Kelompok 7
6B2
Asep Dyka
Muhamad Reifki
Wiwit Sugiarti
1
disebabkan perbankan Indonesia adalah terakhir dikeluarkannya PP No 68 tahun
warisan dari negara penjajah di Indonesia 1996, PP ini sangat menguntungkan para
sehingga tidak memiliki kemampuan untuk nasabah karena nasabah bank akan tahu
mengelola perbankan dengan baik dan persis rapor banknya.
Indonesia memang tidak didasari untuk
Kondisi Sebelum Deregulasi
belajar dari negara-negara lain yang sudah
lebih lama mengatur soal bank. Perbankan masa ini sangat di
pengaruhi oleh berbagai kepentingan
Deregulasi ini dimaksudkan dengan
ekonomi dan politik dari penguasa, yang di
tujuan membuat suasana perbankan di
dalam hal ini adalah pemerintah. Fungsi
Indonesia lebih stabil. Maka dibuatlah
utama perbankan pada masa setelah
kebijakan – kebijakan yang mengatur
kemerdekaan sampai dengan sebelum
tentang perbankan Indonesia. Mulai dari 1
adanya deregulasi tidak banyak mengalami
juni tahun 1983 yang memberikan
perubahan, dengan demikian fungsi
keleluasaan kepada bank-bank untuk
utamanya adalah sebagai berikut :
menentukan suku bunga deposito.
Dilanjutkan dengan Paket Kebijakan 27 a) Memobilisasikan dana dari investor
Oktober 1988 (Pakto 88) hanya dengan untuk membiayai kebutuhan dana
modal Rp 10 milyar maka seorang investasi dan modal kerja perusahaan
pengusaha bisa membuka bank baru – perusahaan besar.
sehingga pada masa itu meledaklah jumlah b) Memberikan jasa – jasa keuangan
bank di Indonesia. Lalu Paket Februari kepada perusahaan – perusahaan
1991 (Paktri) yang berupaya mengatur besar.
pembatasan dan pemberatan persyaratan c) Mengadministrasikan anggaran
perbankan dengan mengharuskan pemerintah untuk membiayai kegiatan
dipenuhinya persyaratan permodalan pemerintah.
minimal 8 persen dari kekayaan sehingga d) Menyalurkan dana anggaran untuk
diharapkan peningkatan kualitas perbankan membiayai program dan proyek pada
Indonesia. UU Perbankan baru No 7 sektor sektor yang ingin di
menggarisbawahi soal peniadaan kembangkan oleh pemerintah.
pemisahan perbankan berdasarkan Bank-bank yang ada tidak secara
kepemilikan. Hingga Pakmei pemerintah tegas di arahkan untuk memobilisasikan
berharap mengucurkan kredit, sehingga dana seluasluasnya dari seluruh anggota
dunia usaha tidak lesu lagi dan industri masyarakat, dan juga tidak diarahkan untuk
otomotif bisa bergairah kembali, dan
2
mengembangkan perekonomian rakyat i) Prosedur berhubungan dengan bank
seluas-luasnya. Kebijakan yang terkait yang rumit.
dengan sektor perbankan hanya di j) Bank bukan merupakan alternative
tekankan pada kegiatan usaha-usaha utama bagi masyarakat luas untuk
besar dan program-program pemerintah. menyimpan dan meminjam dana.
k) Mobilisasi dana lewat perbankan
Selain karna pola kebijakan otoritas
yang sangat rendah.
moneter pada waktu itu yang belum
mementingkan mobilisasi dana dari
masyarakat luas, keadaan di atas juga
Kondisi Sesudah Deregulasi
disebabkan oleh belum adanya perangkat
peraturan dan perundang-undangan yang Tingkat inflasi yang tinggi serta
secara khusus mengatur dunia perbankan. kondisi makroekonomi secara umum yang
tidak bagus terjadi bersamaan dengan
kondisi perbankan yang tidak dapat
Secara terperinci keadaan perbankan saat memobilisasikan dana dengan baik. Untuk
ini ialah sebagai berikut : mengatasi situasi yang serba tidak
menguntungkan ini cara yang di tempuh
a) Tidak adanya peraturan
pemerintah pada waktu itu adalah dengan
perundangan yang mengatur secara
melakukan serangkaian kebijakan berupa
jelas tentang perbankan di
deregulasi di sektor riil dan di sektor
Indonesia.
moneter.
b) Kredit likuiditas Bank Indonesia
( KLBI ) pada bank-bank tertentu. Kebijakan deregulasi yang tidak dilakukan
c) Bank banyak menanggung program- dan terkait dengan dunia perbankan antara
program pemerintah. lain :
d) Instrumen pasar uang yang terbatas.
a) Paket 1 juni 1983 yang berisi
e) Jumlah bank swasta yang relative
tentang :
sedikit.
Penghapusan pada kredit dan
f) Sulitnya pendirian bank baru.
pembatasan aset lain.
g) Persaingan antar bank yang tidak
Pengurangan KLBI.
ketat.
Pemberian kebebasan bank
h) Posisi tawar-menawar bank relative
untuk menetapkan suku bunga
lebih kuat daripada nasabah.
simpanan dan pinjaman.
3
b) Bank Indonesia sejak 1984 2. Bank maksimum pemberian
mengeluarkan SBI kredit (BMPK) bagi bank dan
c) Bank Indonesia sejak 1985 lembaga keuangan bukan
mengeluarkan ketentuan bank.
perdagangan SBPU dan fasilitas Pengendalian kebijakan
diskonto oleh BI moneter, yang meliputu hal – hal
sebagai berikut :
d) Paket 27 Oktober 1988 yang berisi 1. Likuiditas wajib minimum
tentang : perbankan dan lembaga
Pengerahan dana masyarakat keuangan bukan bank
yang meliputi : diturunkan dari 15% menjadi
1. Kemudahan pembukaan 2 % dari jumlah dana pihak
kantor bank. ketiga.
2. Bank pemerintah, bank 2. SBI dan SPBU yang semula
pembangunan daerah, bank hanya berjangka waktu 7
swasta nasional, dan bank hari, sekarang ditambah
koperasi dapat membuka dengan berjangka waktu
cabang di seluruh wilayah sampai dengan 6 bulan.
Indonesia. Pengembangan pasar modal,
3. Kejelasan aturan pendirian yang meliputi sebagai berikut :
bank swasta. 1. Bunga deposito berjangka
4. Modal disetor bank umum dan sertifikat deposito
Rp. 10 Milliar dikenakan pajak penghasilan
5. Modal disetor BPR minimal sebesar 15% agar dunia
50 juta perbankan mendapat
6. BPR dapat ditingkatkan perlakukan yang sama
menjadi bank umum dengan pasar modal.
Efisiensi lembaga keuangan, 2. Penangguhan pengenaan
yang meliputi hal – hal berikut : pajak penghasilan terhadap
1. BUMN dan BUMD bukan bunga tabungan.
bank dapat menempatkan 3. Perluasan modal bank dan
sampai dengan 50% lembaga keuangan bukan
dananya pada bank nasional bank dapat dilakukan dengan
manapun.
4
penjualan saham baru Pada masa setelah deregulasi perbankan di
melalui psar saham. Indonesia mempunyai ciri – ciri sebagai
e) Paket 20 Desember 1988 yang berikut :
berisi tentang :
a) Peraturan yang memberikan
Aturan penyelenggara bursa
kepastian hukum
efek oleh swasta
b) Jumlah bank swasta banyak
Alternative sumber pembiayaan
bertambah
berupa sewa guna usaha, pajak,
c) Tingkat persaingan bank yang
piutang, modal ventura,
semakin kuat
perdagangan surat berharga.
d) Kepercayaan masyarakat terhadap
f) Paket 25 Maret 1989 yang berisi
bank yang meningkat
tentang :
e) Mobilisasi dana melalui sektor
Penyempurnaan paket perbankan yang semakin besar
sebelumnya
Bank dan lembaga keuangan
bukan bank dapat memliki met Kondisi Saat Krisis Ekonomi (1997-1998)
open position maksimum
Deregulasi dan penerapan kebijakan
sebesar 25% dari modal sendiri
– kebijakan lain yang terkait dengan sektor
g) Paket 29 Januari 1990
moneter dan rill telah menyebabkan sektor
h) Paket 28 Februari 1991
perbankan leboh mempunyai kemampuan
i) UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang
untuk meningkatkan kinerja makro ekonomi
perbankan
di Indonesia. Mobilisasi dana melalui
j) Paket 29 Mei 1993 yang berisi
perbankan menjadi lebih besar dan
tentang penyempurnaan aturan
perbankan menjadi lebih besar peran
kesehatan bank meliputi:
sertanya dalam menunjang kegiatan
Rasio kecukupan modal (capital
disektor rill melalui peningkatan produksi
adequacy ratio)
barang dan jasa.
Batas maksimum kredit (BMPK)
Kredit usaha kecil (KUK) Deregulasi diatas ternyata kurang
5
perusahaan dalam kondisi perbankan di 3. Menerapkan Bank guarantee
Indonesia sehingga kondisi saat ini adalah : scheme untuk melindungi simpanan
masyarakat di bank
a) Tingkat kepercayaan masayrakat
4. Merekstrukturisasi kredit macet, baik
dalam dan luar negeri terhadap
yang dilakukan oleh BPPN,
perbankan di Indonesia menurun
Prakarsa Jakarta maupun
drastis
Indonesian Debt Restrukturing
b) Sebagian besar bank dalam
Agency (INDRA).
keadaan tidak sehat
5. Melaksanakan program privatisasi
c) Adanya spread negative
dan divestasi untuk bankbank
d) Munculnya penggunaan peraturan
BUMN dan bank‐bank yang direkap.
perundangan yang baru
6. Meningkatkan persyaratan modal
e) Jumlah bank menurun.
bagi pendirian bank baru.
Krisis perbankan yang demikian parah
Pertumbuhan pesat yang terjadi pada
pada kurun waktu 1997 – 1998 memaksa
periode 1988 – 1996 berbalik arah ketika
pemerintah dan Bank Indonesia untuk
memasuki periode 1997 – 1998 karena
melakukan pembenahan di sektor
terbentur pada krisis keuangan dan
perbankan dalam rangka melakukan
perbankan. Bank Indonesia, Pemerintah,
stabilisasi sistem keuangan dan mencegah
dan juga lembaga‐lembaga internasional
terulangnya krisis. Langkah penting yang
berupaya keras menanggulangi krisis
dilakukan sehubungan dengan itu adalah:
tersebut, antara lain dengan melaksanakan
1. Memperkuat kerangka pengaturan rekapitalisasi perbankan yang menelan
dengan menyusun rencana dana lebih dari Rp 400 triliun terhadap 27
implementasi yang jelas bank dan melakukan pengambilalihan
2. Basel Core Principles for Effective kepemilikan terhadap 7 bank lainnya.
Banking Supervision yang menjadi Secara spesifik langkah‐langkah yang
standard internasional bagi dilakukan untuk menanggulangi krisis
pengawasan bank. keuangan dan perbankan tersebut adalah :
2. Meningkatkan infrastruktur sistem
a. Penyediaan likuiditas kepada
pembayaran dengan
perbankan yang dikenal dengan
mengembangkan Real Time Gross
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia
Settlements (RTGS).
(BLBI)
6
b. Mengidentifikasi dan diharapkan akan meningkatkan kinerja
merekapitalisasi bank‐bank yang sektor riil.
masih memiliki potensi untuk
Kebijakan deregulasi yang telah dilakukan :
melanjutkan kegiata usahanya dan
bank‐bank yang memiliki dampak a. Paket 1 Juni 1983 yang berisi
7
e. Paket 28 Pebruari 1991, berisi ramalan dan analisis dari pengamat
tentang : Penyempurnaan paket ekonomi memperkirakan dampak dari
sebelumnya menuju resesi ekonomi dunia akan terasa pada
penyelenggaraan lembaga tahun depan, sehingga memaksa
keuangan dengan prinsip kehati- pemerintah harus bekerja keras memutar
hatian, sehingga dapat tetap otak mengantisipasi dampak lebih buruk
mempertahankan kepercayaan ditahun mendatang.
masyarakat terhadap lembaga
keuangan.
f. UU No. 7 Tahun 1992 tentang Kondisi Perbankan Terkini
Perbankan. g. Paket 29 Mei 1993
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
yang berisi tentang penyempurnaan
menegaskan, sampai saat ini kondisi
aturan kesehatan bank meliputi :
kesehatan bank secara umum masih bagus.
CAR (Capital Adequacy Ratio) Dari 118 bank, sebagian besar memiliki
Batas Maksimum Pemberian rating II atau bagus dan hanya sekitar 10
Kredit persen yang rating III atau standar. Industri
Kredit Usaha Kecil perbankan pada masih tumbuh. Kredit
Pembentukan cadangan piutang tumbuh 4,18 persen. Dana tumbuh sekitar
Loan to Deposit Ratio 4,5 persen. Masih terdapat pertumbuhan
walaupun tidak secepat semester I 2015
Pasca Krisis
(melambat karena pengaruh kondisi
Perjalanan perekonomian Indonesia ekonomi). Sementara akibat depresiasi
di tahun 2008 penuh dengan tantangan dan rupiah, yang terkait adalah risiko pasar
kendala yang harus dihadapi, sehingga melalui neraca (liabilities dan aset valas)
memaksa para pelaku usaha dan dan jenis banknya. Secara regulasi,
pengusaha dari berbagai sektor merevisi threshold (ambang batas) valas maksimal
target pendapatan, pertumbuhan dan 20 persen dari modal. Saat ini, secara
rencana bisnis investasinya. Pasalnya siapa industri posisi devisa netto (PDN) masih
yang menduga, krisis keuangan global sekitar lima persen. Secara individual PDN
terjadi di tahun ini dan akibatnya dampak 54 bank devisa ada di posisi PDN 2-10
tersebut mulai dirasakan negara persen jauh dari threshold. Dari 54 bank
berkembang, khususnya Indonesia. Ada devisa itu, 51 bank posisinya long (beli).
khwatiran dari pelaku ekonomi dan Artinya meski rupiah melemah, balance
pengusaha dalam negeri. Pasalnya banyak
8
sheet (neraca) bank memberikan efek
positif bagi laba-rugi.