Anda di halaman 1dari 43

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH ATAN

3. Penguatan koordinasi sektor (cluster) kesehatan dan mobilisasi sumber


daya untuk program Pengurangan Risiko Bencana untuk memungkinkan
Staf kesehatan di tingkat operasional untuk mengelola bencana melalui
mekanisme koordinasi dan mobilisasi sumber daya sektor (cluster)
kesehatan yang efektif.
4. Penguatan Informasi Keadaan Darurat dan sistem komunikasi untuk
memungkinkan lembaga mitra nasional dan internasional untuk membuat
jaringan sebagai wadah untuk berbagi informasi, mobilisasi sumber daya,
dan kegiatan penngkatan kapasitas.
5. Mengatur Pelatihan Nasional dan Internasional tentang Pengurangan
Risiko Bencana sehingga masyarakat yang terkena dampak akan menerima
pelayanan kesehatan yang bermutu dalam keadaan darurat dan risiko
bencana akan dikelola secara efektif berdasarkan standar.

~
~~~

Pusat Penanggulangan Krlsls KesehBtan

KementerlBn KesehBtBn RI

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH ATAN


~
KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Pada tahun 2005, belajar dari Tsunami Aceh 2004, Kementerian Kesehatan ~Q~
bekerja sama dengan WHO mendirkan Health Emergency Information and )!~~
Operation Unit pada Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan yang
beroperasi 24 jam untuk memperkuat sistem informasi darurat.

Pada tahun 2007, Program Respon dan Kesiapsiagaan Darurat kemudian KAlA PENGANlAR
berkembang menjadi Program Pengurangan Risiko Bencana Bidang Kesehatan
dengan 3 strategi utama dan pencapaian:
1\1i syukur kami pal\latkan kehadirat Allah SWT, karena atas
1. Mengurangi bahaya dengan mengembangkan pemetaan risiko;
2. Mengurangi kerentanan dan meningkatkan respon dengan mendirikan 9
Pusat Penanggulangan Krisis Regional dan 2 Subregional;
3. Meningkatkan kapasitas dengan mengembangkan Prosedur Operasi
P rahmat dan hidayah-Nya kami telah menyelesaikan pembuatan Buku
Saku Penanggulangan Krisis Kesehatan sesuai dengan waktu yang
telah direncanakan.
Standar Darurat bagi petugas kesehatan dan membangun Konsorsium
Disadari bahwa Indonesia merupakan daerah rawan bencana baik bencana
Pelatihan Internasional tentang Pengurangan Risiko Bencana atau
alam, non alam dan akibat konflik sosial , karena letak geograns maupun geologis
International Training Consortium on ~isaster Risk Reduction (fTC-ORR) di
serta sosial yang menempatkan kita pada posisi sulit. Salah satu upaya dalam
mana serangkaian pelatihan nasional dan internasional telah dilakukan
mengurangi dampak bencana adalah dengan meningkatkan kesiapsiagaan
sejak saat itu.
melalui penyediaan Buku Saku Penanggulangan Krisis Kesehatan.

Buku saku ini dibuat untuk memberikan informasi mengenai hasil kegiatan
serta sumber daya yang ada di Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan, PPK
Regional/Subregional, untuk kemudian dapat dijadikan panduan bagi semua
pihak dalam penanggulangan krisis kesehatan.

Akhirnya kami ucapkan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi dan
kontribusi semua pihak yang telah terlibat dalam pembuatan Buku Saku
Penanggulangan Krisis Kesehatan ini. Semoga saku ini dapat bermanfaat dalam
melaksanakan pembangunan kesehatan secara keseluruhan.

Jakarta, September 2013


Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

lTC-ORR Lounching

Sejalan dengan program global fasilitas kesehatan yang aman, Kementerian


Kesehatan bekerja sama dengan WHO dilakukan Program Pelatihan
Perencanaan Rumah Sakit Dalam Menghadapi Bencana atau Hospital Disaster
dr. Sri Henny Setiawati, MHA
Plan Training yang juga menjadi bagian integral dari Rencana Strategis
NIP 195605161984032003
Kementerian Kesehatan 2010-2014. Pada 2012, program ini diperluas untuk
memperkuat Sistem Penanggulangan Gawat-Darurat dan Bencana Terpadu
PUSAl PENANGGULANGAN KRISIS KESEH AlAN KEMENTERIAN KESEH ATAN RI

DAFTAR lSI xQx


~~R

Kata Pengantar ...... ............ .. 3 BABVII


Daftar lsi 4
WHO COLLABORATING CENTRE UNTUK

Babl PELATIHAN DAN PENELITIAN

Sejarah, Arah Kebijakan dan Strategi .......................................................... 5


A. Sejarah 5 PENGURANGAN RISIKO BENCANA

B. Visi , Misi, Tujuan Dan Sasaran Strategis 8


C. Struktur Organisasi 10
D. Tupoksi ........................ 11 A. SEJARAH WHO CC

Babll Pada tahun 2000, Kementerian Kesehatan Indonesia mendirikan Pusat


Sumber Daya Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan ........................ 12 Penanggu langan Krisis Kesehatan dengan fungsi utama untuk mengembangkan
A. Sumber Daya Manusia 12 kebijakan dan regulasi , koordinasi , memobilisasi sumber daya, melakukan
B. Sarana dan Prasarana ................... 14 pengumpulan data-analisis-presentasi, melakukan monitoring dan evaluasi
terkait dengan manajemen krisis kesehatan. Program ini sejalan dengan
Bablll program WHO tentang Respon dan Kesiapsiagaan Darurat.
Sumber Daya PPK Regional dan Sub Regional.......................................... 16
A. Sumber Daya Manusia ....................................................................................... 17
B. Sarana dan Prasarana ......................................................................................... 19

BablV
Jenis Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia ............................. 21

BabV
Kebijakan Penanggulangan Krisis Kesehatan .......................................... 28
A. Peraturan / Kebijakan ............... ......................... ................................................. 28
B. Pedoman .................................................................................................................. 29
C. Sistem Informasi dan Komunikasi ........ ......................................................... 29

BabVI
Peran dalam Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan ......................... 31

BabV11
WHO Collaborating Centre Untuk Pelatihan Dan .................................. 37
Penelitian Pengurangan Risiko Bencana

HE/OU
PUSATPENANGGULANGAN KRISIS KESEH ATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

B. PERAN LUAR NEGERI xQx:


~~R

1 I 12 Mei 2008 I Gempa Bumi I Provin Sin Chuan 160.000 orang meninggal
China Pasien yang dilayani : BABI
234 rawat inap
93 kasus bedah SEJARAH, ARAH KEBIJAKAN DAN
2 03 July 2008 Angin Cyclone D istrik Khaw Mu, 100.000 orang meninggal STRATEGI PPKK
Nargis Myanmar. 25.000 orang hilang
Pasien yang dilayani :
9.800 rawat jalan
100 kasus bedah A. SEJARAH
3 I 01 September 1 Penanggulangan [ Distrik Charsadda, 1.600.000 orang

2010 Bencana Banjir di Provo Khyber


meninggal Sejarah pembentukan PPKK diawali pada tahun 1991 sejalan dengan
Pakistan Pakhtunkwa, Pakistan 18 juta orang mengungsi pembangunan bidang kesehatan yang masih dihadapi kendala permasalahan
Pasien yang dilayani : tingginya angka kesakitan karena penyakit potensial wabah dan kejadian
1.124 orang wanita
bencana. Selain itu Bakornas-PB serta WHO juga menetapkan kebijakan agar
927 orang pria
sektor kesehatan lebih meningkatkan kesiapsiagaan dan penanggulangan
4 I 30 September 1 Penanggulangan Pakistan ± 100 orang meninggal bencana.
2011 wabahdemam ± 12.000 orang rawat
berdarah inap
5 I 28 Oktober Arab Saudi 1.273 orang

Berikut ini kronologis perjalanan pembentukan PPKK hingga ditetapkan


1 EvakuasiWNI
2011 overstayer dengan
20 anak sebagai WHO CC untuk Pelatihan dan Penelitian dalam Pengurangan Risiko
menggunakan 48 bayi Bencana pada tahun 2012.
Pesawat Jamaah
Haji Kloter I
Tahun 1991 Pembentukan Kelompok Kerja Tetap (Pokjatap)
Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana Bidang
Kesehatan berdasarkan SK Menteri Kesehatan No.
360/Menkes/SKN1/1991. Tugas Pokjatab tersebut
yaitu: 1) merumuskan langkah dan strategi serta
melaksanakan koordinasi dan integrasi kesiapsiagaan
~ dan penanggulangan bencana secara lintas
~~~ program dilingkungan Departemen Kesehatan. 2)
Meningkatkan mekanisme kerja sektoral secara
fungsional dalam kesiapsiagaan dan penanggulangan
bencana atas koordinasi Bakornas-PB. 12

Tahun 1995 Pembentukan Unit Fungsional Pusat Penanggulangan


Krisis Akibat Bencana (Crisis Center) di Lingkungan
Departemen Kesehatan, tanpa membubarkan
Pokjatap, berdasarkan SK Menteri Kesehatan No.
594/Menkes/SKN1/1995. Tugas unit fungsional
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH ATAN ----------------
KEMENTERIAN KESE HATAN RI

te rse but yaitu menyelenggarakan kegiatan


pengendalian akibat bencana sejak fase kewaspadaan
dini (early warning) hingga fase tanggap darurat 30 I 17 Desember I Kecelakaan Kab. Trenggalek, 103 orang meninggal
(emergency response) berakhir serta membentuk 2011 Tranportasi Provinsi Jawa Timur 144 orang hilang
Pusat Pengendalian Operasi yang segera bekerja (tenggelamnya 1 orang rawat inap
kapal) 2 orang rawat jalan
aktif bila terjadi bencana.13
31 109 Mei 2012 Kecelakaan Kab. Bogor, Provinsi 45 orang meninggal dunia
Transportasi Provinsi Jawa Barat
Tahun 1998 Pembentukan Pusat Informasi Penanggulangan Krisis (Jatuhnya Pesawat
Kesehatan (Crisis Center) atau PIPPK berdasarkan SK Sukhoi SJ 100)
Menteri Kesehatan No. 942/ Menkes/SKlIX/1998. 32 101 Agustus Laporan Banjir dan Kota ambon dan 111 orang meninggal
Tugasnya yaitu : 1) menyusun dan membentuk 2012 tanah longsor Kab. Maluku Tengah, 5 orang rawat inap
indikator-indikator terpilih yang dipergunakan untuk Provinsi Maluku 2530 orang rawat jalan
pemantauan terjadinya dampak akibat krisis ekonomi 6179 orang mengungsi
terhadap kesehatan; 2) Mengumpulkan, mengolah 33 126 Agustus IKonflik Sosial I Kab. Sampang, 11 orang meninggal
data dan menganalisisnya; 3) Memantau dan 2012 Provinsi Jawa Timur 15 orang rawat inap
6 orang rawat jalan
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan penanggulangan
211 orang mengungsi
krisis kesehatan akibat dampak krisis ekonomi
34 I 26 September I Kecelakaan Kab. Lampung Selatan, 7 orang meninggal
terhadap kesehatan; 3) Menyampaikan hasil analisis, 2012 TransportasiLaut Provinsi Lampung 16 orang rawat inap
pemantauan dan evaluasinya kepada Tim Pengarah. (KM. Roro Bahuga 71 orang rawat jalan
14 Jaya)

1) Pembentukan unit struktural Pusat


35 I 28 Oktober
2012
IKonflik Sosial Kab. Lampung selatan' 112 orang meninggal
Tahun 2000 Provinsi Lampung 12 orang rawat inap
Penanggulangan Masalah Kesehatan (PPMK) di 731 orang rawat jalan
1865 orang mengungsi
bawah koordinasi Sekretariat Jenderal (Setjen),
berdasarkan SK Menteri Kesehatan No. 130/
Menkes/SKII/2000 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan RI. Susunan
organisasi PPMK terdiri dari Bagian Tata Usaha,
Bidang Pemantauan Penanggulangan Masalah
Kesehatan, dan Bidang Mobilisasi Sumber Daya,
dengan dr. Emil Agustiono, M.Kes, menjabat
sebagai Kepala PPMK.1S
2) Pembubaran ketiga unit fungsional (Pokjatab,
PPKAB dan PIPPK) dan melimpahkan tugasnya
pada PPMK, berdasarkan SK Menteri Kesehatan
No. 726/Menkes/ SK/IV/2000.16

Tahun 2001 1) Dr. Dotti Indrasanto, M.P.H., ditunjuk sebagai


Kepala PPMK yang mulai bertugas pada bulan
Januari 2001
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH ATAN KEMENTERIAN KESEHA TAN RI

2) Pada bulan Mei, terjadi perubahan nomenklatur


Departemen Kesehatan menjadi Departemen
21 12 September I Gempa Bumi 7,3 SR I Tasikmalaya , Provinsi 80 orang meninggal Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
2009 Jawa Barat 27 orang hi lang (Depkes-kesos). Masalah kesiapsiagaan dan
370 orang rawat inap
penanggulangan bencana berada di bawah
1.098 orang rawat jalan
162.368 orang mengungsi Direktorat Jenderal Penanggulangan Masalah
22 I 30 September I Gempa Bumi 7,9 SR I Provinsi Sumatera 1.117 orang meninggal
Sosial dan Kesehatan berdasarkan SK Menteri
2009 Ba rat 788 orang rawat inap Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial No. 446/
2.727 orang rawatjalan Menkes-Kesos/SKN/2001. Ditjen tersebut
2.845 orang mengungsi terdiri dari 2 direktorat yaitu Direktorat
23 I 1 Oktober 2009 I Gempa Bumi 7 SR I Kab. Krinci, Provinsi 3 orang meninggal Kesiapsiagaan dan Mitigasi Kesehatan dan Sosial
Jambi 12 orang rawat inap serta Direktorat Bantuan Kesehatan dan Sosial
58 orang rawat jalan
Korban Bencana. 17
15.798 orang mengungsi
3) Pada bulan Oktober, Depkes-Kesos berubah
24 I 29 Agustus Letusan Gunung Ka b. Ka ro, Provi nsi 1 orang meninggal
menjadi Departemen Kesehatan. PPMK
2010 Sinabung Sumatera Utara 405 orang rawat jalan
28.756 orang mengungsi kembali menjadi unit yang bertugas melakukan
perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan
25 I 2 Oktober 2010 I Kecelakaan 34 orang meninggal
Transportasi Provinsi Jawa Tengah 33 orang rawat inap penanggulangan masalah kesehatan berkenaan
(Tabrakan Kereta 6 orang rawat jalan dengan, berdasarkan SK Menteri Kesehatan No.
Api) 1277/Menkes/SK/X/2001 tentang Organisasi
26 14 Oktober 2010 I Banjir Bandang Kab. Teluk Wondama, 173 orang meninggal dan Tata Kerja Departemen Kesehatan RI. 18
Pr ovinsi Papua Barat 118 orang hilang
165 orang rawat inap Tahun 2005 1) dr. Mulya A. Hasjimy, Sp.B. M.Kes., menjabat
5.154 orang rawat jalan
7.951 orang menungsi
sebagai Kepala PPMK pada bulan Maret 2005
2) Perubahan nomenklatur PPMK menjadi Pusat
27 I 25 Oktober I
Gempa Bumi 7,7 SR Kab. Kep. Mentaw ai, 509 orang meninggal
Penanggulangan Krisis (PPK) berdasarkan
2010 & Tsunami Provinsi Sumatera 21 orang hilang
Barat 175 orang rawat inap Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1575/
910 orang ra wat jalan SK/XI/ 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
15.097 orang mengungsi Departemen Kesehatan RI. 19
28 I 260ktober Letusan Gunung Provinsi DI. Yogyaka 243 orang meninggal 3) dr. Rustam Syarifuddin Pakaya, M.P.H. diangkat
2010 Merapi 203 orang rawat inap sebagai Kepala PPK pada bulan Desember 2005.
40.357 orang rawat jalan
41.177 orang mengungsi
Tahun 2006 Pembentukan 9 PPK Regional dan 1 PPK Sub Regional
Jawa Tengah 98 orang meninggal
165 orang rawat inap
berdasarkan SK Menkes Nomor 783/MENKES/
11.074 orang rawat jalan SK/X/2006 tentang Regionalisasi Pusat Bantuan
25.506 orang mengungsi Penanganan Krisis Kesehatan Akibat Bencana.
29 I 14 Juli 2011 Letusan Gunung Kota 2 orang meninggal
Lo kon Provin si Sulawesi 43 orang rawat inap Tahun2007 1) Pembentukan Organisasi di setiap PPK Regional
Ut ara 499 orang rawat jalan dan PPK Sub Regional berdasarkan SK Menkes
5.185 orang mengungsi
Nomor 679/ MENKES/ SKNI/ 2007 yang
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH AlAN KEMENTERIAN KESEH ATAN RI

kemudian diperbaharui dengan menambahkan


organisasi untuk PPK Sub Regional Sumatera
Barat dengan SK Menkes Nomor 1227/ MENKES/ 10 26 Desember Banjir Kab. Ponorogo, 34 orang meninggal
SK/XI/ 2007. 2007 Kota Madiun, Kab. 47 orang hi lang
2) Menentapkan Sumatera Barat sebagai PPK Sub Madiun, Kota Malang, 15 orang rawat inap
Kab. Malang, Kab. 5.099 orang rawat jalan
Regional dibawah PPK Regional Sumatera Utara Trenggalek , Kab. 12.062 orang mengungsi
berdasarkan SK Menkes Nomor 1228/MENKES/ Magetan, Kab.
SK/XI/ 2007. Bojonegoro, Kab.
Jem ber, Kab. Pacitan,
Tahun 2010 1) Mudjiharto, S.K.M., M .M. diangkat sebagai Kepala Provi nsi Jawa Timur

PPK. 11 15 Januari 2008 Tanah Longsor Kota Jayapura, 11 orang meninggal


2) Perubahan nomenklatur PPK menjadi menjadi Provinsi Papua 5 orang rawat inap

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK) 12 8 Februari 2008 Banjir Bandang Kab. Situbondo, 12 orang meninggal
Provinsi Jawa Timur 20 orang rawat inap
berdasarkan Permenkes No. 1144 tahun 2010
23.953 orang rawat jalan
tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian 10.233 orang mengungsi
Kesehatan. 4 dan 5 April Banjir Bandang Kab. Manggarai, 5 orang meninggal
13
2008 Provinsi NIT
Tahun2012 1) dr. Sri Henni Setiawati, M.HA menjadi Kepala 14 6April2008 Banjir Bandang Kab. Sukabumi, 8 orang meninggal
Pusat Penanggulangan Krisis sejak Februari 2012. Provin si Jawa Barat 5 orang rawat jalan
2) PPKK sebagai World Health Organization 15 5 Mei 2008 Tanah Longsor Kab. Mimika, Provinsi 19 orang meninggal
Collaborating Centre (WHO CC) untuk Pelatihan Papua
dan Penelitian dalam Pengurangan Risiko 16 13 ­ 17 Tanah Longsor Kab Cianju r, Provinsi 11 orang meninggal
Bencana hingga periode 4 tahun ke depan yaitu November 2008 Jawa Barat 2 orang hilang
28 November 2016. 4 orang rawat inap
30 orang rawat jalan
2.491 orang menungsi
17 4 Januari 2009 Gempa Bumi 7,2 SR Kab. Manokwari, Kota 4 orang meninggal
Soro ng, Kab. Sorong 37 orang rawat inap
Provinsi Papua Barat 5.122 orang rawatjalan
B. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
Kab. Biak Numfor, 17.499 orang mengungsi
Provinsi Papua
I. VISI 18 9 Jaunari 2009 Banj ir Kota Mataram, Kab. 3 orang meninggal
Menurunnya risiko kesehatan akibat krisis kesehatan Lombok Utara, Kab. 3 orang rawat inap
Lombok Barat, Kab. 3.079 orang rawatjalan
II. MISI Sumbawa Ba rat, 2.500 orang mengungsi
Untuk mencapai visi yang ditetapkan, maka telah dirumuskan misi dengan Provinsi NTB

rincian sebagai berikut : 19 27 Maret 2009 Banjir Bandang Kota Tangerang 100 orang meninggal
1. Mengembangkan pedoman dan kebijakan yang mendukung upaya (Tanggul Situ Selatan, Provi nsi 17 orang rawat inap
Gintung Jebol) Banten 507 orang rawat jalan
penanggulangan krisis kesehatan.
902 orang mengungsi
2. Meningkatkan keterpaduan melalui pengembangan jejaring
20 16 Juni 2009 Kecelakaan Industri Kab. Sijunjung Provinsi 33 orang meninggal
penanggulangan krisis kesehatan. (Tam bang Batu Sumatera Barat 5 orang hilang
3. Meningkatkan kapasitas sumberdaya kesehatan dalam penanggulangan Bara) 13 orang rawat inap
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH AlAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

A. PERAN DALAM NEGERI krisis kesehatan yang bermutu dan merata.


4. Menyediakan akses informasi bagi terselenggaranya penanggulangan

krisis kesehatan yang cepat, tepat dan akurat.

5. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan

1 I 27 Mei 2006 Gempa Bumi 5,9 SR Provinsi DI. 5.778 orang meninggal krisis kesehatan.

Yogyakarta dan Jawa 26.480 orang rawat inap


Tengah 166.054 orang rawat
III. TUJUAN
jalan, 2.170.974 orang
mengungsi Terselenggaranya upaya penanggulangan krisis kesehatan secara berhasil
2 118·20 Juni 2006 I Banjir Bandang Kab. Sinjai, Kab. 225 orang meninggal
guna dan berdaya guna dalam rangka menurunkan risiko kesehatan pada
Bulukumba, Kab. 118 orang hilang setiap kejadian yang menimbulkan atau berdampak pada krisis kesehatan.
Bantaeng, Kab. 23 orang rawat inap
Jeneponto, Provinsi 2.926 orang rawat jalan IV. SASARAN STRATEGIS
Sulawesi Selatan 11.741 orang mengungsi Untuk mencapai visi, misi dan tujuan maka ditetapkan sasaran strategis

3 I 17 Juli 2006 I Gempa Bumi dan Kab. Ciamis Provinsi 684 orang meninggal yaitu:

Tsunami 6,8 SR Jawa Barat 65 orang hilang


1. Meningkatnya kemampuan sumber daya dalam kegiatan
11.021Iuka-luka
penanggulangan krisis kesehatan di Kabupaten/Kota melalui:
4 11·17 Februari I Banjir DKI Jakarta 121 orang meninggal
Adanya sarana, prasarana dan perbekalan kesehatan dalam
2007 2.114 orang rawat inap
299.579 orang rawat penanggulangan krisis kesehatan di Kabupaten/Kota rawan krisis
jalan, 420.440 orang kesehatan.
mengungsi Adanya petugas terlatih untuk penanggulangan krisis kesehatan di
5 I 3 Maret 2007 43 orang meninggal Kabupaten/Kota rawan krisis kesehatan.
26 orang hilang Adanya fasilitas sistem informasi penanggulangan krisis kesehatan
18 orang rawat inap di Kabupaten/Kota rawan krisis kesehatan
5.712 orang mengungsi
Adanya produk informasi penanggulangan krisis kesehatan.
6 I 6 Maret 2007 66 orang meninggal
Adanya produk kebijakan/pedoman untuk penanggulangan krisis
341 orang rawat inap
12.317 orang rawat jalan
kesehatan.
7 I 22 Juli 2007 73 orang meninggal
Longsor Provinsi Sulawesi 17 orang hilang 2. Meningkatnya peran dan fungsi PPK Regional dan Sub Regional dalam
Tengah 56 orang rawat inap penanggulangan krisis kesehatan melalui :
2.315 orang rawat jalan Adanya sarana, prasarana dan perbekalan kesehatan dalam
3.511 orang mengungsi penanggulangan krisis kesehatan di PPK Regional dan Sub Regional.
8 I 12 September Gempa Bumi 7,9 SR Provinsi Bengkulu, 30 orang meninggal Adanya tenaga pelatih dan tenaga terlatih untuk penanggulangan
2007 Jambi dan Sumatera 78 orang rawat inap krisis kesehatan di PPK Regional dan Sub Regional.
Barat 23.833 orang rawat jalan
Adanya fasilitas sistem informasi penanggulangan krisis kesehatan
9 125 ­ 26 Banjir, Provinsi Jawa _ Kab. 87 orang meninggal
di PPK Regional dan Sub Regional.
Desember 2007 Tengah Pekalongan, Kab. 85 orang rawat inap
Sukoharjo, Kab. 35.225 orang rawat jalan
Optimalisasi jejaring penanggulangan krisis kesehatan yang terpadu
Pemalang, Kota 1.321 orang mengungsi antara PPK Regional dan Sub Regional dengan anggota regional.
Surakarta, Kab.
Sragen, Kab. Blora, 3. Meningkatnya peran dan fungsi PPK dalam penanggulangan krisis

Kab . Demak, Kab. Pati


kesehatan.

Kab.Cilacap
Provinsi Jawa Tengah Tersedianya peraturan, kebijakan, pedoman dan standar yang
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH ATAN KEMENTERIAN KESEH ATAN RI

mendukung penanggulangan krisis kesehatan.


~Q;{
Optimalisasi jej aring kerjasama Iintas program dan lintas sektor
"-~~
dalam penanggulangan krisis kesehatan.

Tersedianya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam

bidang teknis fungsional dan manajemen penanggulangan krisis

kesehatan di daerah rawan krisis kesehatan.

BABVI
Tersedianya sarana dan prasarana di daerah rawan krisis kesehatan
PERAN PPKK DALAM UPAYA

yang memadai dalam penanggulangan krisis kesehatan .

Tersedianya sistem penganggaran yang dapat memenuhi kebutuhan

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

penanggulangan krisis kesehatan.

Tersedianya informasi penanggulangan krisis kesehatan yang cepat,

Bencana masih menjadi risiko yang harus dihadapi oleh pemerintah


tepat dan akurat.

dan masyarat Indonesia, karen a dampak setiap kejadian bencana dapat


Peningkatan peran serta masyarakat dalam penanggulangan krisis

menyebabkan kerusakan infrastruktur, kerugian harta benda, kesakitan,


kesehatan.

pengungsian bahkan kematian. Upaya penanggulangan bencana sesuai


undang-undang No. 24 Tahun 2007 menjadi tanggung jawab pemerintah
dan masyarakat. Meskipun kebijakan pemerintah dalam pengurangan risiko
C. STRUKTUR ORGANISASI
bencana difokuskan pada upaya sebelum terjadinya bencana, dengan strategi
pada peningkatan upaya prabencana berupa pencegahan, mitigasi dan
KEPALA PUSAT

kesiapsiagaan, upaya pertolongan melalui penanganan korban bencana harus


PENAGGULANGAN KRISIS
dilakukan oleh pemerintah. Terkait dengan hal tersebut, Undang-Undang
KESEHATAN
Kesehatan No. 36 Tahun 2009 menegaskan bahwa masyarakat yang menjadi
korban bencana memiliki hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan
tidak boleh dibeda-bedakan berdasarkan suku bangsa, agama dan strata.

Secara N~sional upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana


menjadi bagian dalam Rencana Strategi Kementerian Kesehatan tahun
2009-2014 yang dituangkan di salah satu program yaitu program dukungan
manajemen dan pelaksanaan tugas teknis, sedangkan di forum Internasional
peran Indonesia tergabung dalam kerjasama di Kawasan Asia Tenggara
sudah terbangun dalam Asociation of South East Asia Nation (ASEAN)
melalui Deklarasi Bangkok tahun 1967 dan kemudian dalam perjalanannya
membentukKomite Penanganan Bencana - ASEAN Committee on Disaster
Management-ACDM. Komite ini diberikan mandat untuk mengelola kerjasama
penanganan bencana, termasuk mempersiapkan program kerja beserta
prioritas kegiatannya, salah satunya adalah Program Regional ASEAN untuk
Penanganan Bencana, yang didalamnya memberikan peran kepada Indonesia
untuk ikut berpartisipasi dalam memberikan pertolongan penanggulangan
bencana di negara sahabat yang membutuhkan , sebagaimana yang sudah
dilakukan Tim Kesehatan Indonesia di Sinchuan, China, Myanmar (2008),
Pakistan (2010 dan 2011). Haiti (2010) dan Jepang (2012).
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH ATAN KEMENTERIAN KESEHATA N RI

• Email ppkdepkes@yahoo.com D. TUPOKSI


• Facebook facebook.com/ppkdepkes
• Tweeter @ppkkemenkes PPKKdipimpin oleh seorang kepala dan merupakan unsur pendukung
• YM ppkdepkes pelaksanaan tugas Kementerian Kesehatan di bidang penanggulangan krisis
• Telepon 021-5265043,021-5210411,021-5210420 kesehatan yangberada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
• Fax 021-5271111,021-5210395 Kesehatan melaluiSekretaris Jenderal. Tugas PPKK yaitu melaksanakan
• Call Center 081310000811/081212123119 penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan penanggulangan krisis
• SMS Gateway 081210000170 kesehatanberdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
• Komunikasi radio bekerjasama dengan RAPI dan peraturanperundang-undangan yang berlaku.
Frekwensi HF 11.415 MHZ
Frekwensi 2m FHV 143.333 MHZ Dalam melaksanakan tugasnyaPPKK menyelenggarakan fungsi :
Frekwensi ITKP 143.000 MHZ a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang
penanggulangan krisis kesehatan;
• Komunikasi radio berbasis internet (komunikasi gateway) b. pelaksanaan tugas di bidang penanggulangan krisis kesehatan;
1. Server ppkkrapi.no-ip.org
c. pemantauan, evaluasi, pelaporan dan penyajian informasi pelaksanaan
Port : 10020
tugas di bidang penanggulangan krisis kesehatan;
Room : DEPKES
d. koordinasi dan pelaksanaan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan dalam
Auto Reconnect di contreng
penanggulangan krisis kesehatan;
2. Server e1025rapi.no-ip.org
e. koordinasi dan pelaksanaan tanggap darurat dan penanggulangan krisis
Port : 10024
kesehatan; dan
Room Kemenkes
f. pelaksanaan administrasi Pusat.
Auto Reconnect di contreng

• ZELLO Walkie-Talkie Aplikasi


1. Download aplikasi Zello Walkie-Talkie (Blackberry, Android, Iphone,
PC, Laptop)
~
~~~
2. Membuat Account (Nama, Unit Kerja)

3. Add channel (KRISIS KESEHATAN)

4. Tekan PTI untuk berbicara

~~~
PUSAl PENANGGULANGAN KRISIS KESEH AlAN KEMENTERIAN KESEH Al AN RI

xQ;{ 14. Kepmenkes No. 406/ Menkes/ SK/ IV/ 2008 tentang Pembentukan Pemuda
~~R Siaga Peduli Bencana (Dasipena).
15. Kepmenkes No. 459/ Menkes/ SKN/ 2008 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Internasional Pengurangan Risiko Bencana.
16. Kepmenkes No. 1132/ M ENKES/ SKlXI/ 2009 tentang Penetapan
BABII
Kemampuan 100 Rumah Sakit dalam Penanggulangan Bencana dan Krisis
SUMBER DAYA PUSAT PENANGGULANGAN
Kesehatan .
KRISIS KESEHATAN

B. PEDOMAN
A. SUMBER DAYA MANUSIA 1. Buku Saku Penilaian Cepat Masalah Kesehatan pada Kejadian Bencana
(September 2005, tanda tangan Sekjen).
Jumlah pegawai di Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan sebanyak 66 orang,
2. Pedoman Operasional Perahu Karet sebagai Sarana Evakuasi dan Pelayanan
yang terdiri dari :
Kesehatan bagi Korban Bencana (29 Desember 2006, tanda tangan Kapus).
3. Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana
• Proporsi pegawai berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:
(Februari 2007, tanda tangan Menkes).
4. Kurikulum Peningkatan Kapasitas Petugas Teknis Penanggulangan
• Laki-Iaki Perempuan Bencana (April 2007, tanda tangan Kapus).
5. Pedoman Umum Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Kimia
(November 2007 , tanda tangan Menkes).
6. Pedoman Pos Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana
(Juni 2008, tanda tangan Kapus) .
7. Pedoman Penyusunan Peta Jalur Evakuasi Bidang Kesehatan pada Bencana
Gunung Api (Oktober 2008, tanda tangan Sekjen).
8. Pedoman Penyelenggaraan Geladi Penanggulangan Krisis Kesehatan (15
September tahun 2009, tanda tangan Menkes).
9. Pedoman Penyusunan Profll Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat
Bencana untuk Kabupaten / Kota (tahun 2010).
• Proporsi pegawai berdasarkan status kepegawaian adalah sebagai berikut: 10.Kurikulum Manajemen Penanggulangan Bencana bagi Mahasiswa Poltekes
Kemenkes (tahun 2011).
11. Pedoman Penilaian Kerusakan , Kerugian dan Kebutuhan Bidang Kesehatan
Pasca Bencana (tahun 2012).
Honorer 12. Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Bagi Kader
Pemberdayaan (Tahun 2012).

c. SISTEM INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENANGGULANGAN


PNS KRISIS KESEHATAN

1. Media Informasi
• Website http://www.penanggulangankrisis.depkes.go.id
o 10 20 30 40 50 60 • SIPPK http://penanggulangankrisis.depkes.go.id/
sippk2012
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH AlAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

)jQ~ • Proporsi pegawai berdasarkan tingkat pendidikanadalah sebagai berikut:


y.~~

BABV
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN

KRISIS KESEHATAN
SMA
_ D3
_ 51
A. PERATURAN/KEBIJAKAN _ 52

1. Kepmenkes No. 1361/Menkes/SKlXII/2001 tentang Pedoman Sistem


Peringatan Dini pada Daerah Potensi Bencana.
2. Kepmenkes No.14/Menkes/SK/I/2002 tentang Pedoman Penanggulangan • Jumlah pegawai berdasarkan Jenis Pendidikan, sebagai berikut:
Masalah Kesehatan Akibat Kedaruratan Kompleks.
3. Kepmenkes No. 1786/Menkes/SKIXII/2005 tentang Pedoman Penanganan
Masalah Kesehatan pada Bencana Gempa Bumi.
4. Kepmenkes No. 064/Menkes/SK/II/2006 tentang Pedoman Sistem
Informasi Penanggulangan Krisis Akibat Bencana.
5. Kepmenkes No. 066/Menkes/SK/II/2006 tentang Pedoman Manajemen
Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan dalam Penanggulangan Bencana.
6. Kepmenkes No. 783/Menkes/SK/X/2006 tentang Regionalisasi Pusat
Bantuan Penanganan Krisis Kesehatan Akibat Bencana.
7. Kepmenkes No. 876/Menkes/SKlXI/2006 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Penanganan Krisis dan Masalah Kesehatan Lain.
KESEHATANMASYARAKA1'
8. Kepmenkes No. 145/Menkes/SK/I/2007tentang Pedoman Penanggulangan
Bencana Bidang Kesehatan.
9. Kepmenkes No. 679/Menkes/SKNI/2007 tentang Organisasi Pusat
Penanggulangan Krisis Kesheatan Regional.
10. Kepmenkes No. 1105/Menkes/SK/IXl2007 tentang Pedomanan
Penanganan Medis Korban Massal Akibat Bencana Kimia.
11. Kepmenkes No. 1227/Menkes/SKIXI/2007 tentang Perubahan Atas
Keputusan Menkes RI No. 679/Menkes/SKNI/2007 tentang Organisasi
Pusat Penanggulangan Krisis Regional.
12. Kepmenkes No. 1228/Menkes/SKIXI/2007 tentang Perubahan Atas
Keputusan Menkes RI No. 783/Menkes/SKlXI/2006 tentang Regionalisasi
Pusat Bantuan Penanganan Krisis Kesehatan Akibat Bencana.
13. Kepmenkes No. 116/Menkes/SK/II/2008 tentang Tim Pembina Dewan
Kesehatan Rakyat.
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH AlAN KEMENTERIAN KESEH AlAN RI

Berbagai pelatihan/ workshop/seminar telah diikuti oleh staf PPKK, baik yang
diselenggarakan di dalam negeri maupun luar negeri. Beberapa kegiatan diluar
negeri yang pernah diikuti oleh staf PPKK antara lain:

1. Public Health Emergency Management and Preparedness, Bangkok, Thailand .


2. Live CBRNE Scene Training, Medicine Hat, Canada.
3. Community Health Education, Wako City, Jepang.
4. Nuclear Safety Seminar Basic Knowledge on Nuclear Radiation and Emergency

Medicine for School Education, Ibaraki, Jepang.

5. Training of epidemiology injury prevention andcare, Khon Kaen, Thailand.


6. Public Health in Complex Emergency, Chiang Mai, Thailand .
7. AUSMAT Team Leader, Darwin, Australia.
8. Preparedness and Emergency Response in Disaster Management, Osaka,

Jepang.

9. Inter Agency Working Groups (lAWG) : Reproduction Health , Istambul, Turkey.


10. Asian Regional Forum (ARF) : Voluntary Demonstration of Response, Clark,

Filipina.

11. Seminar for Commonality Emergency Affair Disposal and Management from

Developing Countries , Beijing, China.

12. Food and Drug Security on Disaster, Bangkok,Thaiiand.


13. Emergency Services on Disaster, New Delhi, India.
14. Management of Death Body Mass, Bangkok, Thailand.
15. Health as a Bridge of Peace, Kathmandu , Nepal.
16. Disaster Medicine on Emergency Preparedness and Disaster Response, Manila,

Filipina.

17. Emergency Response and Relief Training, Beijing, China.


18. Regional Asia-Pacinc Meeting on Infant and Young Child Feeding in Emergencies ,
Manila, Filipina.

B. SARANA DAN PRASARANA PPKK

Untuk menunjang Kesiapsiagaan dan tanggap darurat pada pada saat bencana

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan memiliki sarana-prasana sebagai

berikut :

1. RS lapangan
Untuk mendukung pelayanan kesehatan di daerah bencana apabila

terdapat gangguan pelaksanaan pelayanan kesehatan institusi setempat.

Standar Rumah Sakit Lapangan mengacu pada RS tipe D.

217 87 323 20 66 20 516


PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH ATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

REKAPITULASI TENAGA KESEHATAN TERLATIH 2. Alat Transportasi


TAHUN 2010-2012 Alat transportasi untuk mendukung upaya penanggulangan bencana yang
dimiliki oleh PPKK adalah mobil operasional four wheel drive, kendaraan
roda 2, mobil ambulance four wheel drive, motor Unit Reaksi Cepat (URC)
perahu karet, dll.

3. Alat Komunikasi
Dalam situasi bencana, untuk mendukung alat komunikasi modern yang
ada, PPKK juga menyiapkan Radio all band, Rig dan Handy Talky (HT) yang
bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia, Radio Komunikasi Mobile
(Back Pack), dan HP Satelit.

4. Sarana Penunjang
Sarana penunjang pelayanan RS lapangan juga disiapkan seperti Air
conditioner (AC), genset, veltbed, kitchenset, Water purifier, dll.

4 I Jawa Tengah
~~~

9 I Sulawesi Selatan

JUMLAH 199 351 39


Jumlah kabupaten/ kota yang sudah terlatih 200 kabupaten/ kota
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH ATAN KEMENTERIAN KESEH ATAN RI

a,Q(;,
7.~~
7. Pemeliharaan radio komunikasi
8. Simulasi

C. Materi Penunjang
BABIII 1. Membangun Komitmen belajar 1
SUMBER DAYA PPK REGIONAL
2. Rencana tindak Lanjut 2
DAN SUB REGIONAL
7. I Peningkatan A. Materi Dasar
Kapasitas Petugas 1. Kebijakan dan Strategi Nasional dalam 2
Teknis Dalam Penanganan Krisis Kesehatan akibat
Kementerian Kesehatan membentuk 9 PPK Regional dan 2 PPK Sub Regional Keterampilan Bencana
yang bertujuan untuk mendekatkan dan mempercepat dukungan bantuan Pengolahan data 2. Sistem Informasi kesehatan 2
kesehatan secara terkoordinasi pada kejadian bencana dan krisis kesehatan. dan Informasi
B. Materi Inti
1. Statistik Kesehatan dan metodologi 6
Penelitian
2. Surveilans Bencana 6
3. Sistem Peringatan Dini 4
4. sistem Informasi Penanggulangan 18
Krisis Akibat Bencana
5. Teknologi Internet 6

C. Materi Penunjang
1. SPSSlWindows 8
2. Rencana tindak Lanjut 4
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH ATAN KEMENTERIAN KESEHATA N RI

A. SUMBER DAYA MANUSIA


Teknis dalam dalam Penanganan Krisis Kesehatan Oi setiap PPK Regional dan Sub. Regional memiliki sumber daya manusia
Keterampilan akibat Bencana
terlatih yang terdiri dari :

Operasional 2. Kedaruratan Kesehatan 2


Rumah sakit
Ookter Spesialis

Ookter Umum

Lapangan B. Materi Inti "


1. Persia pan SDM untuk bekerja di 6 Perawat
daerah bencana Pengelola Obat
2. Persia pan pendirian RS lapangan/ 5 • Sanitarian
survey lapangan Survelians
3. Manajemen Sumber Daya RS Lapangan 10 011
4. Pendirian RS Lapangan 12
5. Sistem Pelayanan Kesehatan di RS 4
Oalam pelaksanaan tugas sehari-hari. setiap PPK Regional/Sub Regional
lapangan
6. Sarana Penjang RS Lapangan 10 dibentuk Sekretariat.
7. Pengelola RS Lapangan 4
8. Manajemen Pergudangan 2

C. Materi Penunjang
1. Team Building 2 JJ. Bunga Lau No. 17, Medan
2. Rencana tindak Lanjut 2 Selayang
Telp. 061-83694320
6. 1 Peningkatan A. Materi Dasar Daulae I Fax. 061-83694320
email : salimpadang@gmaiJ.com
kapasitas Petugas 1. Kebijakan dan Strategi Nasional dalam I 2
Teknis dalam
Keterampilan
Penanganan Krisis Kesehatan akibat
Bencana
2. I Sumatera
Selatan
1Badaruddin IJI.Mahmud
Akses Bandara SH
Badaruddin II
I 0812-7842414
Penggunaan Radio 2. Pedoman sistem Informaasi 2 Palembang
Komunikasi Penanggulangan Krisis Akibat Sumatera Selatan
Bencana Telp.0711-385052
3. Peraturan Perundang-undangan 2 email : -
nidang komunikasi Radio
3. I DKI Jakarta I 1. lis Hismawati 1 JJ. Percetakan Negara No. 23 0812-8485938
B. Materi Inti 2. Hasan Jakarta Pusat 0816-1138116
1. Peran Komunikasi Radio dalam tugas 5 Telp.021-34833716
penanggulangan bencana di lintas Fax. 021-34833716
sektor email: gadardinkes2013@
2. Komunikasi radio antar penduduk, 2 gmail.com
fungsi dan perannya dalam
Penanggulangan krisis akibat bencana 4. Jawa 11. Febiantoro I JJ. Tambak Aji 2 No.1 0812-25202157
Tengah 2. Harris Kurni- Desa Tambak aji Kecamatan 0812-25257735
3. Pengenalan dan perakitan peralatan I 6
awan,SKM Ngalian Kota Semarang
radio komunikasi
Telp. 024-3580713
4. Jaring komunikasi radio 2
Fax. 024-3580713
5. Prosedur tetap radio 2 email : harrisjawatengah@
6. Penyampaian berita melalui radio 6 yahoo. com
komunikasi
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH AlAN KEMENlERIAN KESEH ATAN RI

·­ ....
----------------------------------------------------------------------------~~~~

...
Jjg.,
r Person
. ",. . .J<aAtor. . ,.~~~ .~ Jl~I$~GfArAiii]-
3. Peningkatan
-
A. Materi Dasar
'~.AttJlL
-- "

IWAIUU
.

f
5. Jawa 1. Sylvia JI. A. Yani 118, Surabaya 0812-3038344 I kapasitas 1. Kebijakan dan Strategi Nasional dalam 2
Timur 2. Gito Hartono Telp.031-8273309
0819-398678688 Petugas Teknis Penanganan Krisis Kesehatan akibat
Fax. 031-8273309
Dalam Penilaian Bencana
email: ppkregjatim@

yahoo.com I
Kebutuhan Cepat
Kesehatan
2 ",bi"k" d" S'''''g; ""'h""
pada Bencana

6. Bali 1. dr. I Wayan JI. Dewi Saraswati Kelurahan


--
0823-39241010 B. Materi Inti
I
Ekawijaya Seminyak, Kecamatan Kuta 1. Standar Minimal Pelayanan Kesehatan 2
Bali 2. Masalah Kesehatan yang timbul dari 4
I
Telp.0361-8747039 berbagai jenis bencana
Fa x. 0361-234922
Iemail: ppk.bali@gmail.com
3. Langkah-Iangkah upaya kesehatan
pada kejadian bencana
8

4. Tata Laksana RHA 2


7. Kalimantan 1. Sahibul Komplek ASABRI 0813·48567877
5. Tekn is Pengumpulan, pengolahan data 16
Selatan JI. Tegal Arum Rt. 35 Rw.07
penyajian data/ informasi kesehatan
Kelurahan Syamsudin Noor,
pada bencana
Kecamatan Landasan Ulin,
Banjar Baru 6. Teknik penyusunan rekomendasi hasil 4
Telp.0511-3852575 RHA

Fa x.0511-3359735
email: ppkregkalsel@
yahoo.com
C. Materi Penunjang
1. Membangun Komitmen Belajar
l­ 2
I
2. Rencana tindak Lanjut 2
8. Sulawesi
1. H. Muhamma Komplek Dinas Kesehatan 0813-43559459
Selatan
dong,SKM., JI. Perintis Kemerdekaan 4. Peningkatan A. Materi Dasar
M.Kes Km 11. Tamalanrea Makassar Kapasitas Petugas 1. Kebijakan dan Strategi Nasional dalam 2
2. Lukman Telp.­ 0823-48428641 Teknis Dalam Penanganan Krisis Kesehatan akibat
Fax. 0411-585400 Keterampilan Bencana
email : ppkre~makassar@ Operasional 2. Pengertian SAR 2
yahoo. com
Perahu Karet
B. Materi Inti
9. Sulawesi 1. dr. Christ JI. Desa Kolongan Kecamatan 0852-98244089
1. Per siapan Pengoperasian Perahu 11
Utara 2. Jonas Mapanget Kota Manado 0823-48428641
Sumampouw Telp.0431-811086 Karet
Fax. 0431-811082 2. Pemeliharaan Perahu Karet beserta 9
Iemail : christofolririmasse@
yahoo. com
perlengkapannya
3. Teknik pertolongan korban di Perairan 19
I 4. Penanganan gangguan kesehatan di 4
10. Sumatera 1. dr. Van Rafiq JI. Raya Ulu Gadut, Padang 0812-6701046 I perairan
Barat Telp.0751 -28025 -- I

Fax. 0751 -28025 I C. Materi Penunjang I


Iemail: sie.bencana@ 1. Membangun Komitmen Belajar 2
I yahoo.com
I
2. Rencana tindak Lanjut 1

5. I Peningkatan ' A . Materi Dasar


I

. Kapasitas Petugas 1. Kebijakan dan Strategi Nasional I 2


PUS AT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH AlAN KEMENlERIAN KESEHAlA N RI
- -- -

REproduksi dan Pengarusutamakan


Gender 12. I Papua 1. Paminto JI. Raya Abepura Kotaraja 0813-44509118
11. Dasar-dasar Perencanaan PKMKL 5 Widodo Jayapura
(SDM Kesehatan, SKD, analisis Resiko,
REncana kontinjensi .
Telp. 0967-586093
Fax. 0967-586093
12. Kemitraan 3 email: papuacrisis@
13. manajemen sistem Informasi dan 3 yahoo.com
Komunikasi Oublik
14. Manajemen Bencana BErbasis
2
masyarakat
Berbagai pelatihan/workshop/seminar telah diikuti oleh PPK Regional/Sub
15. Incident Command System 2 Regional , baik yang diselenggarakan di dalam negeri maupun luar negeri.
16. Praktek Kelas (Table Top Exercise) 8 Beberapa kegiatan diluar negeri yang pernah diikuti oleh PPK Regional/Sub
Regional antara lain :
C. Materi Penunjang
1. Membangun Komitmen Belajar 2
2 1. Regional Jawa Timur: Preparedness and Emergency Response in Disaster
2. Rencana tindak Lanjut
Management, Osaka, Jepang.
2. I Peningkatan A. Materi Dasar 2. Regional Sulawesi Selatan: Preparedness and Emergency Response in Disaster
Kapasitas Petugas 1. Kebijakan dan Strategi Nasional dalam I 2 Management, Osaka, Jepang.
Teknis Dalam Penanganan Krisis Kesehatan akibat 3. Regional Jawa Tengah: Preparedness and Emergency Response in Disaster
Penyusunan Bencana Management, Osaka, Jepang.
Rencana 2. Overview Manajemen 3 4. Regional Bali: Public Health in Complex Emergency, Chiang Mai, Thailand.
Kontinjensi Penanggulangan Bencana (Bakornas)
5. Regional Sulawesi Utara: Health as A Bridge of Peace, Kathmandu Nepal.
3. Teknik Komunikasi 2
6. Regional Medan dan Papua: Public Health Emergency Management and
B. Materi Inti
Preparedness, Bangkok, Thailand.
1. Pengantar Rencana kontijensi 4
2. Pengertian dan Unsur-unsur dalam 2
penilaian Resiko Bencana B. SARAN A DAN PRASARANA
3. Teknik Komunikasi 5
4. Pengembanagn skenario 4 Untuk menunjang tugas operasional, di setiap PPK Regional dan Sub. Regional
5. Tujuan dan Kebijakan Operasional 2
dilengkapi dengan alat sarana dan prasarana yang terdiri dari :
dalam Penyusunan Rencana
kontinjensi
6. Standar Pelayanan Kesehatan dalam 2 1. RS. Lapangan.
Penanggulangan Krisis Kesehatan
Akibat Bencana 2. Gedung kantor, gudang dan gedung transit.
7. Analisis Kegiatan dan Kebutuhan 5 Seluruh PPK Regional telah mempunyai gedung kantor dan gudang,
Sumber Daya serta berapa PPK Regional telah dilengkapi dengan gedung transit yang
8. Rincian Rencana Kontinjensi 7 dapat digunakan sebagai tempat pelatihan atau tempat singgah bagi tim
9. Penyusunan dan Tindak Lanjut 3 kesehatan yang akan dikirim ke lokasi bencana, antara lain: PPK Reg
Sumatera Selatan, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan
C. Materi Penunjang
1 dan Sulawesi Utara.
1. Membangun Komitmen Belajar
2. Rencana tindak Lanjut 1
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH AlAN K EMENTERIAN KESEH ATAN Rl

3. Alat Transportasi :NQx


• Mobil Ambulance ~~~
• Mobiloperasional
• Mobil Klinik
• Perahu Karet dan Motor tempel
• Motor URC
BABIV
JENIS PENINGKATAN KAPASITAS

4. Alat Komunikasi dan pengolah data


• Rig Antena dan Receiver
SUMBER DAYA MANUSIA

• Handy Talky
• Radio Komunikasi Mobile (Back Pack)
Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan petugas kesehatan PPKK telah
• Laptop
mengembangkan kegiatan peningkatan kapasitas pada bidangpenanggulangan
• Computer
krisis kesehatan.
• Printer

. ...... ..
~
, -' ~-
~I
- -~ . -"'

5. Sarana Penunjang:
~. ,-~~'- ~~~
! .. ... - ~
• Veltbed
1. I Manajemen Da~a
• Tandu lipat
Penanggulangan Konsepsi Dasar Manajemen Bencana 2
• Personal kits Bencana Bidang Isu Internasional Penanganan Bencana 1
• Alat rumah tangga Kesehatan Kebijakan dan Strategi Nasional dalam 2
• Kitchen set Penanganan Krisis Kesehatan akibat
• Generator Bencana
• Mist blower 4. Pedoman Penanganan Bencana Bidang 2
• Fogging machine Kesehatan
• Sprayer pump
B. Materi Inti
1. Penilaian Cepat Kesehatan 3
2. Manajemen Penanganan korban 3
massal
3. Manajemen Penanganan Penyakit 3
~~~ Menular
I, 4. Manajemen Penanganan air Bersih dan I 3
Sanitasi
5. Surveilans 2
6. Manajemen Pengelolaan Obat, Bahan 4
Habis Pakai dan Alat Kesehatan
7. Peran Sarana Pelayanan Kesehatan 2
Dasar
8. Manajemen Penanganan Masalah Gizi 2
Darurat
9. Manajemen Penanganan Kesehatan 3
Jiwa
10. Manajemen Penanganan Kesehatan 3
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH AlAN K EMENTERIAN KESEH ATAN Rl

3. Alat Transportasi :NQx


• Mobil Ambulance ~~~
• Mobiloperasional
• Mobil Klinik
• Perahu Karet dan Motor tempel
• Motor URC
BABIV
JENIS PENINGKATAN KAPASITAS

4. Alat Komunikasi dan pengolah data


• Rig Antena dan Receiver
SUMBER DAYA MANUSIA

• Handy Talky
• Radio Komunikasi Mobile (Back Pack)
Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan petugas kesehatan PPKK telah
• Laptop
mengembangkan kegiatan peningkatan kapasitas pada bidangpenanggulangan
• Computer
krisis kesehatan.
• Printer

. ...... ..
~
, -' ~-
~I
- -~ . -"'

5. Sarana Penunjang:
~. ,-~~'- ~~~
! .. ... - ~
• Veltbed
1. I Manajemen Da~a
• Tandu lipat
Penanggulangan Konsepsi Dasar Manajemen Bencana 2
• Personal kits Bencana Bidang Isu Internasional Penanganan Bencana 1
• Alat rumah tangga Kesehatan Kebijakan dan Strategi Nasional dalam 2
• Kitchen set Penanganan Krisis Kesehatan akibat
• Generator Bencana
• Mist blower 4. Pedoman Penanganan Bencana Bidang 2
• Fogging machine Kesehatan
• Sprayer pump
B. Materi Inti
1. Penilaian Cepat Kesehatan 3
2. Manajemen Penanganan korban 3
massal
3. Manajemen Penanganan Penyakit 3
~~~ Menular
I, 4. Manajemen Penanganan air Bersih dan I 3
Sanitasi
5. Surveilans 2
6. Manajemen Pengelolaan Obat, Bahan 4
Habis Pakai dan Alat Kesehatan
7. Peran Sarana Pelayanan Kesehatan 2
Dasar
8. Manajemen Penanganan Masalah Gizi 2
Darurat
9. Manajemen Penanganan Kesehatan 3
Jiwa
10. Manajemen Penanganan Kesehatan 3
PUS AT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH AlAN KEMENlERIAN KESEHAlA N RI
- -- -

REproduksi dan Pengarusutamakan


Gender 12. I Papua 1. Paminto JI. Raya Abepura Kotaraja 0813-44509118
11. Dasar-dasar Perencanaan PKMKL 5 Widodo Jayapura
(SDM Kesehatan, SKD, analisis Resiko,
REncana kontinjensi .
Telp. 0967-586093
Fax. 0967-586093
12. Kemitraan 3 email: papuacrisis@
13. manajemen sistem Informasi dan 3 yahoo.com
Komunikasi Oublik
14. Manajemen Bencana BErbasis
2
masyarakat
Berbagai pelatihan/workshop/seminar telah diikuti oleh PPK Regional/Sub
15. Incident Command System 2 Regional , baik yang diselenggarakan di dalam negeri maupun luar negeri.
16. Praktek Kelas (Table Top Exercise) 8 Beberapa kegiatan diluar negeri yang pernah diikuti oleh PPK Regional/Sub
Regional antara lain :
C. Materi Penunjang
1. Membangun Komitmen Belajar 2
2 1. Regional Jawa Timur: Preparedness and Emergency Response in Disaster
2. Rencana tindak Lanjut
Management, Osaka, Jepang.
2. I Peningkatan A. Materi Dasar 2. Regional Sulawesi Selatan: Preparedness and Emergency Response in Disaster
Kapasitas Petugas 1. Kebijakan dan Strategi Nasional dalam I 2 Management, Osaka, Jepang.
Teknis Dalam Penanganan Krisis Kesehatan akibat 3. Regional Jawa Tengah: Preparedness and Emergency Response in Disaster
Penyusunan Bencana Management, Osaka, Jepang.
Rencana 2. Overview Manajemen 3 4. Regional Bali: Public Health in Complex Emergency, Chiang Mai, Thailand.
Kontinjensi Penanggulangan Bencana (Bakornas)
5. Regional Sulawesi Utara: Health as A Bridge of Peace, Kathmandu Nepal.
3. Teknik Komunikasi 2
6. Regional Medan dan Papua: Public Health Emergency Management and
B. Materi Inti
Preparedness, Bangkok, Thailand.
1. Pengantar Rencana kontijensi 4
2. Pengertian dan Unsur-unsur dalam 2
penilaian Resiko Bencana B. SARAN A DAN PRASARANA
3. Teknik Komunikasi 5
4. Pengembanagn skenario 4 Untuk menunjang tugas operasional, di setiap PPK Regional dan Sub. Regional
5. Tujuan dan Kebijakan Operasional 2
dilengkapi dengan alat sarana dan prasarana yang terdiri dari :
dalam Penyusunan Rencana
kontinjensi
6. Standar Pelayanan Kesehatan dalam 2 1. RS. Lapangan.
Penanggulangan Krisis Kesehatan
Akibat Bencana 2. Gedung kantor, gudang dan gedung transit.
7. Analisis Kegiatan dan Kebutuhan 5 Seluruh PPK Regional telah mempunyai gedung kantor dan gudang,
Sumber Daya serta berapa PPK Regional telah dilengkapi dengan gedung transit yang
8. Rincian Rencana Kontinjensi 7 dapat digunakan sebagai tempat pelatihan atau tempat singgah bagi tim
9. Penyusunan dan Tindak Lanjut 3 kesehatan yang akan dikirim ke lokasi bencana, antara lain: PPK Reg
Sumatera Selatan, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan
C. Materi Penunjang
1 dan Sulawesi Utara.
1. Membangun Komitmen Belajar
2. Rencana tindak Lanjut 1
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH AlAN KEMENlERIAN KESEH ATAN RI

·­ ....
----------------------------------------------------------------------------~~~~

...
Jjg.,
r Person
. ",. . .J<aAtor. . ,.~~~ .~ Jl~I$~GfArAiii]-
3. Peningkatan
-
A. Materi Dasar
'~.AttJlL
-- "

IWAIUU
.

f
5. Jawa 1. Sylvia JI. A. Yani 118, Surabaya 0812-3038344 I kapasitas 1. Kebijakan dan Strategi Nasional dalam 2
Timur 2. Gito Hartono Telp.031-8273309
0819-398678688 Petugas Teknis Penanganan Krisis Kesehatan akibat
Fax. 031-8273309
Dalam Penilaian Bencana
email: ppkregjatim@

yahoo.com I
Kebutuhan Cepat
Kesehatan
2 ",bi"k" d" S'''''g; ""'h""
pada Bencana

6. Bali 1. dr. I Wayan JI. Dewi Saraswati Kelurahan


--
0823-39241010 B. Materi Inti
I
Ekawijaya Seminyak, Kecamatan Kuta 1. Standar Minimal Pelayanan Kesehatan 2
Bali 2. Masalah Kesehatan yang timbul dari 4
I
Telp.0361-8747039 berbagai jenis bencana
Fa x. 0361-234922
Iemail: ppk.bali@gmail.com
3. Langkah-Iangkah upaya kesehatan
pada kejadian bencana
8

4. Tata Laksana RHA 2


7. Kalimantan 1. Sahibul Komplek ASABRI 0813·48567877
5. Tekn is Pengumpulan, pengolahan data 16
Selatan JI. Tegal Arum Rt. 35 Rw.07
penyajian data/ informasi kesehatan
Kelurahan Syamsudin Noor,
pada bencana
Kecamatan Landasan Ulin,
Banjar Baru 6. Teknik penyusunan rekomendasi hasil 4
Telp.0511-3852575 RHA

Fa x.0511-3359735
email: ppkregkalsel@
yahoo.com
C. Materi Penunjang
1. Membangun Komitmen Belajar
l­ 2
I
2. Rencana tindak Lanjut 2
8. Sulawesi
1. H. Muhamma Komplek Dinas Kesehatan 0813-43559459
Selatan
dong,SKM., JI. Perintis Kemerdekaan 4. Peningkatan A. Materi Dasar
M.Kes Km 11. Tamalanrea Makassar Kapasitas Petugas 1. Kebijakan dan Strategi Nasional dalam 2
2. Lukman Telp.­ 0823-48428641 Teknis Dalam Penanganan Krisis Kesehatan akibat
Fax. 0411-585400 Keterampilan Bencana
email : ppkre~makassar@ Operasional 2. Pengertian SAR 2
yahoo. com
Perahu Karet
B. Materi Inti
9. Sulawesi 1. dr. Christ JI. Desa Kolongan Kecamatan 0852-98244089
1. Per siapan Pengoperasian Perahu 11
Utara 2. Jonas Mapanget Kota Manado 0823-48428641
Sumampouw Telp.0431-811086 Karet
Fax. 0431-811082 2. Pemeliharaan Perahu Karet beserta 9
Iemail : christofolririmasse@
yahoo. com
perlengkapannya
3. Teknik pertolongan korban di Perairan 19
I 4. Penanganan gangguan kesehatan di 4
10. Sumatera 1. dr. Van Rafiq JI. Raya Ulu Gadut, Padang 0812-6701046 I perairan
Barat Telp.0751 -28025 -- I

Fax. 0751 -28025 I C. Materi Penunjang I


Iemail: sie.bencana@ 1. Membangun Komitmen Belajar 2
I yahoo.com
I
2. Rencana tindak Lanjut 1

5. I Peningkatan ' A . Materi Dasar


I

. Kapasitas Petugas 1. Kebijakan dan Strategi Nasional I 2


PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH ATAN KEMENTERIAN KESEHATA N RI

A. SUMBER DAYA MANUSIA


Teknis dalam dalam Penanganan Krisis Kesehatan Oi setiap PPK Regional dan Sub. Regional memiliki sumber daya manusia
Keterampilan akibat Bencana
terlatih yang terdiri dari :

Operasional 2. Kedaruratan Kesehatan 2


Rumah sakit
Ookter Spesialis

Ookter Umum

Lapangan B. Materi Inti "


1. Persia pan SDM untuk bekerja di 6 Perawat
daerah bencana Pengelola Obat
2. Persia pan pendirian RS lapangan/ 5 • Sanitarian
survey lapangan Survelians
3. Manajemen Sumber Daya RS Lapangan 10 011
4. Pendirian RS Lapangan 12
5. Sistem Pelayanan Kesehatan di RS 4
Oalam pelaksanaan tugas sehari-hari. setiap PPK Regional/Sub Regional
lapangan
6. Sarana Penjang RS Lapangan 10 dibentuk Sekretariat.
7. Pengelola RS Lapangan 4
8. Manajemen Pergudangan 2

C. Materi Penunjang
1. Team Building 2 JJ. Bunga Lau No. 17, Medan
2. Rencana tindak Lanjut 2 Selayang
Telp. 061-83694320
6. 1 Peningkatan A. Materi Dasar Daulae I Fax. 061-83694320
email : salimpadang@gmaiJ.com
kapasitas Petugas 1. Kebijakan dan Strategi Nasional dalam I 2
Teknis dalam
Keterampilan
Penanganan Krisis Kesehatan akibat
Bencana
2. I Sumatera
Selatan
1Badaruddin IJI.Mahmud
Akses Bandara SH
Badaruddin II
I 0812-7842414
Penggunaan Radio 2. Pedoman sistem Informaasi 2 Palembang
Komunikasi Penanggulangan Krisis Akibat Sumatera Selatan
Bencana Telp.0711-385052
3. Peraturan Perundang-undangan 2 email : -
nidang komunikasi Radio
3. I DKI Jakarta I 1. lis Hismawati 1 JJ. Percetakan Negara No. 23 0812-8485938
B. Materi Inti 2. Hasan Jakarta Pusat 0816-1138116
1. Peran Komunikasi Radio dalam tugas 5 Telp.021-34833716
penanggulangan bencana di lintas Fax. 021-34833716
sektor email: gadardinkes2013@
2. Komunikasi radio antar penduduk, 2 gmail.com
fungsi dan perannya dalam
Penanggulangan krisis akibat bencana 4. Jawa 11. Febiantoro I JJ. Tambak Aji 2 No.1 0812-25202157
Tengah 2. Harris Kurni- Desa Tambak aji Kecamatan 0812-25257735
3. Pengenalan dan perakitan peralatan I 6
awan,SKM Ngalian Kota Semarang
radio komunikasi
Telp. 024-3580713
4. Jaring komunikasi radio 2
Fax. 024-3580713
5. Prosedur tetap radio 2 email : harrisjawatengah@
6. Penyampaian berita melalui radio 6 yahoo. com
komunikasi
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH ATAN KEMENTERIAN KESEH ATAN RI

a,Q(;,
7.~~
7. Pemeliharaan radio komunikasi
8. Simulasi

C. Materi Penunjang
BABIII 1. Membangun Komitmen belajar 1
SUMBER DAYA PPK REGIONAL
2. Rencana tindak Lanjut 2
DAN SUB REGIONAL
7. I Peningkatan A. Materi Dasar
Kapasitas Petugas 1. Kebijakan dan Strategi Nasional dalam 2
Teknis Dalam Penanganan Krisis Kesehatan akibat
Kementerian Kesehatan membentuk 9 PPK Regional dan 2 PPK Sub Regional Keterampilan Bencana
yang bertujuan untuk mendekatkan dan mempercepat dukungan bantuan Pengolahan data 2. Sistem Informasi kesehatan 2
kesehatan secara terkoordinasi pada kejadian bencana dan krisis kesehatan. dan Informasi
B. Materi Inti
1. Statistik Kesehatan dan metodologi 6
Penelitian
2. Surveilans Bencana 6
3. Sistem Peringatan Dini 4
4. sistem Informasi Penanggulangan 18
Krisis Akibat Bencana
5. Teknologi Internet 6

C. Materi Penunjang
1. SPSSlWindows 8
2. Rencana tindak Lanjut 4
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH ATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

REKAPITULASI TENAGA KESEHATAN TERLATIH 2. Alat Transportasi


TAHUN 2010-2012 Alat transportasi untuk mendukung upaya penanggulangan bencana yang
dimiliki oleh PPKK adalah mobil operasional four wheel drive, kendaraan
roda 2, mobil ambulance four wheel drive, motor Unit Reaksi Cepat (URC)
perahu karet, dll.

3. Alat Komunikasi
Dalam situasi bencana, untuk mendukung alat komunikasi modern yang
ada, PPKK juga menyiapkan Radio all band, Rig dan Handy Talky (HT) yang
bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia, Radio Komunikasi Mobile
(Back Pack), dan HP Satelit.

4. Sarana Penunjang
Sarana penunjang pelayanan RS lapangan juga disiapkan seperti Air
conditioner (AC), genset, veltbed, kitchenset, Water purifier, dll.

4 I Jawa Tengah
~~~

9 I Sulawesi Selatan

JUMLAH 199 351 39


Jumlah kabupaten/ kota yang sudah terlatih 200 kabupaten/ kota
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH AlAN KEMENTERIAN KESEH AlAN RI

Berbagai pelatihan/ workshop/seminar telah diikuti oleh staf PPKK, baik yang
diselenggarakan di dalam negeri maupun luar negeri. Beberapa kegiatan diluar
negeri yang pernah diikuti oleh staf PPKK antara lain:

1. Public Health Emergency Management and Preparedness, Bangkok, Thailand .


2. Live CBRNE Scene Training, Medicine Hat, Canada.
3. Community Health Education, Wako City, Jepang.
4. Nuclear Safety Seminar Basic Knowledge on Nuclear Radiation and Emergency

Medicine for School Education, Ibaraki, Jepang.

5. Training of epidemiology injury prevention andcare, Khon Kaen, Thailand.


6. Public Health in Complex Emergency, Chiang Mai, Thailand .
7. AUSMAT Team Leader, Darwin, Australia.
8. Preparedness and Emergency Response in Disaster Management, Osaka,

Jepang.

9. Inter Agency Working Groups (lAWG) : Reproduction Health , Istambul, Turkey.


10. Asian Regional Forum (ARF) : Voluntary Demonstration of Response, Clark,

Filipina.

11. Seminar for Commonality Emergency Affair Disposal and Management from

Developing Countries , Beijing, China.

12. Food and Drug Security on Disaster, Bangkok,Thaiiand.


13. Emergency Services on Disaster, New Delhi, India.
14. Management of Death Body Mass, Bangkok, Thailand.
15. Health as a Bridge of Peace, Kathmandu , Nepal.
16. Disaster Medicine on Emergency Preparedness and Disaster Response, Manila,

Filipina.

17. Emergency Response and Relief Training, Beijing, China.


18. Regional Asia-Pacinc Meeting on Infant and Young Child Feeding in Emergencies ,
Manila, Filipina.

B. SARANA DAN PRASARANA PPKK

Untuk menunjang Kesiapsiagaan dan tanggap darurat pada pada saat bencana

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan memiliki sarana-prasana sebagai

berikut :

1. RS lapangan
Untuk mendukung pelayanan kesehatan di daerah bencana apabila

terdapat gangguan pelaksanaan pelayanan kesehatan institusi setempat.

Standar Rumah Sakit Lapangan mengacu pada RS tipe D.

217 87 323 20 66 20 516


PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH AlAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

)jQ~ • Proporsi pegawai berdasarkan tingkat pendidikanadalah sebagai berikut:


y.~~

BABV
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN

KRISIS KESEHATAN
SMA
_ D3
_ 51
A. PERATURAN/KEBIJAKAN _ 52

1. Kepmenkes No. 1361/Menkes/SKlXII/2001 tentang Pedoman Sistem


Peringatan Dini pada Daerah Potensi Bencana.
2. Kepmenkes No.14/Menkes/SK/I/2002 tentang Pedoman Penanggulangan • Jumlah pegawai berdasarkan Jenis Pendidikan, sebagai berikut:
Masalah Kesehatan Akibat Kedaruratan Kompleks.
3. Kepmenkes No. 1786/Menkes/SKIXII/2005 tentang Pedoman Penanganan
Masalah Kesehatan pada Bencana Gempa Bumi.
4. Kepmenkes No. 064/Menkes/SK/II/2006 tentang Pedoman Sistem
Informasi Penanggulangan Krisis Akibat Bencana.
5. Kepmenkes No. 066/Menkes/SK/II/2006 tentang Pedoman Manajemen
Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan dalam Penanggulangan Bencana.
6. Kepmenkes No. 783/Menkes/SK/X/2006 tentang Regionalisasi Pusat
Bantuan Penanganan Krisis Kesehatan Akibat Bencana.
7. Kepmenkes No. 876/Menkes/SKlXI/2006 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Penanganan Krisis dan Masalah Kesehatan Lain.
KESEHATANMASYARAKA1'
8. Kepmenkes No. 145/Menkes/SK/I/2007tentang Pedoman Penanggulangan
Bencana Bidang Kesehatan.
9. Kepmenkes No. 679/Menkes/SKNI/2007 tentang Organisasi Pusat
Penanggulangan Krisis Kesheatan Regional.
10. Kepmenkes No. 1105/Menkes/SK/IXl2007 tentang Pedomanan
Penanganan Medis Korban Massal Akibat Bencana Kimia.
11. Kepmenkes No. 1227/Menkes/SKIXI/2007 tentang Perubahan Atas
Keputusan Menkes RI No. 679/Menkes/SKNI/2007 tentang Organisasi
Pusat Penanggulangan Krisis Regional.
12. Kepmenkes No. 1228/Menkes/SKIXI/2007 tentang Perubahan Atas
Keputusan Menkes RI No. 783/Menkes/SKlXI/2006 tentang Regionalisasi
Pusat Bantuan Penanganan Krisis Kesehatan Akibat Bencana.
13. Kepmenkes No. 116/Menkes/SK/II/2008 tentang Tim Pembina Dewan
Kesehatan Rakyat.
PUSAl PENANGGULANGAN KRISIS KESEH AlAN KEMENTERIAN KESEH Al AN RI

xQ;{ 14. Kepmenkes No. 406/ Menkes/ SK/ IV/ 2008 tentang Pembentukan Pemuda
~~R Siaga Peduli Bencana (Dasipena).
15. Kepmenkes No. 459/ Menkes/ SKN/ 2008 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Internasional Pengurangan Risiko Bencana.
16. Kepmenkes No. 1132/ M ENKES/ SKlXI/ 2009 tentang Penetapan
BABII
Kemampuan 100 Rumah Sakit dalam Penanggulangan Bencana dan Krisis
SUMBER DAYA PUSAT PENANGGULANGAN
Kesehatan .
KRISIS KESEHATAN

B. PEDOMAN
A. SUMBER DAYA MANUSIA 1. Buku Saku Penilaian Cepat Masalah Kesehatan pada Kejadian Bencana
(September 2005, tanda tangan Sekjen).
Jumlah pegawai di Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan sebanyak 66 orang,
2. Pedoman Operasional Perahu Karet sebagai Sarana Evakuasi dan Pelayanan
yang terdiri dari :
Kesehatan bagi Korban Bencana (29 Desember 2006, tanda tangan Kapus).
3. Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana
• Proporsi pegawai berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:
(Februari 2007, tanda tangan Menkes).
4. Kurikulum Peningkatan Kapasitas Petugas Teknis Penanggulangan
• Laki-Iaki Perempuan Bencana (April 2007, tanda tangan Kapus).
5. Pedoman Umum Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Kimia
(November 2007 , tanda tangan Menkes).
6. Pedoman Pos Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana
(Juni 2008, tanda tangan Kapus) .
7. Pedoman Penyusunan Peta Jalur Evakuasi Bidang Kesehatan pada Bencana
Gunung Api (Oktober 2008, tanda tangan Sekjen).
8. Pedoman Penyelenggaraan Geladi Penanggulangan Krisis Kesehatan (15
September tahun 2009, tanda tangan Menkes).
9. Pedoman Penyusunan Profll Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat
Bencana untuk Kabupaten / Kota (tahun 2010).
• Proporsi pegawai berdasarkan status kepegawaian adalah sebagai berikut: 10.Kurikulum Manajemen Penanggulangan Bencana bagi Mahasiswa Poltekes
Kemenkes (tahun 2011).
11. Pedoman Penilaian Kerusakan , Kerugian dan Kebutuhan Bidang Kesehatan
Pasca Bencana (tahun 2012).
Honorer 12. Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Bagi Kader
Pemberdayaan (Tahun 2012).

c. SISTEM INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENANGGULANGAN


PNS KRISIS KESEHATAN

1. Media Informasi
• Website http://www.penanggulangankrisis.depkes.go.id
o 10 20 30 40 50 60 • SIPPK http://penanggulangankrisis.depkes.go.id/
sippk2012
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH ATAN KEMENTERIAN KESEHATA N RI

• Email ppkdepkes@yahoo.com D. TUPOKSI


• Facebook facebook.com/ppkdepkes
• Tweeter @ppkkemenkes PPKKdipimpin oleh seorang kepala dan merupakan unsur pendukung
• YM ppkdepkes pelaksanaan tugas Kementerian Kesehatan di bidang penanggulangan krisis
• Telepon 021-5265043,021-5210411,021-5210420 kesehatan yangberada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
• Fax 021-5271111,021-5210395 Kesehatan melaluiSekretaris Jenderal. Tugas PPKK yaitu melaksanakan
• Call Center 081310000811/081212123119 penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan penanggulangan krisis
• SMS Gateway 081210000170 kesehatanberdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
• Komunikasi radio bekerjasama dengan RAPI dan peraturanperundang-undangan yang berlaku.
Frekwensi HF 11.415 MHZ
Frekwensi 2m FHV 143.333 MHZ Dalam melaksanakan tugasnyaPPKK menyelenggarakan fungsi :
Frekwensi ITKP 143.000 MHZ a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang
penanggulangan krisis kesehatan;
• Komunikasi radio berbasis internet (komunikasi gateway) b. pelaksanaan tugas di bidang penanggulangan krisis kesehatan;
1. Server ppkkrapi.no-ip.org
c. pemantauan, evaluasi, pelaporan dan penyajian informasi pelaksanaan
Port : 10020
tugas di bidang penanggulangan krisis kesehatan;
Room : DEPKES
d. koordinasi dan pelaksanaan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan dalam
Auto Reconnect di contreng
penanggulangan krisis kesehatan;
2. Server e1025rapi.no-ip.org
e. koordinasi dan pelaksanaan tanggap darurat dan penanggulangan krisis
Port : 10024
kesehatan; dan
Room Kemenkes
f. pelaksanaan administrasi Pusat.
Auto Reconnect di contreng

• ZELLO Walkie-Talkie Aplikasi


1. Download aplikasi Zello Walkie-Talkie (Blackberry, Android, Iphone,
PC, Laptop)
~
~~~
2. Membuat Account (Nama, Unit Kerja)

3. Add channel (KRISIS KESEHATAN)

4. Tekan PTI untuk berbicara

~~~
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH ATAN KEMENTERIAN KESEH ATAN RI

mendukung penanggulangan krisis kesehatan.


~Q;{
Optimalisasi jej aring kerjasama Iintas program dan lintas sektor
"-~~
dalam penanggulangan krisis kesehatan.

Tersedianya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam

bidang teknis fungsional dan manajemen penanggulangan krisis

kesehatan di daerah rawan krisis kesehatan.

BABVI
Tersedianya sarana dan prasarana di daerah rawan krisis kesehatan
PERAN PPKK DALAM UPAYA

yang memadai dalam penanggulangan krisis kesehatan .

Tersedianya sistem penganggaran yang dapat memenuhi kebutuhan

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

penanggulangan krisis kesehatan.

Tersedianya informasi penanggulangan krisis kesehatan yang cepat,

Bencana masih menjadi risiko yang harus dihadapi oleh pemerintah


tepat dan akurat.

dan masyarat Indonesia, karen a dampak setiap kejadian bencana dapat


Peningkatan peran serta masyarakat dalam penanggulangan krisis

menyebabkan kerusakan infrastruktur, kerugian harta benda, kesakitan,


kesehatan.

pengungsian bahkan kematian. Upaya penanggulangan bencana sesuai


undang-undang No. 24 Tahun 2007 menjadi tanggung jawab pemerintah
dan masyarakat. Meskipun kebijakan pemerintah dalam pengurangan risiko
C. STRUKTUR ORGANISASI
bencana difokuskan pada upaya sebelum terjadinya bencana, dengan strategi
pada peningkatan upaya prabencana berupa pencegahan, mitigasi dan
KEPALA PUSAT

kesiapsiagaan, upaya pertolongan melalui penanganan korban bencana harus


PENAGGULANGAN KRISIS
dilakukan oleh pemerintah. Terkait dengan hal tersebut, Undang-Undang
KESEHATAN
Kesehatan No. 36 Tahun 2009 menegaskan bahwa masyarakat yang menjadi
korban bencana memiliki hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan
tidak boleh dibeda-bedakan berdasarkan suku bangsa, agama dan strata.

Secara N~sional upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana


menjadi bagian dalam Rencana Strategi Kementerian Kesehatan tahun
2009-2014 yang dituangkan di salah satu program yaitu program dukungan
manajemen dan pelaksanaan tugas teknis, sedangkan di forum Internasional
peran Indonesia tergabung dalam kerjasama di Kawasan Asia Tenggara
sudah terbangun dalam Asociation of South East Asia Nation (ASEAN)
melalui Deklarasi Bangkok tahun 1967 dan kemudian dalam perjalanannya
membentukKomite Penanganan Bencana - ASEAN Committee on Disaster
Management-ACDM. Komite ini diberikan mandat untuk mengelola kerjasama
penanganan bencana, termasuk mempersiapkan program kerja beserta
prioritas kegiatannya, salah satunya adalah Program Regional ASEAN untuk
Penanganan Bencana, yang didalamnya memberikan peran kepada Indonesia
untuk ikut berpartisipasi dalam memberikan pertolongan penanggulangan
bencana di negara sahabat yang membutuhkan , sebagaimana yang sudah
dilakukan Tim Kesehatan Indonesia di Sinchuan, China, Myanmar (2008),
Pakistan (2010 dan 2011). Haiti (2010) dan Jepang (2012).
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH AlAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

A. PERAN DALAM NEGERI krisis kesehatan yang bermutu dan merata.


4. Menyediakan akses informasi bagi terselenggaranya penanggulangan

krisis kesehatan yang cepat, tepat dan akurat.

5. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan

1 I 27 Mei 2006 Gempa Bumi 5,9 SR Provinsi DI. 5.778 orang meninggal krisis kesehatan.

Yogyakarta dan Jawa 26.480 orang rawat inap


Tengah 166.054 orang rawat
III. TUJUAN
jalan, 2.170.974 orang
mengungsi Terselenggaranya upaya penanggulangan krisis kesehatan secara berhasil
2 118·20 Juni 2006 I Banjir Bandang Kab. Sinjai, Kab. 225 orang meninggal
guna dan berdaya guna dalam rangka menurunkan risiko kesehatan pada
Bulukumba, Kab. 118 orang hilang setiap kejadian yang menimbulkan atau berdampak pada krisis kesehatan.
Bantaeng, Kab. 23 orang rawat inap
Jeneponto, Provinsi 2.926 orang rawat jalan IV. SASARAN STRATEGIS
Sulawesi Selatan 11.741 orang mengungsi Untuk mencapai visi, misi dan tujuan maka ditetapkan sasaran strategis

3 I 17 Juli 2006 I Gempa Bumi dan Kab. Ciamis Provinsi 684 orang meninggal yaitu:

Tsunami 6,8 SR Jawa Barat 65 orang hilang


1. Meningkatnya kemampuan sumber daya dalam kegiatan
11.021Iuka-luka
penanggulangan krisis kesehatan di Kabupaten/Kota melalui:
4 11·17 Februari I Banjir DKI Jakarta 121 orang meninggal
Adanya sarana, prasarana dan perbekalan kesehatan dalam
2007 2.114 orang rawat inap
299.579 orang rawat penanggulangan krisis kesehatan di Kabupaten/Kota rawan krisis
jalan, 420.440 orang kesehatan.
mengungsi Adanya petugas terlatih untuk penanggulangan krisis kesehatan di
5 I 3 Maret 2007 43 orang meninggal Kabupaten/Kota rawan krisis kesehatan.
26 orang hilang Adanya fasilitas sistem informasi penanggulangan krisis kesehatan
18 orang rawat inap di Kabupaten/Kota rawan krisis kesehatan
5.712 orang mengungsi
Adanya produk informasi penanggulangan krisis kesehatan.
6 I 6 Maret 2007 66 orang meninggal
Adanya produk kebijakan/pedoman untuk penanggulangan krisis
341 orang rawat inap
12.317 orang rawat jalan
kesehatan.
7 I 22 Juli 2007 73 orang meninggal
Longsor Provinsi Sulawesi 17 orang hilang 2. Meningkatnya peran dan fungsi PPK Regional dan Sub Regional dalam
Tengah 56 orang rawat inap penanggulangan krisis kesehatan melalui :
2.315 orang rawat jalan Adanya sarana, prasarana dan perbekalan kesehatan dalam
3.511 orang mengungsi penanggulangan krisis kesehatan di PPK Regional dan Sub Regional.
8 I 12 September Gempa Bumi 7,9 SR Provinsi Bengkulu, 30 orang meninggal Adanya tenaga pelatih dan tenaga terlatih untuk penanggulangan
2007 Jambi dan Sumatera 78 orang rawat inap krisis kesehatan di PPK Regional dan Sub Regional.
Barat 23.833 orang rawat jalan
Adanya fasilitas sistem informasi penanggulangan krisis kesehatan
9 125 ­ 26 Banjir, Provinsi Jawa _ Kab. 87 orang meninggal
di PPK Regional dan Sub Regional.
Desember 2007 Tengah Pekalongan, Kab. 85 orang rawat inap
Sukoharjo, Kab. 35.225 orang rawat jalan
Optimalisasi jejaring penanggulangan krisis kesehatan yang terpadu
Pemalang, Kota 1.321 orang mengungsi antara PPK Regional dan Sub Regional dengan anggota regional.
Surakarta, Kab.
Sragen, Kab. Blora, 3. Meningkatnya peran dan fungsi PPK dalam penanggulangan krisis

Kab . Demak, Kab. Pati


kesehatan.

Kab.Cilacap
Provinsi Jawa Tengah Tersedianya peraturan, kebijakan, pedoman dan standar yang
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH AlAN KEMENTERIAN KESEH ATAN RI

kemudian diperbaharui dengan menambahkan


organisasi untuk PPK Sub Regional Sumatera
Barat dengan SK Menkes Nomor 1227/ MENKES/ 10 26 Desember Banjir Kab. Ponorogo, 34 orang meninggal
SK/XI/ 2007. 2007 Kota Madiun, Kab. 47 orang hi lang
2) Menentapkan Sumatera Barat sebagai PPK Sub Madiun, Kota Malang, 15 orang rawat inap
Kab. Malang, Kab. 5.099 orang rawat jalan
Regional dibawah PPK Regional Sumatera Utara Trenggalek , Kab. 12.062 orang mengungsi
berdasarkan SK Menkes Nomor 1228/MENKES/ Magetan, Kab.
SK/XI/ 2007. Bojonegoro, Kab.
Jem ber, Kab. Pacitan,
Tahun 2010 1) Mudjiharto, S.K.M., M .M. diangkat sebagai Kepala Provi nsi Jawa Timur

PPK. 11 15 Januari 2008 Tanah Longsor Kota Jayapura, 11 orang meninggal


2) Perubahan nomenklatur PPK menjadi menjadi Provinsi Papua 5 orang rawat inap

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK) 12 8 Februari 2008 Banjir Bandang Kab. Situbondo, 12 orang meninggal
Provinsi Jawa Timur 20 orang rawat inap
berdasarkan Permenkes No. 1144 tahun 2010
23.953 orang rawat jalan
tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian 10.233 orang mengungsi
Kesehatan. 4 dan 5 April Banjir Bandang Kab. Manggarai, 5 orang meninggal
13
2008 Provinsi NIT
Tahun2012 1) dr. Sri Henni Setiawati, M.HA menjadi Kepala 14 6April2008 Banjir Bandang Kab. Sukabumi, 8 orang meninggal
Pusat Penanggulangan Krisis sejak Februari 2012. Provin si Jawa Barat 5 orang rawat jalan
2) PPKK sebagai World Health Organization 15 5 Mei 2008 Tanah Longsor Kab. Mimika, Provinsi 19 orang meninggal
Collaborating Centre (WHO CC) untuk Pelatihan Papua
dan Penelitian dalam Pengurangan Risiko 16 13 ­ 17 Tanah Longsor Kab Cianju r, Provinsi 11 orang meninggal
Bencana hingga periode 4 tahun ke depan yaitu November 2008 Jawa Barat 2 orang hilang
28 November 2016. 4 orang rawat inap
30 orang rawat jalan
2.491 orang menungsi
17 4 Januari 2009 Gempa Bumi 7,2 SR Kab. Manokwari, Kota 4 orang meninggal
Soro ng, Kab. Sorong 37 orang rawat inap
Provinsi Papua Barat 5.122 orang rawatjalan
B. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
Kab. Biak Numfor, 17.499 orang mengungsi
Provinsi Papua
I. VISI 18 9 Jaunari 2009 Banj ir Kota Mataram, Kab. 3 orang meninggal
Menurunnya risiko kesehatan akibat krisis kesehatan Lombok Utara, Kab. 3 orang rawat inap
Lombok Barat, Kab. 3.079 orang rawatjalan
II. MISI Sumbawa Ba rat, 2.500 orang mengungsi
Untuk mencapai visi yang ditetapkan, maka telah dirumuskan misi dengan Provinsi NTB

rincian sebagai berikut : 19 27 Maret 2009 Banjir Bandang Kota Tangerang 100 orang meninggal
1. Mengembangkan pedoman dan kebijakan yang mendukung upaya (Tanggul Situ Selatan, Provi nsi 17 orang rawat inap
Gintung Jebol) Banten 507 orang rawat jalan
penanggulangan krisis kesehatan.
902 orang mengungsi
2. Meningkatkan keterpaduan melalui pengembangan jejaring
20 16 Juni 2009 Kecelakaan Industri Kab. Sijunjung Provinsi 33 orang meninggal
penanggulangan krisis kesehatan. (Tam bang Batu Sumatera Barat 5 orang hilang
3. Meningkatkan kapasitas sumberdaya kesehatan dalam penanggulangan Bara) 13 orang rawat inap
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH ATAN KEMENTERIAN KESEHA TAN RI

2) Pada bulan Mei, terjadi perubahan nomenklatur


Departemen Kesehatan menjadi Departemen
21 12 September I Gempa Bumi 7,3 SR I Tasikmalaya , Provinsi 80 orang meninggal Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
2009 Jawa Barat 27 orang hi lang (Depkes-kesos). Masalah kesiapsiagaan dan
370 orang rawat inap
penanggulangan bencana berada di bawah
1.098 orang rawat jalan
162.368 orang mengungsi Direktorat Jenderal Penanggulangan Masalah
22 I 30 September I Gempa Bumi 7,9 SR I Provinsi Sumatera 1.117 orang meninggal
Sosial dan Kesehatan berdasarkan SK Menteri
2009 Ba rat 788 orang rawat inap Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial No. 446/
2.727 orang rawatjalan Menkes-Kesos/SKN/2001. Ditjen tersebut
2.845 orang mengungsi terdiri dari 2 direktorat yaitu Direktorat
23 I 1 Oktober 2009 I Gempa Bumi 7 SR I Kab. Krinci, Provinsi 3 orang meninggal Kesiapsiagaan dan Mitigasi Kesehatan dan Sosial
Jambi 12 orang rawat inap serta Direktorat Bantuan Kesehatan dan Sosial
58 orang rawat jalan
Korban Bencana. 17
15.798 orang mengungsi
3) Pada bulan Oktober, Depkes-Kesos berubah
24 I 29 Agustus Letusan Gunung Ka b. Ka ro, Provi nsi 1 orang meninggal
menjadi Departemen Kesehatan. PPMK
2010 Sinabung Sumatera Utara 405 orang rawat jalan
28.756 orang mengungsi kembali menjadi unit yang bertugas melakukan
perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan
25 I 2 Oktober 2010 I Kecelakaan 34 orang meninggal
Transportasi Provinsi Jawa Tengah 33 orang rawat inap penanggulangan masalah kesehatan berkenaan
(Tabrakan Kereta 6 orang rawat jalan dengan, berdasarkan SK Menteri Kesehatan No.
Api) 1277/Menkes/SK/X/2001 tentang Organisasi
26 14 Oktober 2010 I Banjir Bandang Kab. Teluk Wondama, 173 orang meninggal dan Tata Kerja Departemen Kesehatan RI. 18
Pr ovinsi Papua Barat 118 orang hilang
165 orang rawat inap Tahun 2005 1) dr. Mulya A. Hasjimy, Sp.B. M.Kes., menjabat
5.154 orang rawat jalan
7.951 orang menungsi
sebagai Kepala PPMK pada bulan Maret 2005
2) Perubahan nomenklatur PPMK menjadi Pusat
27 I 25 Oktober I
Gempa Bumi 7,7 SR Kab. Kep. Mentaw ai, 509 orang meninggal
Penanggulangan Krisis (PPK) berdasarkan
2010 & Tsunami Provinsi Sumatera 21 orang hilang
Barat 175 orang rawat inap Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1575/
910 orang ra wat jalan SK/XI/ 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
15.097 orang mengungsi Departemen Kesehatan RI. 19
28 I 260ktober Letusan Gunung Provinsi DI. Yogyaka 243 orang meninggal 3) dr. Rustam Syarifuddin Pakaya, M.P.H. diangkat
2010 Merapi 203 orang rawat inap sebagai Kepala PPK pada bulan Desember 2005.
40.357 orang rawat jalan
41.177 orang mengungsi
Tahun 2006 Pembentukan 9 PPK Regional dan 1 PPK Sub Regional
Jawa Tengah 98 orang meninggal
165 orang rawat inap
berdasarkan SK Menkes Nomor 783/MENKES/
11.074 orang rawat jalan SK/X/2006 tentang Regionalisasi Pusat Bantuan
25.506 orang mengungsi Penanganan Krisis Kesehatan Akibat Bencana.
29 I 14 Juli 2011 Letusan Gunung Kota 2 orang meninggal
Lo kon Provin si Sulawesi 43 orang rawat inap Tahun2007 1) Pembentukan Organisasi di setiap PPK Regional
Ut ara 499 orang rawat jalan dan PPK Sub Regional berdasarkan SK Menkes
5.185 orang mengungsi
Nomor 679/ MENKES/ SKNI/ 2007 yang
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH ATAN ----------------
KEMENTERIAN KESE HATAN RI

te rse but yaitu menyelenggarakan kegiatan


pengendalian akibat bencana sejak fase kewaspadaan
dini (early warning) hingga fase tanggap darurat 30 I 17 Desember I Kecelakaan Kab. Trenggalek, 103 orang meninggal
(emergency response) berakhir serta membentuk 2011 Tranportasi Provinsi Jawa Timur 144 orang hilang
Pusat Pengendalian Operasi yang segera bekerja (tenggelamnya 1 orang rawat inap
kapal) 2 orang rawat jalan
aktif bila terjadi bencana.13
31 109 Mei 2012 Kecelakaan Kab. Bogor, Provinsi 45 orang meninggal dunia
Transportasi Provinsi Jawa Barat
Tahun 1998 Pembentukan Pusat Informasi Penanggulangan Krisis (Jatuhnya Pesawat
Kesehatan (Crisis Center) atau PIPPK berdasarkan SK Sukhoi SJ 100)
Menteri Kesehatan No. 942/ Menkes/SKlIX/1998. 32 101 Agustus Laporan Banjir dan Kota ambon dan 111 orang meninggal
Tugasnya yaitu : 1) menyusun dan membentuk 2012 tanah longsor Kab. Maluku Tengah, 5 orang rawat inap
indikator-indikator terpilih yang dipergunakan untuk Provinsi Maluku 2530 orang rawat jalan
pemantauan terjadinya dampak akibat krisis ekonomi 6179 orang mengungsi
terhadap kesehatan; 2) Mengumpulkan, mengolah 33 126 Agustus IKonflik Sosial I Kab. Sampang, 11 orang meninggal
data dan menganalisisnya; 3) Memantau dan 2012 Provinsi Jawa Timur 15 orang rawat inap
6 orang rawat jalan
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan penanggulangan
211 orang mengungsi
krisis kesehatan akibat dampak krisis ekonomi
34 I 26 September I Kecelakaan Kab. Lampung Selatan, 7 orang meninggal
terhadap kesehatan; 3) Menyampaikan hasil analisis, 2012 TransportasiLaut Provinsi Lampung 16 orang rawat inap
pemantauan dan evaluasinya kepada Tim Pengarah. (KM. Roro Bahuga 71 orang rawat jalan
14 Jaya)

1) Pembentukan unit struktural Pusat


35 I 28 Oktober
2012
IKonflik Sosial Kab. Lampung selatan' 112 orang meninggal
Tahun 2000 Provinsi Lampung 12 orang rawat inap
Penanggulangan Masalah Kesehatan (PPMK) di 731 orang rawat jalan
1865 orang mengungsi
bawah koordinasi Sekretariat Jenderal (Setjen),
berdasarkan SK Menteri Kesehatan No. 130/
Menkes/SKII/2000 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan RI. Susunan
organisasi PPMK terdiri dari Bagian Tata Usaha,
Bidang Pemantauan Penanggulangan Masalah
Kesehatan, dan Bidang Mobilisasi Sumber Daya,
dengan dr. Emil Agustiono, M.Kes, menjabat
sebagai Kepala PPMK.1S
2) Pembubaran ketiga unit fungsional (Pokjatab,
PPKAB dan PIPPK) dan melimpahkan tugasnya
pada PPMK, berdasarkan SK Menteri Kesehatan
No. 726/Menkes/ SK/IV/2000.16

Tahun 2001 1) Dr. Dotti Indrasanto, M.P.H., ditunjuk sebagai


Kepala PPMK yang mulai bertugas pada bulan
Januari 2001
PUSATPENANGGULANGAN KRISIS KESEH ATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

B. PERAN LUAR NEGERI xQx:


~~R

1 I 12 Mei 2008 I Gempa Bumi I Provin Sin Chuan 160.000 orang meninggal
China Pasien yang dilayani : BABI
234 rawat inap
93 kasus bedah SEJARAH, ARAH KEBIJAKAN DAN
2 03 July 2008 Angin Cyclone D istrik Khaw Mu, 100.000 orang meninggal STRATEGI PPKK
Nargis Myanmar. 25.000 orang hilang
Pasien yang dilayani :
9.800 rawat jalan
100 kasus bedah A. SEJARAH
3 I 01 September 1 Penanggulangan [ Distrik Charsadda, 1.600.000 orang

2010 Bencana Banjir di Provo Khyber


meninggal Sejarah pembentukan PPKK diawali pada tahun 1991 sejalan dengan
Pakistan Pakhtunkwa, Pakistan 18 juta orang mengungsi pembangunan bidang kesehatan yang masih dihadapi kendala permasalahan
Pasien yang dilayani : tingginya angka kesakitan karena penyakit potensial wabah dan kejadian
1.124 orang wanita
bencana. Selain itu Bakornas-PB serta WHO juga menetapkan kebijakan agar
927 orang pria
sektor kesehatan lebih meningkatkan kesiapsiagaan dan penanggulangan
4 I 30 September 1 Penanggulangan Pakistan ± 100 orang meninggal bencana.
2011 wabahdemam ± 12.000 orang rawat
berdarah inap
5 I 28 Oktober Arab Saudi 1.273 orang

Berikut ini kronologis perjalanan pembentukan PPKK hingga ditetapkan


1 EvakuasiWNI
2011 overstayer dengan
20 anak sebagai WHO CC untuk Pelatihan dan Penelitian dalam Pengurangan Risiko
menggunakan 48 bayi Bencana pada tahun 2012.
Pesawat Jamaah
Haji Kloter I
Tahun 1991 Pembentukan Kelompok Kerja Tetap (Pokjatap)
Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana Bidang
Kesehatan berdasarkan SK Menteri Kesehatan No.
360/Menkes/SKN1/1991. Tugas Pokjatab tersebut
yaitu: 1) merumuskan langkah dan strategi serta
melaksanakan koordinasi dan integrasi kesiapsiagaan
~ dan penanggulangan bencana secara lintas
~~~ program dilingkungan Departemen Kesehatan. 2)
Meningkatkan mekanisme kerja sektoral secara
fungsional dalam kesiapsiagaan dan penanggulangan
bencana atas koordinasi Bakornas-PB. 12

Tahun 1995 Pembentukan Unit Fungsional Pusat Penanggulangan


Krisis Akibat Bencana (Crisis Center) di Lingkungan
Departemen Kesehatan, tanpa membubarkan
Pokjatap, berdasarkan SK Menteri Kesehatan No.
594/Menkes/SKN1/1995. Tugas unit fungsional
PUSAl PENANGGULANGAN KRISIS KESEH AlAN KEMENTERIAN KESEH ATAN RI

DAFTAR lSI xQx


~~R

Kata Pengantar ...... ............ .. 3 BABVII


Daftar lsi 4
WHO COLLABORATING CENTRE UNTUK

Babl PELATIHAN DAN PENELITIAN

Sejarah, Arah Kebijakan dan Strategi .......................................................... 5


A. Sejarah 5 PENGURANGAN RISIKO BENCANA

B. Visi , Misi, Tujuan Dan Sasaran Strategis 8


C. Struktur Organisasi 10
D. Tupoksi ........................ 11 A. SEJARAH WHO CC

Babll Pada tahun 2000, Kementerian Kesehatan Indonesia mendirikan Pusat


Sumber Daya Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan ........................ 12 Penanggu langan Krisis Kesehatan dengan fungsi utama untuk mengembangkan
A. Sumber Daya Manusia 12 kebijakan dan regulasi , koordinasi , memobilisasi sumber daya, melakukan
B. Sarana dan Prasarana ................... 14 pengumpulan data-analisis-presentasi, melakukan monitoring dan evaluasi
terkait dengan manajemen krisis kesehatan. Program ini sejalan dengan
Bablll program WHO tentang Respon dan Kesiapsiagaan Darurat.
Sumber Daya PPK Regional dan Sub Regional.......................................... 16
A. Sumber Daya Manusia ....................................................................................... 17
B. Sarana dan Prasarana ......................................................................................... 19

BablV
Jenis Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia ............................. 21

BabV
Kebijakan Penanggulangan Krisis Kesehatan .......................................... 28
A. Peraturan / Kebijakan ............... ......................... ................................................. 28
B. Pedoman .................................................................................................................. 29
C. Sistem Informasi dan Komunikasi ........ ......................................................... 29

BabVI
Peran dalam Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan ......................... 31

BabV11
WHO Collaborating Centre Untuk Pelatihan Dan .................................. 37
Penelitian Pengurangan Risiko Bencana

HE/OU
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH ATAN
~
KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Pada tahun 2005, belajar dari Tsunami Aceh 2004, Kementerian Kesehatan ~Q~
bekerja sama dengan WHO mendirkan Health Emergency Information and )!~~
Operation Unit pada Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan yang
beroperasi 24 jam untuk memperkuat sistem informasi darurat.

Pada tahun 2007, Program Respon dan Kesiapsiagaan Darurat kemudian KAlA PENGANlAR
berkembang menjadi Program Pengurangan Risiko Bencana Bidang Kesehatan
dengan 3 strategi utama dan pencapaian:
1\1i syukur kami pal\latkan kehadirat Allah SWT, karena atas
1. Mengurangi bahaya dengan mengembangkan pemetaan risiko;
2. Mengurangi kerentanan dan meningkatkan respon dengan mendirikan 9
Pusat Penanggulangan Krisis Regional dan 2 Subregional;
3. Meningkatkan kapasitas dengan mengembangkan Prosedur Operasi
P rahmat dan hidayah-Nya kami telah menyelesaikan pembuatan Buku
Saku Penanggulangan Krisis Kesehatan sesuai dengan waktu yang
telah direncanakan.
Standar Darurat bagi petugas kesehatan dan membangun Konsorsium
Disadari bahwa Indonesia merupakan daerah rawan bencana baik bencana
Pelatihan Internasional tentang Pengurangan Risiko Bencana atau
alam, non alam dan akibat konflik sosial , karena letak geograns maupun geologis
International Training Consortium on ~isaster Risk Reduction (fTC-ORR) di
serta sosial yang menempatkan kita pada posisi sulit. Salah satu upaya dalam
mana serangkaian pelatihan nasional dan internasional telah dilakukan
mengurangi dampak bencana adalah dengan meningkatkan kesiapsiagaan
sejak saat itu.
melalui penyediaan Buku Saku Penanggulangan Krisis Kesehatan.

Buku saku ini dibuat untuk memberikan informasi mengenai hasil kegiatan
serta sumber daya yang ada di Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan, PPK
Regional/Subregional, untuk kemudian dapat dijadikan panduan bagi semua
pihak dalam penanggulangan krisis kesehatan.

Akhirnya kami ucapkan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi dan
kontribusi semua pihak yang telah terlibat dalam pembuatan Buku Saku
Penanggulangan Krisis Kesehatan ini. Semoga saku ini dapat bermanfaat dalam
melaksanakan pembangunan kesehatan secara keseluruhan.

Jakarta, September 2013


Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

lTC-ORR Lounching

Sejalan dengan program global fasilitas kesehatan yang aman, Kementerian


Kesehatan bekerja sama dengan WHO dilakukan Program Pelatihan
Perencanaan Rumah Sakit Dalam Menghadapi Bencana atau Hospital Disaster
dr. Sri Henny Setiawati, MHA
Plan Training yang juga menjadi bagian integral dari Rencana Strategis
NIP 195605161984032003
Kementerian Kesehatan 2010-2014. Pada 2012, program ini diperluas untuk
memperkuat Sistem Penanggulangan Gawat-Darurat dan Bencana Terpadu
KEMENTERIAN KESEH ATAN RI

atau Integrated Emergency and Disaster Medical Service yang melibatkan unit
yang berbeda dl Kementerian Kesehatan.

Kinerja Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan


dalam mengelola bencana diakui secara internasional sehingga pada tahun
2012, unit ini telah ditunjuk sebagai WHO Collaborating Center untuk
Pelatihan dan Penelitian tentang Pengurangan Risiko Bencana.

B. RENCANA KERJA WHO CC

Berdasarkan Kerangka Kerja WHO Collaborating Center, rencana kerja 4


tahun telah dikembangkan yaitu:

1. Yang pertama adalah Penguatan Manajemen Risiko di daerah berisiko


tinggi sehingga masing-masing wilayah geografls terse but akan dapat
memanfaatkan pemetaan risiko, indeks, manajemen dan rencana sebagai
alat operasional utama untuk menemukan celah, kekuatan, dan kelemahan.
2. Penguatan Kesiapsiagaan Fasilitas Kesehatan untuk bencana bertujuan
untuk mempersiapkan dan mengurangi risiko fasilitas kesehatan di daerah
berisiko tinggi berdasarkan rencana pengurangan risiko.
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEH ATAN

3. Penguatan koordinasi sektor (cluster) kesehatan dan mobilisasi sumber


daya untuk program Pengurangan Risiko Bencana untuk memungkinkan
Staf kesehatan di tingkat operasional untuk mengelola bencana melalui
mekanisme koordinasi dan mobilisasi sumber daya sektor (cluster)
kesehatan yang efektif.
4. Penguatan Informasi Keadaan Darurat dan sistem komunikasi untuk
memungkinkan lembaga mitra nasional dan internasional untuk membuat
jaringan sebagai wadah untuk berbagi informasi, mobilisasi sumber daya,
dan kegiatan penngkatan kapasitas.
5. Mengatur Pelatihan Nasional dan Internasional tentang Pengurangan
Risiko Bencana sehingga masyarakat yang terkena dampak akan menerima
pelayanan kesehatan yang bermutu dalam keadaan darurat dan risiko
bencana akan dikelola secara efektif berdasarkan standar.

~
~~~

Pusat Penanggulangan Krlsls KesehBtan

KementerlBn KesehBtBn RI

Anda mungkin juga menyukai