Anda di halaman 1dari 13

BULAN KAPSUL VITAMIN A

TERINTEGRASI PROGRAM KECACINGAN


DAN CRASH PROGRAM CAMPAK

dr Anung Sugihantono, MKes


Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat

Posisi anak ketika divaksinasi


divaksinasi
.
Lengan yg satu Tangan yg lain
dijepit ketiak ibu dipegang ibu,
Kemudian anak Disampaikan pada Pertemuan Advokasi, Sosialisasi dan Koordinasi Crash Program Campak Tingkat Nasuonal
dipeluk
Holiday Inn Bandung, 14 Juli 2016

Tungkai anak
dijepit paha ibu
SITUASI GIZI DI INDONESIA
de n
le B ur
ub
KEKURANGAN GIZI Do KELEBIHAN GIZI

KVA
controlled Gizi Lebih
GAKI
emerging

Gizi Kurang
Stunting un-finished PTM

Anemia
Kondisi Kurang Vitamin A (Sudah dapat di kontrol)
% Xerophthalmia (X1B)
1978-1992
% retinol < 20 µg/DL
1992-2011
Batas masalah
kesehatan 0.5 %

Batas masalah
kesehatan 15 %

Sumber data: - 1978 Survai Nasional Vita A - 2007 Survai Nasional gizi Mikro
- 1992 Survai Nasional Vita A - 2011 SEANUTS (Nasional)
Pemberian Kapsul Vitamin A diatur dalam
Permenkes Nomor 21 Tahun 2015
KAPSUL VITAMIN A
tentang Standar Kapsul Vitamin A bagi Bayi, Anak Balita, dan Ibu Nifas

Pemberian kapsul vitamin A dilakukan pada bayi


dan ibu nifas. Jenis kapsul dibedakan menjadi
kapsul biru dan kapsul merah

UMUR DOSIS FREKUENSI

Bayi Kapsul Biru (100.000 IU) 1 Kali setahun


6-11 bulan

Anak Kapsul Merah (2000.000 IU) Setiap bulan


12-59 bulan Februari dan Agustus

Ibu Nifas Kapsul Merah (200.000 IU) Diberikan 2 kapsul. 1 Kapsul segera
(0-42 hari) setelah melahirkan & 1 kapsul lagi
setidaknya 24 jam setelah pemberian
kapsul pertama
PERJALANAN PENANGGULANGAN
KURANG VITAMIN A DI INDONESIA

•Tahun 1963-1969; Program konsumsi minyak kelapa sawit merah (Red Palm Oil)
pada balita
•Tahun 1970-an; Studi suplementasi kapsul vitamin A; program penanggulangan
kurang vitamin A pada balita
•Tahun 1980-an; Pengembangan Pemasaran Sosial Bahan Pangan sumber Vit A
•Tahun 1996, program penanggulangan kurang vitamin A pada ibu nifas
•Tahun 1999, program penanggulangan kurang vitamin A pada bayi 6-11 bln
•Tahun 2006, pengembangan fortifikasi vitamin A dalam minyak
STRATEGI PENANGGULANGAN KVA

1. SUPLEMENTASI Suplementasi
- VIT A DOSIS TINGGI

KONTRIBUSI RALATIF
Fortifikasi

2. DIVERSIFIKASI KONSUMSI
PANGAN(GIZI SEIMBANG)

3. FORTIFIKASI PANGAN Gizi Seimbang


Issue terkait Suplementasi Vitamin A
(dilakukan phasing out/menghapus secara bertahap)

Commentary The great Vitamin A fiasco: Michael Latham (Cornell


University)- (World Nutrition. Journal of the World Public Health
Nutrition Association: www.wphna.org Volume 1, Number 1, May
2010):
Pemberian suplementasi vitamin A sebaiknya phasing out (menghapus tahap
demi tahap) dan anjuran food-based approaches disertai pemberian ASI
ekslusif, Vitamin A dari makanan (palm oil), DISERTAI KONTROL Masalah
Kesehatan Masyarakat (Program Obat Cacing, Program Vaksinasi Campak)
7
Fortifikasi Minyak Goreng
Status SNI MGS
Fortifikasi vitamin A ditingkatkan menjadi
pada Minyak Goreng Wajib melalui Ditunda menjadi 27
Sawit (MGS) telah Permenperin No. 87 Maret 2016 melalui
diatur dengan terbitnya Tahun 2013 yang Permenperin No. 35
SNI 7709 tahun 2012 direncanakan berlaku Tahun 2015
mulai 27 Maret 2015

Pada tahun 2015, 51% dari produk minyak goreng Terakhir menjadi 31
dalam kemasan telah difortifikasi. Namun baru Desember 2018
31% produk yang sudah memenuhi ketentuan melalui Permenperin
kandungan vitamin A yang ditambahkan ke No. 100 Tahun 2015
dalamnya, yaitu sebesar 45 IU.
Dasar Hukum
KAMPANYE CRASH PROGRAM CAMPAK (CPC)
DI BULAN AGUSTUS TAHUN 2016

Surat Menteri Kesehatan RI


Surat Edaran Menteri No:PM.01.02/Menkes/530/2015, SE Dirjen P2PL,
tertanggal 19 Oktober 2015,
Kesehatan Nomor perihal:
No:TU.02.06/D.1/II.2/
HK/03.03/Menkes/2016 Mohon Dukungan Dalam Rangka 583/2016, hal
Eradikasi Polio Nasional dan Crash
Tentang Bulan Kapsul Program Campak tahun 2015 SE Crash Program
Vitamin A kepada Kepala Dinas Kesehatan di Campak Tahun 2016
Seluruh Indonesia
Anak berumur 9 s/d 59 bulan di 183 kabupaten/kota dari 28 provinsi (kecuali
Provinsi Kepri, Jateng, DIY, Bali, dan Kaltara), sesuai dengan
analisis cakupan imunisasi dan indikator surveilan.
• Melakukan sosilaisasi dan koordinasi dg LP dan LS melaui minggon desa
• Melakukan pendataan sasaran
• Melakukan penyebarluasan informasi

Desa
• Pelaksanaan Kegiatan dan sweeping
• Melakukan sosialisasi dan koordinasi TK Kecamatan melalui Lokmin/Minggon
Kecamatan

& Puskesmas
• Melakukan koordinasi dengan LP di Puskesmas melalui Lokbul Puskesmas
• Pemasangan spanduk
Kecamatan
• Membuat surat edaran ke PKM
• Melakukan sosialisasi kepada Kepala Puskesmas
• Melakukan Koordinasi dengan RSUD dan swasta
Kabupaten
• Sosialisasi lewat radio lokal ( talkshow)
Tahapan Kegiatan Terintegrasi
SASARAN DAN LOKASI KEGIATAN

• 12-59 bulan (Kapsul Merah) Nasional,


Kapsul Vitamin A • 6-11 bulan (Kapsul Biru) seluruh
Kab/Kota

295 kab/kota
• Umur 24-59 bulan (1 tablet kunyah) dari 32
Obat Cacing Albendazole) provinsi
(kecuali
(Albendazole), • Umur 12-23 bulan (½ tablet Banten dan
DKI Jakarta

183 kab/kota
autodisable syringe/ADS) dari 28 provinsi
(kecuali Kepri,
Vaksin Campak • Umur 9-59 bulan (0,5 cc Subkutan- Jateng, DI
Yogyakarta,
Bali, Kaltara
dan Gorontalo)
KESIMPULAN
1. Asupan zat gizi mikro khususnya vitamin A dari bahan makanan masih kurang dari
Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan
2. Prevalensi xeropthalmia sudah di bawah batas ambang masalah kesehatan
masyarakat, namun kemungkinan dapat meningkat jika tidak diperbaiki asupan
gizinya
3. Dalam menghapus secara bertahap suplementasi Vit. A dengan langkah:
1. Fortifikasi vitamin A dalam minyak , yang merupakan “chance” yang baik dalam
memperbaiki asupan gizi masyarakat dengan mempercepat diberlakukannya
SNI Minyak Goreng Sawit Wajib
2. Disertai kontrol Kesehatan Masyarakat dengan Program Obat Cacing dan
Program Vaksinasi Campak
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai