Anda di halaman 1dari 51

Sinkronisasi PIS-PK

dengan Program P2PTM


dan Kesehatan Jiwa

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur


Tahun 2022
Penguatan Manajemen Puskesmas dengan Pendekatan Keluarga
Indikator Penderita Hipertensi
Melakukan Pengobatan Secara
Teratur
Indikator Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara Teratur
Definisi Operasional (DO) PIS-PK Definisi Program
DEFINISI OPERASIONAL: Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara Teratur adalah jika di dalam • Orang dengan peningkatan
keluarga terdapat anggota keluarga berusia ≥15 tahun yang didiagnogsis sebagai penderita tekanan darah tinggi tekanan darah
(hipertensi) dan berobat teratur sesuai dengan petunjuk dokter atau petugas kesehatan. • Didiagnosa hipertensi oleh
dokter dengan tekanan darah
>=140/90 mmhg
INDIKATOR DITANYAKAN KEPADA: anggota keluarga yang berusia ≥ 15 tahun • Didiagnosa hipertensi tapi
tidak berobat selama 6 hari
HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH RESPONDEN DINYATAKAN: dalam 1 bulan
a. Pernah di diagnosis menderita hipertensi: 1. Ya 2. Tidak
b. Meminum obat hipertensi secara teratur: 1. Ya 2. Tidak
c. Hasil Pengukuran tekanan darah dinyatakan
• Tidak menderita tekanan darah tinggi/hipertensi, jika hasil pengukuran tekanan darah sistolik <
140 mm Hg dan tekanan darah diastolik < 90 mm Hg .
• Menderita tekanan darah tinggi/hipertensi, jika hasil pengukuran tekanan darah sistolik ≥ 140 mm Hg
dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mm Hg .
• Jika (a) jawabannya “Ya” dan (b) jawabannya “Ya” maka diberi simbol : Y
• Jika (a) jawabannya “Ya” dan (b) jawabannya “Tidak” maka diberi simbol : T
• Jika (a) jawabannya “Ya” maka tidak perlu dilakukan pengukuran tekanan darah
• Jika (a) jawabannya “Tidak” maka dilakukan pengukuran tekanan darah
• Jika (a) jawabannya “Tidak” dan hasil pengukuran adalah tidak menderita darah tinggi maka diberi
simbol : N
• Jika (a) jawabannya “Tidak” dan hasil pengukuran tekanan darah adalah menderita darah tinggi maka
diberi simbol : T 3
• Jika (a) jawabannya “Tidak” dan TIDAK dilakukan pengukuran tekanan darah maka diberi simbol N
Indikator Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara Teratur
No. Hasil Tim Pembina Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor
Analisis Keluarga
1. Data • Koordinasi dengan • Klarifikasi tekanan darah oleh tenaga medis • Promkes memberikan penyuluhan dan
Anggota program dan UKBM • Penegakan diagnosis hipertensi konseling terkait pola hidup sehat dan
keluarga • Menganjurkan data Jika terdiagnosa hipertensi: upaya berhenti merokok bila penyandang
Tidak ada ng ke Puskesmas ⁻ Diberikan tatalaksana sesuaistandard melalui hipertensi memiliki kebiasaan merokok
Riwayat untuk penegakan PANDU PTM • Program Gizi memberikan intervensi terkait
Hipertensi diagnosis ⁻ melakukan pembinaan keluarga untuk memonitor pola diet bagi penderita hipertensi dan
sebelumnya, • Melakukan editing modifikasi gaya hidup penyandang hipertensi pengelolaan berat badan berlebih/
namun data bila hasil ⁻ Melakukan Pengukuran tekanan darah secara obesitas.
pada diagnosis bukan berkala secara mandiri atau di UKBM/fasyankes • Program Kesjaor memberikan intervensi
pemeriksaan hipertensi. ⁻ Memastikan keteraturan minum obat selama 1 bulan terkait jenis aktivitas fisik bagi penyandang
ditemukan • Melakukan updating pertama, untuk selanjutnya dilakukan evaluasi hipertensi
tekanan darah data bila intervensi ⁻ Updating data pada aplikasi sesuai dengan hasil • Kesehatan Jiwa memberikan konseling
sistole telah dilakukan. yang terkait pengelolaan stress
≥140 • Menganjurkan ditemukan setelah intervensi selama 1 bulan. • Kesehatan ibu, melakukan pemantauan
mmHg keluarga untuk Jika tidak terdiagnosa hipertensi: tekanan darah dan memberikan
dan melakukan ⁻ Diberikan edukasi pencegahan hipertensi tatalaksana hipertensi pada ibu hamil
diastole pemeriksaan • Kesehatan anak, melakukan rujukan pada
≥90 rutin ke UKBM ⁻ Editing data pada aplikasi KS kasus hipertensi anak ke FKRTL untuk
mmHg dan atau Puskesmas • Mengelola dan memanfaatkan sandingan data PIS-PK dan menyingkirkan kemungkinan hipertensi
belum minum program terkait determinan/faktor risiko untuk sekunder pada anak.
obat perencanaan intervensi lanjut. • Jejaring Puskesmas melakukan pelaporan
• Melakukan pencatatan dan pelaporan surveilans faktor kasus hipertensi secara berkala
• Tenaga kefarmasian
risiko PTM bagi penyandang hipertensi melalui SI PTM memastikan
• Dapat memberikan kartu kontrol untuk pemantauan ketersediaan obat hipertensi di Puskesmas
minum obat rutin 4
• Memberikan obat hipertensi untuk pemenuhan
kebutuhan 2 bulan (bagi anggota JKN)
Indikator Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara Teratur
No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program
2. Terdiagnosa • Melakukan • Melakukan pencatatan dan • Promkes memberikan penyuluhan dan
hipertensi intervensi pelaporan surveilans faktor risiko konseling terkait pola hidup sehat dan upaya
langsung/edukasi PTM bagi penyandang hipertensi berhenti merokok bila penyandang hipertensi
• Melakukan serta melakukan pemantauan memiliki kebiasaan merokok
sinkronisasi data pencapaian Hipertensi melalui SI • Program Gizi memberikan intervensi terkait
dengan data PTM pola diet bagi penderita hipertensi dan
program PTM • Memberikan edukasi kepada pegelolaan berat badan berlebih/ obesitas.
khususnya yang penyandang hipertensi dan • Program Kesjaor memberikan intervensi terkait
terkait dengan keluarga: jenis aktivitas fisik bagi penyandang hipertensi
hipertensi - memonitor kepatuhan minum obat, • Kesehatan Jiwa memberikan konseling terkait
• Melakukan updating - melakukan pengukuran pengelolaan stress
data bila intervensi tekanan • Kesehatan ibu, melakukan pemantauan
telah dilakukan darah secara berkala secara mandiri tekanan darah dan memberikan tatalaksana
, di UKBM atau ke fasyankes dan hipertensi pada ibu hamil
- modifikasi gaya hidup agar tekanan • Kesehatan anak, melakukan rujukan pada kasus
darah terkontrol hipertensi anak ke FKRTL untuk menyingkirkan
• Mengelola dan memanfaatkan kemungkinan hipertensi sekunder pada anak.
sandingan data PIS-PK dan program • IDI: panduan tata laksana hipertensi
terkait determinan/faktor risiko • Pelibatan lintas sektor (LPM/PKK/LSM dll)
untuk perencanaan intervensi dalam sosialisasi dan deteksi dini hipertensi
• Tenaga kefarmasian memastikan ketersediaan
lanjut. obat hipertensi di Puskesmas
5
Indikator Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara Teratur
No. Hasil Analisis Tim Pembina Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor
Keluarga
3. Memiiki • Melakukan rujukan • Melakukan updating definisi minum • Promkes memberikan penyuluhan dan konseling
Riwayat ke Puskesmas untuk obat tidak teratur yaitu bila penyandang terkait pola hidup sehat dan upaya berhenti
didiagnosis evaluasi pengobatan hipertensi total dalam sebulan terakhir merokok bila penyandang hipertensi memiliki
hipertensi dan mendapatkan tidak minum obat selama 6 hari. kebiasaan merokok
dan tidak pelayanan deteksi • Melakukan pencatatan dan pelaporan • Program Gizi memberikan intervensi terkait pola
berobat teratur dini hipertensi serta surveilans factor risiko PTM bagi diet bagi penderita hipertensi dan pengelolaan
rujukan penyandang hipertensi melalui SI PTM berat badan berlebih/ obesitas.
jika diperlukan • Melakukan pengolahan dan Analisa data • Program Kesjaor memberikan intervensi terkait
• Melakukan updating PIS-PK dan data program untuk jenis aktivitas fisik bagi penyandang hipertensi
data bila intervensi mendapatkan determinan yang • Kesehatan Jiwa memberikan konseling terkait
telah dilakukan mempengaruhi kejadian hipertensi dan pengelolaan stress
menggunakannya sebagai dasar • Kesehatan ibu, melakukan pemantauan tekanan
pendekatan intervensi lanjut. darah dan memberikan tatalaksana hipertensi
• Memberikan edukasi pada ibu hamil
kepada penyandang hipertensi dan • Kesehatan anak, melakukan rujukan pada kasus
keluarga untuk memonitor kepatuhan hipertensi anak ke FKRTL untuk menyingkirkan
minum obat , melakukan pengukuran kemungkinan hipertensi sekunder pada anak.
tekanan darah secara berkala secara
mandiri , di UKBM atau ke fasyankes • Pelibatan lintas sektor (LPM/PKK/LSM, dll) dalam
dan modifikasi gaya hidup agar tekanan pelaksanaan Germas untuk pencegahan dan
darah terkontrol pengendalian hipertensi
• Tenaga kefarmasian memastikan ketersediaan
obat hipertensi di Puskesmas
6
Indikator Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara Teratur
No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor

4. Anggota keluarga • Memberikan pembinaan • Memberikan edukasi


penyandang kepada penyandang hipertensi kepada penyandang hipertensi dan
hipertensi berobat dan keluarganya agar tetap keluarga untuk memonitor kepatuhan
teratur melakukan modifikasi gaya minum obat, melakukan pengukuran
hidup, patuh berobat, tekanan darah secara berkala secara
mengukur tekanan darah mandiri , di UKBM atau ke fasyankes
secara minimal 1 kali per bulan dan modifikasi gaya hidup agar tekanan
serta melakukan deteksi dini darah terkontrol
komplikasi hipertensi minimal • Melakukan pencatatan dan pelaporan
1 tahun sekali surveilans faktor risiko PTM bagi
penyandang hipertensi melalui SI PTM
• Melakukan monitoring pelayanan
minimal sesuai standard diterima oleh
penyandang hipertensi minimal 1 kali
per bulan

7
136.12%
112.63%

Sumber : aplikasi KS V 2.0


107.81%
106.26%
105.28%
101.02%
TOTAL COVERAGE

100.86%
99.27%
97.49%
97.08%
95.98%
94.08%
91.99%
91.79%
91.47%
87.61%
87.50%
86.85%
86.29%
84.65%
84.02%
83.75%
83.66%
79.89%
- Terdapat 7 Kab/kota yang sudah total coverage

79.83%
78.16%
77.37%
- Capaian Kunjungan PIS-PK di Jatim : 86,10 % dari taget 100 %

75.84%
74.63%
74.61%
74.05%
73.28%
69.34%
68.45%
68.24%
64.04%
52.92%
JATIM: 86,10 %

48.19%
DATA KUNJUNGAN KELUARGA DI JAWA TIMUR 2022
DATA PIS PK (INDIKATOR NO.7)
PROVINSI JAWA TIMUR

PENDERITA HIPERTENSI YG BEROBAT TERATUR = 28,66 %


Σ KELUARGA BERNILAI “Y” = 604.445 KLG
Σ KELUARGA - Σ KELUARGA BERNILAI “N” = 2.109.313 KLG
Σ KELUARGA = 9.695.224 KLG

Σ KELUARGA YG PERLU DI INTERVENSI LANJUT = 2.109.313 – 604.445 = 1.504.868 KELUARGA TERDUGA HT


DATA IKS PROVINSI JAWA TIMUR
Indikator Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur

Σ KLG - Σ KLG BERNILAI PENDERITA HT BEROBAT


NO KABUPATEN/KOTA Σ KELUARGA Σ KLG BERNILAI "y"
"N" TERATUR (%)

1 Kab. Bangkalan 187.485 12.431 34.585 35,94


2 Kab. Banyuwangi 413.766 17.947 77.193 23,25
3 Kab. Blitar 384.844 20.168 143.252 14,08
4 Kab. Bojonegoro 349.322 33.250 68.034 48,87
5 Kab. Bondowoso 184.933 8.939 42.351 21,11
6 Kab. Gresik 274.211 18.120 51.520 35,17
7 Kab. Jember 479.714 20.000 106.271 18,82
8 Kab. Jombang 344.016 25.391 77.877 32,6
9 Kab. Kediri 457.984 28.323 144.060 19,66
10 Kab. Lamongan 339.168 33.528 68.175 49,18
11 Kab. Lumajang 246.053 17.030 62.373 27,3
12 Kab. Madiun 229.488 13.389 57.743 23,19
13 Kab. Magetan 192.662 18.062 44.086 40,97
14 Kab. Malang 605.493 40.603 154.622 26,26
15 Kab. Mojokerto 292.291 17.128 51.960 32,96
16 Kab. Nganjuk 262.677 15.501 56.082 27,64
17 Kab. Ngawi 211.642 7.900 33.343 23,69
18 Kab. Pacitan 163.103 8.001 44.681 17,91
19 Kab. Pamekasan 205.526 9.133 30.262 30,18
DATA IKS PROVINSI JAWA TIMUR
Indikator Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur

Σ KLG - Σ KLG PENDERITA HT BEROBAT


NO KABUPATEN/KOTA Σ KELUARGA Σ KLG BERNILAI "y" TERATUR (%)
BERNILAI "N"

20 Kab. Pasuruan 329.088 17.935 70.515 25,43


21 Kab. Ponorogo 263.376 15.421 52.539 29,35
22 Kab. Probolinggo 291.366 15.254 68.431 22,29
23 Kab. Sampang 156.850 5.893 21.711 27,14
24 Kab. Sidoarjo 367.429 24.172 71.354 33,88
25 Kab. Situbondo 157.475 10.654 38.259 27,85
26 Kab. Sumenep 303.166 23.578 56.460 41,76
27 Kab. Trenggalek 234.810 17.450 87.957 19,84
28 Kab. Tuban 312.152 13.853 58.091 23,85
29 Kab. Tulungagung 250.499 9.792 35.973 27,22
30 Kota Batu 31.806 1.950 11.586 16,83
31 Kota Blitar 37.430 3.280 8.944 36,67
32 Kota Kediri 71.510 6.121 15.131 40,45
33 Kota Madiun 56.572 3.290 11.982 27,46
34 Kota Malang 110.284 9.434 37.379 25,24
35 Kota Mojokerto 27.024 3.203 8.890 36,03
36 Kota Pasuruan 49.990 4.869 11.983 40,63
37 Kota Probolinggo 35.009 2.673 7.991 33,45
38 Kota Surabaya 785.010 50.779 85.667 59,27
  Jawa Timur 9.695.224 604.445 2.109.313 28,66
DATA IKS PROVINSI JAWA TIMUR
Jumlah keluarga yang perlu di intervenai lanjut

Σ KLG - Σ KLG BERNILAI Σ KELUARGA YG PERLU


NO KABUPATEN/KOTA Σ KELUARGA Σ KLG BERNILAI "y"
"N" DI INTERVENSI LANJUT

1 Kab. Bangkalan 187.485 12.431 34.585 22.154


2 Kab. Banyuwangi 413.766 17.947 77.193 59.246
3 Kab. Blitar 384.844 20.168 143.252 123.084
4 Kab. Bojonegoro 349.322 33.250 68.034 34.784
5 Kab. Bondowoso 184.933 8.939 42.351 33.412
6 Kab. Gresik 274.211 18.120 51.520 33.400
7 Kab. Jember 479.714 20.000 106.271 86.271
8 Kab. Jombang 344.016 25.391 77.877 52.486
9 Kab. Kediri 457.984 28.323 144.060 115.737
10 Kab. Lamongan 339.168 33.528 68.175 34.647
11 Kab. Lumajang 246.053 17.030 62.373 45.343
12 Kab. Madiun 229.488 13.389 57.743 44.354
13 Kab. Magetan 192.662 18.062 44.086 26.024
14 Kab. Malang 605.493 40.603 154.622 114.019
15 Kab. Mojokerto 292.291 17.128 51.960 34.832
16 Kab. Nganjuk 262.677 15.501 56.082 40.581
17 Kab. Ngawi 211.642 7.900 33.343 25.443
18 Kab. Pacitan 163.103 8.001 44.681 36.680
19 Kab. Pamekasan 205.526 9.133 30.262 21.129
DATA IKS PROVINSI JAWA TIMUR
Jumlah keluarga yang perlu di intervenai lanjut

Σ KLG - Σ KLG Σ KELUARGA YG PERLU


NO KABUPATEN/KOTA Σ KELUARGA Σ KLG BERNILAI "y" DI INTERVENSI LANJUT
BERNILAI "N"

20 Kab. Pasuruan 329.088 17.935 70.515 52.580


21 Kab. Ponorogo 263.376 15.421 52.539 37.118
22 Kab. Probolinggo 291.366 15.254 68.431 53.177
23 Kab. Sampang 156.850 5.893 21.711 15.818
24 Kab. Sidoarjo 367.429 24.172 71.354 47.182
25 Kab. Situbondo 157.475 10.654 38.259 27.605
26 Kab. Sumenep 303.166 23.578 56.460 32.882
27 Kab. Trenggalek 234.810 17.450 87.957 70.507
28 Kab. Tuban 312.152 13.853 58.091 44.238
29 Kab. Tulungagung 250.499 9.792 35.973 26.181
30 Kota Batu 31.806 1.950 11.586 9.636
31 Kota Blitar 37.430 3.280 8.944 5.664
32 Kota Kediri 71.510 6.121 15.131 9.010
33 Kota Madiun 56.572 3.290 11.982 8.692
34 Kota Malang 110.284 9.434 37.379 27.945
35 Kota Mojokerto 27.024 3.203 8.890 5.687
36 Kota Pasuruan 49.990 4.869 11.983 7.114
37 Kota Probolinggo 35.009 2.673 7.991 5.318
38 Kota Surabaya 785.010 50.779 85.667 34.888
  Jawa Timur 9.695.224 604.445 2.109.313 1.504.868
SPM PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI
TARGET : 100%
TAHUN 2021

AGUSTUS 2022
Jumlah Kab/Kota yg melakukan pelayanan terpadu (Pandu) PTM
di ≥ 80% Puskesmas

120%

100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%

80%

62%
58%
60%

42%
40%
40%

33%
29%
27%
25%
22%
20%
18%
20%

13%
12%
9%
8%
8%
6%
6%
6%
5%
4%
3%
3%
0%
0%
0%
0%
0%
NGI SO DO AN NG JUK RO GO TO IUN YA TU ER WI NG AR NG RJO AN IRI EP NG NG IUN GO AN IRI GO AN SIK LEK AR NG AN TO AN AN AN UR
A WO ON RU BA AN GO NG KER AD ABA BA MB GA AJA LIT PA A RU KED EN LA LA AD NG C IT KED RO NG RE GA LIT GU UB KER ET KAL KAS IM
I O A A I O G G B GA T JO AG G E A T
U DO UB ASU JOM NG NE OL JO M UR OTA JE N UM TA B SAM SID ASU TA SUM M M M OL PA
W
NO AM N
Y
N O SN I T P O B O
J O M T A K A S L O P O T A B PO L RE UN O M BAN PAM AW
A O O K A K O T L M J
B B B PR T A K O T O T KO PR T U
K K
TA KO
KO
SPM Pelayanan Penderita Hipertensi (1)
SPM : Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Pemerintah
Daerah Kabupaten/ Kota mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan kesehatan sesuai
standar kepada seluruh penderita hipertensi sebagai upaya pencegahan sekunder di wilayah
kerjanya

1. Sasaran adalah penduduk usia 15 tahun keatas.


2. Penderita hipertensi esensial/ tanpa komplikasi memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
standar dan upaya promosi kesehatan melalui modifikasi gaya hidup di FKTP.
3. Penderita hipertensi dengan komplikasi di rujuk ke FKTL yang kompeten.
4. Standar pelayanan kesehatan penderita hipertensi adalah :
a) Mengikuti Panduan Praktik Klinik bagi Dokter di FKTP.
b) Diberikan kepada penderita Hipertensi di FKTP.
c) Meliputi monitoring TD, edukasi, pengaturan diet, aktifitas fisik dan pengelolaan
farmakologis.
d) Dilakukan untuk mempertahankan TD <140/90 mmHg untuk usia dibawah 60 tahun dan
<150/90 mmHg untuk penderita 60 tahun keatas dan untuk mencegah terjadinya
komplikasi.
e) Jika tekanan darah tidak bisa dipertahankan sebagaimana dimaksud atau mengalami
komplikasi, maka penderita dirujuk.
21
SPM Pelayanan Penderita Hipertensi (2)

Definisi Operasional Capaian Kinerja : Capaian kinerja Pemerintah Daerah


Kabupaten/ Kota dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar bagi
penderita Hipertensi dinilai dari persentase jumlah penderita Hipertensi yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun
waktu satu tahun
Rumus Perhitungan Kinerja
Persantase penderita Jumlah penderita Hipertensi yangmendapat pelayanan
Hipertensi kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun
mendapatkan = X 100%
pelayanan kesehatan Jumlah estimasi penderita Hipertensi berdasarkan angka
sesuai standar prevalensi kab/kota dalam kurun waktu satu tahun pada
tahun yang sama

Target : Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota yang memberikan


pelayanan kesehatan terhadap penderita Hipertensi atau orang dengan keluhan
Hipertensi sesuai standar adalah 100 persen 22
SPM Pelayanan Penderita Hipertensi (3)

Langkah – langkah kegiatan


1. Pendataan penderita Hipertensi menurut wilayah kerja FKTP
2. Melakukan penegakan diagnosis hipertensi di FKTP
3. Melakukan pelayanan kesehatan sesuai standar
4. Melakukan rujukan ke FKTL untuk pencegahan komplikasi
5. Pelatihan teknis bagi nakes, termasuk pelatihan surveilans faktor risiko
6. Penyediaan peralatan kesehatan
7. Penyediaan obat hipertensi
8. Pencatatan dan pelaporan
9. Monitoring dan evaluasi

23
INTEGRASI KEGIATAN DENGAN LINTAS PROGRAM, seperti :

• Tindak lanjut dari kegiatan Deteksi Dini melalui Posyandu (Prima,


Even)
• Jejaring dengan Layanan Kesehatan ,
• Kegiatan Intervensi Lanjut Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
Indikator Keluarga tidak
ada yang merokok
INDIKATOR RENSTRA KEMENKES
RPJMN 2020 - 2024 TAHUN 2022-2024 (B06 dan B12)
(Permenkes No 13 Tahun 2022)
 
Indikator Anggota Keluarga Tidak Ada Yang Merokok

Definisi Operasional (DO) PIS-PK Definisi Program


DEFINISI OPERASIONAL: Anggota keluarga tidak ada yang merokok adalah jika tidak • Tidak ada anggota keluarga yang
ada seorang pun dari anggota keluarga tersebut yang sering atau kadang-kadang menghisap rokok atau Hasil Produk
menghisap rokok atau produk lain dari tembakau. Termasuk di sini adalah jika anggota Tembakau Lainnya (HPTL) setiap
keluarga tidak pernah atau sudah berhenti dari kebiasaan menghisap rokok atau hari atau kadang-kadang
produk lain dari tembakau • Orang yang sudah berhenti
merokok adalah yang sama sekali
INDIKATOR DITANYAKAN KEPADA: semua anggota keluarga tidak menghisap rokok atau HPTL
dalam 1 tahun
PENILAIAN INDIKATOR:
• jika tidak ada ak yang sering atau kadang-kadang menghisap rokok atau produk
lain dari tembakau termasuk yang tidak pernah atau sudah berhenti merokok
maka diberi simbol “Y”
• Jika ada ak yang sering atau kadang-kadang menghisap rokok atau produk lain
dari tembakau maka diberi simbol “T”

9
Indikator Anggota Keluarga Tidak Ada Yang Merokok
No. Hasil Tim Pembina Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor
Analisis Keluarga
1. Data anggota • Memastikan anggota • Memberikan tatalaksana kepada anggota • Pem. kecamatan :
keluarga keluarga keluarga yang berkeinginan mengikuti program - Advokasi LP/LS dalam penerapan KTR,
(semua sesuai memenuhi UBM kampanye bahaya merokok, edukasi
umur) yang • Melakukan edukasi bahaya merokok, Smoke Free berhenti merokok.
mempunyai kriteria merokok; jika Home dan Upaya Berhenti Merokok (UBM) pada
ya melakukan - Pengembangan peraturan KTR jika
perilaku saat kunjungan keluarga belum ada.
menghisap tatalaksana sesuai • Melakukan pembinaan keluarga untuk mengikuti
rokok/temba program dan • Pemerintah desa dan perangkat desa
advokasi lintas sektor layanan UBM di Puskesmas jika ada anggota (TW/RW) bersama Toma dan Toga
kau dengan keluarga yang merokok
frekuensi • Koord dengan mengembangkan Desa Tanpa Rokok
setiap hari, Program, UKBM, dan • Melakukan pembinaan komitmen bagi anggota melalui Perdes KTR (Ada tanda dilarang
sering, atau pemerintah desa keluarga perokok yang sedang dan telh merokok di setiap rumah, tidak ada
kadang- mengikuti program UBM warga yang merokok di 7 tatanan KTR,
• Memberikan warung/toko tidak mendisplay atau iklan
kadang. informasi terkait • Monitoring perubahan perilaku merokok rokok, tidak ada iklan rokok di media luar
Smoke Free Home, • Mengembangkan program layanan UBM di ruang)
dan Upaya Berhenti Puskesmas yang terintegrasi dengan PANDU • SKPD terkait 7 tatanan KTR (Dinkes,
Merokok (UBM) pada PTM Satpol PP, Dinas Pendidikan, Kanwil
saat kunjungan • Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan Agama, Dishub, Dinas Pariwisata)
keluarga layanan UBM melalui SI PTM menerapkan aturan KTR sesuai dengan
• Melakukan rujukan • Melaporkan data anggota keluarga yang telah wilayah binaanya dan melakukan
ke Puskesmas untuk monitoring.
mengikuti Program berhenti merokok kepada surveyor • Melakukan pemantauan faktor risiko
UBM untuk dilakukan updating data PIS-PK. dan edukasi kelompok bagi perokok
• Melakukan pemantauanfaktor risiko dan melalui Posbindu PTM
edukasi kelompok bagi perokok
melalui
Posbindu PTM
10
Anggota Keluarga Tidak Ada Yang Merokok
No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor
2. Data anggota keluarga
(semua umur) yang • Cek data PISPK wilayah • Melakukan updating data program • Menyamakan DO indikator
mempunyai perilaku Puskesmas • Memastikan anggota keluarga merokok menggunakan
menghisap rokok/ • Melakukan kunjungan sesuai kriteria merokok; jika ya indikator PIS-PK
tembakau dengan keluarga (jika belum) melakukan tatalaksana sesuai program
frekuensi setiap hari, • Melakukan • Melakukan advokasi lintas sektor
sering atau kadang- editing/updating data • Melakukan pencatatan dan pelaporan
kadang yang tidak sama PIS-PK faktor risiko merokok dan kegiatan
dengan data program • Melakukan intervensi layanan UBM melalui SI PTM
lanjutan bagi anggota • Menyamakan DO indikator merokok
Data PISPK (-), data keluarga yang merokok menggunakan indikator PIS-PK
program (+), atau
Data PISPK (+), data
program (-)

11
Intervensi Tingkat Dinas Kesehatan: Indikator Merokok
No. Analisis Intevensi

1. Data anggota keluarga (semua umur) • Mengembangkan dan meningkatkan program layanan UBM di
yang mempunyai perilaku menghisap FKTP di Kab/Kota
rokok/tembakau dengan frekuensi • Melakukan pembinaan dan peningkatan kapasitas Nakes tentang layanan UBM
setiap hari, sering, atau kadang-kadang. bersama lintas program dan organisasi profesi
Disebut merokok setiap hari, jika • Melibatkan FKTP dan FKRTL untuk intervensi lanjut bagi anggota keluarga yang
responden merokok minimal satu merokok
batang dalam satu hari • Meningkatkan pencatatan dan pelaporan layanan UBM melalui SI PTM sebagai
monitoring data capaian program
• Advokasi Pemerintah Daerah yang belum memiliki Peraturan
KTR,
dan mengeluarkan kebijakan terkait KTR dan UBM.
• Advokasi Pemerintah Daerah untuk penegakkan sanksi bagi daerah yang
memiliki Perda KTR
• Advokasi LP/LS dalam penerapan KTR, kampanye bahaya merokok, pelarangan
iklan rokok di lingkup kab/kota dan provinsi

2 Data anggota keluarga (semua umur) • Meningkatkan pencatatan dan pelaporan faktor risiko merokok dan layanan
yang mempunyai perilaku menghisap UBM di Puskesmas melalui SI PTM
rokok/ tembakau dengan frekuensi • Melakukan validasi pelaporan faktor risiko merokok melalui SI PTM
setiap hari, sering atau kadang-kadang • Melakukan validasi pelaporan kegiatan layanan UBM melalui SI PTM
yang tidak sinkron dengan data program • Membina FKTP dan FKTRL dalam sinkronisasi data dan pelaporan rutin.

Data PISPK (-), data program (+)


Data PISPK (+), data program (-)
16
CAPAIAN PISPK JATIM (AGUSTUS 2022)
Anggota keluarga tidak ada yang merokok *)
79.49%

90.00%
67.21%

80.00%
64.42%
60.58%
59.52%
59.39%
57.50%
56.60%
70.00%

55.84%

49.38%
55.22%
54.32%
53.55%
52.26%
52.02%
52.02%

49.18%
48.97%
48.76%
48.57%
47.51%
47.24%
46.64%
46.51%
60.00%

45.69%
45.68%
45.46%
44.73%
43.27%
42.60%
41.52%
40.99%
40.40%
38.97%
37.37%
50.00%

36.19%
36.14%
36.08%
30.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
00.00%
I I I I
AYA IUN RTO AN TAR AN DIR RO RJO TAN NEP NG IUN AW ESIK TIM NG LAN GO DIR LEK GO NG TAR JUK RTO TAN BAN NG AN SAN ATU NG DO SO NG GO BER NG
G I U O A U G A O A I I U A N O A G A
R AB AD OKE ON BL SUR KE EG DOA AGE ME AL AD NG GR JA AG GKA LIN KE GG OR MB BL GAN OKE AC TU WA SUR EKA A B AL BO OW AJ LIN JEM MP
M A U M N OJ P YU PA AM KOT M ITU ND LUM BO
SU TA OJ LAM OTA PA OT JON SI M S TA M UNG AN BO
B R EN PON JO N S
SA
A K TA K O M A P O
T KO A M BO KO TU
L
PR
T B BO PR
KO O T KO A
K T
KO
Capaian Skrining FR
Merokok
Anggota keluarga tidak ada yang merokok *) DATA PISPK Untuk indikator merokok, data
90.00% 79.49%
pispk dan data program tidak
67.21% bisa semata-mata
64.42%
60.58%
59.52%
59.39%
80.00%

57.50%
56.60%
55.84%
55.22%
54.32%
53.55%
52.26%
52.02%
52.02%
dibandingkan karena

49.38%
49.18%
48.97%
70.00%

48.76%
48.57%
47.51%
47.24%
46.64%
46.51%
45.69%
45.68%
45.46%
44.73%
43.27%
42.60%
41.52%
40.99%
40.40%
38.97%
60.00%

37.37%
36.19%
36.14%
sasarannya bertolak belakang.

36.08%
30.00%
50.00%
40.00%
30.00% Sasaran PISPK :
20.00%
10.00% Jumlah keluarga tidak merokok
00.00%
A G I U
I
O A
I
U G
I
A I
I
YA IUN RTO AN TAR AN DIR RO RJO TAN NEP NG IUN AW ESIK TIM NG LAN GO DIR LEK GO NG TAR JUK RTO TAN BAN NG AN SAN ATU NG DO SO NG GO BER NG
I U A N O A G A
(semua umur)
D E E D E A O N A
RAB MA OKE ON BL SUR A K EG DOA AGE UM AL MA NG GR JA AG GKA LIN K GG OR MB BL GA OKE AC TU W SUR EKA TA B AL BO OW AJ LIN JEM MP
J A N I M G J P U M M
T
SU A O M T A T O S M S TA
A OT M LA KO TA P KO BOJ
K A KO TU
N N BO
LU BA RO
P
TR P
N
EN O JO N O
M B
Y A M O
A N P PA K
U
B
D
SIT ON LU ROB
P
O SA
Sasaran Program :
KO T KO TA
KO
KO
Jumlah individu merokok (usia
>15th)
Chart Title DATA PROGRAM
Namun apabila kita lihat di

20%
25%

18%
grafik, ada beberapa kab/kota

17%
17%
15%
15%
20%

14%
14%
13%
13%
yg data PISPK dan data

12%
12%
12%
11%
11%
11%
11%
10%
10%
10%
15% 10%
9%
9%

9%
9%
9%
9%

program memiliki hasil linear,


8%
8%
7%
7%

10%
6%
6%
5%
5%
4%
4%

seperti Kab. Jember dan Kab.


3%

5%

0% Kab. Pasuruan Sampang. Sehingga data PISPK


Kab. Sidoarjo

Kab. Ponorogo

Kab. Mojokerto

Kab. Bondowoso

Kab. Probolinggo
Kab. Bojonegoro

Kab. Situbondo
Kab. Madiun

Kab. Pacitan
Kota Madiun

Kab. Tuban

Kab. Sumenep

Kab. Bangkalan

Kab. Pamekasan

Kab. Lamongan
Kota Mojokerto

Kota Probolinggo
Kota Pasuruan

Kab. Magetan

Kota Batu
Kab. Gresik

Kab. Nganjuk

Kab. Trenggalek
Kota Surabaya

Kab. Malang
Kab. Kediri

Kab. Sampang
Kab. Ngawi

Kota Kediri

Kab. Blitar

Kab. Banyuwangi

Kab. Jember
Kab. Jombang

Kab. Tulungagung
Kab. Lumajang

Kota Malang
Kota Blitar

dpt dijadikan data penguat


dalam pengambilan keputusan
kebijakan pengendalian rokok.
INTEGRASI KEGIATAN UBM DENGAN LINTAS PROGRAM,
SEPERTI :

• TINDAK LANJUT DARI KEGIATAN POSBINDU PTM,


• DETEKSI DINI PROGRAM KESEHATAN JIWA DENGAN
MENGGUNAKAN INSTRUMEN ASSIST,
• PENJARINGAN AWAL DAN BERKALA DI SEKOLAH,
• SKRINING UBM DI SEKOLAH,
• PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN
KELUARGA (PIS-PK), DAN
MELAKUKAN PEMBINAAN KELUARGA UNTUK MENGIKUTI LAYANAN UBM DI
PUSKESMAS JIKA ADA ANGGOTA KELUARGA YANG MEROKOK
Jumlah Kab/Kota yang Menyelenggarakan > 40% Layanan UBM

Jawa Timur:
• 971 Puskesmas
• 226 (23,3%) Puskesmas UBM

Sumber: SI PTM, 28 September 2022


SMOKE FREE HOME

Anak merupakan sasaran


rentan paparan asap rokok.
Dapat menjadikan anak
sebagai perokok pasif atau
perokok pemula

KELUARG
A
Indikator Penderita gangguan jiwa berat,
diobati dan tidak ditelantarkan
DUKUNGAN TERHADAP SPM
2,
3,
4,
8,
10,
11
Memantau pertumbuhan dan perkembangan
balita tiap bulan KEL
UA SE
RG HA
A T

SPM
SPM PELAYANAN KESEHATAN ODGJ BERAT TAHUN 2022
TARGET : 100%

Jawa Timur: 60%


00.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
KOTA MOJOKERTO 65.14%

PASURUAN 61.12%

TULUNGAGUNG 48.03%

KOTA BLITAR 47.78%

KEDIRI 42.92%

TRENGGALEK 42.00%

PACITAN 40.16%

KOTA MALANG 39.68%

NGANJUK 39.13%

MOJOKERTO 39.07%

PONOROGO 38.88%

BLITAR 38.76%

KOTA SURABAYA 37.19%

SIDOARJO 37.03%

BANYUWANGI 34.78%

MADIUN 33.89%

KOTA PROBOLINGGO 30.08%

LAMONGAN 27.87%

KOTA BATU 26.88%

PAMEKASAN 26.29%

KOTA KEDIRI 25.27%

GRESIK 23.93%

SITUBONDO 23.68%

SAMPANG 21.29%
CAPAIAN PISPK AGUSTUS 2022

TUBAN 20.15%

BONDOWOSO 19.72%

NGAWI 19.55%

JEMBER 19.22%

KOTA MADIUN 19.00%

17.98%
Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak ditelantarkan

BANGKALAN
JOMBANG 17.54%

JATIM 12.97%

MAGETAN 12.50%

MALANG 11.55%

LUMAJANG 11.07%

PROBOLINGGO 09.23%

KOTA PASURUAN 06.74%

SUMENEP 03.18%

BOJONEGORO 01.33%
INDIKATOR PIS-PK DAN DO (BARU)
KELUARGA TERDAPAT PENDERITA GANGGUAN JIWA DIOBATI DAN
TIDAK DITELANTARKAN

Keluarga terdapat penderita gangguan jiwa yang diobati dan tidak


ditelantarkan adalah jika di keluarga terdapat anggota keluarga yang
menderita gangguan jiwa berat (skizofrenia atau psikosis) dan berobat
teratur minimal 1 bulan terakhir sampai dilakukannya kunjungan keluarga,
dan penderita tersebut tidak dipasung dan atau ditelantarkan.
  NOMINATOR
AK menderita Gangguan jiwa berat skizofrenia atau psikosis berdasarkan Keluarga terdapat anggota keluarga menderita
diagnosis dokter, psikolog klinis atau dokter spesialis kedokteran jiwa gangguan jiwa berat (skizofrenia atau psikosis) dan
(SpKJ) (UU Kesehatan Jiwa No.18 Tahun 2014). berobat teratur minimal 1 bulan terakhir sampai di-
lakukannya kunjungan keluarga, dan penderita
Minum obat teratur adalah minum obat sesuai petunjuk dokter dan masih tersebut tidak dipasung dan atau ditelantarkan
minum obat selama 1 bulan terakhir sampai saat ini (kunjungan pendataan)
 
Pemasungan adalah segala bentuk pembatasan gerak ODGJ oleh
keluarga atau masyarakat yang mengakibatkan hilangnya kebebasan DENOMINATOR
ODGJ, termasuk hilangnya hak atas pelayanan kesehatan untuk Keluarga terdapat anggota keluarga menderita
membantu pemulihan (Permenkes Nomor 54 Tahun 2017). gangguan jiwa berat (skizofrenia atau psikosis)
 
Ditelantarkan adalah orang yang tidak mendapatkan pemenuhan atas
kebutuhan hidup dasar seperti mendapatkan tempat tinggal, makanan,
minuman, pakaian, perawatan diri yang layak pada saat orang tersebut
dalam kondisi tidak mampu memenuhinya.
 
Indikator Penderita ODGJ Mendapatkan Pengobatan dan Tidak Diterlantarkan

No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor
1. Data adanya • Melakukan KIE kepada keluarga • Melakukan pemantauan • Kesling untuk kesehatan lingkungannya
anggota terkait ODJG Berat rutin Melakukan rujukan • Gizi untuk memantau asupan gizi
keluarga yang • Menganjurkan untuk melakukan untuk terapi lanjutan jika • Gigi dan Mulut, untuk memastikan
terdiagnosa pemeriksaan dan pengobatan diperlukan • kesehatan gigi dan mulut tidak terganggu
ODGJ berat teratur • Melakukan edukasi • Perkesmas, untuk kemandirian dan
tidak minum • Memastikan tida dilakukan kepada anggota keluarga pemantauan
obat secara pemasungan lain dalam hal • Pembentukan Tim Pelaksana Kesehatan
teratur • Memastikan obat pasien tersedia kemandirian Jiwa Masyarakat (TPKJM) dengan lintas
di keluarga • Melakukan pemantauan sektor sesuai dengan KMK No. 220 Tahun
• Melakukan koordinasi dengan Tim ketersediaan obat di 2002
Program Kesehatan Jiwa Puskesmas • P2M untuk memantau penyakit penyerta
• Melakukan updating data setelah pada ODGJ berat
dilakukan intervensi

5
Indikator Penderita ODGJ Mendapatkan Pengobatan dan Tidak Diterlantarkan
No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor
2. Data ART • Melakukan edukasi terkait • Melakukan penegakan • Kesling untuk kesehatan lingkungannya
dipasung, tapi ODGJ Berat dan diganosa • Gizi untuk memantau asupan gizi
belum pencegahannya • Melakukan pencatatan • Gigi dan Mulut, untuk memastikan kesehatan gigi dan
terdiagnosa • Menganjurkan untuk dan pelaporan mulut tidak terganggu
ODGJ Berat melakukan pemeriksaan • Melakukan pemantauan • Perkesmas, untuk kemandirian dan pemantauan
lebih lanjut rutin bagi yang • Pembentukan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
• Melakukan koordinasi terdiagnosa ODGJ Berat Masyarakat (TPKJM) dengan lintas sektor sesuai dengan
dengan Tim Program • Melakukan KMK No. 220 Tahun 2002
Kesehatan Jiwa rujukan untuk terapi • P2M untuk memantau penyakit penyerta pada ODGJ
• Melakukan updating lanjutan jika diperlukan Berat
data • Melakukan edukasi

3. Terdiagnosa • Melakukan edukasi terkait • Melakukan sinkronisasi • Kesling untuk kesehatan lingkungannya
ODGJ Berat ODGJ Berat dan data program • Gizi untuk memantau asupan gizi
pencegahannya • Melakukan pencatatan • Gigi dan Mulut, untuk memastikan kesehatan gigi dan
• Menganjurkan untuk dan pelaporan mulut tidak terganggu
melakukan pemeriksaan lebih • Melakukan pemantauan • Perkesmas, untuk kemandirian dan pemantauan
lanjut rutin • Pembentukan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
• Melakukan • Melakukan rujukan untuk Masyarakat (TPKJM) dengan lintas sektor sesuai dengan
koordinasi dengan Tim terapi lanjutan jika KMK No. 220 Tahun 2002
Program Kesehatan Jiwa diperlukan • P2M untuk memantau penyakit penyerta pada ODGJ
• Melakukan updating data • Melakukan edukasi Berat
Indikator Penderita ODGJ Mendapatkan Pengobatan dan Tidak Diterlantarkan

4
Intervensi Tingkat Dinas Kesehatan: Indikator ODGJ

No. Analisis Intevensi

1. Data riwayat atau menunjukkan gejala • Melakukan mapping hasil IKS di tiap-tiap wilayah Puskesmas/Kecamatan/
gangguan jiwa Kabupaten/Kota dan melakukan analisis data faktor risiko di wilayah kerjanya.
• Melakukan pembinaan dan updating pengetahuan nakes di Puskesmas/Dinkes
Kab/Kota terkait tatalaksana ODGJ bersama lintas program dan organisasi
profesi
• Memberikan rekomendasi intervensi lanjut bagi keluarga dengan masalah
2. Data adanya anggota keluarga yang ODGJ maupun secara kewilayahan berdasarkan hasil analisis data PIS-PK dan
ODGJ data program
• Melibatkan FKTP dan FKRTL untuk melakukan intervensi lanjut terhadap
penyandang ODGJ dan melakukan pencatatan dan pelaporan sebagai data
surveilans program dan capaian SPM bidang Kesehatan
• Memberikan feedback ke Puskesmas/Dinkes Kabupaten/Kota
• Melakukan monev pelaksanaan PIS-PK secara berkala
• Melakukan bimbingan teknis pada Puskesmas/Dinkes Kabupaten/Kota
• Koordinasi lintas program di Dinkes
• Advokasi pemda, lintas sektor dalam penanggulangan ODGJ (mulai penemuan
terduga sd pengobatan) dan melakukan monitoring
• Pembentukan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) dengan lintas
sektor sesuai dengan KMK No. 220 Tahun 2002
• Membuat kebijakan terkait pemberian rewards and punishment

9
Peran dan Tanggung Jawab Lintas Sektor
Integrasi Data
Data Antar Indikator PIS-PK yang terkait

Indikator PIS-PK Indikator PIS-PK

Data Ibu Hamil • Data Kepemilikan JKN


• Data Hipertensi
• Data Perilaku Merokok
• Data suspek TB
• Data TB berobat teratur (level keluarga)
• Data ODGJ
• Data akses dan perilaku jamban dan air bersih

Data pemantauan pertumbuhan • Data Perilaku Merokok


• Data akses dan perilaku jamban dan air bersih
• Data suspek TB
• Data TB berobat teratur (level keluarga)
• Data kepemilikan JKN

Data persalinan di fasyankes • Data kepemilikan JKN

Data Hipertensi • Data Kepemilikan JKN


• Data Merokok
• Data ODGJ

18
Data PIS-PK dengan Data Program/Lintas Sektor yang Terkait
Indikator PIS-PK Indikator Non PIS-PK

Data Ibu Hamil • Data TB (agregat keluarga) (Formulir TB.01)


• Data HIV program (agregat keluarga) SIHA
• Data Hipertensi (P2PTM) (eCohort ibu)
• Data DM (P2PTM)
• Data COVID-19
• Data BBLR
• Data SI PTM (data faktor risiko :merokok, tingkat metabolic, dsb)

Data ASI Eksklusif • Data stunting ePPBGM


• Data wasting ePPBGM
• Data underweight ePPBGM

Data IDL • Data kelahiran bayi,


• Data kunjungan neonatal
• Data surveilen PD3I (untuk kasus difteri, dsb)
Data pemantauan pertumbuhan • Data TB (agregat keluarga) (Formulir T)
• Data eCohort anak

19
Data Antar Indikator PIS-PK yang terkait

Indikator PIS-PK Indikator PIS-PK

Data Ibu Hamil • Data Kepemilikan JKN


• Data Hipertensi
• Data Perilaku Merokok
• Data suspek TB
• Data TB berobat teratur (level keluarga)
• Data ODGJ
• Data akses dan perilaku jamban dan air bersih

Data pemantauan pertumbuhan • Data Perilaku Merokok


• Data akses dan perilaku jamban dan air bersih
• Data suspek TB
• Data TB berobat teratur (level keluarga)
• Data kepemilikan JKN

Data persalinan di fasyankes • Data kepemilikan JKN

Data Hipertensi • Data Kepemilikan JKN


• Data Merokok
• Data ODGJ

11
Keluarga sehat
Untuk Indonesia Sehat

Anda mungkin juga menyukai