2 Rumusan Masalah
3 Kerangka Teoritik
BAB I
4 Hipotesis
5 Metode Penelitian
6 Sistematika Skripsi
01 L atar belakang
Sesuai dengan Undang – Undang Nomor
23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
mengisyaratkan
kewenangan
perlu
pelaksanaan
dilakukannya
Hubungan
Hak
dan
kerjasama luar Negeri yang sebelumnya diatur
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah dalam Undang – Undang No. 32 tahun 2004
salah satu dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia. tentang Pemerintah Daerah. Dimana pada
NTB merupakan salah satu daerah tujuan wisata dasarnya pelaksanaan politik luar negeri
setelah provinsi Bali, dimana NTB sesungguhannya merupakan kewenangan pemerintah pusat.
memiliki wilayah dan potensi yang luas serta Hal ini pula yang mendorong pemerintah
Sumber Daya Alam yang kaya dan juga lapangan daerah provinsi Nusa Tenggara Barat untuk
investasi yang cukup banyak. Akan tetapi masih membagun kerjasama antar Provinsi yaitu
perlu adanya strategi maupun upaya pemerintah dengan provinsi Zhejiang Tiongkok pada tahun
memanfaatkan potensi wilayah untuk di 2014-2018. Kerjasama dengan Tiongkok
kembangkan dengan menarik investasi maupun merupakan suatu peluang yang cukup baik bagi
kerjasama. peningkatan hubungan antar kedua provinsi.
02 R umusan masalah
Mengapa Hubungan Kerjasama sister province antara
provinsi NTB dengan provinsi Zheijiang (RRT) dapat
terjalin?
03 K erangka Teoritik
Teori Paradiplomasi
global paradiplomacy
04 H ipotesis
Pemerintah NTB NTB menganggap bahwa Zheijian
merupakan pilihan yang paling
menjalin kerjasama
tepat setelah melewati kalkulasi
dengan pemerintah untung rugi jika dibandingkan
Zheijian karena:
01 dengan beberapa tawaran
kerjasama yang ditawarkan kepada
NTB
02 03
bidang pariwisata, pendidikan,
pengembangan kebudayaan dan budaya
pengembangan industry kreatif
S
b. Keuntungan NTB bekerjasama dengan
06
Zheijiang
istematika Skripsi
Dinamika Pemerintah
1 Provinsi NTB
Dinamika Pemerintah
2 Provinsi Zheijiang
3
BAB II
Sister Province
• Gubernur Dr.H.Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur Dr. Hj. Siti Rohmi Djalilah.
2018-sekarang • Visi “Mewujudkan Nusa Tenggara Barat yang Gemilang
• Gubernur TGH.M. Zainul Majidi dan Wakil Gubernur H.Muhammad Amin, SH,M.Si
(2013-2018) melalui visi misi terwujudnya NTB yang beriman berbudaya, berdaya
2008-2018 saing dan sejahtera
• Gubernur TGH.M. Zainul Majdi dan Wakil Ir. Badrun Munir,MM (2008-2013) melalui
Tahapan dalam proses hubungan kerjasama Sister Province, yaitu, Pertama, bahwa kerjasama tersebut dipererat dengan penandatangaan
perjanjian formal yang dikenal dengan MoU, dimana hal ini dilakukan oleh pemimpin provinsi/kota atau pejabat setempat yang ditunjuk.
Kedua, perjanjian kerjasama yang ditandatangani tersebut dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Ketiga, oleh karena perjanjian
tersebut sedang berjalan dan dalam jangka waktu yang tidak terbatas, rencana kerjasama dengan berbagai aspek yang telah disepakati
harus disebarluaskan. Keempat, peran serta pejabat atau pimpinan kota/provonsi sangat penting, tetapi perlu juga ditunjang dengan
partisipasi masyarakat. Kelima, kerjasama Sister Province ini akan membawa dampak besar terhadap berbagai perubahan yang positif,
harus menjadi karakter suatu negara sehingga aparat pemerintah besungguh-sungguh dan memiliki andil besar dalam kerjasama
tersebut.
Add your title Fokus Bidang Kerjasama Sister Province
04
Pasal 5 Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 03 Tahun 2008 tentang
pembentukan sister city mensyaratkan beberapa ketentuan atau syarat dalam menjajaki
kerjasama sister city. Syarat tersebut antara lain: kesetaraan status administrasi; kesamaan
karakteristik; kesamaan permasalahan; upaya saling melengkapi; peningkatan hubungan
kerjasama. Adapun bidang-bidang kerjasama dalam sister city setidaknya meliputi empat bidang:
Kerjasama Internasional
2 Pemerintah Daerah Dalam
BAB III Undang - Undang
3 Peraturan Derah
Persetujuan Perwakilan
4 Rakyat Daerah
Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-Undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
dengan persetujuan bersama Kepala Daerah (gubernur atau bupati/wali kota). Sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemeintahan Daerah, sebelum tahapan penandatanganan perjanjian
Internasional, daerah harus mengikuti mekanisme internal daerah yaitu adanya mendengar pendapat dan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kepada Pemerintah Daerah terhadap rencana
perjanjian Internasional di Daerah serta adanya persetujuan DPRD terhadap rencana kerjasama Internasional
Otonomi Daerah Pemerintah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Sesuai dengan ketentuan tersebut, maka pemerintah daerah
hak wewenang dan Daerah mengajukan surat persetujuan kerjasama luar negeri kepada DPRD yang dilampiri dengan naskah Letter Of
kewajiban daerah untuk Intent (LoI) yang sudah ditanda tangani kedua belah pihak. Pada proses kerjasama yang di bangun oleh
mengatur dan mengurus Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan Pemerintah Provinsi Zhejiang RRT yaitu dalam
rumah tangganya sendiri bentuk kerjasama Sister Province ‘Provinsi Kembar’, yang dimana telah diadakan kesepakatan tentang
sesuai dengan peraturan beberapa bidang yang akan dikerjasamakan, maka sebagai langkah selanjutnya adalah adanya bentuk keinginan
perundang-undangan yang bersama untuk mengadakan jalinan hubungan kerjasama yaitu dengan melalui persetujuan DPRD, selanjutnya
berlaku masuk pada tahap pengusulan atau proses di Pemerintah Pusat melalui Menteri Dalam Negeri kemudian
meminta persetujuan kepada Menteri Luar Negeri Indonesia.