Sistem
Keuangan
Kebank Sentralan
Kelompok 3
01
tidak dapat berjalan secara normal.
sistem keuangan akibat tidak
efektifnya fungsi sistem keuangan.
peranan Bank Indonesia dalam memelihara stabilitas system keuangan dengan
pembentukan Otoritas Jasa Keuangan
Banyaknya masalah yang timbul akibat dari Dalam rangka penyempurnaan sektor
kompleksnya sistem keuangan membuat keuangan dan perbankan, langkah
Bank Indonesia harus melakukan reformasi penting yang harus dilakukan adalah
dalam berbagai aspek kebijakan maupun perbaikan perangkat hukum perbankan
organisasinya dan kesentralan.
peran Bank Indonesia dalam membentuk stabilitas system
keuangan melalui penguatan sistem perbankan dan lembaga
keuangan nasional
02
lanjut. Dalam rangka itu, dewasa ini sedang disusun
cetak biru (blue print) sistem perbankan nasional.
(Djiwandono: 2009).
a. Menyempurnakan Sistem
Perbankan Nasional
03
penting (Houben, 2004).
Pembentukan OJK ini pun mendapatkan berbagai kritikan dari
berbagai pihak. Argumen yang melawan pembentukan OJK melalui
mekanisme penyatuan fungsi pengawasan BI dan Bapepam-LK adalah
biaya transaksi yang tinggi. Biaya transaksi tersebut meliputi biaya
legalitas, sumberdaya (manusia dan teknologi), dan faktor eksternal.
Selain itu menurut Seelig (2009) pada umumnya ada dua risiko yang
terkait erat dengan pembentukan OJK, yaitu risiko pada masa transisi
(Transition Risk) dan risiko penanganan krisis (Crisis Management
Risk). Pelaksanaan pengalihan fungsi pengaturan dan pengawasan
bank dari Bank Indonesia kepada OJK perlu dilakukan seksama agar
tidak menimbulkan gangguan pada kontinuitas pelaksanaan
pengawasan bank.
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 1 UU OJK, pengertian OJK sendiri adalah:
"Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang
independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi,
tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini."
Lembaga pengawas sektor keuangan
memiliki tiga fungsi utama yang harus
dilakukan yaitu pengawasan mikro
prudential, makro prudential, dan laku
bisnis.
Ketiga fungsi tersebut harus dilakukan
secara sinergi agar dapat berjalan dengan
optimal. Sinergi ketiga fungsi tersebut
meliputi arus informasi yang sempurna dan
koordinasi antara lembaga pengawas.
TERIMA KASIH