Anda di halaman 1dari 40

IDENTIFIKASI KASUS

KEGAWADARURATAN MATERNAL
MASA PERSALINAN KALA III DAN
IV

YELLYTA ULSAFITRI H, S.SIT, M.KEB


4 PENYEBAB PERDARAHAN
TEARS
TISSUE (Sisa (Trauma,
Plasenta, laserasi,
Retensio laserasi
plasenta, perinium,
jaringan) vagina, servik
& uterus)
TONUS
TROMBIN
(Kegagalan
(Koagulopati 
Uterus
ggn pembekuan
berkontraksi)

4T
darah)
atonia uteri
KALA I & KALA II

PERSALINA
EMBOLI AIR DISTOSIA
N LETAK
KETUBAN BAHU
SUNGSANG

PRE PARTUS
EKLAMPSIA LAMA
KALA III DAN KALA IV

Retensio Robekan jalan


Atonia uteri
Plasenta lahir

Perdarahan
Syok
Post partum
Obstetrik
Primer
1. ATONIA UTERI

Atonia uteri tjd jk miometrium tdk berkontraksi. Uterus mjd lunak & pembuluh
darah pd daerah bekas perlekatan plasenta menjadi terbuka lebar.

Penyebab perdarahan post partum ini lebih banyak (2/3 dr semua kasus perdarahan
post partum oleh atonia uteri

Sebagian besar perdarahan pd masa nifas (75-80%) akibat atonia uteri. Aliran
darah uteroplasenta selam masa kehamilan adalah 500-800 ml/menit, shg ketika
uterus tdk berkontraksi slm beberapa menit, akan menyebabkan kehilangan darah
yg sngt banyak. Volume darah manusia hanya berkisar 5-6 liter
GEJALA
• Merupakan gjl terpenting/khas atonia yg
membedakan atonia dng [penyebab
Uterus tdk perdarahan yg lainnya

berkontraksi

Perdarahan • Perdarahan yg tjd pd atonia sngt banyak


darah tdk merembes, yg sering tjd darah
tjd sgr keluar disertai gumpalan, ini terjd
karena tromboplastin (jenis zat yang
setelah anak memproses pembekuan darah) sdh tdk
mampu lg sbg anti pembeku darah.
lahir
• Nadi cepat & lemah
• TD rendah

Syok • pucat

• Keringat/kulit terasa dingin &


lembab
• Pernafasan cepat
• Gelisah, bingung, hilang
kesadaran
• Urin sedikit
HAL YG MENYEBABKAN UTERUS MEREGANG

• Kemungkinan tjd polihidramnion, kehamilan kembar dan makrosomia


• Persalinan lama
• Persalinan terlalu cepat
• Persalinan dngn induksi
• Infeksi intrapartum
• Paritas tinggi
2. RETENSIO PLASENTA

• Yaitu : sisa plasenta & ketuban yg masih tertinggal dalam rongga rahim.
• Hal ini dapat menimbulkan perdarahan postpartum dini/perdarahan postpartum lambat (6-
10 hari) pasca postpartum.
PENYEBAB
Plasenta belum terlepas dr • Palsenta adhesiva : melekat pd desidua endometrium lebih dalam
dinding rahim krn tumbuh • Plasenta akreta : implantasi jonjot khorion memasuki sebagian
terlalu melekat lebih dalam, miometrium
• Plasenta inkreta : implamtasi menembus hingga miometrium
berdasarkan tingkat • Plasenta perkreta : menembus sampai serosa/ peritonium dinding rahim
perlekatannya

• Atonia uteri : ketidakmampuan uteri berkontraksi


Plasenta sudah lepas tp • Adanya lingkaran kontriksi pd bgn rahim akibat kesalahan penanganan
belum keluar kala III shg menghalangi plasenta keluar

• Kandung kemih penuh/rectum penuh : hal-hal di atas akan memenuhi


ruang pelvis shg dpt menghalangi tjd kontraksi uterus yg efisien.
Penyebab lain • Bila plasenta belum lepas sama sekali tidk akan tjd perdarahan, tp bila sbgn
plasenta sudah lepas akan tjd perdarahan.
GEJALA

Plasenta belum Uterus


Perdarahan
lahir setelah 30 berkontraksi &
segera
menit keras

Tali pusat putus


Perdarahan Inversio uteri
akibat traksi
lanjutan akibat tarikan
berlebihan
3. ROBEKAN JALAN LAHIR

• Serviks mengalami laserasi pada lebih dari separuh pelahiran pervaginam, sbgn besar
berukuran kurang dari 0,5 cm.
• Robekan dibawah 2cm dianggap normal dan biasanya cepat sembuh dan jarang
menimbulkan kesulitan.
GEJALA
Darah segar yg
Uterus
mengalir segera
berkontraksi
setelah bayi
dan keras
lahir

Plasenta
Pucat, lemah
lengkap, dengan
dan menggigil
gejala lain
TINGKATAN ROBEKAN PERINEUM
• Robekan hanya terdapat pada selaput lendir
Tingkat I vagina dengan atau tanpa mengenai kulit
perineum

Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot


Tingkat II perineum transversalis, tetapi tidak mengenai
sfingter ani

Tingkat • Robekan mengenai seluruh perineum dan otot

III
sfingter ani

Tingkat • Robekan sampai mukosa rektum


IV
4. PERDARAHAN KALA IV PRIMER

• Yaitu : perdarahan sejak kelahiran sampai 24 jam pascapartum/ kehilangan darah secara
abnormal.
• Rata-rata kehilangan darah selama pelahiran pervaginam yg di tolong dokter obstetrik
tanpa komplikasi lebih dari 500 ml
PERDARAHAN KALA IV PRIMER

Retensio
Atonia uteri
plasenta

Laserasi luas
pd vagina dan
perineum
5. SYOK OBSTETRIK

• Yaitu : kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-
organ vital/ suatu kondisi yg mengancam jiwa dan membutuhkan tindakan segera dan
intensif
GEJALA SYOK
Nadi cepat dan lemah (110x/i)

TD rendah (Sistol < 90 mmhG

Pucat (pd kelopak mata bgn dalam, telapak


tangan, sekitar mulut)

Keringat / kulit yg terasa dingin dan lembab

Pernafasan cepat (30 x/I atau lebih)


• Gelisah bingung atau hilangnya kesadaran
• Urine yang sedikit (kurang lebih dari 30 ml/jam
• PENATALAKSAAN
KEGAWADARURATAN KALA III
DAN IV
1. PENATALAKSAAN ATONIA UTERI

Manajemen • Pemberian suntik oksitoksin


• Perksa fundus uteri u/memastikan kehamilan tunggal

aktif • Suntikan oksitoksin 10 IU IM

• PTT
• Klem tali pusat 5-10 cm dr vulva
• Tangan kiri di attas simfiasis menahan bgn bwh uterus, tngn kanan meregang tali pusat
5-10 cm dr vulva
• Saat uterus kontraksi tegangkan tali pusat tngn kiri menekan uterus dngn hati-hati ke
arah dorso kranial.

• Mengeluarkan plasenta
• Jk tali pusat bertambahn panjang & ada pelepasan plasenta minta ibu meneran , tangan
kanan menarik tali pusatr ke arah bawah kemuadian ke atas dngn kurva jalan lahir
• Bila tali pusat bewrtambah panjang ttp belum lahir dekatkan klem 5-10 cm
• Bila plasenta blm lepas slm 15 menit lakukan suntik ulang 10 IU oksitoksin IM ,
periksa kandung kemih tgg 15 menit, bila blm lahir lakukan manual plasenta
• 4. Massase Uterus
• Lakukan masase pd fundus uteri dngn menggosok fundus scr sirkular , bgn palmar 4 jam
tngn kiri hngg kontraksi uterus baik.
• Memriksa kemungkinan adanya perdarahn pasca persalinan .
Masase fundus uteri sgr stlh plasenta
lhr (maks 15) detik

Uterus berkontraksi

Ya Evaluasi rutin

•Evaluasi/bersihkan bekuan darah/selaput


ketuban
•KBI ….> maks 5 mnt
• Pertahankan KBI slm
1-2 mnt
Ya •Keluarkan tngan scr
hati2
Uterus berkontraksi • lakukan pengawasan
kala IV
Tdk

• ajarkan klg melakukan KBE


•Keluarkan tngan KBI scr hati2
•Suntikan ergometrin 0,2 mg/IM
•Pasang infus RL + 20 IU oksi guyur
•Lakuakn lg KBI Lakukan
Ya
pengawasan kal IV

Uterus berkontraksi

• Rujuk/siapkan laparatomi Perdarahan


Histerektomi
•Lanjutkn pemberian infus 20 IU oksi berlanjut
minimal 500 cc/jam hggsmp t4 rujukan
•Selama perjalan dpt dilkukan KBE
Ligasi uteri uterina Perdarahan Pertahankan Uterus
hipogastrika berhenti
2. PENATALAKSANAAN RETENSIO PLASENTA
Pasang infus NaCl 0,9
Plasenta manual Dengan narkosis
%

Tngn kanan
Tgn kanan mjn ostium Tgn kiri menahan
dimasukkan scr
uteri dan terus ke fundus u/ mencegah
obstetrik ke dlm
lokasi plasenta korporeksis
vagina

Tgn ke pinggir
plasenta & mcr bgn
plasenta yg sdh Dgn sisi ulner, plasenta
lepasTgn kanan mjn dilepaskan
ostium uteri dan terus
ke lokasi plasenta
Jk memungkinkan
Pengeluaran isi Dilakukan dgn sisa plasenta dpt
plasenta kuretase dikeluarkan scr
manual

Antibotika dlm Pemberian obat


Kuretase hrs
dosis pencegahan uterotonika
dilakukan di
sebaiknya melalui
rumah sakit
diberikan suntikan/peroral
3. PENATALAKSANAAN ROBEKAN JALAN LAHIR

• Robekan perineum tingkat I :


• Dengan cut gut scr jelujur.
ROBEKAN PERINEUM TINGKAT 2

• Jk dijumpai pinggir robekan tdk • Robekan tingkat III dan IV -


rata/bergerigi ratakan kewenangan dokter
• Pinggir robekan sblh kiri dan kanan dijepit • Robekan dinding vagina
dgn klem, gunting
• Robekan dinding vagina hrs dijahit
• Otot dijahit dgn cut gut, selaput lendir
vagina dgn catgut scr terputus2 atau jelujur. • Kasus kalporeksis dan fistula
Jhtan mukosa vagina dimulai dr puncak visikovaginal hrs di rujuk ke rumah sakit
robekan smp kulit perineum dijahit dngn
benang catgut secara jelujur
4. PENATALAKSANAAN PERDARAHAN KALA IV
PRIMER
• Perdarahan hrs minimal jk uterus berkontraksi dngn baik stlh kelahiran plasenta. Jk ada
aliran menetap/ pancaran kecil darah dr vagina langkah yg harus diambil :
Periksa konsistensi uterus  mrpkn langkah pertama yg
berhubungan dgn atonia uteri

Jk uterus bersifat atonik, massase untuk menstimulasi


kontraksi

Jk perdarahan tdk terkendali minta staf perawat


melakukan panggilan dokter

Jk ada sisa plasenta/ kotiledon lakukan eksplorasi


uterus

Jk uterus kosong & berkontraksi dgn baik tp msh


perdarahan periksa laserasi servik, vagina dan perineum.
Jk tjd syok (penurunan TD, peningkatan denyut nadi,
pernafasan cpt & dangkal, kulit dingin & lembab)
tempatkan pasien dlm posisi trendelenburg, beri selimut
hangat, oksigen dan siapkan darah.

Jk perdarahan semakin berat 7 dokter belum datang,


lakukan kompresi autik dpt dilakukan pd pasien yg
relatif kurus (kompresi aorta perabdomen terhadap
tulang belakang)
5. PENATALAKSANAAN SYOK OBSTETRIK

Memperbaiki
Menstabilkan
Tujuan utama volume cairan
kondisi pasien
sirkulasi darah

Mengefesienka
Tentukan
n sistem
penyebab syok
sirkulasi darah
PENANGANAN AWAL PD SYOK

Mintalah bantuan. Mobilisasi seluruh tenaga yg ada &


siapkan fasilitas tindakan gawat darurat

Lakukan pemeriksaan KU Ibu scr cepat & perhatiakn


jalan nafas bebas

Bl ibu muntah, baringkan dlm posisi miring u/


meminimalkan resiko trjd aspirasi % u/ memastikian
jalan nafas terbuka
Jagalah ibu ttp hangat jgn terlalu panas
krn akan menambah sirkulasi perifernya &
mengurangi aliran darah ke organ vital

Naikkan kaki untuk menambah jmlh darah


yg kembali ke jantung
PENANGANAN KHUSUS YG DILAKUKAN PD
SYOK
• Infus IV (2 jlr) berikan cairan infus (grm fisiologis/ RL)
awal dgn kec 1 ltr 15-20 menit (40-50 tts/mnt)

• Berikan paling sedikit 2 liter cairan pd 1 jam pertama.


Untuk mengganti cairan yg hilang. Pemberian infus
pertahankan dlm kec 1 liter per 6-8 jam

• Dikoreksi pemberian cairan infus dan pertahankan 1 liter


per 6-8 jam (16-20 tts/ menit)
• Jgn berikan cairan melalui mulut pd ibu yg syok
• Pantau TTV (stp 15 mnt) dan
darah yg hilang. Nafas pendek &
pipi bengkak merpkn tanda
kelebihan cairan.

• Lakukan kateterisasi kandung


kemih & pantau jumlah urin yg
keluar
PENILAIAN ULANG
Nilai ulang KI 20-30 mnt stlh pemberian cairan.
Lakukan penilaian slm 20 mnt. Penilaian KU u/
menilai tanda2 perbaikan

Tanda kondisi pasien sdh stabil ( TD mulai naik


sistole 100mmHg, kondisi mental pasien membaik,
produksi urine bertambah 100ml/4jam atau
30ml/jam)

Jk kondisi ibu membaik ( sesuaikan kec infus mjd 1


ltr dlm 6 jam, teruskan penatalaksanaan u/ penyebab
syok.

Jika kondisi ibu tdk membaik, berarti ibu


membutuhkan penanganan selanjutnya
SISTEM DAN CARA RUJUKAN

• Rujukan ibu hamil dan neonatus yg berisiko tinggi merupakan komponen yang penting
dalam sistem dan cara rujukan yang baik diharapkan dapat memperbaiki kualitas
pelayanan pasien.
• Indikasi dan kontra indikasi
• Rujukan dilakukan apabila tenaga dan perelngkapan di suatu fasilitas
kesehatan tdk mampu melaksanakan komplikasi yang mungkin terjadi.
BERDASARKAN SIFAT RUJUKAN ADA 2

Rujukan • Rujukan yang dilakukan sesegera mungkin


kegawadarurata karena berhubungan dengan kondisi
kegawadaruratan yang mendesak
n

• Rujukan yang dilakukan dengan persiapan


yang lebih panjang ketika keadaan umum ibu
Rujukan masih relatif lebih baik.
berencana • Mis dimas aantenatal atau awal persalinan
ketika di dapati kemungkinan risiko
komplikasi
• Rujukan sebaiknya tidak dilakukan bila :
• Kondisi ibu tidak stabil untuk dipindahkan
• Kondisi janin tidak stabil dan terancam untuk terus memburuk
• Persalinan sudah akan terjadi
• Tidak ada tenaga kesehatan terampil yang dapat menemani
• Kondisi cuaca atau modalitas transportasi membahayakan.

Anda mungkin juga menyukai