Anda di halaman 1dari 14

A.

Kondisi Sebelum Deregulasi


Pada masa kolonial kegiatan perbankan di wilayah Hindia Belanda ini terutama
diarahkan untuk melayani kegiatan usaha dari perusahaan-perusahaan besar milik kolonial
di wilayah jajahannya serta membantu administrasi anggaran milik pemerintah. Dengan
demikian fungsi utama perbankan pada masa penjajahan adalah sebagai berikut.

1. Memobilisasikan dana dari investor untuk membiayai kebutuhan dana investasi dan
modal kerja perusahaan-perusahaan besar milik kolonial
2. Memberikan jasa-jasa keuangan kepada perusahaan-perusahaan besar milik kolonial
seperti giro, garansi bank, pemindahan dana, dan lain-lain.
3. Membantu pemindahan dana jasa modal dari wilayah kolonial ke negara penjajah
4. Sebagai tempat sementara dari dana hasil pemungutan pajak. baik pajak dan
perusahaan-perusahaan maupun dari masyarakat pribumi, untuk kemudian dikirim ke
negara penjajah
5. Mengadministrasikan anggaran pemerintah untuk membiayai kegiatan pemerintah
kolonial.

Fungsi utama perbankan pada masa setelah kemerdekaan sampai dengan sebelum
adanya deregulasi tidak banyak mengalami perubahan. Orientasi kegiatan perbankan masih
banyak dipengaruhi oleh pola yang diterapkan pada masa penjajahan. Dengan demikian,
fungsi utamanya adalah sebagai berikut.

a) Memobilisasikan dana dari investor untuk membiayai kebutuhan dana investasi dan
modal kerja perusahaan-perusahaan besar milik pemerintah dan swasta.
b) Memberikan jasa jasa keuangan kepada perusahaan perusahaan besar.
c) Mengadministrasikan anggaran pemerintah untuk membiayai kegiatan pemerintah
d) Menyalurkan dana anggaran untuk membiayai program dan proyek pada sektor
sektor yang ingin dikembangkan oleh pemerintah.

keadaan di atas juga disebabkan oleh belum adanya perangkat peraturan dan
perundang-undangan yang secara khusus mengatur dunia perbankan. Secara terperinci
keadaan perbankan saat ini ialah sebagai berikut:
1. Tidak adanya peraturan perundangan yang mengatur secara jelas tentang perbankan
di Indonesia
2. Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) pada bank-bank tertentu.
3. Bank banyak menanggung program-program pemerintah.
4. Instrumen pasar uang yang terbatas.
5. Jumlah bank swasta yang relatif sedikit.
6. Sulitnya pendirian bank baru.
7. Persaingan antarbank yang tidak ketat.
8. Posisi tawar-menawar bank relatif lebih kuat daripada nasabah.
9. Prosedur berhubungan dengan bank yang rumit.
10. Bank bukan merupakan alternatif utama bagi masyarakat luas untuk menyimpan
dan meminjam dana.
11. Mobilisasi dana lewat perbankan yang sangat rendah.

B. Kondisi Sesudah Deregulasi

Tingkat inflasi yang tinggi serta kondisi makroekonomi secara umum yang tidak
bagus terjadi bersamaan dengan kondisi perbankan yang tidak dapat memobilisasikan dana
dengan baik.Untuk mengatasi situasi yang serba tidak menguntungkan ini cara yang
ditempuh pemerintah pada waktu itu adalah dengan melakukan serangkaian kebijakan
berupa deregulasi di sektor riil dan di sektor moneter. Pada tahap awal deregulasi lebih
cepat dampaknya pada sektor moneter melalui serangkaian perubahan di dunia perbankan.
Meskipun istilah yang digunakan adalah 'deregulasi, tidak berarti bahwa perubahan yang
dilakukan sepenuhnya berupa pengurangan pembatasan atau pengaturan di dunia
perbankan.

Kebijakan deregulasi yang telah dilakukan dan terkait dengan dunia perbankan antara lain
adalah:

1. Paket I Juni 1983 yang berisi tentang:


a. Penghapusan pagu kredit dan pembatasan aset lain sebagai instrumen
pengendali Jumlah Uang Beredar (JUB).
b. Pengurangan KI.BI, kecuali untuk sektor-sektor tertentu.
c. Pemberian kebebasan bank untuk menetapkan suku bunga simpanan dan
pinjaman, kecuali untuk sektor-sektor tertentu
2. Bank Indonesia sejak 1984 mengeluarkan SBI.
3. Bank Indonesia sejak 1985 mengeluarkan ketentuan perdagangan SBPU dan
fasilitas diskonto oleh BJ.
4. Paket 27 Oktober 1988 yang berisi tentang:
a. Pengerahan dana masyarakat
b. Efisiensi lembaga keuangan
c. Pengendalian kebijakan moneter
d. Pengembangan pasar modal
5. Paket 20 Desimber 1988 berisi tentang :
a. Aturan penyelenggaraan Bursa Efek oleh
b. Alternatif sumber pembiayaan berupa sewa guna usaha anjak piutang modal
ventura perdagangan surat berharga kartu kredit dan pembiayaan konsumen
c. Bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat melakukan kegiatan
perdagangan surat berharga kartu kredit dan anjak piutang dan pembiayaan
konsumen
d. Kesempatan pendirian perusahaan asuransi kerugian asuransi jiwa reasuransi
broker asuransi adjuster dan aktuaria

6. Paket 25 Maret 1998 yang berisi tentang:


a. Penyempurnaan paket sebelumnya
b. Bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat memiliki net Open position
maksimum sebesar 25% dari modal sendiri
7. Paket 29 Januari 1990 yang berisi tentang: penyempurnaan program perkreditan
kepada usaha kecil agar dilakukan secara luas oleh semua bank
8. Paket 28 Februari 1991 yang berisi tentang penyempurnaan paket sebelumnya
menuju penyelenggaraan lembaga keuangan dengan prinsip kehati-hatian sehingga
dapat tetap mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan
9. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan
10. Paket 29 Mei 1993 yang berisi tentang penyempurnaan aturan kesehatan bank
meliputi: Rasio kecukupan modal, batas maksimum pemberian kredit, kredit usaha
kecil, pembentukan cadangan piutang dan rasio pinjaman terhadap dana pihak
ketiga.

Serangkaian kebijakan di atas telah mengakibatkan banyak perubahan dalam


perbankan di Indonesia. Ciri-ciri kondisi perbankan pada masa sebelum deregulasi sudah
tidak dapat ditemui lagi pada masa setelah deregulasi sehingga pada masa setelah
deregulasi ini perbankan di Indonesia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

a. Peraturan yang memberikan kepastian hukum


b. Jumlah bank swasta bertambah banyak
c. Tingkat persaingan bank yang semakin kuat
d. sertifikat Bank Indonesia dan surat berharga pasar uang. Bank semakin banyak
mempunyai alternatif penghimpunan dan penyaluran dana tidak hanya menghimpun
dana melalui tabungan giro deposito serta Penyaluran dana melalui kredit saja. Hal
ini menyebabkan kegiatan perbankan menjadi lebih luas terhadap perubahan situasi,
yaitu terutama pada saat kelebihan maupun kekurangan dana.
e. kepercayaan masyarakat terhadap bank yang meningkat. Adanya peraturan yang
jelas tentang perbankan dan termasuk juga penerapan aturan tentang kesehatan dan
rahasia bank menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank
meningkat cukup tinggi.
f. mobilisasi dana melalui sektor perbankan yang semakin besar. Sektor perbankan
mempunyai peran yang semakin besar dalam menghimpun dana dari masyarakat
luas untuk tujuan-tujuan yang produktif demi semakin kuatnya sektor riil
C. Kondisi saat krisis ekonomi mulai akhir 1990-an
Deregulasi dan penerapan kebijakan-kebijakan lain yang terkait dengan sektor
moneter dan riil telah menyebabkan sektor perbankan lebih mempunyai kemampuan untuk
meningkatkan kinerja makro ekonomi di Indonesia. Krisis ekonomi yang pada awalnya
hanya dipandang sebagai krisis moneter ini banyak menyebabkan perubahan dalam kondisi
perbankan di Indonesia sehingga kondisinya saat ini adalah sebagai berikut.

1. Tingkat kepercayaan masyarakat dalam dan luar negeri terhadap perbankan di


Indonesia menurun drastis. Apabila landasan kepercayaan lemah maka kelangsungan
usaha perbankan juga menjadi lemah. Kemampuan perbankan dalam melaksanakan
fungsi-fungsinya menjadi lemah termasuk fungsinya dalam menghimpun dana dan
menyalurkan dana ke masyarakat.
2. Sebagian besar bank dalam keadaan tidak sehat. Peraturan kesehatan bank sulit sekali
untuk diterapkan dalam kondisi krisis ekonomi ini sebab apabila aturan ditetapkan apa
adanya maka sebagian besar bank tidak layak untuk meneruskan kegiatan usahanya.
3. Adanya spread negatif. Kepercayaan masyarakat yang sangat rendah terhadap
perbankan serta kebijakan uang ketat oleh otoritas moneter melalui kenaikan suku
bunga sertifikat Bank Indonesia yang menyebabkan perbankan tidak mempunyai
alternatif lain untuk menghimpun dan menyalurkan dananya.
4. Munculnya munculnya penggunaan peraturan perundangan yang baru. Berbagai
pelanggaran terhadap peraturan perbankan serta kinerja bank nasional yang sangat
buruk pada masa krisis menyebabkan masyarakat dan otoritas moneter memandang
bahwa salah satu penyebabnya adalah bank sentral yang tidak independen dan
lemahnya peraturan yang mengatur perbankan di Indonesia.
5. Jumlah bank menurun. Kondisi sektor riil yang sangat lemah proporsi kredit bermasalah
yang semakin besar dan lebih diktos yang semakin rendah menyebabkan Bank makin
lama makin sulit untuk meneruskan kegiatan usahanya. Bank Indonesia tidak
mempunyai alternatif lain untuk menganti masalah ini selain dengan melakukan
penutupan usaha bank dengan berbagai istilah antara lain likuidasi pembekuan operasi
penghentian krilling dan pembekuan kegiatan usaha

D. Kondisi terakhir
Ada beberapa hal penting menandai kondisi terakhir sektor perbankan di Indonesia
antara lain:
1. Selesainya penyusunan Arsitektur Perbankan di Indonesia
2. Serangkaian rencana dan komitmen Pemerintah DPR dan Bank Indonesia untuk
membentuk dan menyusun lembaga pengawasan perbankan yang independen.
3. Kinerja perbankan yang lebih menunjukkan kondisi masa peralihan atau awal masa
pemulihan dari krisis ekonomi ke arah kondisi perbankan yang lebih sesuai dengan
praktik-praktik perbankan yang lebih baik.
4. Peluncuran konsep permodalan baru berupa bahasa 2 yang merupakan hasil
penyempurnaan atas The 1988 Basel Capital Accord.
5. Pembentukan lembaga penjamin simpanan berdasarkan undang-undang Nomor 10
tahun 1998 sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menciptakan rasa aman bagi
nasabah penyimpan
6. Operasionalisasi forum stabilitas sistem keuangan yang dibentuk oleh Bank Indonesia
bersama departemen keuangan dan LPS
7. Terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan undang-undang Nomor 21 Tahun
2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Otoritas Jasa Keuangan mempunyai fungsi
menyelenggarakan sistem peraturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan meliputi sektor perbankan sektor pasar
modal dan sektor industri keuangan non bank.
8. Penandatanganan momorandum of understanding antara kementerian keuangan dengan
Bank Indonesia OJK serta LPS tentang forum koordinasi sistem stabilitas keuangan
pada tanggal 1 Oktober 2012
9. Peningkatan jumlah bank dan kantor bank karena tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap industri perbankan mulai menunjukkan perbaikan.

E. Jenis Bank
Bank didefinisikan oleh Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perBankan sebagai badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk simpanan dan menyalurkanya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Penggolongan bank tidak hanya berdasarkan jenis
kegiatan usahanya, target pasarnya, fungsinya, status kepemilikannya, kegiatan
operasionalnya, penciptaan uang giral, sistem organisasi, dan letak geografis.

F. Jenis Bank Menurut Kegiatan Usaha


Jenis bank yang di akui secara resmi hanya terdiri atas dua jenis, yaitu Bank
Perkreditan Rakyat (BPR). Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Ayat 2 Pasar 5 bahwa
‘Bank Umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu’ sehingga
meskipun jenisnya dibatasi hanya bank umum dan BPR, bank umum dapat saja
berspesialisasi dalam bidang ataupun jenis kegiatan tertentu tanpa harus menjadi suatu
kelompok tertentu.

1. Bank Umum
Bank umum didefinisikan oleh Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 sebagai
bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip
Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran.

2. Bank Perkreditan Rakyat


Bank Perkreditan Rakyat didefinisikan oleh Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau
berdasarkan prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.

G. Jenis Bank Menurut Bentuk Badan Usaha


Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan wajib terlebih dahulu memperoleh usaha sebagai bank umum atau Bank
Perkreditan Rakyat dari pimpinan Bank Indonesia, kecuali apabila kegiatan menghimpun
dana dari masyarakat dimaksud diatur dengan Undang-Undang tersendiri. Untuk
memperoleh izin usaha sebagai bank umum atau Bank Perkreditan Rakyat, suatu Lembaga
keuangan wajib memenuhi persyaratan mengenai:
1. Susunan organisasi dan permodalan
2. Permodalan
3. Kepemilikan
4. Keahlian dalam bidang perbankan;
5. Kelayakan rencana kerja

Badan hukum suatu bank umum dapat berupa:


a. Perseroan Terbatas
b. Koperasi; atau
c. Perusahaan Daerah.

Sedangkan badan hukum Bank Perkreditan Rakyat dapat berupa:


a. Perusahaan Daerah
b. Koperasi
c. Perseroan Terbatas: atau
d. Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah

H. Jenis Bank Menurut Pendirian dan Kepemilikan


Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dan Surat Keputusan Direktur BI Nomor
32/33/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Umum menetapkan ketentuan-
ketentuan tentang pendirian dan kepemilikan bank.

1. Bank Umum

a) Pendirian
Bank umum hanya dapat didirikan dan melakukan kegiatan usaha dengan izin
Direksi Bank Indonesia oleh:
 Warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia, atau
 Warga negara Indonesia dan atau hukum Indonesia dengan warga negara asing
dan atau badan hukum asing secara kemitraan.
b) Persetujuan Prinsip
Permohonan untuk mendapatkan persetujuan prinsip diajukan sekurang-kurangnya
oleh seorang calon pemilik kepada Direksi Bank Indonesia sesuai dengan format yang
telah ditentukan, dan dilampiri dengan:
Rancangan akta pendirian badan hukum, termasuk rancangan anggaran dasar yang
sekurang-kurangnya memuat:
1) nama dan tempat kedudukan
2) kegiatan usaha sebagai bank
3) permodalan
4) kepemilikan
5) wewenang, tanggung jawab, dan masa jabatan dewan komisaris serta direksi

Data kepemilikan berupa:

1) daftar calon pemegang saham berikut perincian besarnya masing-masing


kepemilikan saham bagi bank yang berbentuk badan hukum Perseroan
Terbatas/Perusahaan Daerah
2) daftar calon anggota berikut perincian jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib
serta daftar hibah bagi bank yang berbentuk badan hukum Koperasi

Rencana susunan organisasi

Rencana kerja untuk tahun pertama yang sekurang-kurangnya memuat :

1) hasil penelaahan mengenai peluang pasar dan potensi ekonomi


2) rencana kegiatan usaha yang mencakup penghimpunan dan penyaluran dana serta
langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan dalam mewujudkan rencana
dimaksud
3) rencana kebutuhan pegawai
4) proyeksi arus kas bulanan selama 12 (dua belas) bulan yang dimulai sejak bank
melakukan kegiatan operasional serta proyeksi neraca dan perhitungan laba rugi

Bukti setoran modal sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh perseratus) dari modal
disetor minimum, dalam bentuk fotokopi bilyet deposito pada Bank Indonesia dan atas
nama "Direksi Bank Indonesia qq. salah seorang calon pemilik untuk pendirian bank
yang bersangkutan dengan mencantumkan keterangan bahwa pencairannya hanya dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Bank Indonesia.

Surat pernyataan dari calon pemegang saham bagi bank yang berbentuk badan hukum
Perseroan Terbatas/Perusahaan Daerah atau dari calon anggota bagi bank yang
berbentuk badan hukum Koperasi, bahwa setoran modal tersebut.

1) tidak berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apa pun dan
bank dan/atau pihak lain di Indonesia;
2) tidak berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang (money laundering).
Persetujuan atau penolakan atas permohonan persetujuan prinsip diberikan selambat-
lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah dokumen permohonan diterima secara lengkap.
Dalam rangka memberikan persetujuan atau penolakan. Bank Indonesia wajib
melakukan:
1) penelitian atas kelengkapan dan dokumen.
2) analisis yang mencakup antara lain tingkat persaingan yang sehat antarbank, tingkat
kejenuhan jumlah bank, dan pemerataan pembangunan ekonomi nasional;
3) wawancara terhadap calon pemilik, dewan komisaris, dan direksi.

Persetujuan prinsip tersebut berlaku untuk jangka waktu 360 (tiga ratus enam puluh) hari
terhitung sejak tanggal persetujuan prinsip dikeluarkan. Pihak yang mendapat
persetujuan prinsip dilarang melakukan kegiatan usaha, sebelum mendapat izin usaha

c) Izin usaha
Permohonan untuk mendapatkan izin usaha diajukan oleh direksi bank kepada
Direksi Bank Indonesia sesuai dengan format yang telah ditentukan dan dilampiri
dengan:
1) Akta pendirian badan hukum, termasuk anggaran dasar yang telah disahkan oleh
instansi berwenang
2) Data kepemilikan berupa
3) daftar pemegang saham berikut perincian besarnya masing-masing kepemilikan
saham bagi bank yang berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas/Perusahaan
Daerah atau
4) daftar anggota berikut rincian jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib serta
daftar hibah bagi bank yang berbentuk badan hukum Koperasi
5) Daftar susunan dewan komisaris dan direksi
6) Susunan organisasi serta sistem dan prosedur kerja, termasuk susunan personalia
7) Bukti pelunasan modal disetor minimum, dalam bentuk fotokopi bilyet deposito
pada bank di Indonesia dan atas nama "Direksi Bank Indonesia qq, salah seorang
pemilik bank yang bersangkutan dengan mencantumkan keterangan bahwa
pencairannya hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi Bank Indonesia

Persetujuan atau penolakan atas permohonan izin usaha diberikan selambat-lambatnya 60


hari setelah dokumen permohonan diterima secara lengkap dalam rangka memberikan
persetujuan atau penolakan tersebut Bank Indonesia wajib melakukan

1) Penelitian atas kelengkapan dan kebenaran dokumen


2) Wawancara terhadap pemilik anggota dewan komisaris dan direksi dalam hal
terdapat penggantian atas calon yang diajukan sebelumnya

Kepemilikan bank oleh badan hukum Indonesia setinggi-tingginya sebesar modal


sendiri bersih badan hukum yang bersangkutan modal sendiri bersih merupakan

1) Penjumlahan dari modal disetor cadangan dan laba dikurangi penyertaan dan
kerugian bagi badan hukum perseoranga perseroan terbatas perusahaan daerah atau
2) Penjumlahan dari simpanan pokok simpanan wajib hibah modal penyertaan dana
cadangan dan sisa hasil usaha dikurangi penyertaan dan kerugian bagi badan hukum
koperasi

2. Bank perkreditan rakyat


BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh warga negara Indonesia badan
hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya kewarganegaraan Indonesia pemerintah Daerah
atau dapat dimiliki bersama diantara ketiganya bank umum dan BPR yang bentuk badan
hukumnya perseroan terbatas sangat dimungkinkan untuk mengalami perubahan
kepemilikan

I. Jenis Bank Menurut Target Pasar

Sebagian bank untuk fokuskan pelayanan dan interaksi antar saksinya pada jenis-
jenis nasabah tertentu Dengan perfokusan ini diharapkan bank-bank tersebut dapat lebih
menguasai karakteristik nasabahnya sehingga kegiatan usaha dapat dilakukan dengan lebih
efisien dan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Secara umum jenis bank
atas dasar target pasarnya dapat digolongkan menjadi tiga :

1. Retail Bank
2. Corporate Bank
3. Retail Corporate Bank

Jenis bank menurut fungsi :

1. Bank sentral yaitu bank yang merupakan badan hukum milik negara yang tugasnya
pokoknya membantu pemerintah
2. bank umum yaitu bank yang sumber utama dananya berasal dari simpanan pihak ketiga
serta pemberian kredit jangka pendek dalam penyaluran dana contohnya BNI BRI BTN
3. Bank pembangunan yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya berasal dari
penerimaan simpanan deposito serta komersial paper contohnya Bank Jatim Bank
Jateng.
4. bank desa yaitu kantor bank di suatu desa yang tugas utamanya adalah melaksanakan
fungsi mengkreditan dan penghimpunan dana dalam rangka program pemerintah
memajukan pengembangan desa
5. BPR yaitu bank di kota kecamatan yang merupakan unsur penghimpunan dana
masyarakat ataupun menyalurkan dananya di sektor pertanian dan pedesaan
J. Jenis bank menurut status kepemilikan

a bank milik negara yaitu bank yang seluruh modalnya berasal dari kekayaan
negara yang b bank milik swasta nasional yaitu bank milik swasta yang didirikan dalam
bentuk hukum perseroan terbatas jumlah seluruh sahamnya dimiliki oleh WNI bank swasta
asing yaitu bank yang didirikan dalam bentuk cabang Bank yang sudah ada di luar negeri
ataupun dalam bentuk campuran antara bank asing dan bank nasional yang ada di Indonesia
yang d Bank pembangunan Daerah yaitu bank yang pendiriannya berdasarkan peraturan
daerah provinsi dan sebagiannya besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah kota dan
pemerintah kabupaten yang eh bank campuran itu bank yang sebagian sahamnya dimiliki
oleh pihak asing dan pihak swasta nasional.

K. Jenis bank menurut penciptaan uang giral


a. Bank Primer
b. Bank Sekunder

L. Jenis Bank Menurut Sistem Organisasi


a. Unit Bank System
b. Branch Banking System
c. Holding Company Bank
d. Multi Holding Company Bank
e. Correpondent Banking

M. Jenis Bank Menurut Letak Geografis

a komunitas bank lokal community of lokal bank yaitu bank yang yang beroperasi
secara terbatas di daerah atau desa tertentu b bank regional regional bank yaitu bank yang
beroperasi di pasar perkotaan regional yang c bank multinasional yaitu bank yang lingkup
operasinya sampai pada tingkat nasional ataupun internasional

Anda mungkin juga menyukai