Anda di halaman 1dari 61

KEBIJAKAN PENGGUNAAN FORNAS DAN

PEMANTAUAN PENGGUNAAN OBAT


TERHADAP KESESUAIAN DENGAN FORNAS
DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PEMERINTAH
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT
TATASAJI

• PENDAHULUAN
1.

• CAKUPAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS


2.

• DEFINISI DAN KONSEP FORNAS


3.

4. • PEMANTAUAN PENERAPAN FORNAS KAB/KOTA

5. • PENUTUP
PENDAHULUAN
PARADIGMA SEHAT
PROGRAM INDIKATOR
• Pengarusutamaan kesehatan • Kota Sehat
dalam pembangunan • Kecamatan Sehat
• Promotif preventif sebagai pilar • Desa Sehat
utama upaya kesehatan
• Pemberdayaan masyarakat

PENGUATAN YANKES
INDIKATOR
PROGRAM
• Jumlah kecamatan yang minimal
• Peningkatan Akses
memiliki 1 Puskesmas terakreditasi
• Peningkatan Mutu
• Jumlah Kabupaten/ Kota yang minimal
memiliki 1 RSUD yang terakreditasi

PEMBANGUNAN
JKN
INDONESIA PROGRAM
SEHAT
INDIKATOR
• Benefit • Total Coverage
• Sistem Pembiayaan : asuransi – Gotong royong • Tanda kepesertaan KIS
• Kendali mutu & biaya (Kartu BPJS)
• Sasaran : PBI-non PBI
MANFAAT OBAT DALAM
JKN
UU No. 36/2009 Kesehatan
Ps 36: Pemerintah menjamin
Pelayanan Kesehatan bagi ketersediaan, pemerataan, dan
Peserta Jaminan Kesehatan keterjangkauan perbekalan kesehatan,
terutama
UU Obat
No. 40/2004 Esensial
SJSN
Ps 25: Daftar dan harga obat yang dijamin
BPJS, ditetapkan oleh Pemerintah

Perpres No. 111/2013


Ps 32: Pelayanan obat alkes dan BMHP untuk
Promotif Preventif peserta Jamkes berpedoman pada daftar dan
harga obat, alkes dan BMHP yang ditetapkan
Pelayanan oleh Menteri
Obat dan Daftar obat, alkes dan BMHP dituangkan dalam
Fornas dan Kompendium Alkes
BMHP
SK Menkes 189/2006 Kebijakan Obat
Nasional
Kuratif Rehabilitatif
KETERSEDIAAN
KETERJANGKAUAN
POR
JAMINAN
KENDALI MUTU & KENDALI BIAYA KEAMANAN, MUTU
& MANFAAT
Making Sustainable JKN is a
Priority: What We Can Do
DASAR
HUKUM Together
Pemerintah

J
UU No. 36/2009
Kesehatan Upaya Promotif Pusat
Ps 36: Pemerintah Pemerintah
dan Preventif who are we
menjamin ketersediaan,
pemerataan, dan Daerah

K
keterjangkauan Pengelolaan Fasyankes KOLABORASI
perbekalan kesehatan,
terutama Obat Esensial
Sediaan Farmasi BPJS
Organisasi
UU No. 40/2004 SJSN
Profesi

N
Ps 25: Daftar dan harga
Penanganan termasuk
obat yang dijamin BPJS, Pengobatan Asosiasi
ditetapkan oleh
Pemerintah
dsb.
Perpres No. 82 Tahun 2018
tentang Jaminan Kesehatan AKSESIBILITAS
Bagian Kedua :Pelayanan
Obat, Alkes dan BMHP
KETERJANGKAUAN Kendali Mutu dan
Implementasi Kendali Biaya
Fornas PENGGUNAAN
OBAT
RASIONAL
Pemilihan/
Seleksi
Monitoring FORNAS
& Evaluasi Standar
NIE

Penggunaan Tata Kelola Obat Perencanaan


Pelayanan & Pembiayaan
(supply chain
Kefarmasian RKO
POR management)
Good Prescribing Practice
Good Pharmacy Practice
FORNAS
Pedoman Teknis Analisis
Farmakoekonomi

Distribusi Pengadaan
e-Logistik e-Purchasing (e-Katalog)
Pelayanan Kefarmasian PBF
LP-LPO Cara lain sesuai Perpres
menjamin penggunaan Good Distribution Pengadaan B/J Pemerintah
Practice Penyimpanan atau Logistik
obat yang rasional
Good Storage
di era JKN Practice
Produksi
e-Monev Katalog

Penyaluran Bahan Baku


CAKUPAN PELAYANAN
KEFARMASIAN
PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM
PELAYANAN KESEHATAN

Setiap tenaga
kesehatan perlu
kompetensi yang
memadai

Dalam melaksanakan
Kolaborasi antar pelayanan diperlukan
Nakes Standar Pelayanan
UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN
DALAM MENDUKUNG KESELAMATAN PASIEN

KEBIJAKAN DAN PROGRAM


BIDANG KEFARMASIAN

REGULASI FASILITAS KESEHATAN

FORMULARIUM NASIONAL Pelayanan Kefarmasian terkait


peggunaan obat yg aman
E KATALOG OBAT (medication safety)
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN

AKREDITASI PUSKESMAS KESELAMATAN PASIEN


CAKUPAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS

Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat


Kesehatan, Pelayanan Farmasi Klinis
dan Bahan Medis Habis Pakai
D I D U K U N G O L E H

SUMBER DAYA PENGORGANISASIAN STANDAR PROSEDUR


KEFARMASIAN BERORIENTASI OPERASIONAL
PATIENT SAFETY

PENGENDALIAN MUTU • Monitoring


PELAYANAN KEFARMASIAN • Evaluasi
MANAJEMEN FARMASI KLINIKAL FARMASI

Pengelolaan obat dan BMHP Pelayanan Farmasi Klinik

• Perencanaan kebutuhan • Pengkajian resep, penyerahan obat,


• Permintaan dan pemberian informasi obat
• Penerimaan • Pelayanan Informasi Obat (PIO)
• Penyimpanan • Konseling
• Pendistribusian • Ronde/visite pasien (khusus
• Pengendalian Puskesmas Rawat Inap)
• Pencatatan, pelaporan, dan • Pemantauan dan pelaporan ESO
pengarsipan • Pemantauan Terapi Obat
• Pemantauan dan evaluasi • Evaluasi Penggunaan Obat
pengelolaan

PERMENKES NOMOR 74 TAHUN 2016


TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
• [07.24, 10/9/2019] Bu Imel: mungkin ga
kepegang.. krn mayoritas pj obat jadi
bendahara barang pkm.. kebayang ga sih
teh? mereka urus aset pkm? sementara
harus pelayanan farmasi klinik, logistik
farmasi jg..tlng kadis kami diadvokasi dong teh..
utk yg spt itu jangan rangkap jabatan[07.25,
10/9/2019] Bu Imel: rata2 jadi bendahara
barang yg urus aset pkm atau bendahara
pengeluaran yg urus uang se pkm
• Jadi mmg ada kelalaian PJ TB, belum
menyingkirkan obat yg exp date (punya pasien
yg telah selesai pengobatan TB), didekat obat
pasien yg masih pengobatan. Sehingga salah
ambil obat itu. Tadi obatnya sdh dikembalikan
ke farmasi utk dimusnahkan segera bersama
obat ed lainnya..tapi dr farmasi jg kurang
pengawasannya ya krn mestinya kalaupun
didrop ke pj program tetap dr farmasi
sebulan sekali stok opnamedan langsung
karantina obat yg ed
AKREDITASI PUSKESMAS

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN TERKAIT


KEFARMASIAN
• PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN
SESUAI STANDAR OBAT
AKREDITASI PUSKESMAS • KEAMANAN OBAT-OBAT
• SOP
• DOKUMENTASI
UPAYA PENINGKATAN KETERSEDIAAN
DAN KETERJANGKAUAN OBAT DALAM JKN
Regulasi Obat dan Vaksin

ForNas E-catalogue
Penetapan jenis berdasarkan kriteria Penetapan harga berdasarkan
pemilihan obat hasil lelang dan negosiasi

Kendali Mutu – Kendali Biaya

Obat aman, bermutu, berkhasiat, Cost-effectiveness


KEBIJAKAN OBAT ESENSIAL
DI INDONESIA

DOEN
Daftar obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan,
mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi yang diupayakan
tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya

• Merupakan indikator POR secara Nasional


• Disusun sejak tahun 1980-an, direvisi setiap 2 tahun, terakhir direvisi
tahun 2015
• Menyesuaikan dgn perkembangan iptek di bidang kedokteran & farmasi,
pola penyakit, program kesehatan, perbaikan status kesehatan
masyarakat

TUJUAN
• Penggunaan Obat Rasional
• Efisiensi biaya obat
• Sebagai standar nasional minimal untuk pelayanan kesehatan
PERKEMBANGAN DOEN
PERKEMBANGAN FORMULARIUM NASIONAL
9x Revisi (1980 – 2008)

1980-
2011 2013 2015 2017 2019
2008 331 item 324 item 319 item 324 item

• Thn 1980 Revisi 3-4 th • PROSES REVISI


• Thn 2008 Pembahasan total
323 item Berdasarkan EBM usulan 60 item
Revisi 2 th dalam 101 bentuk
sediaan/kekuatan
Proses Transparansi dalam Mekanisme Penyusunan DOEN

Good Governance on
Medicine, WHO 2007 Daftar Obat DOEN 2017 Disusun Berdasarkan Tingkat
Fasilitas Pelayanan Kesehatan

PUSKESMAS RUMAH SAKIT

321/503 194/312
FORMULARIUM NASIONAL
PERANAN FORNAS
SEBAGAI KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA
Banyak obat dengan bukti ilmiah terbatas atau tanpa bukti ilmiah
yang valid, Dalam Fornas hanya tercantum obat – obat dengan
bukti ilmiah.
Pemilihan obat berdasarkan pertimbangan Benefit-Risk Ratio dan
Benefit-Cost Ratio
Memiliki izin edar dan indikasi yang disetujui oleh Badan POM
(Safety, Eficacy dan Quality).

Memberikan Pertimbangan kepada Dit Oblik dan Perbekkes


dalam pelaksanaan negosiasi harga obat kepada industri
Farmasi
Pengadaan Obat menjadi lebih terkendali dengan adanya
Fornas sebagai Acuan Peggunaan Obat
Meningkatkan Penggunaan Obat Generik pada Fasyankes
JKN
Data Dukung dari meta analysis atau
systematic review terhadap uji klinik acak
terkendali tersamar ganda dengan
Ia pembanding.

Data dukung dari sekurang-kurangnya


satu uji klinik acak terkendali, tersamar
Ib
ganda dengan pembanding

FORNAS
KONSEP DOEN (Benefit
OBAT Risk, Cost-
ESENSIAL Effective)
FORNAS DEFINISI
FORNA
S
Daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan harus tersedia di
fasilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam
pelaksanaan JKN
PROSES PENYUSUNAN
KONSEP FORNAS Pembahasan Teknis Pleno

DOEN EBM Kajian HTA Kajian


Farmako-
ekonomi
Mengakomodir Standar Kompetensi
Daftar Obat disusun oleh Nakes
usulan
Komite Independen
stakeholders
(KOMNAS FORNAS)
Review Daftar obat
menyeluruh dan
Disusun berdasarkan tersegmen
kelas terapi
FORNAS) Tingkat Pelayanan
kesehatan

Khasiat Keamanan Ketersediaan Keterjangkauan

Cost-minimal Implementasi Fornas dalam


EPO Jaminan Produksi
Registrasi MESO dan Distribusi
Cost-effective pelayanan kesehatan di Fasyankes
Harga Rasional
baik di Puskesmas maupun di
Rumah Sakit pada pelaksanaan JKN

TERDOKUMENTASI TRANSPARAN AKUNTABEL


Pemilihan/Seleksi
Peranan Fornas
untuk Kendali
Obat
Mutu dan
terpilih
Kendali Biaya
yang
tepat
 Pemilihan obat
berdasarkan
pertimbangan Benefit-Risk
Ratio dan Benefit-Cost Berkhasiat
Ratio FORMULARIUM
 Memiliki izin edar dan
indikasi yang disetujui
NASIONAL
oleh Badan POM (Safety,
Efficacy dan Quality). Bermutu
1. Memberikan Pertimbangan
kepada Dit Takel Oblik dan
Perbekkes dalam pelaksanaan
negosiasi harga obat kepada
industri Farmasi
2. Pengadaan Obat menjadi lebih Aman
terkendali dengan adanya Fornas dan
sebagai Acuan Peggunaan Obat
3. Meningkatkan Penggunaan Obat TERJANGKAU
Generik pada Fasyankes
PRINSIP KRITERIA PEMILIHAN OBAT
PENYUSUNAN1. Memiliki khasiat dan keamanan terbaik berdasarkan bukti ilmiah mutakhir dan
valid.
SIAPA SAJA 2. Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan
YANG DAPAT pasien.
MENGUSULKAN 3. Memiliki izin edar dan indikasi yang disetujui oleh Badan POM. Hal ini
1. RUMAH SAKIT dikecualikan bagi obat yang sangat dibutuhkan dalam pelayanan tetapi belum
2. Organisasi Profesi memiliki izin edar, termasuk orphan drug, serta tidak mempunyai nilai komersial.
3. Dinas Kesehatan 4. Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi.
4. Lembaga Pemerintahan
5. Dalam kriteria ini tidak termasuk obat tradisional dan suplemen makanan.

JENIS USULAN MEKANISME PENYUSUNAN


DALAM FORNAS • Kajian yg dilakukan bukan hanya membahas usulan yang disampaikan oleh
instansi pengusul tapi juga mengkaji ulang seluruh isi Fornas
1.Usulan Obat • Pembahasan teknis telah melibatkan pengelola program di lingkungan Kemenkes
2.Usulan Sediaan • Prosedur perekrutan Tim Ahli dan Konsultan serta tahap penilaian
3.Usulan Restriksi didokumentasikan
4.Usulan fasilitas kesehatan • Transparansi proses pelaksanaan revisi
5.Usulan Peresepan Maksimal • Dalam Pembahasan Komnas tidak diperbolehkan mengajukan usulan obat diluar
list Pembahasan
KMK RI No. HK.02.02/Menkes/524/2015 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Formularium Nasional
ALUR PROSES PENGAJUAN USULAN OBAT DALAM FORNAS
PEMOHON (Faskes SURAT
dan Org. Profesi) PENOLAKAN
5 Hari
Usulan Online Kerja 5 Hari
Kerja
Jika Tidak Lengkap maka
E-Fornas usulan akan diberi max. 5 TIDAK SK
hari kerja untuk dilengkapi
sebelum secara otomatis DITERIMA Pemberlakuan
upload surat pengantar terhapus dari sistem
dan daftar usulan Fornas
input obat sesuai daftar
obat yang diupload
BERKAS TIDAK
upload surat pengantar LENGKAP
KOMNAS DITERIMA
dan daftar usulan FORNAS
NIE TIDAK
cantumkan REVIEW
SESUAI
link/judul/upload jurnal
dalam bentuk PDF, dan
NIE BPOM (opsional) BERKAS
LENGKAP
DIT YANFAR FORNAS
DIT YANFAR NIE SESUAI
VERIFIKASI 5 Hari VERIFIKASI
ADMINISTRASI Kerja ADMINISTRASI 24
PERKEMBANGAN FORMULARIUM NASIONAL

586/1.031
2015 2018
520/930
FORNAS 2017
FORNAS 2013 586 item dalam (1.031 bentuk
520 item dalam 930 sediaan/ sediaan dan kekuatan)
kekuatan Berlaku mulai 1 April 2018
Obat Rujuk Balik: 75 item Obat Rujuk Balik: 76 item dalam
dalam 147 Bentuk sediaan 146 Bentuk sediaan

562/983 595/1.050
FORNAS 2015 ADDENDUM
562 item obat/zat aktif (terdiri FORNAS 2017

2013 2017
dari 983 kekuatan dan bentuk 595 item obat/zat aktif (terdiri
sediaan) dari 1050 kekuatan dan bentuk
Obat Rujuk Balik: 75 item dalam sediaan)
147 Bentuk sediaan Obat Rujuk Balik: 76 item dalam
147 Bentuk sediaan

Daftar Obat Fornas


Disusun Berdasarkan
Tingkat Fasilitas Pelayanan Faskes Tk. 1 Faskes Tk. 2 Faskes Tk. 3
Kesehatan 238/392 477/862 595/1.050
Fornas
• Obat yang dibutuhkan BELUM tersedia?

Tidak ada yang mengusulkan

Telah tersedia pilihan lain yang setara

Diusulkan namun kurang data EBM yang


mendukung

Diusulkan namun belum mendapatkan approval


BPOM untuk indikasi yang diusulkan

Harga mahal, nego gagal/ industri tidak menawarkan risk


sharing
KEBIJAKAN PENERAPAN FORNAS
Formularium Nasional merupakan acuan yang digunakan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk
pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Formularium Nasional harus digunakan sebagai acuan bagi :


• Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk pengadaan obat dalam menjamin
ketersediaan obat pada penyelenggaraan dan pengelolaan Program JKN.
• FKTP dan FKRTL yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam pengadaan obat untuk kebutuhan
pelayanan kesehatan.
• Fornas digunakan sebagai acuan oleh Rumah Sakit dan Puskesmas untuk penyusunan Formularium Rumah
Sakit dan Puskesmas

Apabila obat yang dibutuhkan tidak tercantum dalam Fornas dapat digunakan obat lain secara terbatas
berdasarkan rekomendasi Komite Farmasi dan Terapi dan disetujui oleh Kepala/Direktur RS.

Penambahan dan atau pengurangan daftar obat yang tercantum dalam Fornas ditetapkan oleh Menkes setelah
mendapatkan rekomendasi Komnas Fornas (Adendum Fornas)

Pelayanan obat bagi peserta Jaminan Kesehatan harus memperhatikan restriksi obat dan peresepan maksimal
obat sebagaimana tercantum dalam Fornas
Pertimbangan otoritas medik
Mengapa harus Berbasis PPK

ada Restriksi Ketersediaan fasilitas penunjang

dalam Fornas Restriksi


Kompetensi PPK Obat khemoterapi

Antibiotika lini 3

Melindungi
Pemeriksaan kultur
generasi yad

De-eskalasi

Perlunya
fasilitas
Perlunya tertentu
Perlunya
pemantauan
Pembatasan terhadap
perhatian
Indikasi kemungkinan terhadap
timbulnya efek Perlunya sifat/cara
Kewenangan samping. monitoring ketat kerja obat Ketentuan
penulis resep atau dikombinasikan
Jumlah pertimbangan dengan obat lain
Ketentuan
dan lama medis Perlunya cara
hanya dapat
pemakaian obat digunakan
atau
untuk tiap untuk kasus- perlakuan
kasus/episode kasus tertentu khusus
Penulisan Restriksi dalam FORNAS
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

Apabila tercantum di bawah kelas terapi/sub kelas terapi, maka


ketentuan ini berlaku untuk semua item obat yang termasuk di dalam
kelas terapi/sub kelas terapi tersebut.

Apabila tercantum di bawah nama zat aktif, maka ketentuan ini


berlaku untuk semua kekuatan dan bentuk sediaan zat aktif tersebut.

Apabila tercantum di bawah masing-masing kekuatan atau bentuk


sediaan zat aktif tertentu, maka ketentuan ini berlaku hanya untuk
kekuatan atau bentuk sediaan zat aktif tersebut.

Pada penyusunan Perubahan FORNAS 2017 Terdapat perubahan


restriksi pada 23 item dalam 39 bentuk sediaan

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan


Kementerian Kesehatan
Obat program dalam FORNAS :
• Obat Antituberculosis
• Vaksin
• Obat Antiretroviral
• Obat Antihepatitis
• Obat Kontrasepsi
• Obat dalam Program Ketergantungan

Peraturan Presiden RI No. 82 tahun 2018 Tentang Jaminan Kesehatan

Pasal 58
(1) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Fasilitas Kesehatan
bertanggung jawab atas ketersediaan obat, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai dalam penyelenggaraan program
Jaminan Kesehatan sesuai dengan kewenangannya.
(2) Obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang
digunakan dalam program pemerintah selain program Jaminan
Kesehatan oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Program Pelayanan Rujuk Balik
 adalah Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil
dan masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan jangka panjang yang dilaksanakan di
Faskes Tingkat Pertama atas rekomendasi/rujukan dari Dokter Spesialis/Sub Spesialis yang merawat.

Pelayanan Obat Rujuk Balik adalah pemberian obat-obatan untuk penyakit kronis di Faskes
Tingkat Pertama sebagai bagian dari program pelayanan rujuk balik

Jenis Penyakit yang termasuk Program PRB Jenis Obat pada Program PRB

Obat Utama Obat Tambahan


Diabetus
Hipertensi Jantung
Mellitus •obat kronis yang diresepkan •obat yang mutlak diberikan
oleh Dokter Spesialis/Sub bersama obat utama dan
Spesialis di Fasilitas diresepkan oleh dokter
Kesehatan Tingkat Lanjutan Spesialis/Sub Spesialis di
Asma PPOK Epilepsy
dan tercantum pada Faskes Rujukan Tingkat
Formularium Nasional untuk Lanjutan untuk mengatasi
obat Program Rujuk Balik penyakit penyerta atau
mengurangi efek samping
Schizophrenia Stroke SLE
akibat obat utama
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Fornas
PMK Nomor 54 Tahun 2018
Tentang Penyusunan Dan Penerapan Formularium Nasional Dalam Penyelenggaraan
Program Jaminan Kesehatan

TUJUAN
• Meningkatkan Pemahaman Proses Penyusunan Fornas
• Mengoptimalkan Penerapan Fornas sebagai acuan dalam perencanaan dan
penyediaan obat di Faskes
II. PENYUSUNAN III. PENERAPAN IV. PENCATATAN
I. PENDAHULUAN
FORNAS FORNAS DAN PELAPORAN
Mekanisme
Pengelolaan Obat
Penyusunan Formulir Usulan
Latar Belakang Fornas
Kriteria Pemilihan
Obat Formulir Permintaan obat
Pemantauan dan
yang tidak tercantum di
Evaluasi Fornas
Sistematika Penulisan
Manfaat Formulir Kuesioner
Penanganan Pemantauan dan
Upaya
Keluhan Evaluasi Penerapan
Pengembangan Fornas di FKTP dan FKRTL
FORMULARIUM OBAT DI
PUSKESMAS
DASAR HUKUM PENGERTIAN
• KMK Nomor 707 Th 2018 tentang  Merupakan daftar dari semua obat yang tersedia di
Perubahan atas KMK Nomor 659 Th 2017 stok atau sudah tersedia dari sumber luar.
tentang Fornas.  Dalam beberapa kasus, undang-undang atau
peraturan bisa menentukan obat dalam daftar atau
• PMK Nomor 66 Tahun 2017 tentang
sumber obat tersebut.
Petunjuk Operasional Penggunaan Dana
Alokasi Khusus (DAK) Fisik Bidang
Kesehatan Tahun Anggaran 2018.
TUJUAN
• PMK Nomor 42 Th 2016 tentang Perubahan
atas PMK No. 46 Th 2015 tentang Akreditasi • Menjadi acuan dlm pemilihan obat di PKM
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek • Memperbaiki pengelolaan obat di PKM
Mandiri Dokter, Tempat Praktek Mandiri • Meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat
Dokter Gigi. • Meningkatkan penggunaan obat scr rasional
• Menjamin penggunaan obat yang aman,
• PMK Nomor 21 Tahun 2016 tentang
bermanfaat, bermutu serta cost-effective.
Penggunaan Dana Kapitasi JKN untuk Jasa
• Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
Pelayanan Kesehatan dan Dukungan
Biaya Operasional pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama Milik  PEMILIHAN OBAT &obat
Menjamin penggunaan FORMAT PENULISAN
yang aman,
Pemerintah Daerah. Mengacu kepada Formularium Nasional
 daftar obat untuk faskes tingkat 1.
Permenkes No. 66 Tahun 2017
tentang Petunjuk Operasional Penggunaan DAK (Fisik Bidang
Kesehatan Tahun Anggaran 2018

c) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyusun rencana kebutuhan obat dan BMHP sesuai Daftar
Obat Essensial Nasional (DOEN), Formularium Nasional (Fornas) dan Kompendium Alat
Kesehatan yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan diketahui
oleh Bupati/Walikota.
d) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota membuat surat pernyataan kesanggupan pelaksanaan pekerjaan yang
ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan diketahui oleh Bupati/Walikota serta surat
pernyataan penyediaan obat dan BMHP yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

e) Pemilihan jenis obat dan vaksin mengacu pada Daftar Obat Essensial Nasional (DOEN) dan Formularium
Nasional (Fornas) sedangkan BMHP mengacu pada Daftar Alat Kesehatan Non Elektromedik pada
Kompendium Alat Kesehatan serta pedoman teknis yang ditetapkan melalui Peraturan/Keputusan Menteri
Kesehatan. Dalam hal obat dan BMHP yang dibutuhkan tidak tercantum dalam acuan tersebut di atas,
dapat digunakan obat dan BMHP lain termasuk obat tradisional (fitofarmaka dan obat herbal terstandar)
secara terbatas sesuai indikasi medis dan pelayanan kesehatan dengan persetujuan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
PMK No. 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi JKN
untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya
Operasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik
Pemerintah Daerah

(6) Dalam hal obat dan bahan medis habis pakai yang dibutuhkan
tidak tercantum dalam formularium nasional sebagaimana
dimaksud pada ayat (5), dapat menggunakan obat lain termasuk
obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka secara
terbatas, dengan persetujuan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan


Kementerian Kesehatan
Revisi Formularium Puskesmas

 Revisi Formularium PKM dilakukan secara berkala disesuaikan dengan Formularium


Nasional terkini, mempertimbangkan kebutuhan, keselamatan pasien dan
ketersediaan anggaran.
PENYUSUNAN FORMOLARIUM PUSKESMAS
DI JAWA BARAT
( KRITERIA DAN SISTEMATIKA)
KRITERIA OBAT MASUK FORMULARIUM
 Level Pelayanan Kesehatan SISTEMATIKA PENYUSUNAN
 Siapa yang akan menggunakan
 PEMILIHAN OBAT BERDASARKAN
 Jenis Obat
FORMULARIUM NASIONAL DAN
 Obat lini pertama KRITERIA
 Biaya
 Keamanan dan efikasi  USULAN OBAT- OBAT DILUAR FORNAS
 Kualitas dan stabilitas ( kondisi penyimpanan) DISERTAI EVIDANCE BASED MEDICINE
 Ketersediaan
 KOLABORASI PENGKAJIAN OBAT
 Nomor registrasi
YANG MASUK FORMULARIUM
 Obat Esensial Nasional PUSKESMAS ( PENYAKIT TERBANYAK)
 Praktek Panduan Klinis/ Clinical Pathway
 SK KEPALA DINAS KESEHATAN
KAB/KOTA
PEMANTAUAN PENERAPAN
FORNAS
TUJUAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PENERAPAN FORNAS
• Untuk mengetahui tingkat kepatuhan fasilitas pelayanan kesehatan
terhadap penggunaan obat Formularium Nasional
• Identifikasi masalah terkait penggunaan obat Formularium Nasional;
• Identifikasi berbagai kendala terkait perencanaan, pengadaan, dan
ketersediaan obat Formularium Nasional untuk pelayanan kesehatan
Pelaksanaan
METODE
LAPORAN SECARA BERKALA
MONEV TERPADU BIMBINGAN TEKNIS
(PER SEMESTER)

OUTCOME
INPUT • Peningkatan
penerapan Fornas di
DATA KUESIONER PENERAPAN FORNAS DATA PENGGUNAAN OBAT Faskes
• Data Review Obat
Fornas dalam upaya
pengembangan Fornas

OUTPUT
EVALUASI DATA EVALUASI DATA
PROSENTASE PENERAPAN
PENGGUNAAN OBAT DILUAR PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
FORNAS DI FASKES
FORNAS DILUAR FORNAS
KUESIONER PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENERAPAN

2019 FORMULARIUM NASIONAL (FORNAS) DI FKTP

Cara mengisi pertanyaan:


•Jawaban terbuka (isian), diisi dengan uraian jelas.
•Jawaban pilihan Ya / Tidak, contreng () pada kolom jawaban yang sesuai.

BAGIAN I. DATA UMUM


I IDENTITAS RESPONDEN
 Nama responden : …………………………………………. BAGIAN II. EVALUASI PENERAPAN FORNAS
 Jabatan : ………………………………………… 1. Apakah tersedia buku :
 No HP : ………………………………………… -DOEN □ Ya □ Tidak
 e-mail : ………………………………………… -Fornas □ Ya □ Tidak
II DATA FASILITAS -PPK □ Ya □ Tidak
 Nama FKTP : ………………………………………… 2. Berapa jumlah item obat yang …………… item obat dalam
 Alamat FKTP : ………………………………………… tersedia? .......... bentuk
 Telp & Faks : ………………………………………… sediaan/kekuatan
 e-mail : …………………………………………
3. Berapa jumlah item obat yang …………… item obat dalam
 Kabupaten/Kota : …………………………………………
sesuai dengan Fornas? .......... bentuk
 Propinsi : …………………………………………
sediaan/kekuatan
 Jenis FKTP □ Utama/Perawatan/D Pratama
□ Pratama/Non Perawatan/
4 Apakah tersedia item obat □ Ya □ Tidak
 Jumlah Tempat Tidur : ………………………………………….
(termasuk antibiotik) No Nama Obat Alasan
 Jumlah rata-rata resep per hari : ……………lembar
Non Fornas 1.
Jika ada, sebutkan di kolom 2.
 Sumber Daya Manusia sebelah kanan. 3.
a) Jumlah Dokter 4.
- Dokter Spesialis : ……….. Orang 5.
- Dokter Umum : ……….. Orang 5. Kendala apa saja dalam
b) Jumlah Tenaga Kefarmasian penerapan penggunaan obat yang
sesuai dengan Fornas?
- Apoteker : ……….. Orang 6. Apakah Program Rujuk Balik □ Ya □ Tidak
- S1 Farmasi : ……….. Orang (PRB) dilaksanakan? Kendala apa
- D3 Farmasi : ……….. Orang dalam pelaksanaan PRB? .......................................
- SMF : ……….. Orang
- Lain-lain (Sebutkan) : ……….. Orang
KUESIONER PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENERAPAN
2019 FORMULARIUM NASIONAL (FORNAS) DI FKTP

BAGIAN II. EVALUASI PENERAPAN FORNAS LAPORAN KESESUAIAN OBAT DI FKTP DENGAN FORMULARIUM

7. Beri urutan nomor pada NASIONAL TINGKAT KABUPATEN/KOTA


daftar penyakit PRB □ DM □ Hipertensi □ Stroke
disebelah ini dimulai dari □ Jantung □ Asma □ PPOK Nama Kabupaten/Kota :
penyakit yang paling
banyak di rujuk balik. □ Epilepsi □ Schizophrenia □ SLE Tahun :

8. Sebutkan 5 Penyakit 1. …………………., Rp. …………


PRB dengan klaim obat 2. …………………., Rp. ………… % Kesesuaian obat dengan
No. Nama FKTP
terbesar, dengan jumlah 3. …………………., Rp. ………… Formularium Nasional
nilai total klaim selama 1 4. …………………., Rp. …………
tahun 5. …………………., Rp. …………
9. Apakah penetapan □ Ya □ Tidak
restriksi obat Fornas
diterapkan?
Apakah ada kendala
dalam penggunaan obat .............................................................................
ketika restriksi di
terapkan?
10. Adakah usulan untuk a. Sosialisasi Rata-rata % kesesuaian
perbaikan penerapan b. Pengadaan/Ketersediaan…………………..
Fornas? c. Penggunaan (terkait retriksi)……………….
Menyetujui
d. Lain-lain:................................................. ........,..............20...

(Pejabat Yang Berwenang)


BAGIAN III. HARAPAN DAN SARAN Keterangan :
Tuliskan harapan dan saran Anda mengenai upaya peningkatan
penerapan Fornas di FKTP:
Data Kesesuaian Obat di FKTP dengan Fornas didapatkan dengan rumus
sebagai berikut:
% Kesesuaian obat =
Mengetahui, Jumlah Item Obat yang sesuai dengan Fornas di FKTP x100%
Responden, Kepala Puskesmas,
(ttd) (ttd) Jumlah Item Obat yang tersedia di FKTP

Nama : ………………………… Nama : ……………………


CARA PENGUMPULAN DATA FKTP
Kementerian Kesehatan RI

Dinas Kesehatan Provinsi ditembuskan ke Kemenkes c.q.


Direktorat Pelayanan Kefarmasian,
Ditjen Kefarmasian dan Alat
Kesehatan setiap bln Januari
Dinas Kesehatan Kab/Kota
melaporkan data Kesesuaian Obat
dengan Fornas per tahun kepada
Dinas Kesehatan Provinsi

Puskesmas dan Apotek jejaring


melaporkan Kuesioner
Pemantauan dan Evaluasi
Penerapan Fornas kepada Dinas
Dinas Kesehatan Kab/Kota Kesehatan Kab/Kota setiap bln
Januari

Puskesmas Apotek Jejaring


PERAN APOTEKER DALAM JKN
46

Memahami Program Jaminan Melaksanakan pengawasan implementasi


1 Kesehatan Nasional (JKN) secara
utuh.
4 panduan dan clinical pathway.

2 Memahami sistem pembayaran


secara kapitasi dan prospektif INA
CBG’s.
5 .

sistem pengawasan

3 Berkontribusi pada penyiapan


panduan dan clinical pathway. 6 internal
TUJUAN DAN MANFAAT

 PERSENTASE KESESUAIAN OBAT DI FKTP DI KAB/KOTA DENGAN FORNAS DALAM JKN


1. Tujuan : Mengetahui persentase kesesuaian obat untuk FKTP di Kab/Kota dengan FORNAS dalam JKN
2. Manfaat :
a. INSTALASI FARMASI KAB/KOTA
- Meningkatkan pengendalian terhadap belanja obat di Instalasi Farmasi Kab/Kota
- Meningkatkan penggunaan obat yang rasional
- mengetahui tingkat kepatuhan dokter terhadap FORNAS
b. DINKES
- Turut berkontribusi dalam mendukung peningkatan penggunaan obat yang rasional
- Memperoleh gambaran penggunaan obat di Puskesmas yang berada di wilayah Kab/Kota
c. MASYARAKAT
- Memperoleh jaminan obat yang rasional dan cost-effective
HASIL DARI PEMANTAUAN DAN EVALUASI

 Berfungsi sebagai salah satu alat pengawasan dan pengendalian dalam manajemen
pengelolaan obat dan pelayanan farmasi .

 Digunakan sebagai dasar pembinaan dan bimbingan pelaksana pengobatan agar


senantiasa meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka dalam rangka
penggunaan obat yang rasional.

 Membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi saat pelayanan


Pemantauan dan Evaluasi terhadap penggunaan antibiotik di Puskesmas dan Rumah
sakit

 Untuk mengukur tingkat keberhasilan POR di Faskes TK.I


DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN

•Persentase jumlah item obat di RS yang bekerjasama


Persentase dengan BPJS yang sesuai Formularium Nasional terhadap
Kesesuaian Obat di jumlah item obat yang tersedia di RS tersebut
•Cara Perhitungan :
Rumah Sakit thd •Jumlah item obat di RS yang sesuai dg FORNAS x 100%
FORNAS • Jumlah item obat yang tersedia di RS

Persentase •Persentase jumlah item obat untuk Faskes Tingkat I milik pemerintah di
kesesuaian Kab/ Kota yang sesuai Formularium Nasional terhadap jumlah item
obat yang tersedia di Kab/Kota tersebut
obat di •Cara Perhitungan :
FASKES TK.I •Jumlah item obat di FKTP yang sesuai dengan FORNAS x 100%
di Kab/Kota • Jumlah item obat yang tersedia di FKTP

thd FORNAS
INDIKATOR
KESESUAIAN
FORNAS
Capaian Target Target Target Target Target
no Indikator Definisi Operasional 2015 2015 2016 2017 2018 2019
(%) (%) (%) (%) (%) (%)

Persentase Jumlah item


Persentase (%) obat di RS Pemerintah
Kesesuaian obat di sesuai FORNAS terhadap
1 jumlah item obat yang 71,20 65 70 75 80 85
Rumah Sakit terhadap
Fornas tersedia di RS tersebut

Persentase Jumlah item


obat di faskes yang
Persentase Kesesuaian bekerjasama dengan
obat dengan BPJS sesuai FORNAS
2 91, 40 70 75 80 85 90
Formularium Nasional terhadap jumlah item
dalam JKN obat yang tersedia di
PEMANTAUAN
PENERAPAN
FORNAS

Kementerian Kesehatan RI
ditembuskan ke Kemenkes c.q. Direktur
Bina Pelayanan Kefarmasian, Ditjen
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
setiap tanggal 10

Dinas Kesehatan Provinsi

Dinas Kesehatan Kab/Kota


Dinas Kesehatan Kab/Kota melaporkan data obat yang tersedia di
instalasi farmasi Kab/Kota menggunakan contoh Formulir 5 per triwulan
kepada Dinas Kesehatan Provinsi
FORM PEMANTAUAN
PENERAPAN
FORNAS di INSTALASI FARMASI
MONITORING KETERSEDIAAN OBAT 2018 KE 21
KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA BARAT

 Monev dilaksanakan ke Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota dan


sampling ke 2 Puskesmas
 Form Monitoring meliputi:
1. Instalasi Farmasi Kab/Kota
Form Penilaian Instalasi Farmasi dan Ketersediaan 150 item obat
2. Puskesmas
Pemantauan Ketersediaan 20 item Obat Puskesmas dan Evaluasi
Penerapan Fornas di Puskesmas

53
Persentase
Kesesuaian Obat dengan Fornas
Kesesuaian Obat
No Kab/Kota Puskesmas
Jumlah Item Yang Jumlah Obat dengan Fornas
Tersedia Sesuai Fornas

PKM Pangandaran 197 192 97,46


1 Kab. Pangandaran
PKM Sidamulih 254 254 100,00
PKM Langensari II 89 86 96,63
2 Kota Banjar
PKM Pataruman I 184 180 97,83
PKM Cisempur 244 233 95,49
3 Kab. Sumedang
PKM Jatinangor 125 120 96
PKM Katapang 127 100 78,74
4 Kab. Bandung
PKM Soreang 170 137 80,59
PKM Jatiasih 167 110 65,87
5 Kota Bekasi
PKM Pekayon Jaya 178 154 86,52
PKM UPT Rajapolah 162 140 86,42
6 Kab. Tasikmalaya
PKM Cisayong 159 156 98,11
PKM Limusnunggal 189 90 47,62
7 Kota Sukabumi
PKM Cikundul 110 90 81,82
Kesesuaian Obat dengan Fornas Persentase
No Kab / Kota Puskesmas Kesesuaian Obat
Jumlah Item Yang Jumlah Obat dengan Fornas
Tersedia Sesuai Fornas

PKM Bantarujeg 64 63 98,44


8 Kab. Majalengka
PKM Sumberjaya 108 107 99,07
PKM UPT Tarogong 200 183 91,50
9 Kab. Garut
PKM UPT Bagendit 200 183 91,50
PKM Watubelah 173 169 97,69
10 Kab. Cirebon
PKM Plered 285 285 100
PKM Pagaden 50 50 100
11 Kab. Subang
PKM Sukarahayu 55 55 100
PKM Lemahabang 120 97 80,83
12 Kab. Karawang
UPTD PKM Cilamaya 142 90 63,38
UPTD PKM Urug 313 230 73,48
13 Kota Tasikmalaya
PKM Kawalu 347 120 34,58
PKM Kalitanjung 130 110 84,62
14 Kota Cirebon
UPT PKM Perumnas Utara 90 85 94,44
Kesesuaian Obat dengan Fornas Persentase
No Kab / Kota Puskesmas Kesesuaian Obat
Jumlah Item Yang Jumlah Obat Sesuai dengan Fornas
Tersedia Fornas

15 Kab. Bekasi PKM Lemahabang (Kab.Bekasi) 136 132 97,06


PKM Telaga Murni 124 124 100
PKM Sekarwangi 112 110 98,21
16 Kab. Sukabumi
PKM Bantargadung 139 139 100
PKM Jatibarang 108 108 100
17 Kab. Indramayu
PKM Margadadi 162 97 59,88
PKM Koncoro 180 175 97,22
18 Kab. Purwakarta
PKM Plered (Purwakarta) 72 60 83,33
PKM Karadenan 81 81 100,00
19 Kab. Bogor
PKM Leuwinutug 25 25 100,00
UPTD PKM Sukamulya 168 165 98,21
20 Kab. Kuningan
UPTD PKM Kuningan 132 101 76,52

21 Kab Bandung Barat PKM DTP Cikalong Wetan 159 148 93,08

Rata - rata 88,35


RATA RATA TAHUN 2018 91,40
Penggunaan Antibiotik di Luar Fornas di PPK TK.I tahun 2018

Kab Bandung Barat


Kab. Kuningan
Kab. Bogor
Kab. Purwakarta
Kab. Indramayu
Kab. Sukabumi
Kab. Bekasi
Kota Cirebon
Kota Tasikmalaya
Kab. Karawang
Kab. Subang
Kab. Cirebon
Kab. Garut
Kab. Majalengka
Kota Sukabumi
Kab. Tasikmalaya
Kota Bekasi
Kab. Bandung
Kab. Sumedang
Kota Banjar
Kab. Pangandaran

0 2 4 6 8 10 12 14
Sefadroksil kaps 500 mg Sefadroksil Sirup kering 125mg/5 ml Sefadroksil Sirup kering 250 mg/5 ml Sefiksim tab 100 mg Rifampisin 450 mg
Rifampisin 600 mg Gentamisin inj 40mg/ml Griseovulvin tab 500 mg Azitromisin tab 500 mg Azitromisin tab 250 mg
Sefiksim syr 100 mg/5 ml Sefotaksim serbuk inj 1000mg/vial Seftriakson serbuk inj 1000mg/vial Kloramfenikol kaps 500 mg Doksisiklin kaps 50 mg
Kanamisin inj 1000 mg/vial Gentamisin inj 10mg/ml
PERSENTASE KESESUAIAN OBAT DALAM FORNAS YANG TERSEDIA DI
INSTALASI FARMASI Kab/Kota
DI 17 PROVINSI
90 84.29
Target 2015 : 70 %
82.12 81.99 81.43
80.35
78.06 77.57
80 75.9
73.44 73.48 73.06
70.91 71.23 70.05
68.78 69.14
70 66.44 67.28 66.42 66.51
64.46 63.4 62.45
60

50

40

30

20

10

0
PENUTUP
PENUTUP
DOEN merupakan Daftar obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, mencakup upaya
diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi yang diupayakan tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan
sesuai dengan fungsi dan tingkatnya
Fornas digunakan sebagai acuan bagi tenaga medis untuk menetapkan pilihan obat yang tepat, paling
efficacious, dan aman, dengan harga yang terjangkau serta mendorong penggunaan obat secara
rasional untuk mewujudkan patient safety dalam pelaksanaan program JKN.
Dengan penerapan Fornas dan e-catalogue sebagai kendali mutu dan kendali biaya maka
pelayanan kesehatan menjadi lebih bermutu dengan belanja obat yang terkendali (cost-effective);
pelayanan kesehatan kepada masyarakat makin efektif dan efisien; dan memudahkan perencanaan
dan penyediaan obat di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
Formularium obat di Puskesmas sebagai acuan dalam pemilihan obat untuk menjamin mutu
pelayanan kesehatan di Puskesmas.
Pengelolaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan dilaksanakan sebagai bagian dari pelayanan
kefarmasian yang sesuai standar.
Diperlukan dukungan, peran serta, koordinasi yang intensif, serta sinergitas seluruh stakeholder terkait,
dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kefarmasian dan peningkatan penerapan Fornas.

Upaya Peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mendorong Peningkatan pelayanan
Kesehatan dan Patien Safety
BELI BIHUN DI PAGARSIH
HATUR NUHUN TRIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai