Anda di halaman 1dari 19

Ovulasi dan Kebuntingan

Pada Sapi
DIMAS LINTANG ADITYA
201810350311147
Ovulasi

Proses terlepasnya sel ovum atau oosit dari


ovarium sebagai akibat pecahnya folikel yang
telah masak. Waktu yang dibutuhkan oleh
Insert image here
Animation: Fade – With Previous seluruh proses ovulasi tergantung pada lokasi
sel telur dalam folikel. Waktu ovulasi pada sapi
berkisar 22-36 jam sesudah permulaan birahi
atau 10-11 jam setelah birahi berakhir.
Mekanisme Ovulasi
1. Hormonal
Setelah folikel-folikel tumbuh karena pengaruh hormon FSH dari
pituitari anterior, maka sel-sel folikel mampu menghasilkan estrogen dan
progesteron. Kedua hormon ini dalam dosis kecil akan menyebabkan
terlepasnya hormon LH. Hormon LH memegang peranan penting dalam
menggertak terjadinya ovulasi. Pecahnya folikel terjadi adanya tekanan dari
dalam folikel yang bertambah besar dan persobekan pada daerah stigma
yang pucat karena daerah ini kurang memperoleh darah.
2. Neural
Rangsangan pada luar servik, baik pada saat kopulasi atau kawin
buatan akan diteruskan oleh saraf ke susunan saraf pusat yang akan
diterima oleh hipotalamus. Nantinya akan disekresikan LH realising hormon
dan kadar LH dalam darah akan meningkat sehingga mengakibatkan
ovulasi.
Tenunan Sisa Folikel yang
Mengalami Ovulasi
1. Korpus haemoragikum
Terjadi hipertropi dan hiperplasi pada tenunan sehingga tebentuk benda
yang bulat menonjol dipermukaan ovarium,kenyal,dan berwarna merah

2. Korpus luteum
Tenenuan baru akan berubah warna menjadi kuning dan menghasilkan
progesteron yang lama-lama akan tinggi pada puncak siklus birahi.
3. Korpus albikansia
Berhentinya aktivitas korpus luteum dalam menghasilkan progesteron
akan menyebabkan degenerasi dari sel-selnya karena sudah tidak memperoleh
suplai darah maka bentuknya menjadi sangat kecil dan berwarna pucat.
Kebuntingan

Kebuntingan adalah keadaan dimana anak sedang berkembang


didalam uterus seekor hewan betina. Suatu interval waktu, yang
disebut periode kebuntingan (gestasi) terentang dari saat
pembuahan (fertilisasi) ovum sampai lahirnya anak. Hal ini
mencakup fertilisasi atau persatuan antara ovum dan sperma.
Periode kebuntingan dimulai dengan pembuahan dan berakhir dengan
kelahiran anak yang hidup. Peleburan spermatozoa dengan ovum
mengawali reaksi kimia dan fisika yang majemuk, bermula dari sebuah
sel tunggal yang mengalami peristwa pembelahan diri yang berantai
dan terus menerus selama hidup individu tersebut. Tetapi berbeda
dalam keadaan dan derajatnya sewaktu hewan itu menjadi dewasa dan
menjadi tua. Setelah pembuahan , yang mengembalikan jumlah
kromosom yang sempurna, pembelahan sel selanjutnya bersifat mitotik
sehingga anak-anak sel hasil pembelahannya mempunyai kromosom
yang sama dengan induk selnya. Peristiwa ini berlangsung sampai
hewan menghasilkan sel kelamin
Pertumbuhan makhluk baru terbentuk sebagai hasil
pembuahan ovum oleh spermatozoa dapat dibagi menjadi
3 periode, yaitu: periode ovum,periode embrio dan
periode fetus. Periode ovum dimulai dari terjadinya
fertilisasi sampai terjadinya implantasi,sedang periode
embrio dimulai dari implantasi sampai saat dimulainya
pembentukan alat alat tubuh bagian dalam. Periode ini
disambung oleh periode fetus. Lamanya periode
kebuntingan untuk tiap spesies berbeda-beda perbedaan
tersebut disebabkan faktor genetik
Perubahan Bagian pada
Masa Kebuntingan
1. Vulva dan Vagina
Vulva semakin oedematus dan vaskuler. Perubahan pada
vulva sapi terlihat jelas dibandingkan kuda, perubahan terjadi
sekitar bulan ke-5 sampai bulan ke-7 kebuntingan. Mukosa
vagina pucat dan likat kering selama kebuntingannya, namun
pada akhir kebuntingan menjadi oedematus dan lembek
2. Serviks
Serviks selama kebuntingan yaitu os externa cerviks
tertutup rapat. Kripta endoservikal bertambah jumlahnya dan
menghasilkan lendir atau mucus yang sangat kental serta
menyumbat analis sevicis. .
3. Uterus
Perubahan pada uterus yang pertama terjadinya vaskularisasi pada
endomertium, terbentuk lebih banyak kelenjar endometrium, sedangkan
kelenjar yang telah ada tumbuh lebih panjang dan berkelok-kelok seperti
spiral.
4. Cairan Amnion dan Allantois
Perubahan yang pertama adalah volumenya, dari sedikit menjadi
banyak; kedua dari perbandingannya. Hampir semua spesies, cairan amnion
menjadi lebih banyak dari pada volume cairan allantois, tetapi pada akhir
kebuntinan cairan allantois menjadi lebih banyak.
5. Ovarium
Setelah ovulasi, terjadilah kawah bekas folikel. Kawah ini segera
dipenuhi oleh darah yang dengan cepat membeku yang disebut corpus
hemorrhagicum. Pada hari ke 5 sampai ke-6 korpus luteum telah terbentuk.
Kebuntingan Kembar pada
Hewan Unipura
Sapi dan kerbau termasuk hewan unipara. Kelahiran kembar
atau majemuk pada unipara tidak diinginkan dan dalam
banyak hal bersifat patologik serta sering berbahaya
terhadap induk maupun fetus. Kejadian abortus untuk
kebuntingan kembar sesudah tiga bulan masa kebuntingan
adalah lebih besar dari pada kebuntingan tunggal. Kira – kira
30-40% kebuntingan kembar berakhir dengan abortus..
Lama dan Daya Reproduksi
Lama kesanggupan reproduksi ternak pada dasarnya tergantung
pada dua factor. Pertama, kehidupan reproduktif ternak terhenti
apabila pada umur kapan saja terjadi kelemahan fisik karena
penyakit, kekurangan makan kerena kehilangan gigi pada umur tua
dan kekurusan. Kedua, kegiatan reproduksi terhenti apabila organ –
organ reproduksi mengalami kerusakan atau fungsinya hilang
karena faktor – faktor penyakit. Pada hewan betina penyakit –
penyakit yang menghambat reproduksi terutama mempengaruhi
endometrium dan lapisan epitel pada saluran reproduksi dan jarang
mempengaruhi ovarium. Pada hewan jantan perubahan – perubahan
patologik di dalam tubuli seminiferi pada testes yang disebabkan
oleh penyakit, trauma atau perubahan senil, adalah sebab – sebab
utama terhentinya kesanggupan reproduksi.
Hormon yang Berperan
saat Kebuntingan
1. Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)
Hormon ini menstimulasi sekresi follicle stimulating
hormon (FSH) dan Lutinizing Hormone (LH) dari hipofisis
anterior (Salisbury dan vandemark, 1985). Pemberian GnRH
meningkatkan FSH dan LH dalam sirkulasi darah selama 2
sampai 4 jam .
Hipotalamus akan mensekresi GnRH, kemudian GnRH akan
menstimulasi hipofisis anterior untuk mensekresi FSH dan
LH. FSH bekerja pada tahap awal perkembangan folikel dan
dibutuhkan untuk pembentukan folikel antrum.
2. Esterogen
Pada awal kebuntingan hormone ini sedikit kemudian kadarnya
mulai naik pada saat umur kebuntintingan mulai tua. Pada usia
kebuntingan 4 bulan akhir sapi akan mengekskresikan 10 X lipat
hormone esterogon didalam air seninya dibanding sesudah
melahirkan.
3. Progesteron
Hormon ini mempunyai peranan paling penting dan dominan
dalam berperan mempertahankan kebuntingan. Kadar hotmon yang
meningkat menyebabkan berhentinya kerja hormon lain serta
menyebabkan berhentinya siklus estrus dengan mencegahnya
hormon gonadotrophin-gonadotrophin. Progesteron dihasilkan di
corpus luteum dan plasenta. Apabila sekresi hormon ini berhenti pada
setiap kebuntingan akan berakhir selama beberapa hari.
Thank
YOU.

Anda mungkin juga menyukai