Dept. Fisiologi
FK UMI
1
Sistem Pencernaan
Mulut
Mulut : rongga oral, terdiri dari :
Bibir berotot
Memperoleh, mengarahkan, dan menampung makanan
Berbicara
Reseptor sensorik
Langit-langit (palatum) : palatum durum, mole, untuk bernafas,
mengunyah, mengisap → bersamaan
Bagian belakang → uvula (anak lidah)
l
Lidah :
Memandu makanan
Untuk berbicara
Tertanam papil pengecap (taste buds)
Faring :
Bersama sistem pencernaan :
mulut – faring – esofagus
Bersama sistem pernafasan :
hidung – faring – trakea
3
Gigi
Maloklusi, karena kelainan posisi gigi/terlalu
banyak →
Mengunyah tidak efisien
Keausan permukaan gigi
Nyeri sendi temporo mandibulae (Temporo
Mandibular Joint TMJ)
4
Tujuan mengunyah :
Menggiling dan memecah makanan
Mencampur makanan dengan air liur
Merangsang papil pengecap
Secara refleks → sekresi saliva, lambung,
pankreas, dan empedu
5
Tindakan mengunyah dapat :
Bersifat volunter
Refleks → akibat respons tekanan makanan
ke jaringan mulut → pengaktifan otot-otot
rangka pada rahang, bibir, pipi, dan lidah
6
Saliva (Air Liur)
Disekresi 1 – 2 liter air liur per hari
Kecepatan spontan : 0,5 ml/menit → 5 ml/menit
Dihasilkan oleh :
Kelenjar sublingual
Kelenjar submandibulae
Kelenjar parotis
7
Komposisi saliva adalah :
99,5% H2O
8
Fungsinya adalah :
Pencernaan karbohidrat
Memudahkan proses menelan
Efek anti bakteri, oleh lisozim → bakteriolisis
→ membilas bahan makanan bakteri
Pelarut → untuk dapat bereaksi dengan papil
pengecap
Berbicara
Higiene mulut
Penyangga bikarbonat dalam air liur →
menetralkan asam → mencegah karies gigi 9
Respons kecepatan sekresi liur terhadap
rangsangan kuat, misalnya ketika makanan
jeruk lemon
Penurunan sekresi air liur dikenal :
Xerostonia → :
Kesulitan mengunyah dan menelan
Artikulasi bicara tidak jelas
Peningkatan karies gigi
10
Sekresi air liur dapat ditingkatkan melalui 2
jenis refleks yang berbeda, yaitu :
Refleks saliva sederhana (tidak terkondisi)
Adanya makanan → respons terhadap
kemoreseptor dan reseptor tekanan → aferen
→ pusat saliva (medulla batang otak) → saraf
otonom ekstrinsik → kelenjar air liur →
sekresi meningkat
Tindakan gigi → manipulasi terhadap reseptor
tekanan → sekresi meningkat
11
Refleks saliva didapat (terkondisi)
Dengan berfikir, melihat, bau, mendengar →
korteks serebrum → pusat saliva di medivila
batang otak → sekresi meningkat
12
Pusat saliva di medula batang otak →
mengontrol derajat pengeluaran air →
melalui saraf otonom.
Jumlah Karakteristik
Mekanisme
Saraf simpatis Lebih Kental Kaya mukus
sedikit
Sekresi meningkat
Di mulut :
Pencernaan minimal → oleh amilase →
polisakarida → disakarida
Tidak terjadi penyerapan :
(penting → sebagian obat diserap melalui
mukosa mulut → contoh : vasodilator
nitrogliserin
14
Faring dan Esofagus
Menelan (De Glutition)
Proses pemindahan makanan dari mulut ke
lambung
Refleks all or none
Terprogram secara sekunsial
16
Laring (kotak suara) bagian awal trakea →
tempat pita suara. Selama menelan →
Kontraksi otot-otot laring → pita suara
merapat erat
Epiglotis tertekan ke belakang → menutupi
glotis
Mencegah makanan masuk ke saluran
pernafasan
Tidak melakukan usaha bernafas
Laring dan trakea tertutup → otot faring
17
18
Pada suatu keadaan “aklasia” → sfingter
esofagus bawah tidak dapat melemas sewaktu
menelan, malah berkontraksi lebih kuat →
penimbunan makanan di esofagus → perjalanan
makanan ke lambung terhambat → rentan
pneumonia aspirasi
19
Sekresi esofagus adalah mukus → bersifat
protektif terhadap :
Bagian-bagian tajam makanan
Asam dan enzim getah lambung apabila
refluks lambung
Waktu transit di esofagus 6” – 10” →
penyerapan dan pencernaan tidak terjadi
20
Lambung
Menyimpan makanan
Memulai pencernaan protein dengan
mensekresi HCl dan enzim-enzim protein,
mencampur, dan menghaluskan → kimus
22
Interior lambung membentuk lipatan-lipatan
dalam (rugae) → makan → rugae mengecil
dan mendatar → melemas dengan
peningkatan tekanan yang kecil, disebut
relaksasi reseptif.
Penyimpanan lambung (gastric storage)
Kontraksi peristaltik lambung dikoordinasi
oleh gastric slow wave atau basic electrical
rhytme (BER), merupakan pacemaker untuk
peristaltik antrum → BER atau slow wave
berperan penting pada pengendalian
pengosongan lambung.
23
Kecepatan pengosongan lambung bergantung
kepada:
Keadaan lambung :
Jenis makanan di lambung
Volume lambung
Keadaan di duodenum :
Volume dan peregangan dinding
Hiperosmolaritas, kimus
pH
Hasil pencernaan protein lemak
24
Kesemuanya menginhibisi pengosongan
lambung dengan perantaraan :
Saraf (refleks entero gastrik)
Hormon
28
Faktor di duodenum, ada 4 faktor, yaitu :
Lemak
ASam
Hipertonisitas
Peregangan
Lemak
Lemak dicerna/diserap lambat → siap di usus
halus → pengosongan lambat 30
Asam HCl
Asam HCl dinetralkan dulu oleh NaHCO3 yang
disekresi pankreas ke dalam duodenum →
pengosongan lambung
Hipertonisitas
Hipertonisitas : protein/kanji → asam
amino/glukosa → meningkatkan osmolaritas di
duodenum → air dari plasma masuk ke dalam
31
32
Di lambung yang hampir kosong terjadi
kontraksi peristaltik sebelum makan berikutnya
→ gerakan menyapu antrum yang hampir
kosong itu
Rasa lapar disebabkan oleh penurunan glukosa
yang dimetabolisasi oleh otak
Emosi mempengaruhi motilitas lambung
Kesedihan/rasa takut, nyeri yang hebat
mengurangi motilitas lambung
Marah/agresi meningkatkan motilitas lambung
33
Muntah (Emesis)
Muntah yaitu ekspulsi secara paksa → isi
lambung keluar melalui mulut →d/o motilitas
abnormal
Lambung, esofagus, sfingter gastroesofagus,
dan sfingter pilorus semua melemas →
kontraksi otot-otot pernafasan, yaitu diafragma
dan otot abdomen → inspirasi dalam dan
penutupan glotis → muntah
34
Penyebab muntah adalah :
Stimulasi taktil (sentuh)
Iritasi atau peregangan berlebihan lambung dan
duodenum
Peningkatan tekanan intrakranium
Rotasi atau akselerasi kepala → pusing
Nyeri yang hebat
Bahan kimia (toxin, obat-obatan), bekerja di
bagian atau saluran pencernaan, merangsang
kemoreseptor di chemoreceptor triger zone khusus
di otak
35
Muntah psikis, disebabkan oleh faktor emosi
Muntah berlebihan :
Volume plasma menurun → gangguan
sirkulasi
Alkalosis metabolik
36
Mukosa lambung ada 2 bagian, yaitu :
Mukosa oksintik, melapisi korpus dan fundus
Mensekresi :
Mukus (encer)
Proenzim pepsinogen
Asam HCl
Faktor intrinsik
Daerah kelenjar pilorik (PGA = Pyloric Gland
Area), melapisi antrum
Mengandung sel endokrin, mensekresi
hormon gastrin 37
Di daerah korpus dan fundus :
Di bagian kelenjar lebih dalam :
Sel parietal (sel oksintik) → sekresi HCl dan
faktor ekstrinsik
Sel utama (chief cell) → pepsinogen
Sel di bagian leher kelenjar (mukus neck all)
→ mukus
Lambung, sekresi :
Pepsin → protein → peptide, tetapi masih
molekul besar dan bermuatan listrik → belum
38
bisa diabsorpsi
Lipase → lemak → molekul masih besar →
belum bisa diabsorpsi
HCl : sel parietal → sekresi ke dalam lambung
→ pH = 2
Fungsi HCl adalah :
Mengaktifkan pepsinogen → pepsin
Sekresi Mukus
Dihasilkan oleh sel epitel permukaan dan sel
leher mukosa
41
Sekresi Mukus
Dihasilkan oleh sel epitel permukaan dan sel
leher mukosa
Mukus berfungsi :
Sawar protektif mukosa lambung dari :
Cedera mekanis
Pencernaan sendiri (self digestion)
Cedera asam → netralisasi HCl dengan mukus
yang bersifat alkalis
42
Sekresi Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik K = produk sekretorik sel
parietal selain HCl
Penting untuk penyerapan vitamin B12 yang
penting untuk eritropoiesis
Definisi vitamin B12 → anemia pennisiosa
(pada atrofi mukosa lambung)
43
Sekresi Gastrin
Oleh sel endokrin khusus “sel G” yang terletak
di daerah kelenjar pilorus (PGA) lambung → ke
dalam darah → kembali ke mukosa oksintik →
gastrin → merangsang sel utama dan sel
parietal → sekresi lambung meningkat dengan
pH menurun.
Gastrin bersifat “trofik” (mendorong
pertumbuhan) mukosa lambung dan usus
halus.
44
Kontrol sekresi lambung melibatkan 3 fase,
yaitu :
Fase sefalik
47
Melalui 3 cara berbeda, yaitu :
Makanan ke usus → protein di lambung (-) →
sekresi lambung menurun
Makakan ke usus → getah lambung
menumpuk → pH menurun → sekresi
lambung menurun → menghambat DKP
menghasilkan gastrin → sekresi lambung
menurun
Lemak asam, hipertonisitas atau peregangan
→ motilitas lambung menurun → sekresi
lambung menurun 48
Dinding dalam lambung dilindungi dari sekresi
lambung oleh sawor mukosa lambung
Proteksi dinding dalam lambung :
Sawor mukosa lambung (gastric mucosal
barrier)
Mukus
Pertukaran sel yang cepat
sumber gastrin
Pencernaan karbohidrat berlanjut di korpus
lambung, sedangkan pencernaan protein
dimulai di antrum.
Lambung menyerap alkohol dan aspirin, tetapi
tidak menyerap makanan.
52
Sekresi Pankreas dan Empedu
Pankreas adalah jaringan eksokrin dan endokrin
Pankreas :
Eksokrin → enzim-enzim pencernaan (oleh sel
asinus) larutan NaHCO3 (sel duktus)
Endokrin → insulin dan glukagon
Pankreas Eksokrin
→ getah pankreas → 2 komponen : enzimatik
protein dan sekresi alkali encer (cair)
53
Sel asinus → 3 enzim pankreas, yaitu :
Enzim-enzim proteolitik
Amilase pankreas
Lipase pankreas
Lipase pankreas :
Trigliserida (aktif) → monogliserida + asam
lemak bebas
55
Insufisiensi pankreas eksokrin adalah steatorea
→ kelebihan lemak tidak dicerna di feses →
60% – 70% lemak dalam feses
Pencernaan protein dan karbohidrat → kurang
terganggu oleh karena ada enzim-enzim dari
liur, lambung, dan usus
56
Sekresi Alkali Encer Pankreas
Volume sekresi pankreas : 1 – 2 liter per hari
→ NaHCO3 disekresikan oleh pankreas
menetralkan kimus asam-asam yang
dikosongkan dari lambung ke duodenum
61
Empedu disekresikan oleh hati dan dibelokkan
ke kantung empedu di antara waktu makan
Sekresi : 250 ml/hari – 1 liter/hari
Empedu masuk ke duodenum melalui duktus
biliaris, dijaga oleh sfingter oddi
64
Penimbunan bilirubin di tubuh menyebabkan
ikterus (jaundice)
Ditimbulkan oleh 3 mekanisme, yaitu :
Ikterus prahepatik atau hemolitik →
hemolisis meningkat
Ikterus hepatik → hati sakit, tidak mampu
menangani bilirubin normal
Ikterus paskahepatik atau obtruktif → duktus
biliaris tersumbat oleh batu empedu → tidak
dieliminasi melalui feses 65
Garam empedu adalah stimulus terkuat untuk
meningkatkan sekresi empedu
Sekresi empedu dapat ditingkatkan melalui
mekanisme kimiawi (garam empedu),
hormonal, dan saraf
69
Usus Halus
Panjang ± 6,3 m (21 kaki)
Lebar ± 2,5 cm ( 1 inch)
Dibagi 3 segmen, yaitu :
Duodenum 20 cm (8 inch)
Jejenum 2,5 m (8 kaki)
Ileum 3,6 m (12 kaki)
70
Kontraksi segmental mencampur dan
mendorong kimus secara perlahan
Segmentasi adalah metode motilitas utama
usus halus, mencampur dan mendorong kimus
secara perlahan
Intensitas kontraksi segmental dipengaruhi oleh
: hormon gastrin dan aktivitas saraf ekstrinsik.
Refleks gastro ileum → keberadaan kimus di
lambung → gastrin → segmentasi ileum →
mencampur dan mendorong kimus
71
Isi usus biasanya 3 – 5 jam melintasi seluruh
panjang usus halus
74
Usus halus beradaptasi dengan baik untuk
melaksanakan tugas menyerap zat gizi.
Ca dan Fe diserap sesuai kebutuhan.
75
Mukosa usus halus beradaptasi karena 2
alasan, yaitu :
Luas permukaan yang sangat besar
Sel-sel epitel memiliki mekanisme
transportasi khusus
Modifikasi mukosa usus halus secara
keseluruhan, lipatan, vilus, mikrovilus
menyebabkan usus halus memiliki 600 x lebih
besar usus halus biasa
Malabsorpsi dapat disebabkan oleh kerusakan
atau penurunan luas permukaan usus halus. 76
Lapisan mukosa mengalami pertukaran
yang cepat
Di antara vilus-vilus terdapat invaginasi disebut
Kriptus Lieberkuhn → tidak mengeluarkan
enzim pencernaan
Sel-sel epitel terkelupas diganti dengan cepat
oleh sel yang baru setiap 3 hari
Sel-sel bermigresi menuju puncak vilus →
enzim-enzim brush border meningkat →
penyerapan dan pencernaan meningkat
77
Mekanisme khusus mempermudah
penyerapan sebagian besar nutrien
81
Penyerapan Protein
Protein makanan (eksogen)
Protein endogen (enzim pencernaan, sel
epitel yang terlepas → protein plasma yang
bocor) → ke dalam lumen, ± 20 – 40 gr
protein setiap hari
Keduanya dihidrolisis menjadi asam amino dan
peptida kecil oleh pepsin lambung dan enzim
proteolotik pankreas
82
Asam amino diserap ke dalam sel epitel usus
halus dan akhirnya masuk ke dalam darah
melalui mekanisme transportasi aktif sekunder
yang bergantung kepada Na+ dan energi
Peptida-peptida kecil diuraikan menjadi asam
amino oleh amino peptidase yang terdapat di
brush border atau oleh peptidase intrasel → ke
dalam darah kapiler
83
Penyerapan Lemak
Butir-butir lemak trigliserida oleh garam
empedu, menjadi emulsi lemak oleh lipase
pankreas menjadi monogliserida dan asam
lemak bebas. Produk-produk yang tidak larut
air ini diangkut dalam misel yang larut air yang
dibentuk oleh garam empedu → sel epitel →
usus halus, kemudian terbentuk kembali
trigliserida di sel epitel
84
Trigliserida-trigliserida ini bersatu (beragregasi)
oleh lipoprotein membentuk kilo mikron yang
larut air
Asam lemak rantai pendek dan sedang →
kapiler darah
Kilo mikron tidak mampu menembus kapiler
darah → ke dalam pembuluh limfe, yaitu lakteal
pusat
85
Penyerapan Vitamin
Vitamin larut air → secara pasif diserap
bersama dengan air
Vitamin larut lemak → misel → secara pasif
diserap bersama pencernaan lemak
Vitamin B12 + faktor intrinsik lambung →
diserap di ileum terminal
86
Penyerapan Besi
Besi tidak diserap oleh sel
Besi dalam → dalam feses
makanan Besi yang dapat diserap
→ ke dalam sel
Ke dalam darah, berikatan
dengan transferrin
Besi dalam sel
Ferritin, cadangan besi yang
tidak diserap dalam darah
→ besi dalam feses
87
Penyerapan Ca2+ dapat melalui :
Proses difusi pasif
Transportasi aktif
paratiroid menurun
Kebutuhan Ca2+ 1000 mg per hari :
2/3 diserap dan 1/3 feses
88
Keseimbangan Biokimia
Antara Lambung, Pankreas, dan Usus
Dalam normal, penambahan asam, basa, atau
zat kimia = pengurangan
Selama sekresi HCl oleh sel parietal → sel
parietal lambung :
Mengekstraksi Cl-, CO2, dan H2O dari darah
91
Penyebab diare adalah :
Motilitas usus berlebihan, baik disebabkan
oleh iritasi lokal oleh karena infeksi bakteri,
virus, atau stress emosi
Partikel-partikel osmotik aktif → cairan masuk
ke dalam lumen, bertahan dalam lumen
Toksin bakteri vibrio cholerae → sekresi
cairan meningkat → diare
92
Usus Besar
Usus besar terutama berfungsi sebagai organ
penyimpan dan pengering
Usus besar terdiri dari : sekum (apendiks),
kolon asendens, transversum, desendens,
sigmoid, rektum
Dinding terdiri dari lapisan otot polos
longitudinal → taenia koli
Lapisan otot di bawahnya berkumpul dalam
kantong → haustra 93
Kolon menerima ± 500 ml kimus dari usus
halus, terdiri dari :
Residu makanan (contoh : sellulosa)
Komponen empedu yang tidak diserap
Sisa cairan → faeses
94
Feses dikeluarkan oleh refleks defekasi
Gerakan masa didorong ke dalam rektum →
merangsang reseptor regang di dinding rektum
→ refleks defekasi → sfingter anus internus
melemas, rektum dan kolon sigmoid kontraksi
lebih kuat, sfingter anus eksternus juga
melemas → defekasi
95
Konstipasi terjadi apabila feses terlalu
kering
Penyebabnya :
Mengabaikan keinginan buang air besar
Penurunan motilitas kolon pada usia lanjut,
gangguan emosi, diet rendah serat
Obstruksi gerakan feses di usus besar oleh
karena tumor lokal dan spasme kolon
Gangguan refleks defekasi
Feses tersangkut di apendiks → apendisitis
96
Sekresi usus besar bersifat protektif alami
Sekresi kolon terdiri dari larutan mukus alkalis
(NaHCO3), yang fungsinya untuk :
Melindungi mukosa usus besar dari cedera
kimiawi dan mekanis
Pelumasan, memudahkan feses lewat
97
Usus besar menyerap garam dan air,
mengubah isi lumen menjadi feses
500 ml bahan masuk kolon → menyerap 350 ml
→ feses 150 gr, terdiri dari : 100 gr air, 50 gr
bahan padat, terdiri dari : sellulosa, bilirubin,
bakteri, dan garam
98
Gas di dalam usus diserap atau
dikeluarkan
Gas yang keluar dari anus (flatus) berasal dari
2 sumber, yaitu :
Udara yang tertelan
Gas yang dihasilkan fermentasi bakteri di
kolon
Gas yang menimbulkan suara berdeguk di
lumen disebut borborigim
Gas sebagian diserap, sebagian lagi dikeluarkan
melalui anus (flatus) 99
Gambaran Umum Hormon Pencernaan
4 hormon pencernaan, yaitu : gastrin, sekretin,
kolesistokinin, dan gastric inhibitory peptide
(peptida inhibitory lambung)
Kimus di lambung (mengandung protein) →
gastrin → pada sel parietal dan sel utama →
sekresi HCl dan pepsinogen → memulai
pencernaan protein
100
Gastrin :
Motilitas lambung meningkat
Motilitas ileum meningkat
Melemaskan sfingter ileosekum
Memicu gerakan masa di kolon
101
Sekresi gastrin menurun oleh akumulasi
asam di lambung
Lambung mengosongkan diri → duodenum →
sekretin ke dalam darah → 4 fungsi :
Menghambat pengosongan lambung,
mencegah asam banyak ke duodenum
Menghambat sekresi lambung
Merangsang sel-sel pankreas → NaHCO →
3
menetralkan asam
Merangsang sekresi empedu (NaHCO ) oleh
3
hati 102
Kimus dari lambung → duodenum →
kolesistokinin (CCK) disekresi oleh mukosa
duodenum, berfungsi untuk :
Menghambat motilitas dan sekresi lambung
waktu mencerna dan menyerap makanan di
duodenum cukup
Merangsang sel-sel asinus pankreas → sekresi
enzim pankreas meningkat (terutama lipase)
103
Kontraksi kandung empedu dan relaksasi
sfingter oddi → empedu mengalir ke
duodenum → pencernaan dan penyerapan
lemak meningkat
Pengatur asupan makanan yang penting →
rasa kenyang
104
Gastric Inhibitory Peptide (GIP), fungsi :
Menghambat motilitas dan sekresi lambung,
sebagai respons terhadap lemak asam,
hipertonisitas, dan peregangan di duodenum
Merangsang pengeluran insulin → GIP
(Glucose-dependent Insulinotropic Peptide
(GIP)
105
Simple Receptors: Unencapsulated
106
Table 13.1.1
Simple Receptors: Encapsulated
107
Table 13.1.2
Simple Receptors: Encapsulated
108
Table 13.1.3
Simple Receptors: Encapsulated
109
Table 13.1.4
Processing at the Circuit Level
Chains of three neurons (first-, second-, and third-
order) conduct sensory impulses upward to the
brain
First-order neurons – soma reside in dorsal root or
cranial ganglia, and conduct impulses from the skin
to the spinal cord or brain stem
Second-order neurons – soma reside in the
dorsal horn of the spinal cord or medullary
nuclei and transmit impulses to the
thalamus or cerebellum
Third-order neurons – located in the
thalamus and conduct impulses to the
somatosensory cortex of the cerebrum 110
Processing at the Perceptual Level
The thalamus projects fibers to:
The somatosensory cortex
Sensory association areas
First one modality is sent, then those
considering more than one
The result is an internal, conscious image
of the stimulus
111
PAIN
Pain is an unpleasant sensory and emotional experience
associated with actual or potential tissue damage or
described in terms of such damage.
(Pain, Suppl 3, 1986)
Function : warning that something is wrong
Cause :
Physiologic / acute pain
Pathologic :
1. inflammatory pain
2. neuropathic pain
112
Neuropathic pain arises from disordered, ectopic
nerve signals. It is burning or shocklike pain.
Classic cases are post-stroke pain and tumor
invasion of the brachial plexus.
113
Receptors & Pathway
Receptors : naked nerve endings
Categories of pain receptors :
1. Mechanical nociceptors (cutting, crushing,
pinching)
2. Thermal nociceptors (temp.extremes)
3. Polymodal nociceptors (irritating chemicals)
Fibers :
1. Myelinated Aδ (2-5 μm)
2. Unmyelinated C (0.4-1.2 μm)
114
Pathway
Pain receptors transmit
stimuli through sensory
nerves into the dorsal horn.
These impulses synapse in
the dorsal horn, cross the
cord, and ascend by either the
neospinothalamic tract (fast
pain) or the
paleospinothalamic tract
(slow/dull pain).
115
The neospinothalamic tract
ascends to the thalamus
(pain sensation) and
proceeds further to the
cortex (precision and
discrimination).
The paleospinothalamic
tract ascends and branches
into the brain stem (pons
and medulla) and limbic
system. 116
Function of the Reticular Formation, Thalamus, and
Cerebral Cortex in the Appreciation of Pain
Pain impulses entering the brain stem reticular
formation, the thalamus, and other lower brain
centers cause conscious perception of pain.
117
Characteristic of Pain
Fast Pain Slow Pain
118
Deep Pain
The deep structures is relative deficiency
of Aδ fibers.
Poorly localized, nauseating, and
frequently associated with sweating &
changes in blood pressure.
119
Muscle spasm & Rigidity
120
121
Pain Suppression(“Analgesia”) System
in the Brain and Spinal Cord
Several transmitter substances are involved in
the analgesia system; especially are enkephalin
and serotonin.
Many nerve fibers derived from the
periventricular nuclei and from the periaqueductal
gray area secrete enkephalin at their endings.
Thus, the endings of many fibers in the raphe
magnus nucleus release enkephalin .
123