Kuliah Makon 9 Strategi Kontrak & Aspek Hukum
Kuliah Makon 9 Strategi Kontrak & Aspek Hukum
Strategi Kontrak
manajemen proyek memerlukan kerja sama yang erat dari ketiga pelaku
pembangunan (pemberi tugas/owner, perencana dan kontraktor) untuk
keberhasilan dalam mewujudkan tujuan dari proyek yang antra lain
pencapaian mutu, waktu dan biaya.
Dari segi kontraktual ada beberapa bentuk hubungan antara ketiga pelaku
pembangunan tersebut dalam menyelenggarakan pelaksanaan proyek.
Bentuk (Design/Bid/Build)
(Perencanaan/Pelelangan/Pelaksanaan)
Dalam bentuk ini proses penyelenggaraan proyek harus melalui tiga
tahap, yang meliputi tahap perencanaan (Design), tahap pelelangan (Bid),
dan tahap konstruksi (Build). Syarat yang dibutuhkan untuk bentuk
hubungan ini adalah tahap konstruksi hanya dapat dilaksanakan bila tahap
pelelangan selesai. Sedangkan syarat diadakannya tahap pelelangan
adalah tahap perencanaan harus sudah selesai.
Secara umum hubungan dari ketiga pelaku pembangunan proyek dapat
dilihat pada Untuk bentuk ini tipe kontrak yang sering dipakai adalah
kontrak lump sum (Fixed price contract), mengingat gambar dan
perencanaan selesai sebelum penawaran. Tetapi bentuk ini tidak
menutup kemungkinan penggunaan tipe kontrak yang lain, misalnya unit
price, turnkey dll.
Pemberi Tugas
(Project Owner)
A-Perencanaan/Pelelangan/Pelaksanaan (Design/Bid/Build)
(Sumber : Garold D Oberlander : “Project Management For Engineering And Construction”,
Mc Graw-Hill International, 1993)
B. Bentuk Design/Build
(Perencanaan/Pelaksanaan)
Perusahaan Pengembang
(Design/Build Firm)
B- Perencanaan/Pelaksanaan (Design/Build)
(Sumber : Garold D Oberlander : “Project Management For Engineering And Construction”,
Mc Graw-Hill International, 1993)
Permasalahan Aspek Hukum
Pada masalah masa pelaksanaan pembangunan proyek banyak terjadi hal-
hal yang tidak diharapkan yang menyebabkan gagalnya tujuan pencapaian
proyek (pencapaian mutu, waktu dan biaya). Hal-hal tersebut antara lain
berupa : perubahan desain, kondisi tanah yang berbeda dengan data
geologi yang diberikan owner, kondisi moneter dsb. Kondisi seperti ini
seringkali akan menyebabkan pekerjaan tambah kurang yang secara tidak
langsung mempengaruhi terhadap total biaya, waktu dan mutu
pelaksanaan yang pada akhirnya sering menyebabkan permasalahan
aspek hukum.