Anda di halaman 1dari 36

Akuntansi Perbankan

Pertemuan 2
KONSEP DAN
PENGERTIAN BANK
Pengertian Bank
• Bank sebagai badan usaha yang hergerak dalam bidang jasa keuangan sudah
lama dikenal oleh masyarakat umum, baik dari kalangan pelajar, mahasiswa,
ibu rumah tangga maupun para pegawai. Apalagi para pelaku bisnis hampir
semuanya memerlukan jasa perbankan untuk kepentingan memperlancar
usahanya.
• Dengan semakin berkembangnya dunia usaha, maka herdampak pula kepada
industri perbankan. Hal ini ditandai dengan semakin ramainya lalu lintas
pembayaran, pemberian dana oleh bank maupun dalam penghimpunan dana
dari perusahaan maupun dari masyarakat.
Pengertian Bank

Pengertian Bank menurut pasal I Undang-undang No.10


tahun 1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakatnya.
Pengertian Bank
1) Menghimpun dana dalam bentuk simpanan
2) Menyalurkan dana dalam bentuk kredit atau pinjaman
3) Bentuk bentuk usaha lainnya
4) Menghimpun dana (funding) dalam bentuk simpanan yaitu kegiatan mengumpulkan uang dari
masyarakat maupun dari badan usaha dalam bentuk rekening tabungan, rekening giro, deposito
berjangka dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
5) Menyalurkan dana (lending) dalam bentuk kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga.
• Pemberian fasilitas kredit kepada nasabah maupun masyarakat umum yang
membutuhkan bantuan pembiayaan bank, antara lain berupa
1) Kredit Modal Kerja : KMK-UKM, KMK-KUK, KMK-KKU, KMK Ekspor
2) Kredit Investasi : KI-UKM, KI-KUK Kredit perkebunan, Kredit
konstruksi, Kredit untuk Pembangunan Lahan Perurnahan
3) Kredit Konsumtif : Kredit Tanpa Agunan, Kredit Pemilikan Rumah, dan
lain-lain.
• Berdasarkan kepemilikannya, pada saat ini bank yang beroperasi di
Indonesia terdiri dari :
1) Bank Swasta Nasional
2) Bank Pemerintah
3) Bank Asing
4) Bank Campuran (swasta dan asing)
5) Bank Pembangunan Daerah
• Berdasarkan Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang
Perbankan, jenis bank berdasarkan fungsinya terdiri dari :
1) Bank sentral, yaitu Bank Indonesia (BI)
2) Bank Umum
3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Jenis-jenis bank berdasarkan prinsip dan metode kegiatan usahanya dibagi
menjadi dua, yaitu:
• Bank syariah, perusahaan perbankan yang menjalankan usahanya sesuai dengan
prinsip-prinsip hukum Islam. Dalam kegiatan usahanya, bank ini sangat memegang
teguh prinsip bagi hasil (mudharabah) dan penyertaan modal (musharakah).
• Bank konvensional, perusahaan perbankan yang menjalankan kegiatan usaha secara
konvensional demi mencari keuntungan, dengan metode penetapan harga sesuai
dengan tingkat suku bunga bunga.
Berdasarkan statusnya, bank terdiri dari:
• Bank Devisa, perusahaan perbankan yang bisa melakukan transaksi luar
negeri dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan mata uang asing,
seperti jual beli valuta asing dan tabungan valuta asing atau mata uang
asing.
• Bank non Devisa, juga bisa melakukan transaksi luar negeri, seperti bank
devisa. Namun, wilayah atau negara operasinya dibatasi hanya untuk
negara tertentu saja.
• Dengan pendekatan atas dasar UU Perbankan, maka perkembangan
perbankan dapat disusun dalam beberapa tahap yaitu :
1) Periode timbulnya Undang-undang Perbankan No.14 tahun 1967
2) Periode LTU Perbankan No.14 tahun 1967 sampai dengan timbulnya UU No.7
tahun 1992
3) Periode UU Perbankan No.7 tahun 1992 sampai dengan timbulnya UU No.10
tahun 1998
4) Periode setelah UU Perbankan No.10 tahun 1998 sampai dengan sekarang
Periode timbulnya UU Perbankan No.14 Tahun 1967

• Bank-bank Pemerintah bekas peralihan dari Pemerintah Hindia Belanda yang kemudian dinasionalisir menjadi
Bank milik Pemerintah Indonesia yaitu :
a) De Javasche Bank NV. menjadi Bank Indonesia (BI)
b) De Post Paar Bank menjadi Bank Tabungan Negara (BTN)
c) Nederland Handle Maatscappij menjadi Bank Ekspor Impor Indonesia (BEII)
d) De Escompto Bank NV menjadi Bank Dagang Negara (BDN)
e) Nationale Handles Bank - Bank Bumi Daya (BBD) Bank Negara Indonesia 1946
• Bank Negara Indonesia 1946
• Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)
• Bank Pembangunan Daerah (BPD)
Periode UU Perbankan No. 14 /1967 – No. 07 /1992:

• Pada periode sampai dengan timbulnya UU No.7 tahun 1992, kebijakan-


kebijakan yang telah diambil Pemerintah dalam bidang perbankan dapat
dicatat sebagai berikut :
1) Paket Kebijakan tanggal 1 Juni 1983 atau disebut Deregulasi dan
debirokratisasi yang memuat kebijakan-kebijakan dari pemerintah.
Deregulasi dan debirokratisasi adalah penyederhanaan peraturan-peraturan
dalam kemudahan pemberian ijin serta privasi operasional dalam bidang
perbankan di Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB).
2) Paket Kebijakan 27 Oktober 1988 atau disebut Pakto 1988 memuat kebijakan yang
dituangkan dalam surat edaran Bank Indonesia antara lain:
a) Kemudahan Pembukaan Kantor Cabang Bank Pemerintah, Bank Pembangunan Daerah,
Bank Swasta Nasional dan Bank Koperasi.
b) Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Bank Asing. Pembukaan Kantor Cabang
c) Pendirian Bank Swasta Baru, Bank Swasta Nasional dan Bank Koperasi. Pendiri Bank
Campuran, Pendirian dan usaha serta perninan Bank Perkreditan Rakyat.
d) Perluasan Bank Devisa Penunjukkan bank Pembangunan daerah, bank Umum Swasta
nasional dan bank Umum Koperasi menjadi Bank Devisa.
e) Perluasan Penyelenggaraan Tabungan oleh Bank, Penempatan Dana Badan Usaha
Negara dan badan Usaha miliki Daerah pada Bank dan lembaga Keuangan Bukan
Bank (LKBB).
f) Sektor Perkreditan : Batas Maksimum Pemberian Kredit kepada debitur dan
Debitur Grup, perihal Pemberian Kredit kepada Pengurus dan atau Pemegang
Saham
g) Pemeliharaan Likuiditas Wajib Minimum dalam Rupiah Bagi bank dan Lembaga
keuangan Bukan bank (LKBB), perihal Pemeliharaan Likuiditas Wajib Minimum
dalam Valuta Asing oleh Bank Devisa.
h) Penerbitan deposito ; penerbitan Sertifikat Deposito oleh Bank dan
Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Pajak atas Bunga Deposito
Berjangka, Sertifikat Deposito dan Tabungan.
i) Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Perdagangan Surat Berharga
Pasar Uang (SBPU).
j) Penunjukkan Bank Pembangunan Daerah, Bank Umum Swasta Nasional
dan Bank Umum Koperasi menjadi Bank Devisa.
• Dengan dikeluarkannya paket-paket tersebut maka :
a) Diharapkan terciptanya pertumbuhan industri perbankan dan lembaga keuangan bukan
bank, sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan terciptanya lapangan kerja.
b) Adanya peningkatan di sektor Ekspor non migas.
c) Monopoli dana badan usaha Milik Negara yang semula hanya diperbolehkan
ditempatkan di Bank BIJIVENT, kini 50 % boleh ditempatkan di Bank swasta.
d) Likuiditas minimal bank yang semula 15 % diturunkan menjadi 2 %
e) Banyak pendirian bank-bank swasta nasional yang baru
3) Paket Kebijakan 25 Maret 1989 atau Pakmar yang merupakan paket lanjutan dan
penyempurnaan dari kebijakan paket-paket terdahulu antara lain
a) Perihal Peleburan usaha dan Penggabungan Uasaha bagi bank Umum Swasta Nasional, Bank
Pembangunan dan Bank Perkreditan Rakyat
b) Pemilikan Modal Bank Campuran, Penyempurnaan Pendirian dan Usaha BPR
c) Ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit kepada debitur dan debitur grup serta pengurus,
pemegang saham dan keluarganya.
d) Pemeliharaan Likuiditas Wajib Minimum dalam Rupiah dan valuta Asing.
e) Posisi Devisa Neto Bank Devisa dan Lembaga Keuangan Bukan Bank, Pengertian Kredit Ekspor ,
Kredit Investasi dan Penyertaan Modal.
4) Paket Kebijakan 29 Januari 1990 atau disebut "Pakjan 29/1990" yang
memuat kebijakan antara lain :
a) Dalam bidang Perkreditan : semua bank tidak mendapatkan lagi bantuan kredit
Likuiditas Bank Indonesia (KLBI). Dengan keluarnya paket ini maka program
kredit untuk usaha ekonomi lemah KIK dan KMKP tidak perlu dilanjutkan lagi.
Demikian juga Kredit atas dasar Kelayakan Usaha maksimal sebesar Rp.75 juta.
b) Sebagai gantinya dikeluarkan program fasilitas kredit usaha kecil (KUK) dengan
limit maksimal Rp.200 juta. Dan setiap bank diharuskan menyalurkan 20 % dari
kreditnya untuk pengusaha golongan ekonomi lemah.
• Paket Kebijakan 28 Pebruari 1991 atau disebut Pakbri 28/1991 juga
merupakan penyempurnaan dari paket-paket terdahulu antara lain :
a) Penyempurnaan sistem penilaian tingkat kesehatan bank.
b) Pelaksanaan pengawasan dan pembinaan bank
c) Ketentuan permodalan, penilaian alaiva produktif dan pembentukan
cadangan dan jaminan kredit.
d) Penyempurnaan sistem penilaian tingkat kesehatan bank.
Periode UU Perbankan No.7/1992 — No.10/1998 :

• Pada periode ini bermula ditandai dengan meningkatnya Industri


Perbankan yang diikuti dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik.
Perubahan ekonomi yang begitu cepat dan kompetitif dengan segala
permasalahan yang ada, memerlukan penyesuaian tentang kebijakan
ekonomi dan sistem keuangan yang ada.
• Pada periode ini dapat dicatat hal-hal sebagai berikut :
a) Bank-bank swasta yang dahalia relatif sedikit, kini menjadi ratusan bank dengan
sendirinya banyak menyerap tenaga kerja
b) Produk perbankan beryariasi dengan bermacam-macam instrumen.
c) Tingkat persaingan antar bank cukup tinggi
d) Masing-masing bank berusaha mencapai profit yang tinggi, sehingga mengabaikan
batas maksimum pembeiian kredit (BMPK)
e) Dan lain-lain
Periode setelah UU Perbankan No.10/1998

• Periode ini pembenahan dalam industri perbankan masih berjalan terus


sejalan dengan Pemerintah dalam mengatasi krisis moneter dan berusaha
mencegah dampak krisis dunia sebagai akibat dari krisis moneter di
Amerika tahun 2008.
• Berikut dibawah ini adalah jenis-jenis bank yang beroperasi di Indonesia
yang terdiri dari Bank Indonesia, Bank Syariah, Bank Perkreditan rakyat
dan Bank Umum Konvensional.
Bank Indonesia (BI)
• Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia, dalam
pembangunan perekonomian mempunyai posisi yang sangat strategis dan
sangat penting. Bank Indonesia merupakan induknya bank atau "Bank nya
bank" dan mempunyai tugas-tugas untuk mengatur, mengkoordinir dan
mengawasi serta mengambil langkah-langkah kebijakan yang diperlukan
bidang perbankan. Selain itu Bank Indonesia mempunyai kewenangan
dalam bidang moneter yaitu dalam hal penerbitan dan penyaluran uang
rupiah, dan juga kewenangan mengendalikan jumlah uang yang beredar
baik dalam nilai rupiah maupun dalam valuta asing.
Status dan Kedudukan Bank Indonesia
• Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dimulai ketika sebuah
undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan
berlaku pada tanggal 17 Mei 1999. Undang-undang ini memberikan status dan
kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang independen dan bebas dari campur
tangan Pemerintah ataupun pihak lainnya. Sebagai suatu lembaga negara yang
independen, Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan
melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam
undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas
Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau
mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga.
Arsitektur Perbankan Indonesia (API)
• Arsitektur Perbankan Indonesia (API) merupakan suatu kerangka dasar
sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan
arah, bentuk, dan tatanan industri perbankan untuk rentang waktu lima
sampai sepuluh tahun ke depan. Arah kebijaksanaan pengembangan
industri perbankan di masa datang yang dirumuskan dalam API
dilandaskan oleh visi mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat
dan efisien guna mencipta kestabilan sistem keuangan dalam rangka
membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Otoritas Jasa Keuangan (Ojk)
• Undang-Undang No.21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan pada dasarnya memuat
ketentuan tentang organisasi dan tata kelola (governance) dari lembaga yang memiliki
otoritas pengaturan dan pengawasan terhadap sektor jasa keuangan, yang semula
pengawasan dan pengaturan perbankan dilakukan oleh Bank Indonesia dan Lembaga Non
Bank dilakukan oleh Bapepam-LK. Kini baik bank maupun non bank dilakukan oleh suatu
lembaga yang dinamakan Otoritas Jasa Keuangan-OJK yang merupakan wadah seluruh
Jasa Keuangan. Peralihan ini berlaku efektif sejak tanggal 31 Desember 2012 bagi
Lembaga Keuangan non bank dan tanggal 31 Des 2013 untuk Bank. Otoritas Jasa
Keuangan adalah suatu lembaga yang dibuat oleh Pemerintah yang bergerak dalam bidang
pengawasan dan pengaturan lembaga-lembaga keuangan, baik Bank maupun non bank.
Bank Syariah
• Perkembangan perbankan syariah di Indonesia merupakan suatu perwujudan dari permintaan
masyarakat yang membutuhkan suatu sistem perbankan alternatif yang selain menyediakan
jasa perbankan/keuangan yang sehat juga memenuhi prinsip-prinsip syariah. Perbankan
syariah merupakan suatu sistem perbankan yang didasarkan kepada hukum islam, dimana
timbulnya sistem perbankan syariah ini didasari oleh larangan dalam ajaran agama islam untuk
tidak memungut bunga dalam meminjam uang atau modal atau yang biasa disebut dengan riba.
• Disamping itu juga adanya larangan untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram seperti :
usaha hiburan diskotik, usaha produksi makanan minuman haram dan usaha lain yang tidak
islami dan lain-lain yang dalam sistem perbankan konvensional diperbolehkan atau tidak
dipermasalahkan.
• Beberapa prinsip/ hukum yang dianut oleh sistem perbankan syariah antara lain :
1) Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman dengan nilai yang
ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.
2) Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat hasil usaha institusi yang
meminjam dana. Islam tidak memperbolehkan "menghasilkan uang dari uang". Uang hanya merupakan
media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki nilai intrinsik.
3) Unsur Gharar (ketidak pastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah pihak harus mengetahui
dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah transaksi.
4) Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan dalam islam usaha minuman
keras misalnya tidak boleh didanai oleh perbankan syariah.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
• Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan salah satu jenis bank yang dikenal
melayani golongan pengusaha mikro, kecil dan menengah. BPR merupakan
lembaga perbankan resmi yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan yang
berfungsi tidak hanya sekedar menyalurkan kredit dalam bentuk kredit modal
kerja, investasi maupun konsumsi tetapi juga melakukan penghimpunan dana
masyarakat dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan bentuk lain yang
dipersamakan dengan itu.
• Bank Perkreditan Rakyat tidak menerima simpanan berupa giro, kegiatan valas,
dan perasuransian.
Fungsi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

1) Bank Perkreditan Rakyat yang biasa disingkat dengan BPR adalah salah satu jenis bank yang
dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil dan menengah dengan lokasi yang pada
umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan. (BI)
2) BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito
berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan
dana sebagai usaha BPR.
3) Fungsi BPR tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada para pengusaha mikro, kecil dan
menengah, tetapi juga menerima simpanan dari masyarakat. Dalam penyaluran kredit kepada
masyarakat menggunakan prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Sasaran, karena
proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih sederhana, dan sangat mengerti akan
kebutuhan Nasabah.
Bank Umum
• Pengertian bank umum menurut Peraturan Bank Indonesia No.
9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang
diberikan oleh bank umum bersifat umum, artinya dapat memberikan
seluruh jasa perbankan yang ada. Bank umum sering disebut bank
komersial (commercial bank).
Fungsi Bank Umum
• Pada dasarnya, fungsi sebuah bank adalah sebagai lembaga perantara
keuangan (financial intermediation). Dana yang ada di masyarakat (unit
surplus) dihimpun untuk kemudian disalurkan kepada masyarakat
(individu dan perusahaan) yang membutuhkan (unit defisit). Di sini Bank
berperan sebagai lembaga keuangan yang berfungsi menghubungkan
pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (unit surplus) dengan pihak-
pihak yang membutuhkan dana (unit defisit).
Peran dan Fungsi Bank Umum
1) Penciptaan Uang.
Bank umum mempunyai fungsi penciptaan uang dalam hal ini uang giral, yaitu alat pembayaran
melalui mekanisme pemindahbukuan. Kemampuan bank umum dalam menciptakan uang giral
menyebabkan posisi dan fungsi bank umum menjadi sangat penting dalam pelaksanaan kebijakan
moneter.
2) Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran.
Bank umum berfungsi untuk mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal tersebut
dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa yang
berkaitan dengan mekanisme pembayaran. Contohnya, penerimaan setoran, transfer uang, dan
kliring.
3) Penghimpunan Dana Simpanan
• Fungsi bank umum adalah menghimpun dana masyarakat. Dana yang paling banyak disimpan
oleh bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia, dana simpanan terdiri dari tabungan,
giro, deposito berjangka, sertifikat deposito.
4) Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional
• Bank umum juga memiliki fungsi yang sangat dibutuhkan untuk memudahkan atau
memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang atau jasa maupun transaksi modal.
Kesulitan-kesulitan dalam transaksi antar negara akibat berbagai kendala seperti perbedaan
letak geografis, budaya, dan sistem moneter akan dapat diatasi melalui kehadiran bank umum,
sehingga transaksi menjadi lebih mudah, cepat, dan efisien.
5) Penyimpanan Surat Berharga.
Bank umum dapat berfungsi sebagai lembaga untuk menyimpan surat-surat berharga.
Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menyebabkan bank memperluas jasa
pelayanan sebagai tempat menyimpan sekuritas atau surat-surat berharga.
6) Pemberian Jasa-Jasa Lainnya.
Bank umum dapat memberikan beragam jasa keuangan lain yang dapat mempermudah
kegiatan ekonomi masyarakat umumnya. Di Indonesia, pemberian jasa oleh bank umum
antara lain penyediaan fasilitas pembayaran telepon, transfer uang lewat ATM, Anjungan
Tunai Mandiri/Automatic Teller Machine, dan pembayaran gaji karyawan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai