Anda di halaman 1dari 38

STRATEGI PENINGKATAN MUTU

PELAYANAN KESEHATAN

Dr.dr.Bondan Agus Suryanto, SE, MA, Sp.DLP, AAK


STRATEGI MENCAPAI TINGKAT AKREDITASI
PARIPURNA
STRATEGI MENCAPAI
AKREDITASI PARIPURNA PUSKESMAS
♠ Cermati dan manfaatkan Instrumen Akreditasi Puskesmas seoptimal mungkin,
termasuk untuk mengetahui apa dan/atau siapa yang akan diobservasi,
diwawancarai dan/atau diminta untuk simulasi oleh surveior.

♠ Jika dalam suatu pokok pikiran dan/atau EP secara tersurat menyebutkan


mengacu kepada suatu ketentuan peraturan peundang-undangan, maka
pastikan proses berjalan sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan terkait.

♠ Pastikan pemenuhan suatu EP atau pelaksanaan suatu pelayanan/kegiatan


telah sesuai dengan kebijakan/pedoman/panduan/SOP/kerangka acuan yang
ditetapkan dan/atau sesuai dengan pokok pikiran, seringkali ditegaskan dalam
kalimat EP. Penilaian suatu EP akan diperdalam dan didasarkan pada hasil
observasi/wawancara/simulasi oleh surveior.
STRATEGI MENCAPAI
AKREDITASI PARIPURNA PUSKESMAS
♠ Walaupun peluang untuk mencapai skor 10 (tercapai penuh) pada setiap EP
menjadi lebih besar (karena menggunakan batas ≥70%, bukan ≥80%), namun
suatu EP bisa mensyaratkan secara tersirat terlaksananya suatu proses secara
utuh. Pastikan seluruh tahapan dalam proses tersebut telah berjalan dengan
berkualitas, walaupun yang diminta EP secara eksplisit adalah suatu tahapan di
akhir sebuah proses.

Contoh: Kriteria 1.6.1 EP c) Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap


hasil pengawasan, pengendalian, dan penilaian kinerja terhadap target yang
ditetapkan dan hasil kaji banding dengan Puskesmas lain.

Untuk dapat mengevaluasi dan menindaklanjuti hasil kaji banding, Puskesmas


perlu menyusun rencana dan instrumen kaji banding, melaksanakan dan
menganalisis hasilnya terlebih dahulu (lihat kriteria 3.1.7 Standar Akreditasi
Puskesmas 9 bab).
STRATEGI MENCAPAI
AKREDITASI PARIPURNA PUSKESMAS

♠ Pemenuhan Bab V yang di antaranya mencakup manajemen risiko,


penerapan sasaran keselamatan pasien, pelaporan IKP, pengukuran
dan pelaporan indikator mutu, termasuk INM, dan implementasi PPI
perlu diupayakan secara optimal, karena Bab tersebut bisa menjadi
penghalang tercapainya status paripurna (tidak mencapai 80%).

♠ Pemenuhan Bab I bisa menjadi penghalang tercapainya status


paripurna (tidak mencapai 80%), jika Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota belum melaksanakan pembinaan terpadu melalui
TPCB, kredensial/rekredensial tenaga kesehatan, dll.
MILE STONE AKREDITASI KOTA YOGYAKARTA

Tahun 2016, Proses Akreditasi 9 Puskesmas:


1 Puskesmas Paripurna
Tahun 2015, Proses Akreditasi 4
Puskesmas: 3 Puskesmas Utama
1 Puskesmas Paripurna 2 Puskesasmas Madya
3 Puskesmas dasar 3 Puskesmas Dasar

Tahun 2019, proses reakreditasi


Tahun 2017, Proses akreditasi Tahun 2018, proses
5 Puskesmas: reakreditasi 4 Puskesmas : 9 Puskesmas :
3 Puskesmas Utama 2 Puskesmas Paripurna
7 Puskesmas Paripurna
2 Puskesmas Madya 2 Puskesmas Utama
2 Puskesmas Utama

6
Dukungan dan
Komitmen Dinas
Kesehatan

Akreditasi
Paripurna
Dukungan dan Komitmen
seluruh Karyawan Puskesmas
DUKUNGAN DAN KOMITMEN
DINAS KESEHATAN

Membuat regulasi yang mendukung proses akreditasi ( SK


tata naskah, SK Struktur organisasi dan tim Mutu, SK
Indikator dll)

TPCB Melakukan kegiatan pendampingan secara rutin ke


Puskesmas (Lokmin, Evaluasi Mutu dan feed back nya,
penggalangan komitmen dll) dibantu oleh surveyor dan
BPMK

Menyediakan anggaran untuk kegiatan


peningkatan mutu, simulasi survey akreditasi,
dan survey akreditasi
DUKUNGAN SELURUH KARYAWAN PUSKESMAS

K
Memahami apa yang harus dilakukan O
Menanamkan
M
Mendapatkan pendampingan dan solusi
bila mengalami kendala
rasa memiliki I
dan menjadi
bagian dari T
Mendapatkan pujian, minimal ucapan
kesuksesan M
Akreditasi
terima kasih saat tugas telah
dilaksanakan, Healing Bersama
E
N
KOMITMEN
Optimalisasi peran setiap
karyawan sesuai
kemampuan

Santai tapi terukur berdasarkan


target yang ditetapkan

Bangun system bukan figure


Kepala Penanggungjawab
Puskesmas Mutu
Dukungan
• Target yang harus
dikerjakan
Sarpras • Tim Hore hore
(penyambutan dan
• Pendampingan • Sekretariat ramah tamah )
• Monev Bulanan • Pelayanan • Tim saat pelaksanaan
• Bangunan Gedung survey (Pengatur
dan lingkungan kegiatan)
sekitar
Time Line
Tim Sukses
yang jelas

12
Akreditasi bukan hal yang baru, semua hal
yang harus dipersiapkan sudah terinci
dengan lengkap
2. Jawab yang ditanyakan, 3. Ada yang kurang
1. Ikuti pedoman yang ada, utamakan menjawab yg tepat atau bahkan
kurangi imajinasi dan memang dokumen buktinya salah, itu wajar.. Tapi
sesuaikan dengan bab, sudah ada, yg belum ada, surveyor sangat
standar, pokok pikiran, dan bila memungkinkan menghargai semangat
elemen penilaian yang dikejar, segera dikejar dan kita untuk
diminta di tunjukkan memperbaiki

5. kompak, saling
4. Surveyor juga
menjaga, tidak
manusia, sehingga , 6. Bersahabat dengan
mengungkapkan
sambutan dan perubahan yang sangat
kelemahan diri dinamis
keramahtamahan
sendiri atau pihak
kita sangat dihargai
lain
13
MEMBANGUN KESADARAN
AKAN PENTINGNYA
MUTU PELAYANAN

14
 Antara 5,7 dan 8,4 juta kematian akibat pelayanan kesehatan berkualitas buruk
setiap tahun di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, yang meliputi
hingga 15% dari keseluruhan kematian di negara-negara ini.
 Enam puluh persen dari kematian di negara berpenghasilan rendah dan menengah
terjadi karena perawatan Kesehatan yang berkualitas buruk, sisanya disebabkan
tidak mendapatkan pelayanan Kesehatan.
 Kualitas pelayanan kesehatan yang tidak memadai membebani negara2 low middle
income biaya sebesar US$ 1,4-1,6 triliun setiap tahun karena kehilangan
produktivitas.
 Di negara-negara berpenghasilan tinggi, 1 dari 10 pasien mengalami dampak buruk
saat menerima perawatan rumah sakit, dan 7 dari setiap 100 pasien yang dirawat di
rumah sakit memperoleh infeksi terkait perawatan kesehatan.
 Diperkirakan bahwa sistem kesehatan berkualitas tinggi dapat mencegah 2,5 juta
kematian akibat penyakit kardiovaskular, 900.000 kematian akibat TBC, 1 juta
kematian bayi baru lahir dan setengah dari semua kematian ibu setiap tahun.

MENGAPA PELAYANAN KESEHATAN HARUS


BERMUTU
Crisis In Health Care

Source – The Philadelphia Inquirer


PRIMUM, NON NOCERE
FIRST, DO NO HARM

HIPPOCRATES’S TENET
(460-335 BC)
MENGAPA TUNTUTAN TERHADAP MUTU PELAYANAN
MENINGKAT?

Peningkatan kesejahteraan masyarakat, menyebabkan


peningkatan demand masyarakat untuk pelayanan lebih baik
Peningkatan kesadaran akan hak-hak masyarakat, - amandemen
UUD 45 mengangkat pasal-pasal untuk menjamin hak azasi rakyat.
Transparansi dan digitalisasi teknologi informasi, meningkatkan
keterbukaan akses penyampaian aspirasi masyarakat.
Peningkatan jumlah penyedia pelayanan dan kemudahan mobilitas
transportasi menyebabkan meningkatnya Persaingan antar
penyedia pelayanan.
PRINSIP BIOETIKA

RESPECT FOR PERSON (PENGHARGAAN PADA INDIVIDU): setiap


individu harus diperlakukan sebagai seorang yang otonom, dan orang
yang terkurangi otonominya harus dilindungi
BENEFICENCE (mashlahat), setiap orang harus dilayani berlandaskan
pada prinsip kebaikan, dengan mengusahakan manfaat yang
maksimal (maximal benefits) dan menghindari kerugian.
NON MALEFICENCE, tidak memberikan mudharat atau kerugian pada
setiap pasien.
JUSTICE, memperlakukan semua individu secara adil.
DIMENSI MUTU
Permasalahan Kesehatan di
Wilayah Kerja Puskesmas

INDIKATOR MUTU
PRIORITAS PUSKESMAS

Indikator Indikator Indikator


Mutu Prioritas Mutu Prioritas Mutu Prioritas
pelayanan pelayanan pelayanan

Indikator Indikator Indikator


mutu mutu Mutu
Pelayanan Pelayanan Pelayanan
INDIKATOR MUTU DI PUSKESMAS
• Penetapan area prioritas Puskesmas untuk perbaikan mutu sesuai prioritas
masalah di wilayah kerja Puskesmas
• Indikator Mutu:
 Indikator Mutu Prioritas Puskesmas
Indikator ini dirumuskan berdasarkan prioritas masalah kesehatan yang ada di
wilayah kerja yang akan dilakukan perbaikan
 upaya perbaikannya didukung KMP, UKM, UKP
 Indikator Mutu Prioritas Pelayanan
• Indikator Nasional Mutu Puskesmas
• Indikator Mutu Pelayanan Puskesmas
Indikator Mutu masing-masing unit kerja/program yang capaiannya tidak tercapai
(atau potensial untuk ditingkatkan)
• Indikator Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
• Indikator Mutu terkait PPI
• Tiap indikator harus dilengkapi kamus indikator
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI

5.3 SASARAN KESELAMATAN PASIEN

5.3.1 IDENTIFIKASI PASIEN

5.3.4
5.3.3 TEPAT PASIEN, TEPAT
KEAMANAN OBAT PROSEDUR, TEPAT
5.3.2 POSISI
5.3.5
KOMUNIKASI EFEKTIF PASIEN JATUH
Pengertian CQI (continuous quality improvement)
Suatu komitmen dan pendekatan untuk meningkatkan
setiap proses pada setiap dan antar bagian dari
organisasi secara berkesinambungan, yang bertujuan
untuk memenuhi bahkan melebihi harapan pelanggan
Schroeder, 1994
Mutu pelayanan

Komitmen
Leadership

SISTEM
SISTEM PELAYANAN
MANAJEMEN Mengukur -Struktur
Memonitor -Proses
MUTU Mengendalikan
Memelihara -Outcome
Menyempurnakan
Mendokumentasikan
KEPATUHAN IDENTIFIKASI PENGGUNA
LAYANAN

INDIKATOR NASIONAL KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN


MUTU PUSKESMAS
KEPATUHAN PENGGUNAAN APD

KEPUASAN PENGGUNA LAYANAN

Keberhasilan pengobatan TB

Ibu hamil mendapatkan pelayanan


ante natal care
Ruang Lingkup PPI

Kewaspadaan Isolasi

PPI Sistem Bundle


Ruang Lingkup
Implementasi PPI
di Penggunaan AB dg Bijak
UPAYA KESEHATAN
PERSEORANGAN
PKM Pendidikan & Pelatihan
UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT
Surveilans

Audit, Monitoring, ICRA


YANG HARUS DISUSUN

PEDOMAN /
KEBIJAKAN PPI PROKER PPI SPO
PANDUAN PPI
•SOP kebersihan tangan
•SOP penggunaan APD
•SOP dekontaminasi
•SOP penatalaksanaan
limbah
….dsb
PENERAPAN PPI DI PUSKESMAS
PADA KEGIATAN UKM & UKP

PEMERIKSAAN UMUM
KEGIATAN UKM YANG
MENGANDUNG KEGIATAN
PENDATAAN PELAYANAN GIGI DAN MULUT

GAWAT DARURAT
KEGIATAN PENJARINGAN
PELAYANAN KESEHATAN
KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH KELUARGA YANG BERSIFAT UKP

KEGIATAN DISTRIBUSI OBAT UKM UKP PELAYANAN PERSALINAN

PELAYANAN GIZI BERSIFAT UKP


KEGIATAN DISTRIBUSI MAKANAN
TAMBAHAN PELAYANAN P2P BERSIFAT UKP

PELAYANAN KEFARMASIAN
KEGIATAN PENYULUHAN
PELAYANAN LABORATORIUM
KEGIATAN PEMBERDAYAAN
UKBM PELAYANAN RAWAT INAP
2 Pilar Kewaspadaan Isolasi

KEWASPADAAN Diterapkan pada semua klien


STANDAR yang ke fasilitas
pelayanan kesehatan,
setiap waktu

KEWASPADAAN Hanya diterapkan pada


BERDASARKAN
pasien yang dicurigai
TRANSMISI
terinfeksi
KEWASPADAAN STANDAR

Kebersihan tangan Pengendalian Lingkungan

Alat Pelindung Diri Pengendalian Limbah

Penyuntikan yang aman Manajemen Linen

Kebersihan pernafasan/etika
batuk
Penempatan pasien

Pengelolaan alkes
Kesehatan petugas
REGULASI
REGULASI PPI di a. SK tentang penerapan kewaspadaan standar
Puskesmas b. KAK Program PPI
c. SOP kebersihan tangan
d. SOP penggunaan APD
e. SOP penyuntikan yang aman
f. SOP penggunaan peralatan perawatan pasien
g. S0P Pengendalian kesehatan lingkungan
h. SOP Penangan limbah infeksius dan non infeksius ; benda tajam & jarum, darah dan
komponen darah
i. SOP pemrosesan peralatan pasien & penatalaksanaan linen dan laundry
j. SOP kesehatan karyawan/perlindungan petugas kesehatan
k. SPO penempatan pasien
l. SOP hygiene respirasi/etika batuk
m. SOP Tertusuk Jarum
n. SOP single use reuse

NOTE
Koordinator atau TIM PPI dalam menyusun regulasi, wajib mengacu Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer dan pedoman PPI lainnya
yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI serta harus sesuai dengan pelaksanaan
kegiatan yang di lakukan di Puskesmas
DOKUME 1. Tersedia Banner/Poster/ Leaflet tentang
N edukasi kebersihan tangan
2. Bukti pelaksaaan edukasi kebersihan tangan
yang dilakukan di Puskesmas dan wilayah kerja
Puskesmas

SOP Kebersihan Tangan (R)

Wawancae
a
DOKUMEN
1. Instrumen Monitoring Kelengkapan fasilitas
Kebersihan Cuci tangan
2. Evaluasi hasil Monitoring Kelengkapan fasilitas
Kebersihan Cuci tangan

SARANA
DAN
PRASARNA
Bundles HAIs

BUNDLES
 Penerapan bundle dapat menurunkan
Sekumpulan praktik berbasis  angka HAIs jika dilaksanakan dengan

bukti sahih yang  konsisten

menghasilkan perbaikan
 Dapat menurunkan angka kematian,
keluaran proses pelayanan  biaya perawatan dan lama hari
kesehatan bila dilakukan  rawat

secara kolektif dan konsisten


 Harusdidukung oleh kompetensi
(Permenkes 27, 2017) petugas
 pelayanan kesehatan baik pengetahuan,
36
 sikap dan keterampilannya
INDIKATOR PPI DI FKTP
INDIKATOR :
TOLOK UKUR YANG DIGUNAKAN UNTUK
MENILAI TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM
PPI FKTP
UNTUK MENILAI APAKAH UPAYA YANG
T
TELAH DILAKUKAN DAPAT
MENINGKATKAN KELUARAN
U PELAYANAN KESEHATAN;
I INFEKSI DAERAH OPERASI
N INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PLEBITIS
J (IDO)
D
MEMBERIKAN UMPAN BALIK
UPPI
I
K KEPADA FASYANKES
A
T A
O
R KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI
UNTUK PEMBELAJARAN (KIPI)
MENGGUNAKAN ABSES GIGI
N
PRAKTIK TERBAIK YANG DIPEROLEH MELALUI
PROSES KAJI BANDING

CONTOH
INDIKATOR TARGE CAPAIAN GAP ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
T
1.

2.
JENIS ICRA
ICRA KONSTRUKSI
ICRA PROGRAM PPI
Penilaian Risiko Pengendalian
Infeksi melalui proses Kajian risiko infeksi mencakup:
multidisiplin yang berfokus 1. Risiko terkait prosedur pelayanan
pada pengurangan risiko dari 2. Risiko terkait data hasil surveilans Hais
infeksi ke pasien, dg 3. Risiko terkait data hasil audit kepatuhan
perencanaan fasilitas, desain, 4. Risiko terkait pelayanan penunjang
dan kegiatan konstruksi. 5. dan lain lain

Anda mungkin juga menyukai