Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda.

Pada masa itu bank di Indonesia bernama De javasche Bank NV didirikan di Batavia pada tanggal 24 Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij, NV pada tahun 1918 sebagai pemegang monopoli pembelian hasil bumi dalam negeri dan penjualan ke luar negeri serta terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda Bank pada saat ini diartikan sebagai sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang . Sedangkan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir.Industri ini menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan. Saat ini, bank memiliki fleksibilitas pada layanan yang mereka tawarkan, lokasi tempat mereka beroperasi, dan tarif yang mereka bayar untuk simpanan deposan. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimanakah sejarah Perbankan di Indonesia ? Apakah perbedaan Perbankan masa lalu dan saat ini di Indonesia? 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah sebagai sumber wawasan bagi para pembaca. Maksud dan tujuan Khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas matakuliah Manajemen Perbankan.
1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Perbankan di Indonesia Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda. Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal 24

Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij, NV pada tahun 1918 sebagai pemegang monopoli pembelian hasil bumi dalam negeri dan penjualan ke luar negeri serta terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang ada itu antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. De Javasce NV. De Post Poar Bank. Hulp en Spaar Bank. De Algemenevolks Crediet Bank. Nederland Handles Maatscappi (NHM). Nationale Handles Bank (NHB). De Escompto Bank NV. Nederlansche Indische Handelsbank Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan orang-orang asing seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-bank tersebut antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank Bank Nasional indonesia. Bank Abuan Saudagar. NV Bank Boemi. The Chartered Bank of India, Australia and China
2

6. 7. 8. 9.

Hongkong & Shanghai Banking Corporation The Yokohama Species Bank. The Matsui Bank. The Bank of China.

10. Batavia Bank. Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintahIndonesia. Bank-bank yang ada di zaman awal kemerdekaan antara lain: NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank (saat ini Bank OCBCNISP), didirikan 4 April 1941 dengan kantor pusat di Bandung Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang sekarang dikenal dengan BNI '46. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini berasal dari De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko. Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian menjadi Bank Amerta. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946. Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian merger dengan Bank Pasifik. Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari. Kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.

Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan. Lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa Bank Umum,Bank Perkreditan

Rakyat (BPR), Bank Umum Syariah, dan juga Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Msing-masing bentuk lembaga bank tersebut berbeda karakteristik dan fungsinya.

2.2 Perbedaan Perbankan Masa Lalu dan Saat Ini Kondisi Perbankan di Indonesia sebelum di Regulasi a. Tidak adanya peraturan perundangan yang mengatur secara jelas tentang perbankan di Indonesia (UU No.13 Th.68) b. Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) pada bank-banktertentu c. Bank banyak menanggung program-program pemerintah d. Instrumen pasar uang yang terbatas e. Jumlah bank swasta yang relatif sedikit f. Sulitnya pendirian bank baru g. Persaingan antar bank yang tidak ketat h. Posisi tawar-menawar bank relatif lebih kuat daripada nasabah i. Prosedur berhubungan dengan bank yang rumit j. Bank bukan merupakan alternatif utama bagi masyarakat luas untuk menyimpan dan meminjam dana k. Mobilisasi dana lewat perbankan yang sangat rendah

Kondisi Perbankan di Indonesia setelah di Regulasi Kebijakan Deregulasi yang terkait dengan dunia Perbankan di Indonesia : a. Deregulasi 1 juni 1983 Memberikan keleluasaan kepada semua bank untuk menyerahkan tingkat suku bunga kepada mekanisme pasar. b. Deregulasi Oktober 1988 Memberi keringanan persyaratan bagi bank-bank yang ingin meningkatkan statusnya menjadi bank devisa, membuka kemungkinan pendirian bank campuran (kerjasama

dengan bank asing) dan memberi kesempatan bagi bank asing untuk membuka kantor cabang pembantu di kota-kota tertentu. c. Deregulasi 25 Maret 1989 (penyempurnaan Pakto88) Memberi kesempatan yang lebih luas bagi bank untuk melakukan penyertaan dana pada lembaga-lembaga lain serta memberikan kredit investasi jangka menengah dan panjang. d. Membagi Deregulasi Januari 1990 Untuk membatasi jumlah kredit likuiditas Bank Indonesia dan mengharuskan bankbank 20 persen dari kreditnya kepada kredit usaha kecil (KUK) e. Deregulasi 25 Februari 1991 Pakfeb ini ditentukan tingkat kesehatan bank yang menyangkut kecukupan modal (CAR), pembatasan pemberian kredit yang tidak didukung oleh dana masyarakat (LDR), persyaratan kepemilikan dan kepengurusan, ketentuan legal lending limit dan pembentukan cadangan untuk menutupi resiko. f. Deregulasi 29 Mei 1993 Pakmei ditujukan untuk mendorong kelancaran ekspansi kredit perbankan dengan memberikan ruang gerak yang lebih luas kepada perbankan.

Ciri perbankan setelah deregulasi : a. Peraturan yang memberikan kepastian hokum b. Jumlah bank swasta bertambah banyak c. Tingkat persaingan bank yang semakin kuat d. Sertifikat Bank Indonesia dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) e. Kepercayaan masyarakat terhadap bank meningkat f. Mobilisasi dana sektor perbankan yang semakin besar

Kondisi Perbankan di Indonesia saat Krisis Ekonomi

Tingkat kepercayaan masyarakat dalam dan luar negeri terhadap perbankan diIndonesia menurun drastis. Sebagian besar bank dalam keadaan tidak sehat. Peraturan kesehatan bank sulit sekali untuk diterapkan dalam kondisi krisis ekonomi ini, sebab apabila aturan diterapkan apa adanya maka sebagian besar bank sudah tidak lagi layak untuk meneruskan kegiatan usahanya.pelanggaran yang paling menonjol adalah tidak terpenuhinya rasio kecukupan modal dan batas maksimum pemberian kredit.

Adanya spread negatif. Kepercayaan masyarakat sangat rendah terhadap perbankan serta kebijakan uang ketat oleh otoritas moneter melalui pernaikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) menyebabkan perbankan tidak mempunyai alternative lain umtuk menghimpun dan menyalurkan dana. Konsekuensi dari kebijakan spread negative ini adalah bank harus menanggung rugi dalam kegiatan usaha penghimpunan dan penyaluran dananya.

Munculnya penggunaan peraturan perundangan yang baru. Peraturan dan perundangan baru yang ditetapkan setelah adanya krisis ekonomi ini antara lain adalah: Undang-undang Nomer 3 Tahun 2004 tentang Perubahaan atas Undangundang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undangundang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Surat Keputusan Direksi BI Nomor 32/33/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Umum. Surat Keputusan Direksi BI Nomor 32/34/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Umum Berdasarkan prinsip Syariah. Surat Keputusan Direksi BI Nomor 32/35/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat. Surat Keputusan Direksi BI Nomor 32/36/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat prinsip Syariah. Surat Keputusan Direksi BI Nomor 32/37/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Persyaratan dan Tata Cara Pembukaan Kantor Cabang, Kator

Cabang Pembantu, dan Kantor Perwakilan dari Bank Yang Berkedudukan di Luar Negeri. Surat Keputusan Direksi BI Nomor 32/50/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pembelian Saham Bank Umum. Surat Keputusan Direksi BI Nomor 32/51/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999 tentang Persyaratan dab Tata Cara Merger, Konsolidasi dan Akusisi Bank Umum. Surat Keputusan Direksi BI Nomor 32/52/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999 tentang Persyaratan dab Tata Cara Merger, Konsolidasi dan Akusisi Bank Perkreditan Rakyat. Surat Keputusan Direksi BI Nomor 32/53/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999 tentang Tata Cara Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Bank Umum. Surat Keputusan Direksi BI Nomor 32/53/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999 tentang Tata Cara Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Bank Perkreditan Rakyat.

Kondisi Perbankan di Indonesia Pasca Krisis Ekonomi Hal penting menandai kondisi terakhir sector perbankan di Indonesia. Keempa hal tersebut adalah : Selesainya penyusutan Arsitektur Pernbankan Indonesia (API). Munculnya API ini dipicu oleh adanya krisis perbankan dan krisis ekonomi yang terjadi

di Indonesia mulai tahun 1997. Serangkaian rencana dan komitmen pemerintah, DPR dan Bank Indonesia untuk membentuk atau menyusun: a) Lembaga penjamin simpanan b) Lembaga pengawas perbankan yang idependen c) Otoritas jasa keuangan Kinerja perbankan yang lebih menunjukan kondisi masa peralihan atau awal masa pemulihan dari krisis ekonomi kea rah kondisi perbankan yang lebih sesuai dengan praktik-praktik perbankan yang lebih baik. Praktik perbankan yang lebih baik ini

antara lain mengarah kepada: a) Manajemen pengelolaan risiko yang lebih baik. b) Struktur perbankan nasonal yang lebih baik. c) Penerapan prinsip kehati-hatian yang konsisten. Penyaluran dana masyarakat kearah yang lebih mencerminkan bank sebagai perantara keuangan dengan tetap berlandaskan prinsip kehati-hatian. Kondisi Perbankan Indonesia masa kini Meski menghadapai ancaman krisis global, memasuki kuartal akhir tahun 2011, kinerja perbankan Indonesia justru mengalami pertumbuhan cukup tinggi. Rata-rata pertumbuhan kredit perbankan Indonesia mencapai 24 persen. Kredit perbankan masih bisa tumbuh mengingat situasi ekonomi Indonesia yang relatif stabil. Tingkat inflasi yang ditargetkan bisa di bawah 4 persen memacu pertumbuhan kredit perbankan. Saat ini suku bunga kredit perbankan juga cenderung turun karena Bank Indonesia masih memiliki ruang untuk menurunkan kembali tingkat suku bunga acuan atau BI Rate. Ditopang dengan suku bunga yang relatif cukup rendah, pertumbuhan rata-rata kredit perbankan hingga Oktober tahun ini mencapai24persen.

Diperkirakan sampai dengan akhir tahun pertumbuhan kredit perbankan akan terus naik mencapai 27 persen. Sementara untuk pertumbuhan laba bank diperkirakan tumbuh sebesar 15 hingga 25 persen. Perkembangan inovasi produk dan jasa perbankan dalam satu dekade terakhir ini memperlihatkan kemajuan yang sangat pesat. Produk dan jasa yang ditawarkan oleh perbankan berkembang sejalan dengan keinginan nasabah untuk mendapatkan pelayanan keuangan yang semakin lengkap dan komprehensif dari perbankan. Kecenderungan nasabah untuk melihat sebuah bank sebagai financial supermarket telah memaksa bank-bank untuk memasarkan produk-produk yang lebih bervariasi. Nasabah

menginginkan bank untuk dapat memenuhi segala kebutuhan keuangan nasabah tersebut sejak dari mereka lahir sampai mati. Sebagai konsekueinsinya, bank dituntut untuk menyediakan semua jasa keuangan dalam satu atap, sehingga nasabah tidak hanya ingin mendapatkan produk-produk bank saja melainkan juga produk-produk yang disediakan oleh lembaga keuangan lain seperti asuransi dan perusahaan sekuritas.
8

Kondisi tersebut telah memaksa bank-bank untuk menawarkan produkproduk lebih beragam, tidak hanya produk traditional seperti deposito, tabungan, kredit dan sebagainya, melainkan juga menawarkan produk-produk baru yang selama ini belum banyak dilakukan sektor perbankan seperti bankassurance (produk asuransi), derivatif (asset backed securities, credit linked notes) dan investasi (seperti reksadana, danequity linked deposit). Sementara itu, kemajuan teknologi informasi yang berjalan sangat pesat menyebabkan distribution channels untuk memasarkan produk dan jasa bank menjadi semakin cepat dan mudah serta bersifat borderless. Bank-bank semakin banyak menawarkan dan mendistribusikan produk dan jasanya dengan memanfaatkan electronic based channels seprti misalnya pemakainan ATM, internet banking, phone

banking danelectronic fund transfer atpoint of sales (EFTPOS). Dengan keterlibatan teknologi in formasi dalam distribusipelayanan jasa bank tersebut menyebabkan risiko yang dihadapi oleh industri perbankan juga semakin meningkat baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang . Perbankan di Indonesia telah mengalami perkembangan mulai dari praderegulasi sampai pascaderegulasi. Pengklasifikasian perbankan sesusai dengan jenis, kepemilikkan, kegiatan usaha, pembentukkan uang giral serta sistem organisasi nya. Lembaga keuangan dibagi menjadi lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank yang masing-masing memiliki tugas dan fungsi nya sendiri-sendiri. Dan untuk menciptakan perbankan yang sehat, kuat dan efisien maka diperlukan Arsitektur Perbankan Indonesia.

3.2 Saran Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, karna kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits al insanu minal khotto wannisa, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Kami juga mengucapkan terima kasih atas dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Perbankan Ibu Finny Redjeki S.E.,M.M. yang telah memberi kami tugas

kelompok demi kebaikan diri kita sendiri dan untuk negara dan bangsa.

10

DAFTAR PUSTAKA

http://forum.viva.co.id/ http://wartawarga.gunadarma.ac.id/ http://qaribaz.blogspot.com/2012/03/perkembangan-perbankan-di-indonesia.html http://ita3handayani.blogspot.com/2011/03/perkembangan-perbankan-di-indonesia.html http://sliazor.wordpress.com/2012/03/10/perkembangan-perbankan-di-indonesia.html http://dwiintanratnasari-dwiintan.blogspot.com/2012/10/kondisi-perbankan-di-indonesia-saatini.html

11

LAMPIRAN

Gedung De javasche Bank, NV

Mata Uang Kertas Yang Pernah Diterbitkan De javasche Bank, NV

12

Mata Uang Kertas Yang Pernah Diterbitkan De javasche Bank, NV

13

Anda mungkin juga menyukai