0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
29 tayangan18 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang gangguan pembuluh darah perifer yang disebabkan oleh penumpukan plak pada arteri yang dapat menyebabkan nyeri dan menghambat aliran darah. Dokumen ini juga menjelaskan faktor risiko, gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan gangguan pembuluh darah perifer.
Dokumen tersebut membahas tentang gangguan pembuluh darah perifer yang disebabkan oleh penumpukan plak pada arteri yang dapat menyebabkan nyeri dan menghambat aliran darah. Dokumen ini juga menjelaskan faktor risiko, gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan gangguan pembuluh darah perifer.
Dokumen tersebut membahas tentang gangguan pembuluh darah perifer yang disebabkan oleh penumpukan plak pada arteri yang dapat menyebabkan nyeri dan menghambat aliran darah. Dokumen ini juga menjelaskan faktor risiko, gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan gangguan pembuluh darah perifer.
Chatarina Velin 2111144011196 Cindyana 2111144011197 Cristy Meidilla 2111144011199 Dahlia 2111144011200 Dhea Lilia Putri Piliang 21111440112021 Pengertian Gangguan pembuluh darah perifer adalah gangguan kesehatan arteri yang menyempit yang disebabkan oleh penumpukan plak pada aliran darah . Penyakit ini dapat menyerang kaki secara bersamaan yang dapat menyebabkan nyeri hebat . Penyakitan arteri perifer merupakan kumpulan yang dapat menghambat aliran darah didalam tubuh baik ekstremitas bagia n bawah maupun ekstremiras bagian atas . Gejala utama penyakit arteri perifer yaitu cendrung menghambat akitivitas pasien yang dapat ketergatungan dengan orang lain, dan dapat menurunkan kualitas hidup pasien . FAKTOR GANGGUAN 1. Merokok 2. Diabetes 3. Hipertensi 4. Kolestrol 5. Kurangnya pengetahuan tentang gangguan pembuluh darah 6. Gaya hidup yang tidak sehat PATOFISIOLOGI Dari sekian proses patofisiologi yang mungkin terjadi, penyebab utama PAP yang paling banyak di dunia adalah aterosklerosis,biasanya didahului oleh adanya disfungsi endotel. Endotelium sehat, normalnya berfungsi untuk mempertahankan homeostasis pembuluh darah dengan menghambat kontraksi sel otot polos, proliferasi tunika intima, trombosis, dan adhesi monosit.
Disfungsi endotel berhubungan dengan sebagian besar faktorrisiko penyakit
kardiovaskular, yang terkait dengan terjadinya mekanisme sentral pembentukan lesi aterosklerotik. Penurunan kemampuan endotel untuk bervasodilatasi juga dikaitkan dengan faktor-faktor risiko penyakit kardiovaskular. MANIFESTASI KLINIK A. Gejala yang Tampak 1. Rasa nyeri pada kaki 2. Denyut nadi lemah 3. Perubahan suhu tubuh 4. Bulu kaki rontok
B. Gejala yang Tidak Tampak
90% hanya bisa diketahui dari anklebrachial index (ABI) C. Gejala Non Spesifik 1. Kulit dingin dan mengkilat 2. Kuku menebal 3. Kurangnya rambut atau bulu kaki 4. Nyeri di dada atau leher 5. Pingsan 6. Kebingungan, sulit untuk melihat pada satu atau kedua mata 7. Kehilangan koordinasi 8. Sakit kepala mendadak PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. USG Doppler, untuk mengetahui saluran aliran darah di dalam tubuh apakah tersumbat atau tidak (mendengarkan gelombang suara. 2. Pemeriksaan Angiografi, untuk melihat keadaan pembuluh darah di dalam tubuh dengan cara memasukkan zat khusus melalui kateter, sehingga gambar yang dihasilkan terlihat dengan jelas 3. Tes Darah, Pengambilan sempel darah dan diperiksa oleh tenaga kesehatan yang lain (analis) di laboratorium untuk memastikan kondisi kesehatan hingga dapat mendeteksi penyakit. PENATALAKSANAAN MEDIS 1. Terapi Non Operatif (obat-obatan) Salah satu bentuk pengobatan terhadap penyakit arteri lebih diutamakan pada pengontrol risikonya misalnya, berhenti merokok, diet, perubahan posisi, perawatan kaki. Selanjutnya dapat diberi terapi farmakologik dengan obat- obatan antiplatelet, aspirin (anacin, ascriptin, bayer aspirin), pentoxifylline ( trental), clopidogrel (plavix) dan cilostazol. 2. Terapi Operatif Tidak perlu di pertimbangkan apabila pasien patuh menjalani terapi non operatif selama minimal 6 bulan, terapi yang sering dilakukan yaitu penanganan Endovaskular (percutaneus), Transluminal (balloon), Anggioplasty (PTA), Symphathectomy, rekonstruksi arteri seperti Endarterektomi dan Bypass Grafting. KOMPLIKASI 1. Iskemia berat dan nekrosis 2. Ulserasi kulit 3. Gangren yang dapat di ikuti oleh amputasi tungkai 4. Kerusakan pertumbuhan kuku dan rambut 5. Stroke atau serangan iskemia sepintas (TIA) 6. Emboli perifer atau sistemik KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Identitas Pasien b. Keluhan Utama : kelemahan anggota gerak badan , bicara pelo, dan tidak dapat berkomunkasi c. Riwayat Penyakit Sekarang : Serangan stroke hemorogik seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat klien melakukan aktivitas. d. Riwayat Kesehatan Dahulu : Adanya riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kotrasepsi orang yang lama, penggunaan obat-obatan anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan. e. Riwayat Penyakit Keluarga : Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertansi dan DM Diagnosis Keperawatan Yang Mungkin Muncul 1. Nyeri Kronis berkaitan dengan Kerusakan jaringan atau fungsional dengan mendadak atau lambat, ditandai dengan merasa takut mengalami cedera berulang. 2. Perfusi Perifer Tidak Aktif berhubungan dengan penurunan sirkulasi aliran arteri dan vena dibuktikan dengan pengisian kapiler >3 detik, nadi perifer menurun atau tidak teraba, warna kulit pucat, akral teraba dingin dan tugor kulit menurun. 3. Gangguan Mobilitas Fisik keterbatasan gerak fisik yang disebabkan oleh kurang terpapar informasi tentang aktifitas fisik yang dapat menyebabkan nyeri dibuktikan dengan mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas, dan nyeri saat bergerak. 4. Risiko perfusi perifer tidak efektif dapat dibuktikan dengan merokok, kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat (merokok, gaya hidup kurang gerak, obesitas, imobilitas). TERIMA KASIH