MANAJEMEN BENCANA KELOMPOK 4A Anggota : 1. Liganda Endo Mahata (1010312006) 2. M. Yoga Sefia Nurimdra (1010313011) 3. Muhammad Iqbal Andreas (1010313079) 4. Rizki Meizikri (1010311010) 5. Septia Endike (1010312033) 6. Syahria Susanti (1010312068) 7. Firstari Vashti (1010313046) 8. Elsa Prima Putri (1010313087) 9. Amanda Besta Rizaldy (1010313119) 10. Dhea Rizkika Ananta (0910313252) MODUL 1 SEPTEMBER KELABU
Raka mungkin tidak dapat melupakan hal ini dalam hidupnya. Ceritanya dimulai pada suatu sore di akhir September, ia baru saja selesai melakukan penjahitan lukadi ruang gawat darurat RS M Jamil Padang. Tiba-tiba ia merasakan lantai tempatnya berpijak bergoyang dan dalam sekejap ia melihat orang-orang di ruangan tersebut berlarian ke luar gedung. Secara refleks ia ikut lari keluar dengan memapah pasien yang baru saja selesai dijahitnya. Goncangan tersebut terasa sangat lama, walaupun akhirnya ia mengetahui bahwa lamanya hanya satu menit. Dalam satu jam kemudian korban-korban berdatangan ke rumah sakit, ruang gawat darurat tidak mampu menampung jumlah korban yang bertadangan sehingga perawatan korban meluber keluar ruangan dan dirawat di tenda-tenda yang dibangun oleh Depsos dan TNI. Raka baru menyadari betapa banyak yang harus ia ketahui mengenai manajemen gawat darurat terutama dalam mengahadapi bencana. Dalam waktu 24 jam, berbagai macam lembaga kemanusiaan baik pemerintah, LSM Nasional dan Internasional berdatangan ke rs. Tidak aneh bagi Raka melihat dokter asing melakukan tindakan medik ataupun operasi di rs. Raka menyadari bahwa program kesiapsiagaan dan mitigasi dalam menghadapi bencana belum diterapkan karena mudahnya bangunan runtuh yang mengakibatkan banyak korban. Walaupun dari berita yang ia ketahui bahwa Sumatera Barat daerah rawan bencana namun program ini sepenuuhnya baik oleh masyarakat maupun pemerintahan. Raka bertekad suatu saat nantinya ia akan memperdalam mengenai manajemen bencana alam mulai dari kesiapsiagaan, mitigasi, reaksi cepat dan rehabilitasi dalam bencana. Bagaimana anda menjelaskan tindakan kedaruratan medis dalam bencana?
I. TERMINOLOGI 1. Bencana : suatu kejadian peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. 2. LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) : suatu lembaga non-pemerintah yang dibiayai sendiri oleh masyarakat tanpa mencari keuntungan dan bergerak dalam bidang tertentu. 3. Depsos (departemen sosial) : kementrial dalam pemerintahan Indonesia yang membidangi urusan sosial, rehabilitasi sosial, perlindungan dan jaminan sosial, pemberdayaan sosial, pendidikan pelatihan dan pengembangan sosial serta meningkatkan pengawasan dan akuntabilitas aparat negara. 4. Mitigasi : serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan dalam menghadapi bencana. 5. Rehabilitasi : perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek kehidupan pemerintah dan masyarakat pada wilayah pasca bencana. 6. Kesiapsiagaan : serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. 7. Reaksi cepat : tim yang dibentuk olen BNPB yang bertugas untuk melakukan kaji cepat bencana darurat.
II. IDENTIFIKASI MASALAH 1. Apakah tindakan Raka tersebut membawa pasien keluar sudah sesuai dengan prosedur tatalaksana gawat darurat medis saat terjadi bencana? 2. Mengapa ruang gawat darurat tidak mampu menampung semua korban yang berdatangan? 3. Bagaimanakah bentuk manajemen penanggulangan bencana dan faktor-faktor yang mempengaruhinya? 4. Bagaimanakah kriteria tenda gawat darurat yang tepat untuk dijadikan pengganti IGD yang ada? 5. Bagaimanakah bentuk koordinasi Rumah Sakit dengan lembaga-lembaga swadaya masyarakat lainnya pada saat terjadi bencana? 6. Bagaimana prosedur LSM Internasional dan Nasional dalam memberikan bantuan dan tindakan medis pada saat terjadi bencana? 7. Bencana apa saja yang dapat menyebabkan situasi gawat darurat? 8. Bagaimana seharusnya program kesiapsiagaan dan mitigasi dalam menghadapi bencana? Mengapa program tersebut belum diterapkan? 9. Apakah bentuk kebijakan yang mengatur pengelolaan gawat darurat? 10. Apakah peran tim reaksi cepat dalam bencana? III. ANALISIS MASALAH 1. Apakah tindakan Raka tersebut membawa pasien keluar sudah sesuai dengan prosedur tatalaksana gawat darurat medis saat terjadi bencana? Sudah tepat.
2. Mengapa ruang gawat darurat tidak mampu menampung semua korban yang berdatangan? Bencana dapat mengakibatkan korban massal dimana banyak korban yang membutuhkan penatalaksanaan segera. Sementara, Kapasitas rumah sakit yang ada tidak cukup untuk menampung semua korban sehingga ruang gawat darurat tersebut tidak mampu menampung semua pasien yang berdatangan. 3. Bagaimanakah bentuk manajemen penanggulangan bencana dan faktor-faktor yang mempengaruhinya? Manajemen penanggulangan bencana adalah pengelolaan penggunaan sumber daya yang ada untuk menghadapi ancaman bencana dengan melakukan perencanaan, penyiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi di setiap tahap penanggulangan bencana yaitu pra, saat dan pasca bencana. Faktor-faktor berikut mempengaruhi penanggulangan bencana: 1. Keadaan geografis Indonesia (daratan, kepulauan dan perbedaan infrastruktur) 2. Populasi (distribusi, kepadatan, usia dan sosial ekonomi) 3. Karakteristik bencana (bencana alam, bencana akibat ulah manusia dan bencana kompleks) Manajemen penanggulangan bencana selalu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Nyawa dan kesehatan masyarakat merupakan masalah utama; 2. Waktu untuk bereaksi yang sangat singkat; 3. Risiko dan konsekuensi kesalahan atau penundaan keputusan dapat berakibat fatal; 4. Situasi dan kondisi yang tidak pasti; 5. Petugas mengalami stres yang tinggi; 6. Informasi yang selalu berubah.
4. Bagaimanakah kriteria tenda gawat darurat yang tepat untuk dijadikan pengganti IGD yang ada? - Pendistribusian Minimal muat dalam sepeda motor Struktur membran dapat dilipat sehingga mudah dalam pengangkutan - Ereksi Dapat dipasang tanpa bantuan alat berat Proses instalasi kurang dari 15 menit Dapat didirikan oleh 1-2 orang Terdapat manual guide - Bentuk Bentuk yang tidak menimbulkan gaya tekan apabila terkena angin Modular Iconic - Warna Interior : menimbulkan kesan Nyaman, relax, dan bersih Eksterior : eyecatching, welcoming, mencirikan tentang tenda kesehatan
5. Bagaimanakah bentuk koordinasi Rumah Sakit dengan lembaga-lembaga swadaya masyarakat lainnya pada saat terjadi bencana? Melalui tim reaksi cepat, RAPI, dll 6. Bagaimana prosedur LSM Internasional dan Nasional dalam memberikan bantuan dan tindakan medis pada saat terjadi bencana? BNPB survei kebutuhan surat presiden organisasi internasional 7. Bencana apa saja yang dapat menyebabkan situasi gawat darurat? 1) Bencana Alam Bencana yang diakibatkan oleh Alam seperti gempa bumi, banjir, tsunami, gunung meletus, angin puting beliung dan tanah longsor. Beberapa kejadian bencana besar di Indonesia antara lain: - Gempa bumi dan tsunami - Gempa bumi - Letusan Gunung Berapi - Banjir Bandang
2) Bencana Non Alam Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa Non Alam seperti gagal teknologi, epidemi, wabah penyakit. Contoh Kegagalan Teknologi : Banjir Lumpur Panas Lapindo
3) Bencana Sosial Bencana yang diakibatkan oleh manusia seperti konflik social dan teror bom. - Konflik Sosial misalnya konflik ambon, papua). - Ledakan Bom Misalnya Ledakan bom Bali I (12 Oktober 2002), ledakan bom Bali II (1 Oktober 2005) dan ledakan bom di wilayah dan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton Jakarta 17 Juli 2009)
8. Bagaimana seharusnya program kesiapsiagaan dan mitigasi dalam menghadapi bencana? Mengapa program tersebut belum diterapkan? Program kesiapsiagaan Upaya kesiapsiagaan dilaksanakan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana. Upaya kesiapsiagaan dilakukan pada saat bencana mulai teridentifikasi akan terjadi. Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain: 1) Penyusunan rencana kontinjensi; 2) Simulasi/gladi/pelatihan siaga; 3) Penyiapan dukungan sumber daya; 4) Penyiapan sistem informasi dan komunikasi.
Program tersebut masih belum dapat diterapkan karena ada berbagai macam kendala antara lain. - Sistem informasi yang belum berjalan dengan baik - Mekanisme koordinasi belum berfungsi dengan baik - Mobilisasi bantuan ke lokasi bencana masih terhambat - Sistem pembiayaan belum mendukung - Keterbatasan sumber daya yang akan dikirim maupun yang tersedia di daerah bencana - Pengelolaan bantuan lokal maupun internasional yang belum baik.
9. Apakah bentuk kebijakan yang mengatur pengelolaan gawat darurat? - Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. - Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 145 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan, tahun 2007.
10. Apakah peran tim reaksi cepat dalam bencana? Peran tim reaksi cepat: - Memastikan kejadian bencana, waktu dan lokasi kejadian - Mengetahui jumlah korban - Mengetahui Potensi risiko krisis kesehatan - Mengetahui kebutuhan sumber daya yang harus segera dipenuhi IV. SISTEMATIKA V. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Kesiapsiagaan dan mitigasi bencana (umum0 2. Kesiapsiagaan dan mitigasi di Rumah Sakit 3. Manajemen dan komunikasi 4. Peran serta lembaga masyarakat dan tim reaksi cepat 5. Peraturan nasional dan internasional dalam penanggulangan bencana.