Anda di halaman 1dari 24

Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi

SISTEM
MUSKULARIS
Asisten Penanggung Jawab :

Nur Syafika
M Ilham Akbar
Musdalifah

Praktikum Anatomi & Fisiologi Manusia


Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi

URGENSI PRAKTIKUM

Mengetahui Anatomi dan fisiologi sistem


muscularis, patologi pada sistem musculars serta
penentuan dosis

Praktikum Anatomi & Fisiologi Manusia


Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi

Sistem Muscularis

Neuromuscular

Musculoskeletal

Penentuan Dosis

Mekanisme Kerja

Praktikum Anatomi & Fisiologi Manusia


Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi

Praktikum Anatomi & Fisiologi Manusia


Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi
Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi

SISTEM
MUSCULARIS
Ilmu yang mempelajari mengenai otot (musculus) adalah
Myologi. Jaringan otot yang mencapai 40-50% berat tubuh
merupakan jaringan yang ditandai adanya myofibril-
miofibril pada sel-sel penyusunnya dan mampu bekerja
secara mekanik melalui proses kontraksi dan relaksasi.

Praktikum Anatomi & Fisiologi Manusia


Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi

Fungsi Sistem
Muscular 1. Pergerakan
Otot (musculus) menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut
melekat dan bergerak dalam bagian-bagian organ internal tubuh.

2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur


Otot (musculus) menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat
berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.

3. Produksi Panas
Kontraksi otot (musculus) secara metabolis menghasilkan panas untuk
mempertahankan suhu normal tubuh.

4. Menyimpan Glikogen

Praktikum Anatomi & Fisiologi Manusia


Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi

Ciri - ciri 1. Kontraktilitas


Serabut otot berkontraksi dan menegang yang dapat atau mungkin juga

Otot tidak melibatkan pemendekan otot. Serabut akan terelongasi karena


kontraksi pada setiap diameter sel berbentuk kubus atau bulat hanya akan
menghasilkan pemendekan yang terbatas
2. Eksitabilitas
Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf

3. Ekstensibilitas
Serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebihi panjang
otot saat relaks

4. Elastisitas
Serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah berkontraksi atau
meregang

Praktikum Anatomi & Fisiologi Manusia


Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi

Mekanisme
Kontraksi dan Relaksasi Otot

1. Tidak ada eksitasi 1. Serat otot tereksitasi dan Ca2+ dilepaskan


2. Ca2+ yang dilepaskan berikatan dengan troponin, menarik kompleks
2. Tidak ada pengikatan jembatan silang karena troponin-tropomyosin ke samping sehingga tempat pengikatan
tempat pengikatan pada aktin secara fisik jembatan silang terpajan
3. Terjadi pengikatan jembatan silang
tertutupi oleh kompleks troponin-tropomiosin 4. Pengikatan aktin dan jembatan silang miosin memicu kayuhan kuat
3. Serat otot berelaksasi yang menarik filamen tipis ke arah dalam selama kontraksi
Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi

Mekanisme
Kontraksi dan Relaksasi Otot

Praktikum Anatomi & Fisiologi Manusia


Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi

Jenis – jenis Otot


(Musculus)

 Serabut otot berbentuk spindel dan berukuran kecil


 Kontraksi kuat dan lamban
 Dapat ditemukan pada dinding organ berongga, seperti
vesica urinaria dan uterus, serta pada dinding tubah
pada sistem respiratorik, gastrointestinal, reproduksi,
urinarius, dan sirkulasi darah
Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi

Jenis – jenis Otot


(Musculus)

 Berbentuk silindris dengan lebar antara 10 mikron


hingga 100 mikron dan serabut otot sangat panjang
yang dapat mencapai 30 cm
 Serabut memiliki banyak inti yang tersusun pada
bagian perifer
 Kontraksinya cepat dan kuat
 Tempatnya melekat pada tulang rangka
Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi

Jenis – jenis Otot


(Musculus)

 Serabut terelongasi dan membentuk cabang dengan


satu nukleus sentral
 Panjangnya berkisar antara 85 mikron sampai 100
mikron dan diameternya sekitar 15 mikron
 Kontraksinya kuat dan berirama
 Hanya terdapat pada Jantung
Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi

Taut Neuromuskular
Potensial aksi di neuron motorik merambat cepat dari badan sel di dalam SSP ke
otot rangka di sepanjang akson bermielin besar (serat eferen) neuron. Sewaktu
mendekati otot, akson bercabang dan kehilangan selubung mielinnya. Tiap-tiap
ujung akson ini membentuk taut khusus, yaitu taut neuromuscular dengan satu
dari banyak sel otot yang membentuk otot keseluruhan

Praktikum Anatomi & Fisiologi Manusia


Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi

Asetilkolin sebagai Neurotransmiter


Di taut neuromuskular, sel saraf dan sel otot sebenarnya tidak berkontak
langsung. Ruang atau celah antara kedua struktur ini terlalu besar untuk
memungkinkan transmisi listrik suatu impuls antara keduanya yang berarti
potensial aksi tidak dapat meloncat sedemikian jauh, seperti di sinaps kimiawi
saraf, messenger kimiawi mengangkut sinyal antara tombol terminal dan serat
otot. Neurotransmiettr ini adalah asetilkolin (Ach)

Praktikum Anatomi & Fisiologi Manusia


Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi

Asetilkolinesterase memberhentikan aktivitas Ach

Untuk mengontrol suatu gerakan, respons sel otot terhadap rangsangan


neuron motoriknya harus segera dihentikan jika tidak lagi terdapat sinyal
dari neuron motoric. Respons listrik sel otot dihentikan oleh suatu enzim
di membrane cakram motorik, yaitu asetilkolinesterase (AChE) yang
menginaktifkan ACh

Praktikum Anatomi & Fisiologi Manusia


Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi

Sistem Musculoskeletal
Fungsi utama dari sistem musculoskeletal adalah untuk mendukung dan
melindungi tubuh dan organ-organnya untuk melakukan gerak. Agar seluruh
tubuh dapat berfungsi dengan normal, maka masing-masing substruktur harus
berfungi dengan normal, yaitu tendon, ligament, fascia (pembungkus),
kartilago, tulang sendi, dan otot.

Praktikum Anatomi & Fisiologi Manusia


Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi

Penyakit pada Sistem Muscularis


Nama Penyakit/Sistem yang
Penjelasan
diserang

Neuromuskular Beberapa bahan kimia dan penyakit berpengaruh dengan bekerja diberbagai tahap dalam proses transmisi, seperti:
1. Bisa laba-laba Black Widow menyebabkan pelepasan Eksplosif ACh
2. Toksin Botulinum Menghambat Pelepasan Ach
3. Kurare menghambat kerja ACh di Kanal Reseptor
4. Organofosfat menghambat Inaktivasi ACh
5. Miastenia Gravis menginaktifkan Kanal-Reseptor ACh
Musculoskeletal disorder

Tendinitis adalah peradangan pada tendon, jaringan ikat yang kuat yang menghubungkan otot ke tulang. Tendinitis dapat di semua bagian tubuh,
tetapi paling sering ditemukan di bahu, lutut, pergelangan tangan, dan tumit. Beberapa kasus tendinitis dapat berlangsung selama beberapa hari,
Tendinitis (Menyerang sementara beberapa kasus lainnya dapat menyebabkan nyeri atau timbulnya pergerakan otot. Dengan menyesuaikan gaya hidup Anda dan
Musculoskeletal) menggunakan pengobatan rumahan, atau mengunjungi dokter, Anda dapat meredakan tendinitis dan menghindari komplikasi
Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi

Penyakit pada Sistem Muscularis


Nama Penyakit/Sistem yang
Penjelasan
diserang
Secara umum, miopati menunjukkan gejala kelemahan otot-otot batang tubuh dan ekstremitas proksimal. Dapat pula terjadi
kelemahan pada fleksi dan/atau ekstensi leher, dan kelemahan otot-otot ekspresi wajah. Pola jalan yang khas adalah waddling
(langkah pendek-pendek dan mengayun dari sisi ke sisi). Pada penyakit yang didapat, atrofi otot dapat relatif ringan setidaknya
Miopati pada tahap awal penyakit dan refleks tendon masih baik

Miastenia Gravis Merupakan penyakit autoimun hipersensitivitas tipe II. Imunoglobulin G menghancurkan reseptor asetilkolin pascasinaps di motor
end plate menyebabkan penurunan jumlah reseptor fungsional sebanyak 70-80% yang mengakibatkan kelelahan otot yang
(Menyerang signifikan. Tingkat penyakit akibat aktivitas antibodi. Miastenia gravis sering kali berkaitan dengan penyakit autoimun lainnya
Neuromuskular)

Penyakit ini disebabkan oleh mutasi pada gen terkait X untuk protein otot distrofin, yang terjadi pada masa kanak- kanak, remaja, atau dewasa. Jika
terjadi pada masa kanak-kanak maka akan terjadi bentuk berat (distrofi muscular Duchenne). Biasanya terjadi pada anak laki-laki yang mengalami
kelemahan proksimal. Mereka mengalami kesulitan bangun dari posisi berjongkok, dan harus menggunakan kedua tangan untuk berpegangan pada
Distrofinopati (Menyerang kedua tungkai (tanda Gower). Otot-otot betis dapat menunjukkan pseudohipertrofi karena serabut otot didukung oleh jaringan lemak penyambung.
Neuromuskular) Pasien biasanya harus menggunakan kursi roda sebelum mencapai usia remaja. Progresivitas penyakit berlangsung terus, dengan kematian yang
disebabkan oleh komplikasi jantung dan pernapasan sebelum usia 20 tahun. Mutasi yang lebih ringan dapat bermanifestasi pada remaja atau
dewasa (distrofi muskular Becker) dengan harapan hidup tetapi sering kali dengan kecacatan progresif
Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi

Praktikum Anatomi & Fisiologi Manusia


Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi
Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi

Penentuan
Dosis

Praktikum Anatomi & Fisiologi Manusia


Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi
Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi

Indeks Massa
Tubuh
IMT ≤ 25, sehat

IMT ≥ 30, menimbulkan risiko


bagi yang bersangkutan terkena
beragam penyakit dan penyakit
dini

IMT antara kedua batas ini


dianggap borderline

Praktikum Anatomi & Fisiologi Manusia


Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi

Klasifikasi IMT
WHO Kemkes
Klasifikasi IMT Klasifikasi IMT

Berat badan kurang < 18,5 Kekurangan berat badan < 17,0
tingkat berat
(Underweight)
Kurus

18,5 - 22,9 Kekurangan berat badan 17,0 - 18,4


Berat badan normal tingkat ringan

23 - 24,9 Normal 18,5 - 25,0


Kelebihan berat badan
(Overweight) dengan risiko Kelebihan berat badan tingkat
ringan 25,1 - 27,0

Gemuk
Obesitas 25 - 29,9
Kelebihan berat badan tingkat
> 27,0
berat
Obesitas II ≥ 30
Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-Farmakologi & Toksikologi

Praktikum Anatomi & Fisiologi Manusia


Korps Asisten Laboratorium Biofarmasi-
Farmakologi & Toksikologi ANY QUESTION?????

THANK YOU SO MUCH

Anda mungkin juga menyukai