PERBANKAN DI
INDONESIA
• Kondisi perbankan di Indonesia sebelum serangkaian paket- paket deregulasi di sektor riil dan moneter yang dimulai sejak 1990-an,
• Kondisi perbankan di Indonesia setelah munculnya deregulasi sampai dengan masa sebelum terjadinya krisis ekonomi pada akhir 1990-an,
• Kondisi perbankan di Indonesia pada masa krisis ekonomi sejak akhir 1990-an,
• Kondidi perbankan di Indonesia pada saat sekarang ini
Deregulasi Perbankan Indonesia
Sebelum deregulasi, kondisi perbankan Indonesia pada dasarnya lebih terbatas dan diatur
secara ketat oleh pemerintah. Pada tahun 1980-an, sistem perbankan Indonesia
didominasi oleh bank-bank milik pemerintah, dengan peraturan yang mengendalikan
suku bunga, alokasi kredit, dan berbagai aspek lainnya. Pemerintah memiliki peran yang
sangat besar dalam mengatur industri perbankan.
Fungsi utama perbankan pada masa setelah kemerdekaan sampai dengan sebelum
adanya deregulasi
Memobilisasikan dana dari investor untuk Memberikan jasa – jasa keuangan kepada
membiayai kebutuhan dana investasi dan perusahaan – perusahaan besar
modal kerja perusahaan – perusahaan besar
Tingkat inflasi yang tinggi serta kondisi makroekonomi secara umum yang tidak bagus
terjadi bersamaan dengan kondisi perbankan yang tidak dapat memobilisasikan dana
dengan baik. Untuk mengatasi situasi yang serba tidak menguntungkan ini cara yang di
tempuh pemerintah pada waktu itu adalah dengan melakukan serangkaian kebijakan
berupa deregulasi di sektor riil dan di sektor moneter.
Kondisi Setelah Deregulasi
Kebijakan deregulasi yang tidak dilakukan dan terkait dengan dunia perbankan antara
lain :
a. Paket 1 juni 1983
b. Bank Indonesia sejak 1984 mengeluarkan SBI
c. Bank Indonesia sejak 1985 mengeluarkan ketentuan perdagangan SBPU dan
fasilitas diskonto oleh BI
d. Paket 27 Oktober 1988
e. Paket 20 Desember 1988
f. Paket 25 Maret 1989
g. Paket 29 Januari 1990
h. Paket 28 Februari 1991
i. UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan
j. Paket 29 Mei 1993 yang berisi tentang penyempurnaan aturan kesehatan bank
Perkembangan perbankan indonesia saat krisis ekonomi mulai akhir tahun 1997
Deregulasi dan penerapan kebijakan – kebijakan lain yang terkait dengan sektor moneter dan rill
telah menyebabkan sektor perbankan leboh mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kinerja
makro ekonomi di Indonesia. Mobilisasi dana melalui perbankan menjadi lebih besar dan
perbankan menjadi lebih besar peran sertanya dalam menunjang kegiatan disektor rill melalui
peningkatan produksi barang dan jasa. Deregulasi diatas ternyata kurang diimbangi dengan
manajemen risiko perbankan yang baik. Krisis ekonomi yang awalnya hanya dipandang sebagai
krisis moneter ini banyak menyebabkan perusahaan dalam kondisi perbankan di Indonesia
sehingga kondisi saat ini adalah
• Tingkat kepercayaan masayrakat dalam dan luar negeri terhadap perbankan di Indonesia
menurun drastis
• Sebagian besar bank dalam keadaan tidak sehat
• Munculnya penggunaan peraturan perundangan yang barue) Jumlah bank menurun
Krisis perbankan yang demikian parah pada kurun waktu 1997 – 1998 memaksa pemerintah dan
Bank Indonesia untuk melakukan pembenahan di sektor perbankan dalam rangka melakukan
stabilisasi sistem keuangan dan mencegah terulangnya krisis.
Pertumbuhan pesat yang terjadi pada periode 1988 – 1996 berbalik arah ketika memasuki periode
1997 – 1998 karena terbentur pada krisis keuangan dan perbankan. Bank Indonesia, Pemerintah,
dan juga lembaga‐lembaga internasional berupaya keras menanggulangi krisis tersebut, antara
lain dengan melaksanakan rekapitalisasi perbankan yang menelan dana lebih dari Rp 400 triliun
terhadap 27 bank dan melakukan pengambilalihan kepemilikan terhadap 7 bank lainnya.
ANY QUESTIONS?
THANK YOU