Persalinan normal bidan Rp. 700rb, dokter Rp. 800rb
8. Persalinan PONED Rp. 950rb
9. PNC Rp. 25rb perkunjungan
10.Pasca persalinan PKM PONED Rp. 175rb
11.Pra rujukan komplikasi kebidanan Rp. 125rb
12. Pelayanan KB: IUD Rp. 100rb, suntik Rp. 15rb, komplikasi Rp. 125rb, vasektomi Rp 350rb
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
67
ALUR PENGELOLAAN
KEMENKES DANA NON KAPITASI JKN

PENGAJUAN KLAIM PENGAJUAN KLAIM

BPJS KES

YAN YAN
KES
BAYAR KLAIM
KES
PKM SDH BLUD PKM BLM BLUD

SESUAI RKA-DPA
RBA-DPA BLUD
KAS DAERAH DINKES/PKM
(KASDA)

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
68
MENTERI KESEHATAN
Dasar Hukum
• UU No. 28/2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
• PP No. 69/2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan
Insentif Pemungutan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah
• Permenkes 28/2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program
JKN
• Perda Kab/Kota tentang “Pajak Daerah dan Retribusi Daerah”
• Per kepala Daerah tentang “Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah”
• Permendagri 33/2017 tentang Pedoman Penyusunan APBD T.A.
2018
• SE. Mendagri 900/2280/SJ tanggal 05 Mei 2014 tentang Juknis
Penganggaran Kapitasi FKTP

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut UU 28/2009
MENTERI KESEHATAN

• Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah


pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang
pribadi atau Badan.
• Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan
pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau
kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi
atau Badan.
• Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi
atau Badan.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut UU 28/2009
MENTERI KESEHATAN

Pasal 108
(1) Objek Retribusi adalah :
a.Jasa Umum;
b.Jasa Usaha; dan
c.Perizinan Tertentu
Pasal 109
Objek Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang
disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk
tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut UU 28/2009
MENTERI KESEHATAN

Pasal 110
(1) Jenis Retribusi Jasa Umum adalah:
a. Retribusi Pelayanan Kesehatan;
b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;
c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda
m. Retribusi Pelayanan Pendidikan; dan
n. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.
(2) Jenis Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
tidak dipungut apabila potensi penerimaannya kecil
dan/atau atas kebijakan nasional/daerah untuk
memberikan pelayanan tersebut secara cuma-cuma.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut UU 28/2009
MENTERI KESEHATAN

Pasal 111
(1) Objek Retribusi Pelayanan Kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110 ayat (1)
huruf a adalah pelayanan kesehatan di puskesmas,
puskesmas keliling, puskesmas pembantu, balai
pengobatan, rumah sakit umum daerah, dan
tempat pelayanan kesehatan lainnya yang sejenis
yang dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah
Daerah, kecuali pelayanan pendaftaran.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut UU 28/2009
MENTERI KESEHATAN

Pasal 150
Jenis Retribusi selain yang ditetapkan dalam Pasal 110 ayat (1), Pasal 127, dan Pasal 141 sepanjang
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Retribusi Jasa Umum:
1. Retribusi Jasa Umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi Jasa Usaha atau Retribusi
Perizinan Tertentu;
2. jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan Daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi;
3. jasa tersebut memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau Badan yang diharuskan
membayar retribusi, disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum;
4. jasa tersebut hanya diberikan kepada orang pribadi atau Badan yang membayar retribusi dengan
memberikan keringanan bagi masyarakat yang tidak mampu;
5. Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai penyelenggaraannya;
6. Retribusi dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta merupakan salah satu sumber
pendapatan Daerah yang potensial; dan
7. pemungutan Retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan/atau
kualitas pelayanan yang lebih baik.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut UU 28/2009
MENTERI KESEHATAN

Tata Cara Penghitungan Retribusi


Pasal 155

(1) Tarif Retribusi ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali.
(2) Peninjauan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan
perkembangan perekonomian.
(3) Penetapan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut UU 28/2009
MENTERI KESEHATAN

PENETAPAN DAN MUATAN YANG DIATUR DALAM


PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI
Pasal 156
(1) Retribusi ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
(2) Peraturan Daerah tentang Retribusi tidak dapat berlaku surut.
(3) Peraturan Daerah tentang Retribusi paling sedikit mengatur
ketentuan mengenai:
a. nama, objek, dan Subjek Retribusi;
b. golongan Retribusi;
dll……..

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut UU 28/2009
MENTERI KESEHATAN

Pemanfaatan
Pasal 161
(1) Pemanfaatan dari penerimaan masing-masing jenis Retribusi
diutamakan untuk mendanai kegiatan yang berkaitan langsung
dengan penyelenggaraan pelayanan yang bersangkutan.
(2) Ketentuan mengenai alokasi pemanfaatan penerimaan Retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut UU 28/2009
MENTERI KESEHATAN

INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 171
(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan Pajak dan Retribusi
dapat diberi insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut PP 69/2010
MENTERI KESEHATAN

Pasal 1
1. Insentif Pemungutan Pajak dan Retribusi yang selanjutnya
disebut Insentif adalah tambahan penghasilan yang diberikan
sebagai penghargaan atas kinerja tertentu dalam melaksanakan
pemungutan Pajak dan Retribusi.
4. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah
pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian
izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
Badan.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut PP 69/2010
MENTERI KESEHATAN

INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAN RETRIBUSI


Penerima Insentif
Pasal 3
(1) Insentif diberikan kepada Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi.
(2) Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara proporsional dibayarkan kepada:
a. pejabat dan pegawai Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi sesuai
dengan tanggung jawab masing-masing;
b. kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagai penanggung jawab pengelolaan
keuangan daerah;
c. sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah;
d. pemungut Pajak Bumi dan Bangunan pada tingkat desa/kelurahan dan
kecamatan, kepala desa/lurah atau sebutan lain dan camat, dan tenaga lainnya
yang ditugaskan oleh Instansi Pelaksana Pemungut Pajak; dan
e. pihak lain yang membantu Instansi Pelaksanapemungut Pajak dan Retribusi.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut PP 69/2010
MENTERI KESEHATAN

INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAN RETRIBUSI


Penerima Insentif
Pasal 4
(1) Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi dapat diberi Insentif apabila mencapai kinerja
tertentu.
(2) Pemberian Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk meningkatkan:
a. kinerja Instansi;
b. semangat kerja bagi pejabat atau pegawai Instansi;
c. pendapatan daerah; dan
d. pelayanan kepada masyarakat.
(3) Pemberian Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan setiap triwulan pada awal
triwulan berikutnya.
(4) Dalam hal target kinerja suatu triwulan tidak tercapai, Insentif untuk triwulan tersebut
dibayarkan pada awal triwulan berikutnya yang telah mencapai target kinerja triwulan yang
ditentukan.
(5) Dalam hal target kinerja pada akhir tahun anggaran penerimaan tidak tercapai, tidak
membatalkan Insentif yang sudah dibayarkan untuk triwulan sebelumnya.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut PP 69/2010
MENTERI KESEHATAN

INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAN RETRIBUSI


Besaran Insentif
Pasal 6
(1) Besarnya Insentif ditetapkan paling tinggi:
a. 3% (tiga perseratus) untuk provinsi; dan
b. 5% (lima perseratus) untuk kabupaten/kota,
dari rencana penerimaan Pajak dan Retribusi dalam tahun anggaran berkenaan untuk tiap jenis
Pajak dan Retribusi.
(2) Besaran Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah tahun anggaran berkenaan.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut PP 69/2010
MENTERI KESEHATAN

INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAN RETRIBUSI


Besaran Insentif
Pasal 7
(1) Besarnya pembayaran Insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a, huruf b, dan
huruf c untuk setiap bulannya dikelompokkan berdasarkan realisasi penerimaan Pajak dan
Retribusi tahun anggaran sebelumnya dengan ketentuan:
a. di bawah Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah), paling tinggi 6 (enam) kali gaji pokok
dan tunjangan yang melekat;
b. Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah) sampai dengan Rp 2.500.000.000.000,00
(duatriliun lima ratus milyar rupiah), paling tinggi 7 (tujuh) kali gaji pokok dan tunjangan yang
melekat;
c. di atas Rp2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima ratus milyar rupiah), sampai dengan
Rp7.500.000.000.000,00 (tujuh triliun lima ratus milyar rupiah), paling tinggi 8 (delapan) kali
gaji pokok dan tunjangan yang melekat;
d. di atas Rp7.500.000.000.000,00 (tujuh triliun lima ratus milyar rupiah), paling tinggi 10
(sepuluh) kali gaji pokok dan tunjangan yang melekat.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut PP 69/2010
MENTERI KESEHATAN

PENGANGGARAN, PELAKSANAAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN


Pasal 9

(1) Kepala Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi menyusun penganggaran Insentif
pemungutan Pajak dan/atau Retribusi berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6.
(2) Penganggaran Insentif pemungutan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelompokkan ke
dalam belanja tidak langsung yang diuraikan berdasarkan jenis belanja pegawai, objek belanja
Insentif pemungutan Pajak serta rincian objek belanja Pajak.
(3) Penganggaran Insentif pemungutan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelompokkan
ke dalam belanja tidak langsung yang diuraikan berdasarkan jenis belanja pegawai, obyek belanja
Insentif pemungutan Retribusi serta rincian obyek belanja Retribusi.

Pasal 10
Dalam hal target penerimaan Pajak dan Retribusi pada akhir tahun anggaran telah tercapai atau
terlampaui, pembayaran Insentif belum dapat dilakukan pada tahun anggaran berkenaan, pemberian
Insentif diberikan pada tahun anggaran berikutnya yang pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut Permenkes
MENTERI KESEHATAN 28/2014
PENDANAAN
A. Ketentuan Umum
4. Tarif Non Kapitasi adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada FKTP
berdasarkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
6. Pengelolaan dan pemanfaatan dana di FKTP dan FKRTL milik pemerintah pengaturannya
mengikuti ketentuan peraturan perundangan, sedangkan pengelolaan dan pemanfaatan dana
di FKTP dan FKRTL milik swasta pengaturannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada
faskes swasta tersebut.
C. Mekanisme Pembayaran
4. Mekanisme Pembayaran Klaim Non Kapitasi Pembayaran klaim non Kapitasi pelayanan JKN
oleh BPJS Kesehatan di FKTP milik Pemerintah Daerah dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku.
Pembayaran klaim non kapitasi di FKTP milik Pemerintah Daerah meliputi: …..

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut Permenkes
MENTERI KESEHATAN 28/2014
PENDANAAN
D. Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana
1. FKTP
2) Dana Non Kapitasi
a) Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Non Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada
FKTP Milik Pemerintah Daerah mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pengelolaan keuangan daerah.
b) Dana Non Kapitasi yang telah disetorkan ke Kas Daerah oleh FKTP dapat dimanfaatkan
kembali dengan cara Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus; (1) mengusulkan adanya
peraturan kepala daerah untuk pemanfaatan dana tersebut; (2) membuat dan
mengusulkan dalam bentuk program dan kegiatan pada RKA-DPA SKPD Dinas Kesehatan.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Permendagri 33/2017
MENTERI KESEHATAN

III. Kebijakan Penyusunan APBD


1. Pendapatan Daerah
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
1) Penganggaran pajak daerah dan retribusi daerah :
i) Retribusi pelayanan kesehatan yang bersumber dari hasil klaim kepada Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) yang diterima oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit
Kerja pada SKPD yang belum menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan-Badan Layanan Umum
Daerah (PPK-BLUD), dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok pendapatan PAD, jenis
pendapatan Retribusi Daerah, obyek pendapatan Retribusi Jasa Umum, rincian obyek
pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan
3) Penganggaran Lain-lain PAD Yang Sah
c. Pendapatan dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) milik Pemerintah Daerah yang belum menerapkan PPK-BLUD mempedomani
Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana
Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada FKTP Milik Pemerintah Daerah dan Surat Edaran
Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014 Hal Petunjuk Teknis
Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan serta Pertanggungjawaban Dana Kapitasi
Jaminan Kesehatan Nasional pada FKTP Milik Pemerintah Daerah

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Permendagri 33/2017
MENTERI KESEHATAN

III. Kebijakan Penyusunan APBD


1. Pendapatan Daerah
b. Dana Perimbangan
1) Penganggaran Dana Bagi Hasil (DBH)
2) Penganggaran Dana Alokasi Umum (DAU)
3) Penganggaran Dana Alokasi Khusus (DAK)
c. Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Permendagri 33/2017
MENTERI KESEHATAN

III. Kebijakan Penyusunan APBD


2. Belanja Daerah
a. Belanja Tidak Langsung
1) Belanja Pegawai
g. Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah mempedomani
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan
Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
2) Belanja Bunga
3) Belanja Subsidi
4) Belanja Hibah dan Bansos
b. Belanja Langsung

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Permendagri 33/2017
MENTERI KESEHATAN

III. Kebijakan Penyusunan APBD


3. Pembiayaan Daerah
a. Penerimaan Pembiayaan
b. Pengeluaran Pembiayaan
c. SILPA Tahun Berjalan

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Permendagri 33/2017
MENTERI KESEHATAN

V. Hal Khusus Lainnya


4. Dalam rangka peningkatan bidang kesehatan, Pemerintah Daerah secara konsisten dan berkesinambungan
harus mengalokasikan - 67 - anggaran kesehatan minimal 10% (sepuluh per seratus) dari total belanja APBD
diluar gaji, sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) UndangUndang 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Penjelasan
Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang 36 Tahun 2009 menegaskan bahwa bagi daerah yang telah menetapkan
lebih dari 10% (sepuluh per seratus) agar tidak menurunkan jumlah alokasinya dan bagi daerah yang belum
mempunyai kemampuan agar dilaksanakan secara bertahap.
5. Penganggaran belanja yang bersumber dari dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Milik Pemerintah Daerah yang belum menerapkan PPK-BLUD
mempedomani Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun
2014 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan
Dukungan Biaya Operasional Pada FKTP Milik Pemerintah Daerah dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
Nomor 900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014. Dalam hal dana kapitasi tidak digunakan seluruhnya pada tahun
anggaran sebelumnya, dana kapitasi tersebut harus digunakan tahun anggaran berikutnya dan
penggunaannya tetap mempedomani Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 dan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ
tanggal 5 Mei 2014.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Permendagri 33/2017
MENTERI KESEHATAN

V. Hal Khusus Lainnya


27. ………………………… Dalam penerapan PPK-BLUD, Pemerintah Daerah memperhatikan antara lain hal-hal
sebagai berikut:
a. Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan umum kepada masyarakat, Pemerintah Daerah agar
segera melakukan evaluasi kepada SKPD atau unit kerja pada SKPD yang tugas dan fungsinya secara
operasional memberi pelayanan kepada masyarakat untuk menerapkan PPK-BLUD.
b. Khusus bagi pelayanan kesehatan antara lain Rumah Sakit Daerah (RSD), Puskesmas (FKTP) dan Balai
Kesehatan Masyarakat - 77 - yang belum menerapkan PPK-BLUD, agar Pemerintah Daerah segera
melakukan langkah-langkah untuk mempercepat penerapan PPK-BLUD pada pelayanan kesehatan
tersebut. Hal ini sesuai dengan amanat Pasal 7 ayat (3) dan Pasal 20 ayat (3) Undang-Undang Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Permendagri 33/2017
MENTERI KESEHATAN

V. Hal Khusus Lainnya


27. ………………………… Bagi SKPD atau unit kerja pada SKPD yang telah menerapkan PPKBLUD, agar:
1) Penyusunan rencana kerja dan anggaran menggunakan format Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA).
2) Pendapatan BLUD dalam RBA dikonsolidasikan ke dalam APBD dalam jenis pendapatan Lain-lain
Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.
3) Belanja BLUD dalam RBA dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum, khususnya dalam Pasal 11 ayat (3a), SKPD atau Unit Kerja pada SKPD yang telah
menerapkan PPK-BLUD, pagu anggaran BLUD dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD yang
sumber dananya berasal dari pendapatan dan surplus BLUD, dirinci dalam 1 (satu) program, 1 (satu)
kegiatan, 1 (satu) output dan jenis belanja.
4) Tahapan dan jadwal proses penyusunan RKA/RBA, mengikuti tahapan dan jadwal proses penyusunan
APBD

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
SE Mendagri 900/2280/SJ
MENTERI KESEHATAN

1. Penganggaran
a. Kepala FKTP menyusun rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN, untuk selanjutnya disampaikan
kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan.
b. Berdasarkan rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN tersebut pada huruf a, Kepala SKPD Dinas
Kesehatan menyusun Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD) Dinas Kesehatan, yang memuat rencana
pendapatan dana kapitasi JKN dan rencana belanja dana kapitasi JKN.
c. Rencana pendapatan dana kapitasi JKN dianggarkan dalam kelompok Pendapatan Asli Daerah, jenis Lain-lain
Pendapatan Asli Daerah, obyek Dana Kapitasi JKN pada FKTP, rincian obyek Dana Kapitasi JKN pada masing-
masing FKTP sesuai kode rekening berkenaan.
d. Rencana belanja dana kapitasi JKN dianggarkan dalam kelompok Belanja Langsung dan diuraikan ke dalam
jenis, obyek, dan rincian obyek belanja sesuai kode rekening berkenaan, yang pemanfaatannya
mempedomani ketentuan Pasal 12 Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa
Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik
Pemerintah Daerah.
e. RKA-SKPD Dinas Kesehatan sebagaimana tersebut pada huruf b dipergunakan sebagai bahan penyusunan
peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
SE Mendagri 900/2280/SJ
MENTERI KESEHATAN

1. Penganggaran
a. Kepala FKTP menyusun rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN, untuk selanjutnya disampaikan
kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan.
b. Berdasarkan rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN tersebut pada huruf a, Kepala SKPD Dinas
Kesehatan menyusun Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD) Dinas Kesehatan, yang memuat rencana
pendapatan dana kapitasi JKN dan rencana belanja dana kapitasi JKN.
c. Rencana pendapatan dana kapitasi JKN dianggarkan dalam kelompok Pendapatan Asli Daerah, jenis Lain-lain
Pendapatan Asli Daerah, obyek Dana Kapitasi JKN pada FKTP, rincian obyek Dana Kapitasi JKN pada masing-
masing FKTP sesuai kode rekening berkenaan.
d. Rencana belanja dana kapitasi JKN dianggarkan dalam kelompok Belanja Langsung dan diuraikan ke dalam
jenis, obyek, dan rincian obyek belanja sesuai kode rekening berkenaan, yang pemanfaatannya
mempedomani ketentuan Pasal 12 Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa
Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik
Pemerintah Daerah.
e. RKA-SKPD Dinas Kesehatan sebagaimana tersebut pada huruf b dipergunakan sebagai bahan penyusunan
peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
KEMENTERIAN KESEHATAN

3. PERAN DINKES KAB/KOTA, FKTP DAN FKTL

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
96
KEMENKES
PERAN & TUGAS (1)
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA (1)
1. Kepala SKPD Dinas Kesehatan mengusulkan bendahara JKN di FKTP melalui
PPKD ke Kepala Daerah untuk ditetapkan sebagai Bendahara JKN di FKTP
2. Menyusun Rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN yang telah
dilaporkan FKTP untuk dianggarkan dalam RKA-SKPD Dinas Kesehatan
3. Menyusun DPA-SKPD berdasarkan peraturan daerah tentang APBD tahun
anggaran berkenaan dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD
tahun anggaran berkenaan
4. Tata cara dan format penyusunan DPA-SKPD dilakukan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan keuangan daerah
5. Melakukan verifikasi terhadap Laporan Pertanggungjawaban Pendapatan
dan Belanja FKTP serta Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ) sesuai Form
5 & 6 SE Mendagri No. 900/2280/SJ, 2014

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
97
KEMENKES
PERAN & TUGAS (2)
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA (2)
6. Berdasarkan laporan realisasi pendapatan dan belanja yang dilaporkan FKTP,
Kepala SKPD Dinas Kesehatan menyampaikan Surat Permintaan Pengesahan
Pendapatan dan Belanja (SP3B) FKTP kepada PPKD
7. Berdasarkan SP3B FKTP tersebut selanjutnya PPKD selaku Bendahara Umum
Daerah (BUD) menerbitkan Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja (SP2B)
FKTP
8. Kepala SKPD Dinas Kesehatan dan Kepala FKTP melakukan pengawasan secara
berjenjang terhadap penerimaan dan pemanfaatan dana kapitasi oleh
Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP
9. Mendokumentasikan (arsipkan) Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja
(SP2B) FKTP yang telah diterbitkan oleh PPKD selaku BUD

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
98
KEMENKES
PERAN & TUGAS (3)
FASILITAS KESEHATAN TK PERTAMA (FKTP) (1)
1. Kepala FKTP menyampaikan rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi
JKN tahun berjalan kepada Kepala SKPD Dinas Kesehatan
2. Kepala FKTP mengusulkan bendahara JKN di FKTP ke Kepala SKPD Dinas
Kesehatan untuk ditetapkan oleh Kepala Daerah sebagai Bendahara JKN di
FKTP
3. Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP membuka Rekening Dana Kapitasi JKN
untuk ditetapkan oleh Kepala Daerah
4. Kepala FKTP menyampaikan Rekening Dana Kapitasi JKN ke BPJS Kesehatan
5. Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP mencatat dan membukukan semua
belanja (pengeluaran) dana Kapitasi dalam Buku Kas Bendahara Dana Kapitasi.
6. Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP mencatat dan menyampaikan
realisasi pendapatan dan belanja setiap bulan kepada Kepala FKTP

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
99
KEMENKES
PERAN & TUGAS (4)
FASILITAS KESEHATAN TK PERTAMA (FKTP) (2)
7. Mendokumentasikan (arsipkan) semua bukti-bukti belanja (pengeluaran)
dana Kapitasi JKN
8. Kepala FKTP menyampaikan laporan realisasi pendapatan dan belanja
kepada Kepala SKPD Dinas Kesehatan dengan melampirkan surat pernyataan
tanggung jawab
9. Kepala FKTP bertanggung jawab secara formal dan material atas pendapatan
dan belanja dana kapitasi JKN
10.Kepala FKTP melakukan pengawasan pada Bendahara Kapitasi JKN dalam hal
pembukuan, pengeluaran dan pertanggungjawaban

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
100
KEMENKES
PENUTUP
1. Dana JKN yang diterima seluruhnya dimanfaatkan untuk; (a) Jasa
Pelayanan Kesehatan (tenaga kesehatan dan non kesehatan)
dan (b) Operasional Pelayanan Kesehatan.
2. Bendahara Kapitasi JKN dan Rekening Kapitasi JKN di setiap FKTP
ditetapkan Oleh Kepala Daerah atas usulan Kepala Dinas Kes.
3. Pemanfaatan besaran Dana Kapitasi digunakan langsung untuk
pelayanan kesehatan peserta JKN pada FKTP, ditetapkan oleh
Kepala Daerah setiap tahunnya
4. Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi FKTP harus
dilaksanakan secara efektif, efisien, transparan dan akuntable
5. Akhir Tahun 2017, FKTP & Dinkes Kab/Kota sudah harus
mempersiapkan & membuat perencanaan RKA 2018
(Permendagri No. 33/2017)
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
101
KEMENKES
PENUTUP
6. Non Kapitasi / DAK JAMPERSAL
- Retribusi pelayanan kesehatan yang bersumber dari hasil klaim
kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang
diterima oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit
Kerja pada SKPD yang belum menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan-Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD),
dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok pendapatan PAD,
jenis pendapatan Retribusi Daerah, obyek pendapatan Retribusi
Jasa Umum, rincian obyek pendapatan Retribusi Pelayanan
Kesehatan
- Non Kapitasi / DAK Jampersal dalam pemanfaatannya tidak bisa
disamakan dengan Kapitasi, karena Non Kapitasi / DAK Jampersal
tidak diatur khusus, beda halnya dengan Kapitasi yang diatur
khusus (Perpes 32/2014),
- Non Kapitasi / DAK Jampersal mengacu kepada Perda “Pajak /
Retribusi” dan Peraturan Kepala Daerah “Pajak dan Retribusi”
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
102
REFERENSI
KEMENKES

1. Peraturan Presiden No. 32/2014


Tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN Pada Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) Milik Pemerintah Daerah
2. Permenkes No. 21/2016
Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan
Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama Milik Pemerintah Daerah
3. Permenkes 52/2016
Standar Tarif Pelayanan Kesehatan
4. SE Mendagri No. 900/2280/SJ, 5 Mei 2014
Petunjuk Teknis Penganggaran, Pelaksanaan dan Pentatausahaan, serta
Pertanggungjawaban Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Milik Pemda
5. Permenkes No.28/2014
Petunjuk Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
103
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL

Untuk Indonesia yang lebih sehat


KEMENTERIAN KESEHATAN

TERIMA KASIH
www.ppjk.go.id Hotlines: (021) 5221229, (021) 5277543, (021) 5279409

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
104

Anda mungkin juga menyukai