Anda di halaman 1dari 23

JURNAL KOMUNIKASI HU KUM (JKH), V OLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

FUNGSI LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DALAM HUKUM


PERBANKAN INDONESIA

Hendri Jayadi & Prof. Dr. Huala Adolf, S.H, LL.M


Kandidat Doktor Fakultas Hukum Universitas Padjajaran
Email: Jayadihendrilaw@gmail.com

ABSTRAK
Dalam praktek hukum perbankan, suatu bank dapat dicabut ijin usahanya dan
mengalami likuidasi. Didalam proses likuidasi bank Lembaga Penjamin Simpanan
berperan penting dalam menyelesaikan pengembalian dana simpanan para nasabah
bank tersebut ketika bank mengalami likuidasi terkait pembayaran klaim penjaminan
simpanan nasabah bank yang dicabut izinnya, Lembaga Penjamin Simpanan memiliki
hak untuk menggantikan posisi nasabah penyimpan tersebut (hak subrogasi) dalam
pembagian hasil likuidasi bank. Pemberian kewenangan dan hak tersebut dimaksudkan
untuk mengoptimalkan tingkat pemulihan (recovery rate) bagi Lembaga Penjamin
Simpanan, agar keberlangsungan program penjaminan simpanan dapat terus dijaga.
Lahirnya Undang-undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin
Simpanan menandai babak baru sistem perbankan nasional. Keberadaan Lembaga
Penjamin Simpanan ini tidak bisa dilepaskan dari upaya peningkatan stabilitas
sektor keuangan dan untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap sektor
perbankan. Penelitian ini difokuskan pada peran dan fungsi Lembaga Penjamin
Simpanan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk menjamin,
melindungi dan memberikan kepastian hukum kepada masyarakat sebagai nasabah
bank dalam likuidasi bank dalam hukum perbankan.

Kata Kunci: Fungsi, Lembaga Penjamin Simpanan, Perbankan.

ABSTRACT
In the practice of banking law, a bank may be revoked of its business license and
liquidated. In the liquidation process of the Deposit Insurance Institution bank plays an
important role in settling the deposit of the bank's customers when the bank is liquidated
in relation to the payment of the deposit guarantee claim of the bank customer whose
license is revoked, the Deposit Insurance Agency has the right to replace the depositor's
position (subrogation rights) in the division result of bank liquidation. The grant of
authority and rights is intended to optimize the recovery rate for the Deposit Insurance
Corporation, so that the sustainability of the deposit guarantee program can be
maintained. The emersion of Law Number 24 Year 2004 on Deposit Insurance Corporation
marked a new chapter of the national banking system. The existence of the Deposit
Insurance Agency can not be separated from efforts to improve financial sector stability
and to restore public confidence in the banking sector. This study focuses on the role and
function of the Deposit Insurance Agency in performing its duties and responsibilities to
ensure, protect and provide legal certainty to the public as bank customers in bank
liquidation in banking law.

Keywords: Functions, Deposit Insurance Corporation, Banking.

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


66
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HU KUM (JKH), V OLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

Pendahuluan ekononomi nasional. Hal ini


Perkembangan sistem perbankan dikarenakan kegiatan perekonomian
Indonesia telah berevolusi dalam lima suatu negara tidak pernah terlepas dari
tahap, yakni (1) tahap rehabilitasi dan lalu lintas pembayaran uang, di mana
perbaikan dari inflasi tinggi tahun 1967- industri perbankan memegang peranan
1973, (2) tahap pemberlakuan pagu yang sangat strategis sehingga dapat
aktiva neto tahun 1974-1983, (3) tahap dikatakan sebagai pusat dari sistem
pertumbuhan dan (4) tahap deregulasi perekonomian.
tahun 1983-1988, tahap percepatan Peran stategis yang dimiliki
tahun 1988-1991, serta (5) tahap perbankan dalam perekonomian
konsolidasi tahun 1991-1997, yakni nasional telah mendorong lahirnya
masa prinsip-prinsip kehati-hatian yang berbagai kebijakan, tetapi tidak semua
sedang diperkenalkan termasuk kebijakan dan aturan yang pernah
kecukupan modal dan peringkat Bank diterapkan terhdap dunia perbankan
(S. Batunanggar;2002). Krisis telah nasional membawa dampak yang positif.
terlanjur merebak menjadi krisis dalam Pada tahun 1988 pemerintah
skala makro dimensial baik secara mengeluarkan Paket Deregulasi Oktober
politik, sosial dan ekonomi. Hal ini 1988 (Pakto 1988). Paket deregulasi ini
terjadi semasa tahap konsolidasi sedang sangat memberikan kemudahan bagi
berjalan, sementara kondisi pertumbuhan bank- bank swasta. Materi
fundamental bank-bank masih lemah, yang diatur oleh Pakto 1988 adalah
antara lain kecukupan modal yang (Munir Fuady, 2003):
belum teratasi. Restrukturisasi yang 1. Pendirian bank umum dan bank
cukup signifikan nyatanya tidak cukup pembangunan swasta
membantu, sektor perbankan Indonesia dibebaskan dengan syarat
tetap lemah dan hal tersebut setidak- mempunyai modal setor hanya
tidaknya disebabkan oleh tiga hal (Mari sebesar Rp. 50.000.000.000,00
Elka Pangestu;2003) : (lima puluh milyar rupiah).
1. Pertumbuhan jumlah bank yang amat 2. Seluruh bank nasional dapat
pesat sebagai hasil kebijakan membuka kantor cabangnya di
deregulasi 1988 yang tidak disertai seluruh wilayah Indonesia
dengan ketentuan prudensial dan asalkan memenuhi persyaratan
pengawasan yang memadai oleh bank 24 (dua puluh empat) bulan
sentral; terakhir tergolong sehat.
2. Lemahnya penerapan good 3. Perluasan kesempatan
corporate governance di sektor mendirikan Bank Perkreditan
perbankan karena konsentrasi Rakyat dan memperluas
kepemilikan amat tinggi; kewenangannya.
3. Terjadinya economic boom dan 4. Mempermudah pengakuan atau
integrasi keuangan internasional pemberian status kepada bank
yang mengakumulasi tingkat devisa.
kerentanan sistem perbankan 5. Mempermudah bank asing untuk
Indonesia. membuka cabang-cabangnya di 5
Industri perbankan merupakan salah (lima) kota besar yaitu Jakarta,
satu komponen sangat penting dalam Bandung, Semarang, Surabaya,
perekonomian nasional demi menjaga Medan dan Ujung Pandang.
keseimbangan, kemajuan dan kesatuan

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


67
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HU KUM (JKH), V OLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

6. Mempermudah pendirian bank- Bank Century adalah bill out, sedangkan


bank campuran (patungan) di 5 terhadap Bank IFI adalah likuidasi.
(lima) kota besar tersebut. Pada tanggal 17 April 2009 Bank
Keterkaitan dan kepercayaan Indonesia mengambil keputusan untuk
masyarakat kepada industri perbankan melikuidasi Bank IFI yang merupakan
merupakan pilar dan unsur utama yang salah satu bank swasta yang berkantor
harus dijaga dan dipelihara. pusat di Jakarta. Keputusan Bank
Kepercayaan ini dapat diperoleh Indonesia mengenai likuidasi tersebut
dengan adanya kepastian hukum dalam bukan merupakan suatu keputusan yang
pengaturan dan pengawasan bank serta tidak mendasar, akan tetapi pasti hal ini
penjaminan simpanan nasabah bank didasari oleh suatu pertimbangan
untuk meningkatkan kelangsungan matang yang dipandang dari segi yuridis
usaha bank secara sehat. Dengan maupun bisnis. Pada hakikatnya,
demikian maka bagi pemerintah dan langkah-langkah yang dapat disebut
kalangan perbankan perlu sekali untuk sebagai program penyelesaian krisis
tetap selalu membangkitkan perbankan di Indonesia dapat
pemahaman yang benar dari dikelompokan ke dalam tiga bagian
masyarakat terhadap industri besar, yaitu (Kusumaningtuti;2010) :
perbankan. Hal itu telah diatur dan 1. Kelompok penanggulangan yang
merupakan satu kewajiban yang terdiri dari :
tercantum dalam Undang-Undang a. Exit policy;
Perbankan. b. Bantuan Likuiditas Bank
Kegiatan pokok bank yang Indonesia (BLBI);
menghimpun dana dari masyarakat dan c. Blanket guarantee atau
menyalurkannya kembali kepada penjaminan pemerintah.
masyarakat dengan tujuan menunjang 2. Kelompok penyehatan yang
pelaksanaan pembangunan nasional terdiri dari :
dalam rangka meningkatkan a. Pendirian Badan
pemerataan pertumbuhan ekonomi Penyehatan Perbankan
serta stabilitas nasional ke arah Nasionla (BPPN);
peningkatan kesejahteraan rakyat b. Penyelesaian asset;
Indonesia secara menyeluruh. Jika c. Akuisisi, merger, dan
industri perbankan dalam kondisi yang konsilidasi;
stabil dan baik, tentunya ini akan d. Rekapitalisasi bank-bank.
memberikan pengaruh positif terhadap 3. Kelompok penguatan ketahanan
perekonomian suatu negara, namun jika yang terdiri dari :
yang terjadi adalah sebaliknya maka a. Restruktirisasi kredit;
akan memberikan pengaruh negatif b. Jaring pengaman keuangan
terhadap perekonomian suatu negara (financial safety net).
bahkan meluas kepada sektor lainnya. Definisi atau batasan mengenai
Pada awal tahun 2009 dunia Bank pada dasarnya tidak berbeda satu
perbankan Indonesia kembali sama lain, kalaupun ada perbedaan
dikejutkan dengan adanya keputusan hanya pada tugas dan jenis usaha bank
Bank Indonesia yang sangat tersebut. Menurut G.M. Verryn Stuart,
kontroversial terhadap dua bank yakni “Bank Politik”, adalah sebagai berikut
Bank Century dan Bank IFI. Kebijakan (Thamrin Abdullah;2008) : Bank adalah
yang diambil oleh pemerintah terhadap suatu badan yang bertujuan untuk

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


68
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HU KUM (JKH), V OLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

memuaskan kebutuhan kredit, baik 1. Sebagai salah satu sub-sistem


dengan alat-alat pembayarannya sendiri industri jasa keuangan. Bank
atau dengan uang yang diperolehnya disebut sebagai jantung atau motor
dari orang lain, manapun dengan jalan penggerak roda perekonomian
memperedarkan alat-alat penukar dan suatu negara, salah satu leading
tempat uang giral. indicator kestabilan tingkat
Secara yuridis berdasarkan perekonomian suatu negara.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Indikator perekonomian negara
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 sedang sakit, salah satunya jika
tentang Perbankan (selanjutnya akan perbankan mengalami
disebut UU Perbankan) yang dimaksud keterpurukan.
dengan bank adalah badan usaha yang 2. Industri perbankan adalah industri
menghimpun dana masyarakat dalam yang sangat bertumpu kepada
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepercayaan masyarakat (fiduciary
kepada masyarakat dalam rangka financial institution). Kepercayaan
meningkatkan taraf hidup rakyat masyarakat adalah segala-galanya
banyak. Berdasarkan definisi tersebut bagi bank. Begitu masyarakat tidak
maka produk yang ditawarkan oleh percaya pada bank, bank akan
bank kepada konsumen adalah menghadapi rush yaitu penarikan
menerima simpanan dari konsumen simpanan oleh para nasabahnya
atau nasabah dan menyalurkannya secara bersamaan dan besar-
kepada masyarakat dalam bentuk besaran dan pada akhirnya bank
pinjaman atau kredit. Hal ini merupakan mengalami kondisi colaps. Amerika
fungsi ekonomis dari bank yang dalam Serikat pada abad 19-20, setiap 20
prakteknya menjadi lembaga yang tahun sekali terjadi krisis
menerima simpanan, menawarkan perbankan sebagai akibat krisis
rekening dengan hak istimewa dan kepercayaan.
membuat pinjaman, sebagai bagian yang Berdasarkan dua sifat khusus
tidak terpisahkan dari perannya sebagai tersebut, industri perbankan adalah
financial intermediary atas jasa transaksi industri yang sangat banyak diatur oleh
kepada konsumen. Pendekatan fungsi pemerintah (most heavily regulated
ekonomis yang dianggap paling industries). Revisi serta penegakannya
memuaskan sebagai financial harus dilakukan sangat hati-hati dengan
intermediary bank akan mengambil memperhatikan akibat ekonomi dan
uang dari nasabah, mengumpulkan, fungsi perbankan dalam perekonomian
menanamkan kembali dana tersebut negara serta kepercayaan masyarakat
pada perusahaan lain dalam bentuk yang harus dijaga.
kredit, saham, go public ke pasar modal Penelitian ini difokuskan pada
dan lain-lain. Berdasarkan hal tersebut peranan pemerintah dalam
maka disimpulkan bank adalah institusi penyelesaian bank bermasalah yang
yang berada diantara investor (nasabah mengalami likuidasi dan proses
awal) dengan investor (nasabah paling penyelesaiannya.Berdasarkan ketentuan
akhir/peminjam). Pasal 37 ayat (3) dan (4) UU Perbankan
Dalam menjalankan usahanya disebutkan bahwa suatu bank dapat
bank memiliki sifat khusus dibanding dicabut ijin usahanya oleh menteri
dengan badan usaha jasa keuangan dalam hal ini adalah Menteri Keuangan
lainnya. Adapun sifat khususnya adalah : Republik Indonesia berdasarkan usulan

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


69
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HU KUM (JKH), V OLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

dari Bank Indonesia, kemudian Para Pengurus dan Pemegang Saham


memerintahkan agar proses likuidasi pada bank tersebut wajib untuk
terhadap bank tersebut segera menambah dana atau modal guna
dilaksanakan. Pengertian likuidasi bank meningkatkan modal pada bank
berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (1) tersebut. Kesempatan yang diberikan
Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun oleh Bank Indonesia memiliki batasan
1996 tentang Ketentuan dan Tata Cara waktu, sehingga apabila dalam batas
Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran tenggang waktu yang ditentukan Para
dan Likuidasi Bank, yaitu tindakan Pengurus dan Pemegang Saham pada
pemberesan berupa penyelesaian bank tersebut tidak juga secara nyata
seluruh hak dan kewajiban bank sebagai menyelesaikan permasalahan pada bank
akibat pembubaran badan hukum bank. tersebut dengan cara menambah dana
Dalam praktek hukum perbankan, atau modal guna meningkatkan
suatu bank dapat dicabut ijin usahanya permodalan maka Bank Indonesia akan
dan mengalami likuidasi apabila mengusulkan kepada menteri agar
memenuhi syarat-syarat sebagaimana mengeluarkan keputusan untuk
diatur dalam penjelasan Pasal 2 ayat (1) mencabut ijin usaha dari bank tersebut
Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun dan kemudian melakukan likuidasi
1996 tentang Ketentuan dan Tata Cara terhadap bank tersebut.
Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran Saat ini mengenai ketentuan dan
dan Likuidasi Bank. Bank dalam tata cara pencabutan izin usaha,
likuidasi adalah suatu bank dalam pembubaran dan likuidasi bank, diatur
keadaan mengalami kesulitan yang dalam Peraturan Pemerintah No. 25
membahayakan kelangsungan usahanya Tahun 1999 tentang Ketentuan dan Tata
apabila berdasarkan penelitian Bank Cara Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran
Indonesia, bank berada dalam kondisi dan Likuidasi Bank. Berdasarkan
usaha yang semakin memburuk hal ketentuan tersebut Bank Indonesia
mana ditandai dengan : memiliki kewenangan penuh untuk
1. Menurunnya permodalan; mencabut ijin usaha perbankan, bahkan
2. Menurunnya kualitas asset; untuk membentuk team likuidasi tanpa
3. Menurunnya rentabilitas; harus membuat usulan kepada Menteri
4. Menurunnya likuiditas; Keuangan. Hal tersebut diatur dalam
5. Pengelolaan bank tidak dilakukan ketentuan Pasal 4 ayat (1) Peraturan
berdasarkan prinsip kehati-hatian Pemerintah No. 25 Tahun 1999 yang
dan azas perbankan yang sehat. mengatur tentang Pencabutan izin usaha
Bank-bank yang telah memenuhi bank dilakukan oleh Pimpinan Bank
syarat-syarat tersebut, secara langsung Indonesia.
akan berada dalam pengawasan Bank Proses penutupan suatu bank
Indonesia. Bahkan dalam prakteknya belum diketahui apakah ketika Bank
Bank Indonesia memiliki kewenangan Indonesia memutuskan untuk mencabut
untuk memanggil Para Pengurus, ijin usaha bank kemudian melikuidasi
Komisaris dan Pemegang Saham pada suatu bank, Bank Indonesia telah
bank tersebut untuk memberikan menyiapkan langkah-langkah strategis
kesempatan-kesempatan guna untuk menyelesaikan permasalahan
memperbaiki keadaan perbankan pada yang muncul, khususnya mengenai
bank-nya tersebut. Kesempatan yang pengembalian simpanan dana para
diberikan oleh Bank Indonesia adalah nasabah bank pada bank dalam likuidasi

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


70
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HU KUM (JKH), V OLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

tersebut. Persoalan lain akan muncul dalam memelihara stabilitas sistem


kembali terkait aset-aset yang dimiliki perbankan sesuai dengan
oleh Bank dalam likuidasi tersebut kewenangannya. Fungsi penjaminan
jumlahnya atau nilainya lebih kecil diejawantahkan dengan melakukan
daripada simpanan dana para nasabah pembayaran klaim penjaminan atas
bank tersebut. Permasalahan lain akan simpanan nasabah bank yang dicabut
muncul terkait kredit-kredit yang izinnya dan menunjuk tim likuidasi
pernah diberikan oleh bank dalam untuk membereskan aset dan kewajiban
likuidasi tersebut kepada nasabah yang bank tersebut, sedangkan fungsi turut
memiliki kredit pada bank dalam aktif memelihara stabilitas sistem
likuidasi tersebut, pihak mana dan perbankan diwujudkan dalam bentuk
berkenaan dengan cara pengelolaannya. upaya menyelamatkan atau penyehatan
Jika hal ini telah diantisipasi oleh Bank terhadap bank gagal yang tidak
Indonesia pasti proses likuidasi serta berdampak sistemik maupun bank gagal
pengembalian simpanan dana nasabah yang terdampak sistemik (bank
akan terjamin dan berjalan dengan baik. resolution).
Masalah ini yang kerap kali muncul Keputusan menyelamatkan atau
dalam hal terjadinya likuidasai terhadap tidak menyelamatkan bank gagal tidak
bank sampai dengan saat ini. berdampak sistemik ditetapkan oleh
Ketentuan hukum mengenai Lembaga Penjamin Simpanan. Salah satu
pengawasan terhadap lembaga pertimbangannya didasarkan pada
keuangan khususnya bank ditambah penghitungan biaya yang lebih rendah
dengan adanya Undang-Undang Nomor (lower cost test) antara menyelamatkan
21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa bank tersebut dengan membayar klaim
Keuangan (selanjutnya disebut UUOJK), penjaminan. Keputusan untuk
terhitung sejak 31 Desember 2013, menyelamatkan gagal yang berdampak
ditandai dengan ditandatanganinya sistemik ditetapkan dan diserahkan oleh
berita acara serah terima antara Bank Komite Koordinasi (KK) yang terdiri
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank
Otoritas Jasa Keuangan selain Indonesia (BI), dan Ketua Dewan
sebagai pengawas lembaga keuangan Komisioner. Setelah itu, Lembaga
termasuk didalamnya adalah Penjamin Simpanan bertindak sebagai
perbankan. Indonesia juga memiliki pelaksana dalam penyelamatan bank
lembaga yang berbentuk badan hukum gagal yang telah diputuskan berdampak
independen yang diberi nama Lembaga sistemik. Dalam upaya dalam
Penjamin Simpanan yang didirikan menyelamatkan bank gagal, Lembaga
berdasarkan Undang-Undang No. 24 Penjamin Simpanan mempunyai
Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin kewenangan, antara lain mengambil alih
Simpanan (selanjutnya disebut UU dan menjalankan segala hak dan
Lembaga Penjamin Simpanan). Lembaga wewenang pemegang saham, termasuk
Penjamin Simpanan adalah merupakan RUPS; menguasai, mengelola, dan
penyempurnaan program penjaminan menjual / mengalihkan aset bank;
pemerintah terhadap seluruh kewajiban melakukan penyertaan modal
bank (blanket guarantee). sementara (PMS); serta mengalihkan
Fungsi Lembaga Penjamin manajemen pada pihak lain. Lembaga
Simpanan adalah menjamin simpanan Penjamin Simpanan mempunyai jangka
nasabah penyimpan dan turut aktif waktu penyelamatan paling lama empat

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


71
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HU KUM (JKH), V OLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

tahun untuk bank tidak berdampak sekaligus mempertahankan


sistemik dan lima tahun untuk bank kepercayaan masyarakat.
gagal yang berdampak sistemik. Kemauan masyarakat untuk
Selanjutnya, Lembaga Penjamin menyimpan sebagian atau seluruh
Simpanan harus menjual seluruh saham uangnya di bank, semata-mata
bank yang diperoleh dari penyertaan dilandasi oleh prinsip kepercayaan
modal sementara (PMS) secara terbuka bahwa uangnya akan aman dan tetap
dan transparan. akan dapat diperolehnya kembali pada
Mengenai pembayaran klaim waktu yang diinginkan atau sesuai
penjaminan simpanan nasabah bank dengan yang diperjanjikan, dan
yang dicabut izinnya, Lembaga Penjamin disertai pemberian imbalan. Apabila
Simpanan memiliki hak untuk kepercayaan nasabah penyimpan dana
menggantikan posisi nasabah terhadap suatu bank telah berkurang,
penyimpan tersebut (hak subrogasi) maka tidak tertutup kemungkinan
dalam pembagian hasil likuidasi bank. akan terjadi rush terhadap dana yang
Pemberian kewenangan dan hak disimpannya. Bagi para pelaku sektor
tersebut dimaksudkan untuk keuangan, keadaan tahun 1997 dan
mengoptimalkan tingkat pemulihan 1998 adalah lembaran hitam
(recovery rate) bagi Lembaga Penjamin dalamsejarah industri keuangan.
Simpanan, agar keberlangsungan Situasi tak terkendali pada saat itu
program penjaminan simpanan dapat jelas tidak bisa dibiarkan begitu
terus dijaga. saja.Untuk itu, tahun 1998, pemerintah
Lembaga perbankan merupakan mengeluarkan kebijakan untuk
inti dari sistem keuangan dari setiap memberikan jaminan atas seluruh
negara. Bank adalah lembaga kewajiban pembayaran bank umum
keuangan yang menjadi tempat bagi (blanket guarantee).Badan Penyehatan
perseorangan, badan badan usaha Perbankan Nasional (BPPN)
swasta, badan badan usaha milik kemudian dibentuk pemerintah guna
negara, bahkan lembaga lembaga melakukan penyehatan perbankan,
pemerintahan menyimpan dana dana penyelesaian aset bermasalah, dan
yang dimilikinya. Melalui kegiatan mengupayakan pengembalian uang
perkreditan dan berbagai jasa yang negara yang tersalur pada sektor
diberikan, bank melayani kebutuhan perbankan. Dengan kebijakan blanket
pembiayaan serta melancarkan guarantee ini, pemerintah menjamin
mekanisme sistem pembayaran bagi pembayaran terhadap seluruh
semua sektor perekonomian kewajiban bank termasuk
(Hermansyah;2010). pembayaran simpanan masyarakat di
Pada dasarnya usaha bank bank jika suatu bank dilikuidasi.
dilandasi oleh hubungan kepercayaan Lahirnya Undang-undang
antara bank dengan masyarakat Nomor 24 Tahun 2004 tentang
nasabah bank. Bank terutama bekerja Lembaga Penjamin Simpanan
dengan dana dari masyarakat yang menandai babak baru sistem
disimpan pada bank atas dasar perbankan nasional.Keberadaan
kepercayaan, sehingga setiap bank Lembaga Penjamin Simpanan ini tidak
perlu terus menjaga kesehatannya bisa dilepaskan dari upaya
dengan tetap memelihara dan peningkatan stabilitas sektor keuangan
dan untuk memulihkan kepercayaan

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


72
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HU KUM (JKH), V OLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

masyarakat terhadap sektor Pembahasan


perbankan.Masyarakat diharapkan tak Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan
lagi khawatir menyimpan uangnya di Dalam Hukum Perbankan.
bank. Karena apabila terjadi krisis Lembaga Penjamin Simpanan
pada suatu bank, uang masyarakat selanjutnya adalah sebuah lembaga
akan tetap aman dan mendapat negara dengan status badan hukum
jaminan pengembalian dari yang independen, transparan dan
pemerintah. Dengan kebijakan ini akuntabel dalam menjalankan
pemerintah juga berharap kondisi tugasnya serta bertanggung jawab
sektor keuangan tetap stabil. Sekaligus langsung kepada Presiden
pada saat bersamaan dunia perbankan (http://www.lps.go.id/v2/home.php).
dapat meningkatkan kepercayaan dari Kemudian sebagaimana diatur dalam
masyarakat. Eksistensi dari Lembaga Pasal 62 Undang-undang Nomor 24
Penjamin Simpanan yang utama adalah Tahun 2004 tentang Lembaga
menciptakan kepercayaan masyarakat Penjamin Simpanan selanjutnya
kepada institusi perbankan, namun disingkat UU Lembaga Penjamin
tidak dapat dipungkiri bahwa masih Simpanan, tata kelola (governance)
banyak masyarakat yang belum Lembaga Penjamin Simpanan adalah
mengerti tentang fungsi Lembaga One board system, yaitu Dewan
Penjamin Simpanan Berdasar latar Komisioner sebagai pimpinan Lembaga
belakang tersebut Penulis memilih judul Penjamin Simpanan yang bertanggung
tersebut sebagai judul penelitian, untuk jawab untuk merumuskan dan
mengetahui peran pemerintah memutuskan kebijakan, sekaligus
khususnya peran dan fungsi Lembaga melakukan pengawasan terhadap
Penjamin Simpanan dalam pelaksanaan tugas dan wewenang
melaksanakan tugas dan tanggung Lembaga Penjamin Simpanan
jawabnya untuk menjamin, melindungi (1http://www.lps.go.id/v2/home.php?li
dan memberikan kepastian hukum nk=bentuk). Dalam Pasal 65 UU
kepada masyarakat sebagai nasabah Lembaga Penjamin Simpanan, Dewan
bank dalam likuidasi bank dalam hukum Komisioner ditetapkan oleh
perbankan. Presiden dan memiliki kewenangan
memutuskan hal-hal yang strategis.
Rumusan Masalah Dalam melaksanakan tugasnya,
1. Bagaimana fungsi Lembaga sebagaimana diatur dalam Pasal 7 UU
Penjamin Simpanan Dalam Lembaga Penjamin Simpanan, Dewan
Hukum Perbankan? Komisioner wajib melakukan rapat
2. Bagaimana Bentuk Hubungan berkala yang disebut sebagai Rapat
Hukum antara Lembaga Dewan Komisioner untuk membahas hal-
Penjamin Simpanan dengan hal sebagai berikut:
Bank? 1. Menetapkan kebijakan penjaminan
3. Bagaimana Peran dan Langkah nasabah.
yang Diambil Lembaga 2. Menetapkan kebijakan Lembaga
Penjamin Simpanan dalam Penjamin Simpanan dalam
Dunia Perbankan di Indonesia mendukung stabilitas sistem
Dalam Hal Bank tidak Sanggup perbankan.
Bayar? 3. Mengevaluasi pelaksanaan
penjaminan simpanan nasabah

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


73
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HU KUM (JKH), V OLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

dan pelaksanaan peran Lembaga Simpanan. Kriteria simpanan layak


Penjamin Simpanan dalam bayar oleh Lembaga Penjamin Simpanan
mendukung stabilitas sistem adalah (Juanda Mamuaja;2015):
perbankan. 1. Tercatat dalam pembukuan bank.
4. Menerima dan mengevaluasi hal-hal 2. Tingkat bunga simpanan tidak
yang dilaporkan kepada Kepala melebihi tingkat bunga penjaminan.
Eksekutif; dan/atau 3. Tidak melakukan tindakan yang
5. hal-hal lain yang berhubungan merugikan bank.
dengan tugas Lembaga Penjamin Ketiga kriteria layak bayar
Simpanan. tersebut di atas dikenal dengan 3T.
Lembaga Penjamin Simpanan Namun untuk tingkat bunga
adalah lembaga yang independen, simpanan tidak melebihi tingkat bunga
transparan, dan akuntabel dalam penjaminan tidak berlaku untuk bank
melaksanakan tugas dan syariah.
kewenangannya. Lembaga Penjamin Pembayaran klaim penjaminan
Simpanan memiliki fungsi yang dapat dilakukan secara tunai atau
amat penting, yakni sebagaimana diatur pembayaran lain yang setara dan
dalam Pasal 4 UU Lembaga Penjamin setiap pembayaran dilakukan dalam
Simpanan., yakni : mata uang rupiah. Simpanan dalam
1. Menjamin simpanan nasabah mata uang asing dibayarkan
penyimpan . berdasarkan kurs tengah bank
2. Turut aktif dalam memelihara Indonesia. Dalam hal nasabah
stabilitas sistem perbankan penyimpan pada saat yang bersamaan
sesuai dengan kewenangannya. mempunyai kewajiban kepada bank,
Dalam menjalankan fungsinya maka pembayaran klaim penjaminan
sebagai penjamin simpanan nasabah dilakukan setelah kewajiban nasabah
penyimpan, Lembaga Penjamin penyimpan kepada bank terlebih
Simpanan bertugas menetapkan dan dahulu diperhitungkan (Juanda
merumuskan kebijakan pelaksanaan Mamuaja;2015).
penjaminan simpanan serta Pasal 19 UU Lembaga Penjamin
melaksanakan penjaminan simpanan. Simpanan menentukan, klaim
(Indraatmaja ;2001) dan ketika terjadi pembayaran dinyatakan tidak layak
penutupan bank gagal, tugas penjamin dibayar apabila berdasarkan hasil
simpanan ini diaplikasikan dengan verifikasi :
melakukan pembayaran klaim 1. Data simpanan nasabah
penjaminan atas simpanan nasabah dimaksud tidak tercatat pada
bank yang dicabut, dan menunjuk tim bank.
likuidasi untuk membereskan aset dan 2. Nasabah penyimpan pihak yang
kewajiban bank tersebut (Rizal diuntungkan secara tidak wajar.
Ramadhani;2006). 3. Nasabah penyimpan merupakan
Lembaga Penjamin Simpanan pihak yang menyebabkan keadaan
melakukan pembayaran klaim bank menjadi tidak sehat.
penjaminan kepada nasabah Melalui aset recovery, pembayaran
penyimpan dari bank yang dicabut klaim penjaminan tersebut di
izin usahanya sepanjang telah kemudian hari diupayakan diperoleh
memenuhi persyaratan yang telah kembali oleh Lembaga Penjamin
ditetapkan oleh UU Lembaga Penjamin Simpanan dengan cara melakukan

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


74
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HU KUM (JKH), V OLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

pencairan aset dan/atau penagihan dalam Peraturan Lembaga Penjamin


piutang kepada debitur sesuai urutan Simpanan yang menyebutkan bahwa
preferensi yang ditentukan UU :
Lembaga Penjamin Simpanan. 1. Setiap bank wajib membayar
Terkait dengan fungsi sebagai kontribusi kepesertaan pada saat
Penjamin simpanan nasabah penyimpan, bank yang bersangkutan menjadi
Pasal 8 UU Lembaga Penjamin Simpanan peserta penjaminan.
mengatur mengenai kepesertaan, 2. Kontribusi kepesertaan
premi, jenis simpanan yang dijamin sebagaimana dimaksud pada ayat
dan nilai simpanan yangdijamin. (1) ditetapkan sebesar 0,1% (satu
Pengaturan dalam Undang-undang ini per seribu) dari modal disetor
diejahwantahkan ke dalam Peraturan bank, bagi bank
Lembaga Penjamin Simpanan guna yangmendapatkan izin usaha
pelaksanaan di lapangan. Fungsi ini pada atau setelah ditetapkannya
dijalankan Lembaga Penjamin Simpanan peraturan ini.
tidak terlepas dengan lembaga-lembaga 3. Modal disetor untuk kantor
terkait, seperti dengan Bank Indonesia cabang dari bank yang
dalam hal penentuan besaran suku bunga berkedudukan di luar negeri
penjaminan, dimana dalam merupakan modal bank sebagaimana
menentukan besaran suku bunga diatur dalam ketentuan mengenai
penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan kewajiban penyediaan modal
harus memperhatikan besaran BI rate. minimum yang ditetapkan Lembaga
Sedangkan dalam hal nilai yang dijamin Penjamin Simpanan
Lembaga Penjamin Simpanan tidaklah Setiap bank yang telah menjadi
memiliki kewenangan penuh untuk peserta Lembaga Penjamin Simpanan
menentukan nilainya melainkan harus diwajibkan untuk membayar premi
di bicarakan dengan Dewan Perwakilan penjaminan kepada Lembaga
Rakyat, dan kemudian ditetapkan Penjamin Simpanan. Besarnya premi
dalam Peraturan Pemerintah (Juanda penjaminan yang harus dibayar oleh
Mamuaja;2015;44). bank peserta tersebut ditetapkan oleh
Dalam rangka melaksanakan Lembaga Penjamin Simpanan.
tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Kewenangan yang dimiliki oleh
Pasal 5 UU Lembaga Penjamin Lembaga Penjamin Simpanan tidak
Simpanan, Lembaga Penjamin Simpanan terlepas dari fungsi yang melekat
mempunyai wewenang yaitu padanya, sebagai penjamin simpanan
menetapkan dan memungut premi nasabah bank dan juga sebagai
penjaminan serta menetapkan dan pemelihara stabilitas sistem
memungut kontribusi pada saat perbankan. Lazimnya suatu lembaga
bank Pertama kali menjadi penjamin simpanan yang dibentuk di
peserta.Setiap bank yang melakukan negara-negara lain, Lembaga Penjamin
kegiatan usaha di wilayah Republik Simpanan juga diharapkan dapat
Indonesia wajib menjadi peserta menjalankan fungsinya dengan baik
penjaminan Lembaga Penjamin dalam menjamin simpanan nasabah
Simpanan. Perihal mengenai kontribusi bank secara terbatas sehingga
kepesertaan bagi bank-bank yang mendukung upaya stabilitas sektor
menjadi peserta Lembaga Penjamin perbankan. Pada saat bersamaan,
Simpanan ini diatur lebih lanjut di Lembaga Penjamin Simpanan juga

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


75
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HU KUM (JKH), V OLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

diharapkan dapat menangani 2. Menetapkan dan memungut


permasalahan yang dialami oleh bank kontribusi pada saat bank
peserta program penjaminan. Fungsi pertama kali menjadi peserta;
ini dilengkapi kewenangan untuk 3. Melakukan pengelolaan
menangani penutupan bank kekayaan dan kewajiban
bermasalah hingga pelaksanaan Lembaga Penjamin Simpanan;
likuidasinya, semangat dari kelaziman 4. Mendapatkan data simpanan
fungsi ini adalah karena sebagai nasabah, data kesehatan bank,
lembaga yang menjamin simpanan laporan keuangan bank, dan
nasabah, Lembaga Penjamin laporan basil pemeriksaan bank
Simpanan memiliki exposure sepanjang tidak melanggar
risiko terbesar apabila bank pesertanya kerahasiaan bank;
ditutup (Juanda Mamuaja;2015). 5. Melakukan rekonsiliasi, verifikasi,
Terkait dengan fungsi Lembaga dan/atau konfirmasi atas data;
Penjamin Simpanan menurut Pasal 4 UU 6. Menetapkan syarat, tata cara, dan
Lembaga Penjamin Simpanan sebagai ketentuan pembayaran klaim;
penjamin simpanan nasabah di 7. Menunjuk, menguasakan,
bank, sebagai berikut (Neni Sri dan/atau, menugaskan pihak lain
Imayanti;2010): untuk bertindak bagi kepentingan
1. Menjamin simpanan nasabah dan/atau atas nama Lembaga
penyimpan; Penjamin Simpanan guna
2. Turut aktif dalam memelihara melaksanakan sebagian tugas
stabilitas sistem perbankan tertentu;
sesuai dengan kewenanganya. 8. Melakukan penyuluhan kepada
Tugas Lembaga Penjamin Simpanan bank dan masyarakat tentang
menurut Pasal 5 UU Lembaga Penjamin penjaminan simpanan;
Simpanan (Neni Sri Imayanti;193): 9. Menjatuhkan sanksi administratif.
1. Merumuskan dan menetapkan Sebagai lembaga yang berfungsi
kebijakan pelaksanaan untuk menjamin simpanan nasabah di
penjaminan simpanan bank, Lembaga Penjamin Simpanan
2. Melaksanakan penjaminan. harus memiliki akses yang luas
3. Merumuskan dan menetapkan terhadap segala infomasi yang
kebijakan dalam rangka turut berkaitan dengan nasabah dan kondisi
aktif memelihara stabilitas kesehatan bank, yang akan digunakan
system perbankan. untuk menghitung risiko atas
4. Merumuskan, menetapkan dan program penjaminan yang dilakukan
melaksanakan kebijakan Lembaga Penjamin Simpanan.
penyelesaian Bank Gagal (bank Kewenangan lain yang dimiliki
resolution) yang tidak berdampak oleh Lembaga Penjamin Simpanan
sistemik. adalah kewenangannya dalam rangka
5. Melakasankan penanganan bank untuk menjalankan fungsinya sebagai
gagal yang berdampak sistemik. pemelihara stabilitas sistem
Wewenang Lembaga Penjamin perbankan khususnya dalam
simpanan menurut Pasal 6 UU Lembaga penanganan dan penyelesaian bank
Penjamin Simpanan: gagal sebagaimana diatur dalam Pasal 6
1. Menetapkan dan memungut UU Lembaga Penjamin Simpanan, yaitu :
premi jaminan.

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


76
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HU KUM (JKH), V OLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

1. mengambil alih dan Lembaga Penjamin Simpanan


menjalankan segala hak dan juga dapat berfungsi sebagai
wewenang pemegang saham, pengawas yang dilakukan dengan cara
termasuk hak dan wewenang memantau neraca, praktik pemberian
RUPS; pinjaman dan strategi investasi
2. menguasai dan mengelola dengan maksud untuk melihat tanda-
aset dan kewajiban Bank Gagal tanda financial distress yang
yang diselamatkan: mengarah kepada kebangkrutan
3. meninjau ulang, membatalkan, bank. Oleh sebab itulah keberadaan
mengakhiri, dan/atau Lembaga Penjamin Simpanan
mengubah setiap kontrak yang sebagai bagian dari sistem perbankan
mengikat Bank Gagal yang menjadi penting guna mencegah
diselamatkan dengan pihak kepanikan nasabah dengan jalan
ketiga yang merugikan bank; dan meyakinkan nasabah tentang
4. menjual dan/atau mengalihkan keamanan simpanan sekalipun kondisi
aset bank tanpa persetujuan keuangan bank menurun.
debitur dan/atau kewajiban Pentingnya peran Lembaga
bank tanpa persetujuan Penjamin Simpanan dalam sistem
kreditur. perbankan dapat didasarkan pada
Dalam menjalankan kewenangannya beberapa pertimbangan, yaitu:
ini, Lembaga Penjamin Simpanan tidak 1. Dalam pertumbuhan perekonomian
berdiri sendiri, melainkan bekerjasama suatu negara, peranan sektor
dengan lembaga lain yakni Lembaga finansial yang stabil sangat
Pengawas Perbankan yang dalam hal ini penting dan inti kestabilan sektor
adalah Bank Indonesia dan juga finansial adalah stabilitas sistem
pemerintah yang diwakili oleh Menteri perbankan domestik. Peranan
Keuangan, di mana kerjasama Lembaga penting sektor perbankan itu dapat
Penjamin Simpanan dengan 2 pihak ini dilihat dalam aspek sistem
dilakukan dalam hal untuk pembayaran yang memungkinkan
merumuskan kebijakan penyelesaian bank terjadinya transaksi perdagangan.
gagal. Selain dalam hal perumusan Di samping itu, bank melakukan
kebijakan, kerjasama Lembaga Penjamin penghimpunan dana secara lebih
Simpanan dengan 2 pihak ini terjadi ketika efisien dan untuk seterusnya
pelaksanaanya, seperti misalnya dalam disalurkan kepada masyarakat.
penentuan suatu bank dalam kondisi Sebaliknya, dana masyarakat yang
bank gagal, hal ini sepenuhnya menjadi disimpan di bank sangat
kewenangan Bank Indonesia, sehingga menentukan ekstensi dan
Lembaga Penjamin Simpanan hanya keuntungan suatu bank.
tinggal menerima saja bank dalam kondisi 2. Untuk mencegah terjadinya erosi
demikian tanpa ada kewenangan untuk kepercayaan masyarakat terhadap
campur tangan, dan kemudian bank gagal bank yang dapat mengakibatkan
tersebut diputuskan untuk diselamatkan terjadinya rush yang sudah tentu
atau tidak diselamatkan. dapat membahayakan bank secara
Lembaga Penjamin Simpanan individual dan sistem perbankan
dapat berfungsi untuk mengatur secara keseluruhan.
keamanan dan kesehatan bank 3. Dalam era globalisasi dengan
secara umum. Di samping itu kemajuan teknologi informasi dan

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


77
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HU KUM (JKH), V OLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

komputer telah mengakibatkan masyarakat di bank-bank. Dengan


terjadinya global market dimana adanya Lembaga Penjamin Simpanan
dana bebas bergerak dari satu yang berperan sebagai penjamin
negara ke negara lain. Kalau terhadap simpanan nasabah bank,
pemilik dana kurang percaya maka apabila terdapat bank yang
pada sistem perbankan nasional, mengalami kesulitan usaha,
maka ia dapat menanamkan kemudian dicabut izin usahanya
dananya di luar negeri (capital dan dilikuidasi, kedudukan nasabah
flight) yang dapat mengakibatkan tetap terjamin. Dengan kata lain,
hilangnya atau berkurangnya Lembaga Penjamin Simpanan
kekuatan yang produktif dari suatu merupakan bentuk nyata dari
negara. adanya penjaminan dan perlindungan
Menurut Rudjito Lembaga Penjamin terhadap dana simpanan masyarakat.
Simpanan dirancang dan dibentuk Dengan adanya Lembaga Penjamin
sebagai bagian dari jaring pengaman Simpanan menunjukkan terdapat
sistem keuangan (financial safety net) jaminan secara eksplisit bagi
di Indonesia yang mencakup 4 nasabah penyimpan apabila bank
(empat) elemen yaitu(Rudjito;2008): dilikuidasi.
1. Pengaturan dan pengawasan
terhadap institusi-institusi Bentuk Hubungan Hukum antara
keuangan dan pasar; Lembaga Penjamin Simpanan
2. Bertindak sebagai lender of dengan Bank.
the last resort. Lembaga Penjamin Simpanan
3. Skim penjaminan simpanan; dan adalah lembaga independen yang
4. Manajemen krisis. dibentukberdasarkan undang-undang
Yang termasuk ke dalam sistem jaring nomor 24 Tahun 2004 tentang
pengaman sistem keuangan adalah Lembaga Penjamin Simpana. Bentuk
Departemen Keuangan selaku hubungan hukum antara Lembaga
pemegang kekuasaan finansial, Bank Penjamin Simpanan dengan Banktelah
Indonesia selaku pengawas dan lender tertuang dalam Undang-undang, baik
of the last resort, dan Lembaga Penjamin itu Undang-undang tentang perbankan
Simpanan selaku pemegang maupun Undang-undang tentang
kewenangan mengenai penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan.
simpanan nasabah. Departemen Disamping telah dinyatakan
Keuangan, Bank Indonesia, serta dalam ketentuan Undang-undang,
Lembaga Penjamin Simpanan bersama- sebagai penjamin dana nasabah
sama menentukan kerangka dan penyimpan bank, hubungan antara
prosedur jaring pengaman sistem Bank dengan Lembaga Penjamin
keuangan yang dapat menggambarkan Simpanan memiliki kesamaan dengan
secara jelas tugas-tugas dan asuransi atau pertanggungan dalam
kewenangan setiap institusi yang KUHD dan penanggungan (borgtocht)
terkait sekaligus mekanisme yang dikenal dalam KUHPerdata.
koordinasi terhadap pencegahan dan Pasal 246 KUHDagang
penanganan krisis financial. menetapkan“asuransi
Pembentukan Lembaga Penjamin ataupertanggungan adalah suatu
Simpanan diharapkan dapat lebih perjanjian, dengan mana seorang
menjamin dana simpanan penanggung mengikatkan diri kepada

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


78
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HU KUM (JKH), V OLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

seorang tertanggung, dengan menerima sedangkan yang dijamin dalam


suatu premi, untuk memberikan asuransi adalah suatu peristiwa
penggantian kepadanya karena suatu tertentu.
kerugian, kerusakan atau kehilangan 2. asuransi umum ditujukan untuk
keuntungan yang diharapkan, yang melindungi risiko akibat tindakan
mungkin akan dideritanya karena suatu pihaklain yang tidak dapat
peristiwa yang tak tertentu” dikontrol oleh pihak tertanggung.
Sedangkan pengertian asuransi Sedangkan kebangkrutan bank
menurutPasal 1 angka 1 UU No. 2 sering kali disebabkan perbuatan
Tahun 1992 tentang Usaha diri sendiri, yaitu kesalahan
Perasuransian merumuskan“asuransi manajemen.
atau pertanggungan sebagai perjanjian 3. Tujuan utama Lembaga Penjamin
antara dua pihak atau lebih, dengan Simpanan tidak saja menjamin
mana pihak penanggung mengikatkan simpanan nasabah penyimpan,
diri kepada tertanggung, dengan akan tetapi juga menjamin
menerima premi asuransi, untuk kelangsungan usaha individual
memberikan penggantian kepada bank.
tertanggung karena kerugian, 4. Lembaga Penjamin Simpanan
kerusakan atau kehilangan keuntungan didukung penuh oleh pemerintah.
yang diharapkan atau tanggung jawab Sedangkan dukungan pemerintah
hukum kepada pihak ketiga yang pada perusahaan asuransi tidak
mungkin akan diderita tertanggung, lumrah dilakukan.
yang timbul dari suatu peristiwa yang Sedangkan Penanggunganmenurut
tidak pasti, atau untuk memberikan pasal 1820 KUHPerdata ialah suatu
suatu pembayaran yang didasarkan persetujuan dimana pihak ketiga,
atas meninggal atau hidupnya seseorang demi kepentingan kreditur
yang dipertanggungkan” mengikatkan diri untuk memenuhi
Dari rumusan tentang asuransi di perikatan debitur, bila debitur tidak
atas dapat disimpulkan bahwa Lembaga memenuhi perikatannya. Dari uraian
Penjamin Simpanan mirip dengan diatas, juga terdapat kesamaan
asuransiatau pertanggungan yaitu antara Lembaga Penjamin Simpanan
sama-sama memungut premi yang dengan penanggungan (borgtocht) yaitu
dimana ketentuan tersebut tertera :
dalam pasal 9 huruf c UU Lembaga 1. Pertama, Ditinjau dari sifatnya,
Penjamin Simpanan yang berbunyi jaminan penanggungan tergolong
“sebagai peserta penjaminan pada jaminan yang bersifat
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8, perorangan yaitu adanya orang
setiap Bank wajib : c. membayar premi pihak ketiga (badan hukum) yang
penjamina”. menjamin memenuhi perutangan
Selain terdapat persamaan manakaladebitur wanprestasi.
antara Lembaga Penjamin Simpanan Sedangkan Lembaga Penjamin
dengan asuransi atau pertanggungan, Simpanan juga badan hukum
juga sedikitnya terdapat empat yang menjamin simpanan kreditur
perbedaan antara lain (Sah Tobing bila debitur tidak sanggup bayar.
Saputra;2013): 2. Penanggungan atau penjaminan
1. kebangkrutan bank bukan suatu melibatkan keberadaan suatu
kejadian yang berdiri sendiri utang yang terlebih dahulu ada. Hal

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


79
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HU KUM (JKH), V OLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

ini berarti tanpa keberadaan utang harus disita dan dijual terlebih
yang ditanggung tersebut, maka dahulu untuk melunasi utangnya”.
penanggungan atau penjaminan Jadi penanggung baru bertanggung
tidak pernah ada. jawab untuk membayar hutang
3. Penanggungan atau penjaminan debitur jika harta benda debitur
dibuat semata-mata untuk sudah dijual dan hasilnya tidak
kepentingan kreditur, dan bukan mencukupi untuk melunasi
untuk kepentingan debitur. hutangnya. Sedangkan Lembaga
4. Penanggungan atau penjaminan Penjamin Simpanan dalam
hanya mewajibkan memenuhi membayar ganti rugi tanpa menjual
kepada kreditur manakala debitur barang debitur karena sudah ada
telah terbukti tidak memenuhi penjaminan maksimal 2 miliar,
kewajiban atau prestasi atau penjulan aset debitur hanya
kewajibannya. digunakan untuk mengganti
Dan juga terdapat perbedaan antara penyertaan modal sementara
dengan penanggungan yaitu : Lembaga Penjamin Simpanan
1. Pertama, Dalam pasal 1823 dalam penanganan debitur.
KUHPerdata “ orang dapat 3. Ketiga,perjanjian penanggungan
mengangkat diri sebagai bersifat acessoir artinya
penanggung tanpa diminta oleh perjanjianpenanggungan akan batal
orang yang mengikatkan diri demi hukum jika perjanjian pokok
untuk suatu utang, bahkan juga juga batal demi hukum, sedangkan
dapat tanpa setahu orang itu. Orang Lembaga Penjamin Simpanan
dapat pula menjadi penanggung, dilandaskan UU selama pasal 8
bukan hanya untuk debitur utama, ayat 1 UU Lembaga Penjamin
melainkan juga untuk seorang Simpanan LPS tidak diubah.
penanggung debitur utama itu”.Jadi
yang menjadi penanggung bisa Peran dan Langkah yang Diambil
sembarang orang, sedangkan Lembaga Penjamin Simpanan dalam
dalam Lembaga Penjamin Dunia Perbankan di Indonesia
Simpanan yang juga sebagai Dalam Hal Bank tidak Sanggup Bayar.
penanggung hanya badan hukum Penjaminan simpanan nasabah
Lembaga Penjamin Simpanan bank yang dilakukan Lembaga
yang dapat menjadi penanggung”. Penjamin Simpanan bersifat terbatas
2. Penanggungan atau penjaminan tetapi dapat mencakup sebanyak-
hanya mewajibkan memenuhi banyaknya nasabah. Setiap bank
kepada kreditur manakala debitur yang menjalankan usahanya di
telah terbukti tidak memenuhi Indonesia diwajibkan untuk menjadi
kewajiban atau prestasi atau peserta dan membayar premi
kewajibannya.Dan juga terdapat penjaminan. Dalam hal bank tidak
perbedaan antara Lembaga dapat melanjutkan usahanya dan
Penjamin Simpanan dengan harus dicabut izin usahanya, Lembaga
penanggungan yaitu “penanggung Penjamin Simpanan akan membayar
tidak wajib membayar kepada simpanan setiap nasabah bank tersebut
kreditur kecuali jika debitur lalai sampai jumlah tertentu.
membayar utangnya; dalam hal itu Lembaga Penjamin Simpanan
pun barang kepunyaan debitur melakukan tindakan penyelesaian

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


80
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HU KUM (JKH), V OLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

atau penanganan bank yang Penjamin Simpanan yang didasarkan


mengalami kesulitan keuangan dalam pada Keputusan Komite Koordinasi.
kerangka mekanisme kerja yang Dalam menilai kondisi
terpadu, efisien dan efektif untuk kesehatan bank, Lembaga Penjamin
menciptakan ketahanan sektor Simpanan menggunakan sumber
keuangan Indonesia atau disebut data/informasi yang berasal dari
Indonesia Financial Safety Net (IFSN). laporan bank peserta penjaminan dan
Lembaga Penjamin Simpanan sumber lain yang relevan. Laporan yang
bersama dengan Menteri Keuangan, disampaikan bank tersebut meliputi
Bank Indonesia, dan Lembaga laporan keuangan bulanan dan laporan
Pengawas Perbankan (LPP) menjadi keuangan tahunan yang telah diaudit.
anggota Komite Koordinasi. Selain itu, dasar penilaian dapat
Tindakan penyelesaian atau berupa data/informasi yang
penanganan Bank-Gagal oleh Lembaga diperoleh dari Bank Indonesia;
Penjamin Simpanan didahului berbagai perusahaan pemeringkat; pasar modal;
tindakan lain oleh Bank Indonesia media massa; dan/atau sumber lain.
dan LPP sesuai peraturan perundang- Untuk menunjang pelaksanaan
undangan. Bank Indonesia, melalui penilaian diperlukan sinkronisasi
mekanisme sistem pembayaran, akan serta keseragaman bentuk dan
mendeteksi bank yang mengalami susunan laporan; keakuratan data;
kesulitan keuangan. LPP juga dapat serta dukungan sistem informasi yang
mendeteksi kesulitan tersebut dan memadai.
berupaya mengatasi dengan Kemudian bila terjadi bank gagal,
menjalankan fungsi pengawasannya, masyarakat perlu mengetahui bahwa
antara lain berupa tindakan agar resolusi atau penanganan sebuah
pemilik bank menambah modal atau bank gagal bisa dimasukkan dalam
menjual bank, atau agar bank dua kategori dasar, yaitu: (1)
melakukan merger atau konsolidasi penyelesaian bank gagal yang tidak
dengan bank lain. berdampak sistemik dan (2)
Apabila kondisi bank yang penanganan bank gagal yang
mengalami kesulitan keuangan tersebut berdampak sistemik. Berikut uraiannya
semakin memburuk, antara lain a. Penanganan Bank gagal yang
ditandai dengan menurunnya tingkat tidak berdampak sistemik.
solvabilitas bank, tindakan Pasal 22 ayat (1) huruf a UU
penyelesaian dan penanganan lain No. 24 Tahun 2004 tentang LPS
harus segera dilakukan. Dalam ditegaskan bahwa penyelesaian Bank
keadaan ini, penyelesaian dan Gagal yang tidak berdampak
penanganan Bank Gagal diserahkan sistemikdilakukan dengan melakukan
kepada Lembaga Penjamin Simpanan penyelamatan atau tidakmelakukan
yang akan bekerja setelah terlebih penyelamatan terhadap Bank Gagal
dahulu dipertimbangkan perkiraan dimaksud. Selanjutnya menurut pasal 24
dampak pencabutan izin usaha bank ayat (1) UU No. 24 Tahun 2004 tentang
terhadap perekonomian nasional. LPS bahwa LPS menetapkan untuk
Dalam hal pencabutan izin usaha bank menyelamatkan Bank Gagal yang tidak
diperkirakan memiliki dampak terhadap berdampak sistemik jika dipenuhi
perekonomian nasional, tindakan persyaratan sebagai berikut (Diana Ria
penanganan yang dilakukan Lembaga Winati Napitulu;2010):

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


81
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HU KUM (JKH), V OLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

1)Perkiraan biaya penyelamatan bank dan/atau kewajiban


secara signifikan lebih rendah bank;
dari perkiraan biaya tidak  Melakukan Penyertaan Modal
melakukan penyelamatan bank Sementara (PMS);
dimaksud;  Menjual atau mengalihkan
2)Setelah diselamatkan, bank aset bank tanpa persetujuan
masih menunjukkan prospek nasabah debitur dan/atau
usaha yang baik; kewajiban bank tanpa
3)Ada pernyataan dari RUPS bank persetujuan nasabah kreditur
yang sekurang-kurangnya (purchase and assumption).
memuat kesediaan untuk :  Mengalihkan manajemen bank
a) Menyerahkan hak dan kepada pihak lain;
wewenang RUPS kepada LPS;  Melakukan merger atau
b) Menyerahkan kepengurusan konsolidasi dengan bank lain;
bank kepada LPS;dan  Melakukan pengalihan
c) Tidak menuntut LPS atau kepemilikan bank; dan
pihak yang ditunjuk LPS  Meninjau ulang membatalkan,
apabila proses penyelamatan mengakhiri,dan/atau mengubah
tidak berhasil, sepanjang kontrak bank yang mengikat
LPS atau pihak yang bank dengan pihak ketiga,
ditunjuk LPS melakukan yang menurut LPS merugikan
tugasnya sesuai dengan bank.
peraturan perundang- Jika semua ketentuan diatas
undangan dipenuhi, maka Lembaga Penjamin
4)Bank menyerahkan kepada LPS Simpanan dengan segala Kewenangan
dokumen mengenai : yang dimilikinya akan berusaha keras
a) Penggunaan fasilitas untuk menyelamatkan bank tersebut.
pendanaan dari Bank Namun sebaliknya jika tidak terpenuhi,
Indonesia; maka Lembaga Penjamin Simpanan
b) Dana keuangan Nasabah akan mengusulkan kepada LPP untuk
Debitur; mencabut izin usaha bank tersebut
c) truktur permodalan dan untuk selanjutnya dillikuidasi. Jadi
susunan pemegang saham jelas bahwa tindakan penyelamatan
3(tiga) tahun terakhir; dan bank gagal dalam bentuk penyuntikan
d) Informasi lainnya yang modal atau Penyertaan Modal
terkait dengan asset, Sementara (PMS) bukanlah satu-
kewajiban termasuk satunya tindakan penyelamatan yang
permodalan bank yang bisa dilakukan Lembaga Penjamin
dibutuhkan oleh LPS. Simpanan. Bisa dipahami bahwa
Setelah RUPS menyerahkan hak dan banyaknya tindakan penyelamatan yang
wewenang, maka LPS dapat diberikan UU Lembaga Penjamin
melakukan tindakan sebagai berikut Simpanan karena Lembaga Penjamin
(Diana Ria Winati Napitulu) : Simpanan merupakan upaya terakhir
 Menguasai, mengelola, dan dalam rangka penyelamatan sebuah
melakukan tindakan bank gagal. Namun demikian, Lembaga
kepemilikan atas aset milik Penjamin Simpanan juga dapat tidak
atau yang menjadi hak-hak

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


82
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HU KUM (JKH), V OLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

melanjutkan proses penyelamatan Bank masih dapat diperpanjang sebanyak-


Gagal, jika: banyaknya 2 kali dengan masing-masing
1. Ditemukan bukti baru bahwa perpanjangan selama 1 tahun. Namun,
biaya penyelamatan menjadi apabila dalam jangka waktu tersebut,
sekurangkurangnya : (a) 200% tingkat pengembalian yang optimal
dari perkiraan biaya tidak dapat diwujudkan, maka sesuai
penyelamatan pada saat Pasal 30 ayat (5) UU No. 24 Tahun
keputusan penyelamatan; atau 2004, Lembaga Penjamin Simpanan
(b) lebih besar dari 60% harus menjual saham bank dalam
perkiraan biaya tidak jangka waktu 1 tahun berikutnya.
menyelamatkan pada saat Dalam hal ekuitas bank bernilai positif
keputusan penyelamatan; pada saat penyerahan kepada
2. Berdasarkan penilaian LPP, Lembaga Penjamin Simpanan, Lembaga
kondisi keuangan bank Penjamin Simpanan dan pemegang
menurun sehingga diperlukan saham lama membuat perjanjianyang
tambahan modal untuk mengatur penggunaan hasil penjualan
memenuhi ketentuan kecukupan saham bank setelah penyelamatan
tingkat solvabilitas dan likuiditas. denganurutan prioritas sebagai berikut:
Terhadap bank gagal yang 1. Pengembalian seluruh biaya
tidak dilanjutkan proses penyelamatan yang telah
penyelamatannya oleh dikeluarkan oleh Lembaga Penjamin
Lembaga Penjamin Simpanan, maka Simpanan;
akan diusulkan kepada LPP untuk 2. Pengembalian kepada pemegang
mencabut izin usaha bank tersebut saham lama sebesar ekuitas pada
lalu dilanjutkan dengan melakukan saat penyerahan bank kepada
likuidasi. Pada prinsipnya, seluruh Lembaga Penjamin Simpanan;
biaya yang dikeluarkan Lembaga 3. Jika masih terdapat sisa, maka
Penjamin Simpanan dalam dibagi secara proporsional kepada
rangkapenyelamatan bank gagal Lembaga Penjamin Simpanan dan
merupakan penyertaan modal pemegang saham lama. Sebaliknya,
sementara Lembaga Penjamin Simpanan jika ekuitas bank bernilai nol atau
pada Bank Gagal yang diselamatkan. negatif pada saat penyerahan
Kedudukan Lembaga Penjamin kepada Lembaga Penjamin
Simpanan dalam penyertaan modal Simpanan , pemegang saham lama
sementara itu adalah sebagai tidak memiliki hak atas hasil
pemegang saham dengan hak preferen. penjualan saham bank setelah
Untuk mendapatkan tingkat penyelamatan.
pengembalian yang optimal atas PMS-
nya, Lembaga Penjamin Simpanan bisa b. Penanganan Bank Gagal yang
memperpanjang waktu penjualan saham Berdampak Sistemik.
bank. Mekanisme penanganan bank
Ketentuan mengenai penjualan gagal yang berdampak sistemik sesuai
saham tersebut adalah sebagai berikut: dengan Pasal 22 ayat (1) huruf b UU No.
Lembaga Penjamin Simpanan harus 24 Tahun 2004 tentang Lembaga
menjual saham seluruh bank secara Penjamin Simpanan ditegaskan bahwa
terbuka dan transparan dalam jangka penanganan Bank Gagal yang
waktu paling lama 2 tahun, namun berdampak sistemik dilakukan dengan

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


83
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HU KUM (JKH), V OLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

melakukan penyelamatan yang yang dibutuhkan Lembaga


mengikutsertakan pemegang saham Penjamin Simpanan
lama atau tanpa mengikut sertakan Lembaga Penjamin Simpanan
pemegang saham lama. bertanggung jawab atas kekurangan
Penanganan Bank Gagal yang biaya penanganan Bank Gagal yang
berdampak sistemik dilakukan dengan berdampak sistemik setelah pemegang
mengikutsertakan pemegang saham saham lama melakukan penyetoran
lama (open bank assistance) hanya dapat modal sekurang-kurangnya 20% dari
dilakukan apabila: perkiraan biaya penanganan. Untuk
1. Pemegang saham Bank Gagal telah selanjutnya, biaya penanganan Bank
menyetor modal sekurang- Gagal yang dikeluarkan oleh Lembaga
kurangnya 20% dari perkiraan Penjamin Simpanan menjadi penyertaan
biaya penanganan; modal sementara Lembaga Penjamin
2. Ada pernyataan dari RUPS bank Simpanan pada bank tersebut.
sekurang-kurangnya memuat Lembaga Penjamin Simpanan
kesediaan untuk: wajib menjual seluruh saham bank
(a).Menyerahkan kepada dalam penanganan secara terbuka dan
Lembaga Penjamin Simpanan transparan paling lama 3 tahun dan
hak dan wewenang RUPS; (b) dapat diperpanjang sebanyak-
Menyerahkan kepada banyaknya 2 kali dengan masing-masing
Lembaga Penjamin Simpanan perpanjangan selama 1 tahun untuk
kepengurusan bank dan, (c) memperoleh tingkat pengembalian yang
Tidak menuntut Lembaga optimal. Namun, apabila dalam jangka
Penjamin Simpanan atau pihak waktu tersebut tingkat pengembalian
lain yang ditunjuk Lembaga yang optimal tidak dapat diwujudkan,
Penjamin Simpanan dalam hal Lembaga Penjamin Simpanan harus
proses penanganan tidak menjual saham bank dalam jangka
berhasil, sepanjang Lembaga waktu 1 tahun berikutnya. Dalam hal
Penjamin Simpanan atau pihak ekuitas bank bernilai positif setelah
yang ditunjuk Lembaga pemegang saham lama melakukan
Penjamin Simpanan penyetoran modal, Lembaga Penjamin
melakukan tugasnya sesuai Simpanan dan pemegang saham
dengan peraturan perundang- membuat perjanjian yang mengatur
undangan; penggunaan hasil penjualan saham bank
dengan urutan sebagai berikut :
3. Bank menyerahkan kepada 1. Pengembalian seluruh biaya
Lembaga Penjamin Simpanan, penanganan yang telah
dokumen mengenai: dikeluarkan oleh Lembaga
(a)Penggunaan fasilitas Penjamin Simpanan;
pendanaan dari Bank Indonesia; 2. Pengembalian kepada pemegang
(b) Data keuangan nasabah saham lama sebesar ekuitas pada
debitur; (c) Struktur permodalan posisi sesaat setelah pemegang
dan susunan pemegang saham 3 saham lama melakukan
tahun terakhir dan (d) Informasi penyetoran modal;
lainnya yang terkait dengan aset, 3. Jika masih terdapat sisa, maka
kewajiban, dan permodalan bank dibagi secara proporsional kepada

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


84
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HU KUM (JKH), V OLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

Lembaga Penjamin Simpanan dan (5) UU No. 24 Tahun 2004, Lembaga


pemegang saham lama. Penjamin Simpanan harus menjual
Sebaliknya, jika ekuitas bank bernilai saham bank dalam jangka waktu 1
nol atau negatif setelah pemegang tahun berikutnya. Dalam hal ekuitas
saham lama melakukan penyetoran bank bernilai positif pada saat
modal, pemegang saham lama tidak penyerahan kepada Lembaga Penjamin
memiliki hak atas hasil penjualan saham Simpanan, maka Lembaga Penjamin
bank. (Pasal 35 UU No. 24 Tahun 2004). Simpanan dan pemegang saham lama
Penanganan Bank Gagal tanpa membuat perjanjian yang mengatur
mengikutsertakan pemegang saham penggunaan hasil penjualan saham bank
lama akan ditempuh, apabila setelah penanganan dengan urutan
persyaratan untuk penanganan Bank prioritas sebagai berikut:
Gagal dengan mengikutsertakan 1. Pengembalian seluruh biaya
pemegang saham lama tidak dapat penyelamatan yang telah
dipenuhi. dikeluarkan oleh Lembaga
Tahap selanjutnya, terhitung sejak Penjamin Simpanan;
Lembaga Penjamin Simpanan 2. Pengembalian kepada pemegang
menetapkan untuk melakukan saham lama sebesar ekuitas pada
penanganan Bank Gagal tanpa saat penyerahan bank kepada
mengikutsertakan pemegang saham Lembaga Penjamin Simpanan;
lama, Lembaga Penjamin Simpanan akan 3. Jika masih terdapat sisa, maka
mengambil alih segala hak dan dibagi secara proporsional kepada
wewenang RUPS, kepemilikan dan/atau Lembaga Penjamin Simpanan dan
kepentingan lain pada bank dimaksud. pemegang saham lama.
Seluruh biaya penanganan Bank
Gagal yang dikeluarkan oleh Lembaga Kesimpulan
Penjamin Simpanan menjadi penyertaan Berdasarkan hasil peneltian dan
modal sementara Lembaga Penjamin pembahasan pada bab sebelumnya
Simpanan pada bank. Penjualan seluruh maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
saham bank dilakukan dalam jangka berikut:
waktu paling lama 3 tahun dan dapat 1. Fungsi Lembaga Penjamin
diperpanjang sebanyak-banyaknya 2 Simpanan yaitu menjamin simpanan
kali dengan masing.masing nasabah dan turut aktif memelihara
perpanjangan selama 1 tahun, dalam hal stabilitas sistem
pengembalian optimal (sekurang- perbankan.Penjaminan oleh
kurangnya sama dengan penyertaan Lembaga Penjamin Simpanan
modal sementara Lembaga Penjamin diterapkanpada bank umum dan
Simpanan) tidak dapat diwujudkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR),
selanjutnya, Lembaga Penjamin baik bank konvensional maupun
Simpanan harus menjual dalam satu bank syariah dan ketika terjadi
tahun berikutnya dengan harga terbaik. penutupan bank gagal, melakukan
Tentu saja, penjualan saham bank ini pembayaran klaim penjaminan atas
harus dilakukan secara terbuka dan simpanan nasabah dari bank yang
transparan. Namun, apabila dalam dicabut izin usahanya.
jangka waktu tersebut, tingkat 2. Hubungan hukum yang terbentuk
pengembalian yang optimal tidak dapat antara Lembaga Penjamin Simpanan
diwujudkan, maka sesuai Pasal 42 ayat dengan Bank telah tertuang dalam

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


85
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HU KUM (JKH), V OLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 penjaminan tersebut semata-mata


tentang Perbankan sebagaimana untuk kepentingan kreditur namun
telah diubah dengan Undang- bedanya, Lembaga Penjamin
Undang No. 10 tahun 1998 yang Simpanan dalam membayar
diatur dalam Pasal 37B ayat (1) penjaminan tersebut dengan
“setiap bank wajib menjamin dana penyertaan modal sementara(PMS)
masyarakat yang disimpan pada yang nantinya akan diganti dengan
bank yang bersangkutan” dan ayat penjualan saham Bank, sedangkan
(2) “untuk menjamin simpanan dalam borgtocht barang kepunyaan
masyarakat pada bank sebagaimana debitur harus dijual terlebih dahulu
dimaksud dalam ayat (1) dibentuk untuk membayar penjaminan.
Lembaga Penjamin Simpanan” 3. Peran Lembaga Penjamin Simpanan
sedangkan dalam Undang-Undang dalam hal Bank tak sanggup bayar
No. 24 tahun 2004 tentang Lembaga adalah melakukan penyelesaian
Penjamin Simpanan diatur pada atau penanganan terhadap Bank
pasal 8 ayat (1) “Setiap Bank yang Gagal tersebut yang akan diuraikan
melakukan kegiatan usaha di sebagai berikut:
wilayah Negara Republik Indonesia a. Penyelesaian Bank gagal yang tidak
wajib menjadi peserta Penjaminan”. berdampak sistemik :
Hubungan hukum antara Lembaga Lembaga Penjamin Simpanan
Penjamin Simpanan dengan Bank melakukan penyelesaian Bank Gagal
dapat diasumsikan sebagai yang tidak berdampak sistemik setelah
hubungan hukum antara LPP atau Komite Koordinasi
penanggung dengan tertanggung. menyerahkan penyelesaiannya kepada
Sebagaimana diatur dalam pasal Lembaga Penjamin Simpanan.
246 KUHD dimana Bank sebagai Penyelesaian Bank Gagal yang tidak
tertanggung dan Lembaga Penjamin berdampak sistemik dilakukan dengan
Simpanan sebagai penanggung, hal melakukan penyelamatan atau tidak
ini disebabkan adanya kewajiban melakukan penyelamtan terhadap Bank
Bank untuk membayar premi Gagal tersebut. Selanjutnya keputusan
kepada Lembaga Penjamin untuk melakukan penyelamatan atau
Simpanan menurut pasal 9 huruf c tidak melakukan penyelamatan
Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 sekurang-kurangnya didasarkan pada
tentang Lembaga Penjamin perkiraan biaya terrendah antara
Simpanan. Letak perbedaanya melakukan penyelamatan dan tidak
bahwa asuransi menjamin melakukan penyelamatan. Apabila
evenemen ( peristiwa yang tidak dilakukan penyelamatan maka Lembaga
tentu kapan terjadinya) sedangkan Penjamin Simpanan akan:
yang dijamin Lembaga Penjamin 1) Menguasai, mengelola, dan
Simpanan jika bank tersebut tidak melakukan tindakan kepemilikan
sanggup membayar uang atas aset milik bank;
nasabahnya. Lembaga Penjamin 2) Melakukan Penyertaan Modal
Simpanan juga dapat dikatakan Sementara;
sebagai borgtocht di KUHPerdata 3) Menjual atau mengalihkan aset bank
yakni merupakan badan hukum tanpa persetujuan nasabah debitur
yang menjamin perutangan atau kreditur;
manakala debitur wanprestasi dan

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


86
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HU KUM (JKH), V OLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

4) Melakukan merger atau konsolidasi ekuitas Bank bernilai negatif maka


dengan bank lain dan meninjau pemegang saham lama tidak memiliki
ulang, membatalkan, mengakhiri, hak atas hasil penjualan saham Bank.
dan/atau mengubah kontrak bank Sedangkan penanganan Bank Gagal yang
yang mengikat bank dengan pihak berdampak sistemik tanpa
ketiga, yang menurut Lembaga mengikutsertakan pemegang saham
Penjamin Simpanan merugikan lama seperti penanganan pada Bank
bank. Gagal yang tidak berdampak sistemik.
Jika tidak dilakukan Seluruh biaya penanganan Bank Gagal
penyelamatan maka Lembaga yang dikeluarkan oleh Lembaga
Penjamin Simpanan akan Penjamin Simpanan menjadi Penyertaan
mengusulkan kepada LPP untuk Modal Sementara (PMS) Lembaga
mencabut izin usaha bank tersebut Penjamin Simpanan pada Bank.
untuk selanjutnya dilikuidasi.
b. Penanganan Bank Gagal yang Daftar Pustaka
berdampak sistemik : Abdullah, Thamrin Francis Tantri, Bank
Penanganan Bank Gagal yang dan Lembaga Keuangan, Raja
berdampak sistemik dilakukan dengan Grafindo Persada, Jakarta, 2008.
melakukan penyelamatan yang Batunanggar, S. Indonesia’s Banking
mengikutsertakan pemegang saham Crisis Resolution : Lesson and the
lama atau tanpa mengikutsertakan Way Forward, Occasional
pemegang saham lama. Penanganan Internal Paper, Desember 2002.
Bank gagal yang berdampak sistemik Fuady Munir, Hukum Perbankan Modern
dapat dilakukan bila pemegang saham Kesatu, Bandung: Citra Aditya Bakti,
Bank gagal telah menyetor sekurang- 2003.
kurangnya 20% dari perkiraan biaya Haryono Sunaryati, Penelitian Hukum Di
penanganan. Kemudian pemegang Indonesia Pada Akhir Abad ke 20,
saham dan pengurus Bank melepaskan Alumni, Bandung, 1994.
hak dan kepengurusan kepada Lembaga Hermansyah, Hukum Perbankan
Penjamin Simpanan dan apabila Nasional Indonesia, Jakarta,
Lembaga Penjamin Simpanan tidak Kencana Prenada,, 2010.
berhasil melakukan penanganan maka Indraatmaja Agung B.G.B , Lembaga
pengurus Bank dan pemegang saham Penjamin Simpanan:
tidak dapat menuntut. Manfaatnya Bagi Nasabah dan
Lembaga Penjamin Simpanan Kemudian Bank, Jakarta, Magister Hukum
dalam hal ekuitas Bank bernilai positif Universitas Indonesia, 2001.
maka dibuat perjanjian antara Lembaga Kusumaningtuti, Peranan Hukum Dalam
Penjamin Simpanan dengan pemegang Penyelesaian Krisis Perbankan Di
saham lama yang mengatur penggunaan Indonesia, Raja Grafindo Persada,
hasil penjualan saham Bank yang Jakarta 2010.
meliputi pengmbalian seluruh biaya Imayanti, Neni Sri Pengantar Hukum
penanganan yang telah dikeluarkan Perbankan Indonesia, Bandung,
Lembaga Penjamin Simpanan dan PT Refika Aditama, 2010.
pengembalian kepada pemegang saham Mamuja, Juanda Lembaga Penjamin
lama sebesar ekuitas pada posisi sesaat Simpanan Dalam Rangka
setelah pemegang saham lama Perlindungan Hukum Bagi
melakukan penyetoran modal. Bila Nasabah Perbankan DiIndonesia.

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


87
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HU KUM (JKH), V OLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan- Soemitro Roni Hanitijo, Metode


Mar, 2015. Penelitian Hukum Dan Jurimetri,
Napitulu Diana Ria Winati, Lembaga Ghalia Indonesia, Jakarta, 1994
Penjamin Simpanan di
Indonesia,Jakarta, PT Bumi Peraturan Perundang-undangan
Intitama Sejahtera, 2010. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992
Ramadhani, Rizal Likuidasi Terhadap tentang Perbankan, yang telah
Bank yang Berbentuk Hukum diubah dengan Undang-undang
Perusahaan Daerah: Suatu Upaya Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perlindungan Hukum terhadap Perubahan Undang- Undang
Kepentingan Lembaga Penjamin Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Simpanan dalam Pelaksanaan Perbankan.
Program Penjaminan Simpanan, Undang-undang Nomor 24 tahun 2004
Buletin Hukum Perbankan dan tentang Lembaga Jaminan
Kebanksentralan Vol. 4 Nomor 3 Simpanan.
Desember 2006. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011
Rudjito, Opening Remark IADI 6thAsia tentang Otoritas Jasa Keuangan.
Regional Committee Meeting & Peraturan Pemerintah Pengganti
International Conference. Undang-Undang Nomor 3 Tahun
(Makalah), Jakarta, 2008. 2008 Tentang Lembaga Penjamin
Pangestu Mari Elka, The Indonesia Bank Simpanan
Crisis dan Restructuring : Lesson Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun
and Implications for Other 1996 tentang Ketentuan Dan Tata
Developing Countries, G-24 Cara Pencabutan Izin Usaha,
Discussion Paper Series No. 23 – Pembubaran dan Likuidasi Bank.
United Nations Conference on Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun
Trade and Development, 1999 tentang Ketentuan Dan Tata
November 2003. Cara Pencabutan Izin Usaha,
Saputra Sah Tobing , Tinjauan Yuridis Pembubaran dan Likuidasi Bank
Mengenai Peranan Lembaga Umum.
Pejamin Simpanan , Fakultas Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun
Hukum , Universitas 2008 tentang Besaran Nilai
Muhammadiyah Surakarta, Simpanan Yang Dijamin Lembaga
2013. Penjamin Simpanan.
Soekanto, Soerjono Pengantar Penelitian
Hukum, Penerbit Universitas Internet
Indonesia, Jakarta, 1986. http://www.lps.go.id/v2/home.php
-------------------- dan Sri Mamudji, diakses pada tanggal 11 April
Peneliti Hukum Normatif: Suatu 2018
Tinjauan Singkat, Rajawali, http://www.lps.go.id/v2/home.php?lin
Jakarta, 2006. k=bentuk, diakses pada tanggal
Rasjidi Lili dan Liza Sonia Rasjidi, 11 April 2018
Pengantar Metode Penelitian dan
Penulisan Karya Ilmiah Hukum,
Monograf, 2005.

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


88
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)

Anda mungkin juga menyukai