BETUNG DENGAN
VARIABEL PANJANG
(1. Harra Hau, 2. Masturi, 3. Ian Yulianti, 4. Salvo Kahumbu Hau, 5. Soleman Dappa Talu.)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Landasan Teori
Tegangan (δ)
Tegangan adalah perbandingan besar gaya yang bekerja pada suatu benda terhadap luas penampang
tertentu.
Secara matematis, tegangan dirumuskan sebagai berikut :
F = Gaya (N)
A= Luas Permukaan/Penampang (m2)
δ = Tegangan (N/m2)
Regangan (ε)
Regangan adalah perubahan relatif ukuran atau bentuk benda yang mengalami tegangan
atau perubahan panjang per unit panjang bahan semula. Secara matematis, regangan
dirumuskan sebagai berikut:
Modulus Elastisitas sering disebut Modulus Young yang merupakan perbandingan antara
tegangan dan regangan dalam deformasi yang elastis.
δ = Tegangan (N/m2)
◦ ε = Regangan (Tidak Bersatuan)
◦ F = Gaya (N)
◦ A = Luas Permukaan/Penampang (m2)
◦ l = Pertambahan Panjang (m)
◦ l = Panjang Mula-mula (m)
◦ E = Modulus Elastisitas (N/m2)
Variabel Panjang
Variabel yang mempengaruhi atau yang menyebabkan terjandinya
perubahan variabel terikat karena adanya perubahan panjang dari bambu betung.
BAB 3
Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan cara memasang gelagar bambu pada penjepit dan
diberikan beban dengan posisi ditengah atau sering disebut “One Point Loading” (OPL) atau
pengujian beban tunggal terpusat yaitu kasus pembebanan beban diterapkan atau dibebankan
di tengah bentang.
Besar pelenturan (f) ditentukan melalui persamaan matematis sebagai berikut:
BAB 4
PENUTUP
A. Simpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa semakin panjang bambu maka nilai
defleksinya semakin besar diperoleh modulus elastisitas sebesar 1.0122E+10N/m2.
B. Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut, maka penulis memberikan saran yang bermanfaat dan dapat membantu
pembaca dalam memenuhi kebutuhan akademik, khususnya di bidang fisika. Perlu adanya penjelasan lebih
detail mengenai hubungan rumus pelenturan dengan Modulus Elastisitas.Perlu adanya contoh dalam menghitung hasil