1-Karakteristik Sensor
1-Karakteristik Sensor
(3 sks)
Tujuan Umum
• Memberikan gambaran tentang prinsip-
prinsip fisika dasar yang membentuk
landasan kerja sensor, sehingga mampu
merangsang kreativitas mahasiswa untuk
memilih cara-cara alternatif yang lebih
sederhana dalam merancang suatu sistem
pengukuran maupun sistem kontrol.
Sinopsis
Dalam kuliah ini akan dibahas tentang:
• Pengertian dasar (definisi),
klasifikasi, dan prinsip-prinsip fisis
penginderaan (physical principles of
sensing)
• Karakteristik, prinsip kerja, dan
aplikasi beberapa macam sensor.
• Pengertian tentang sensor cerdas
(smart sensor).
Buku Acuan
• Fraden, J., Handbook of Modern Sensors:
Physics, Designs, and Applications,
Second Edition, Springer-Verlag New York,
Inc., New York, USA, 2004.
Aturan
(Kesepakatan Bersama)
• Sistem Penilaian:
- Tugas = 20%
- Kuis = 20%
- UTS = 30%
- UAS = 30%
• Sanksi:
- Mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti kuliah
pada hari itu jika terlambat 15 menit.
- Mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti UAS jika
kehadirannya selama 1 (satu) semester kurang dari 75%.
- Mahasiswa yang kedapatan/terdeteksi melakukan kecurangan
dalam ujian, baik yang memberi maupun yang menerima, akan
mendapatkan sanksi nilai 0 (nol) untuk nomor soal ybs.
Definisi
• Sensor, berasal dari kata “sense” (= merasakan atau mengindera),
adalah
Definisi (lanjutan)
• Rangsangan (stimulus) = “besaran, sifat (property), atau kondisi
fisis yang diindera dan dikonversi menjadi sinyal elektris (electrical
signal).”
• Sensor = elemen sensor yang telah dilengkapi dengan ‘rumah’ dan koneksi
elektrisnya.
Catatan:
• Untuk keperluan praktis, perbedaan antara sensor dan elemen sensor ini
tidak dipermasalahkan. Begitu pula perbedaan antara sensor dan sistem
sensor. Apalagi dengan adanya konsep sensor cerdas (smart or intelligent
sensors), pembedaan itu menjadi semakin tidak jelas.
• Dalam suatu sistem instrumentasi elektronik, transduser dapat dikatagorikan sebagai sensor
ataupun aktuator.
Transduser Transduser
masukan keluaran
Loudspeaker
Penguat
Mikrofon kondenser
Catatan:
Sinyal Eksitasi
Dalam sistem instrumentasi,
eksitasi = catudaya
• Sinyal elektris ini boleh jadi sangat lemah (sehingga perlu dikuatkan) atau
mengandung noise yang cukup mengganggu (sehingga perlu ditapis).
Dengan kata lain, sinyal dari besaran fisis ini perlu dikondisikan terlebih
dahulu oleh pengondisi sinyal sebelum diproses lebih lanjut.
• Jika pemerosesan sinyal dilakukan secara digital, maka sinyal elektris yang
umumnya bertipe analog ini harus diubah dulu ke bentuk digital dengan
menggunakan ADC (analog-to-digital converter).
• Pengguna (user) pada diagram blok di atas adalah manusia. Oleh sebab itu,
keluaran sistem instrumen biasanya merupakan suatu tampilan visual,
seperti skala meteran ataupun pada layar monitor CRT (cathode ray tube);
atau bisa juga dalam bentuk audio seperti ucapan ataupun alarm.
Jurusan Fisika Universitas Andalas wildian@fmipa.unand.co.id
Sistem Sensor Drs. Wildian, M.Si.
Klasifikasi Sensor
Menurut tipe energi yang dideteksinya, ada 6 (enam) bentuk energi yang
dapat dikonversi menjadi sinyal elektris, yaitu:
1. Energi Mekanik
Sinyalnya berupa gaya, tekanan, kecepatan, percepatan, dan posisi.
2. Energi Magnetik
Sinyalnya berupa intensitas medan magnetik, kerapatan fluks, dan
magnetisasi.
3. Energi Radiasi Elektromagnetik
Sinyalnya berupa besaran-besaran gelombang elektromagnetik
seperti intensitas, panjang gelombang, polarisasi, dan fasa.
4. Energi Radiasi Nuklir
Sinyalnya berupa intensitas radiasi.
5. Energi Panas (thermal)
Sinyalnya berupa temperatur, fluks kalor (heat flux), atau aliran kalor.
6. Energi Kimia
Sinyalnya berupa besaran internal zat seperti konsentrasi material
tertentu, komposisi, atau laju reaksi.
Rancang-bangun Sistem
Penginderaan Laju Surut Air
Dengan Sensor Fotodioda
Oleh:
Fuad Syukri (03135012 ), S1.
• Contoh:
Tekanan yang diberikan pada sensor optik-serat (fiber-
optic) pertama-tama akan mengakibatkan regangan di
dalam serat tersebut, sehingga indeks biasnya berubah,
yang pada gilirannya mengakibatkan perubahan
menyeluruh dalam transmisi optis dan modulasi
kerapatan foton. Akhirnya, fluks foton terdeteksi dan
dikonversi menjadi arus listrik.
Rentang
• Rentang sensor = nilai maksimum dan nilai minimum parameter
(bersaran) masukan yang dapat diukur.
• Contoh:
NTC thermistor sensors are normally used for a temperature range
of -40°C to +300°C.
• Kurva karakteristik sensor diperlukan untuk mengetahui di mana
dan kapan sensor tersebut bisa digunakan secara linier.
NTC THERMISTORS
(http://www.epcos.com)
Jurusan Fisika Universitas Andalas wildian@fmipa.unand.co.id
Sistem Sensor Drs. Wildian, M.Si.
Lebar-rentang
• Lebar-rentang (span), disebut juga skala penuh masukan (input full scale,
disingkat FS), adalah rentang pada sumbu-x dari nol hingga nilai maksimum
yang aman digunakan.
• Lebar-rentang sering dinyatakan sebagai daerah antara titik 0% dan titik
100%.
• Lebar-rentang = selisih aljabar antara batas atas dan batas bawah rentang.
• Contoh:
Dalam rentang dua temperatur, -25oC hingga 100oC.
-25oC batas rentang bawah
100oC batas rentang atas
Lebar-rentang = 100oC – (-25oC) = 125oC
Jurusan Fisika Universitas Andalas wildian@fmipa.unand.co.id
Sistem Sensor Drs. Wildian, M.Si.
Titik Nol
• Titik nol (the zero point) merupakan hal yang
penting diketahui ketika kita hendak
mengumpulkan data pengukuran.
• Contoh:
Sensor tekanan (a pressure gauge) tak dapat di-
nol-kan pada tekanan atmosfer. Artinya, titik nol-
nya tidaklah nol.
Offset
y
Offset (gelinciran) = nilai
keluaran yang sudah
terlebih dahulu ada ketika 100%
nilai masukannya masih FSO
Keluaran
nol (belum ada). Kurva sesungguhnya
(actual)
Fungsi Transfer
• Hal terpenting yang perlu kita ketahui ketika mengkarakterisasi sebuah
sensor adalah fungsi transfernya.
- fungsi eksponensial: y a e kx
- fungsi pangkat: y a0 a1 x k
dengan k adalah suatu bilangan konstan.
Jurusan Fisika Universitas Andalas wildian@fmipa.unand.co.id
Sistem Sensor Drs. Wildian, M.Si.
mengonversi setiap
30
perubahan tekanan
25
sebesar 1 kPa
20 y = 2.5019x - 0.1472
menjadi perubahan
15 R2 = 0.9998
tegangan sebesar
10
kira-kira 2,5 mV.
5
0 Jadi, sensitivitas
-15 10 35 60 85 110 sensor tsb adalah
Tekanan (kPa)
2,5019 mV/kPa, dan
gelincirannya adalah
-0,1472 mV.
Jurusan Fisika Universitas Andalas wildian@fmipa.unand.co.id
Sistem Sensor Drs. Wildian, M.Si.
dy ( x0 )
b
dx
Menggunakan EXCEL
1. Buka Microsoft Office Excel
2. Ketikkan nilai-nilai masukan (x) pada kolom A dan nilai-nilai
keluaran (y) pada kolom B. (Boleh juga kolom-kolom lain, asalkan
kolom x lebih dahulu dari kolm y.)
3. Blok nilai-nilai tsb, lalu klik Chart Wizard pada Toolsbar.
4. Pilih XY (Scatter) yang terdapat pada Standard Types, lalu klik
Next.
5. Ketik judul grafik pada Chart Title [misalnya: Karakteristik Sinyal
Keluaran Sensor], nama besaran masukan [misal: Temperatur
(oC)], dan nama besaran keluaran [misal: Tegangan (mV)], lalu klik
Next, dan selanjutnya klik Finish.
6. Arahkan kursor ke salah satu titik data pada kurva, lalu klik kanan
dan pilih Add Trendline.
7. Pilih “Linear” pada Type, lalu klik Options dan pilih “Display
equation on chart” serta “Display R-squared value on chart”
sehingga muncul persamaan linier dan nilai R2 pada grafik.
Tegangan (mV)
4 7.9
15 Series1
5 10
10 Linear (Series1)
6 11.5
5
7 14.5
0
8 16.2
0 5 10 15
9 18
Temperatur (oC) R = koefisien korelasi
10 20.1
desibel (dB)
• Untuk sensor-sensor dengan karakteristik respon yang
sangat lebar dan tak-linier, rentang dinamik stimulus
masukan sering dinyatakan dalam desibel (dB), yaitu
ukuran logaritmik nisbah (ratio) daya atau pun gaya
(tegangan).
Sensitivitas
• Sensitivitas sensor
= masukan minimum parameter fisis yang akan mengakibatkan
perubahan keluaran yang dapat terdeteksi, atau …
= perubahan tegangan keluaran sebagai akibat perubahan nilai
parameter masukannya, atau…
= kemiringan (the slope) kurva karakteristik keluaran sensor (y/x).
• Contoh:
Sensor tekanan darah bisa memiliki tingkat sensitivitas sebesar 10
V/mmHg, yang berarti akan ada tegangan keluaran 10 V untuk
tiap volt potensial eksitasi dan tiap mmHg tekanan yang diberikan.
Rentang dinamik
Ymin
= rentang total keluaran sensor
= Keluaran skala penuh (Full Scale Output, FSO)
Dead-bands
• Daerah Mati (dead band) Keluaran
adalah ketidaksensitifan
sensor dalam suatu rentang
tertentu ketika sudah ada
sinyal masukannya.
Masukan
• Dalam rentang tersebut, sinyal
keluarannya masih ‘bertahan’
di dekat nilai tertentu
(biasanya di sekitar nol) dalam Dead
suatu zona dead band band
keseluruhan.
Perhatikan:
Saturasi terjadi setelah ujung rentang linier, sedangkan dead-bands
biasanya terjadi sebelum pangkal rentang linier fungsi transfer sensor.
Jurusan Fisika Universitas Andalas wildian@fmipa.unand.co.id
Sistem Sensor Drs. Wildian, M.Si.
Akurasi
• Akurasi (accuracy), keakuratan, ketepatan
= ukuran seberapa dekat nilai keluaran sensor terhadap nilai sebenarnya (the
true value).
NB: Nilai sebenarnya = nilai sesungguhnya = nilai seharusnya = nilai idealnya.
Kesalahan Mutlak
Kesalahan Relatif
Nilai Sesungguhnya
Jadi, dalam bentuk persen kesalahan, akurasi dirumuskan sebagai
Menghitung Kesalahan
Sebuah sensor perpindahan (displacement sensor) memiliki
sensitivitas ideal b = 1 mV/mm. Itu berarti, sensor ini idealnya
mampu membangkitkan 1 mV per 1 mm perpindahan. Namun,
dalam praktiknya, sensor tersebut menghasilkan tegangan keluaran
sebesar, misalnya, y = 10,5 mV untuk perpindahan sejauh x = 10
mm.
• Contoh:
Sebuah sensor piezoresistif mempunyai skala penuh masukan 100
kPa dan keluaran skala penuh 10 Ω. Ketakakuratannya dapat
ditentukan sebagai ±0,5%, atau ±500 Pa, atau ±0,05 Ω.
Presisi
• Presisi (precision) = Kemampuan alat ukur untuk
memberikan pembacaan yang sama ketika pengukuran
besaran yang sama dilakukan secara berulang pada
kondisi yang sama.
NB: Oleh karena sensor merupakan ujung tombak alat
ukur, maka definisi di atas juga berlaku untuk sensor.
Contoh
• Berikut ini hasil pengukuran titik didih air dengan dua sensor (alat
ukur) yang berbeda (termokopel dan termometer air-raksa):
Alat ukur A (termokopel): Td air = (92,49 0,04)oC
Alat ukur B (termometer): Td air = (100,2 0,2)oC
Kurva 2 Penyebabnya:
Histeresis
Keterlambatan aksi
elemen pengindera (Kasus
pada sensor mekanik).
x Keterlambatan penjajaran
X 100% FS
momen-momen magnet
dalam dalam merespon
Masukan medan magnetik eksternal
(Kasus pada sensor
magnetik).
Gopel, W.,1989, Sensors A Comprehensive Survey, Vol. 1.
Resolusi
• Pada beberapa sensor (misal: sensor
potensiometrik dan detektor inframerah tetap),
ketika masukannya berubah kontinu, sinyal
keluarannya ternyata tak-kontinu (tidak mulus
sempurna), meskipun di bawah kondisi tanpa-
noise. Sinyal keluaran ini berubah dalam bentuk
jenjang-jenjang kecil (small steps).
• Jika suatu sensor tidak dapat merespon seketika, maka nilai stimulus
yang ditunjukkan (yang keluar dari sensor itu) boleh jadi sedikit
berbeda dengan nilai stimulus yang sesungguhnya. Dikatakan bahwa
sensor itu merespon dengan suatu kesalahan dinamik (dynamic
error).
Model Dinamik
• Respon dinamik sensor biasanya dianggap linier. Oleh sebab itu,
respon dinamik ini dapat dimodelkan oleh persamaan diferensial
linier berkoefisien konstan:
Transformasi Laplace
sebagai
Perluasan Trans. Fourier
• Analisis Fourier terbatas hanya untuk sinyal-sinyal sinusoidal.
jt
x(t ) sin t e
• Analisis Laplace juga dapat digunakan untuk menganalisis
perilaku eksponensial.
t ( j ) t
x(t ) e sin t e
Jurusan Fisika Universitas Andalas wildian@fmipa.unand.co.id
Sistem Sensor Drs. Wildian, M.Si.
• Hubungan
penting lainnya:
Sensor Orde-2
Waktu-pemanasan
• Waktu-pemanasan (warm-up time) = waktu yang
diperlukan sejak penerapan daya (atau sinyal eksitasi) ke
sensor hingga saat sensor itu dapat beroperasi dalam
ketelitian tertentunya.
response) :
- Mencirikan seberapa cepat suatu
sensor dapat bereaksi terhadap
perubahan yang terjadi pada stimulus
masukan.
Waktu Respon
• Waktu respon (response time)
= selang waktu antara
perubahan pada besaran
yang diukur dan waktu alat
ukur membaca nilai
kesetimbangan baru.