Anda di halaman 1dari 59

PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia

Berbasis Eksperimen 1
Bab
II Struktur Atom dan Tabel Periodik Unsur

Bab I

Bab II

Bab III

Bab IV

Coba perhatikan buku-buku di perpustakaan. Jika buku-buku di perpustakaan tidak disusun sesuai
kategorinya, kira-kira apa yang akan terjadi saat kalian ingin mencari buku tertentu? Ya, kesulitan.
Oleh karena itu, untuk memudahkan pencarian dan pengelolaan, buku-buku di perpustakaan Bab V
disusun sesuai kategorinya, misalnya eksakta, humaniora, fiksi, dan bahasa. Penyusunan seperti itu
juga dilakukan pada unsur-unsur kimia yang sudah ditemukan. Para ilmuwan berusaha menyusun
Unsur-unsur menurut kategori tertentu dalam bentuk tabel yang disebut tabel periodik unsur.
Bagaimana sejarah penyusunan unsur dan kategori apa yang digunakan untuk mengelompokkanBab VI
unsur-unsur? Kalian akan menemukan jawabannya dalam bab ini.
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Isi Materi

Bab I

A. Struktur Atom

B. Nomor Atom dan Nomor Massa Bab II

C. Teori Atom Niels Bohr


Bab III
D. Teori Atom Mekanika Kuantum

E. Tabel Periodik Unsur


Bab IV

F. Sifat Periodisitas Unsur

Bab V

Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

A. Struktur Atom
Bab I

Teori atom Dalton (1804):


Teori atom Dalton dinyatakan dalam serangkaian postulat berikut. Bab II

1. Suatu zat tersusun dari suatu partikel sangat kecil yang tidak
dapat dibagi lagi, yaitu atom. Bab III

2. Atom dari suatu unsur yang sama adalah identik dan memiliki
berat, ukuran, serta bentuk yang sama, tetapi berbeda dari
Bab IV
atom-atom unsur lain.
3. Atom suatu unsur bersifat permanen dan tidak dapat
Bab V
teruraikan.
4. Suatu senyawa terbentuk dari penggabungan dua atau lebih
Bab VI
atom unsur.
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Istilah atom pertama kali dikemukakan oleh Bab I

Democritus, seorang filsuf Yunani abad V SM.


Menurut Democritus, setiap materi tersusun Bab II

atas partikel-partikel sangat kecil yang tidak


Bab III

dapat dibagi lagi yang ia sebut atomos (artinya


tidak dapat dibagi). Ide Democritus tersebut Bab IV

tidak diterima oleh orang-orang sezamannya


(khususnya Plato dan Aristoteles), tetapi ia Bab V

tetap bertahan.
Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

1. Eksperimen yang Menunjukkan Adanya Elektron


Bab I
Eksperimen dengan sebuah tabung berisi gas bertekanan
rendah dilengkapi dengan dua buah elektrode pada kedua
ujungnya berhasil menemukan sinar katode. Bab II
Sinar katode keluar dari katode (elektrode negatif) menuju ke
anode (elektrode positif).
Bab III

Bab IV

Bab V

Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Sifat-sifat sinar katode, antara lain sebagai berikut.


Bab I

1. Bergerak lurus dari katode menuju anode.

2. Sinar katode merupakan partikel yang bermuatan. Bab II

3. Sinar katode merupakan partikel yang bermuatan negatif.


Bab III

4. Partikel katode tidak bergantung pada bahan katode maupun


gas yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
Bab IV
semua atom terdapat partikel yang bermuatan negatif. Oleh
Thomson, partikel ini disebut elektron.
Bab V
5. Muatan elektron = 1,6 x 10 –19
coulomb, sedangkan massanya
= 9,107 x 10–28 g.
Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Bab I

Bab II

Bab III

Bab IV

Bab V

Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Berdasarkan penemuan elektron, J.J. Thomson (1904)


Bab I
mengemukakan teori atomnya sebagai berikut.

Bab II
Atom merupakan suatu bola yang bermuatan positif. Di tempat-
tempat tertentu terdapat elektron yang bermuatan negatif.
Bab III
Jumlah muatan positif sama dengan jumlah muatan negatif.

Bab IV

Bab V

Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

2. Eksperimen yang Menunjukkan Adanya Proton


Bab I
Jika pada percobaan sinar katode digunakan katode yang
berlubang dan dinding belakangnya dilapisi dengan ZnS, pada
dinding belakang tersebut akan terjadi perpendaran. Hal ini Bab II

mengindikasikan bahwa ada partikel dari anode yang menumbuk


lapisan ZnS yang berada di belakang lempeng katode. Bab III

Sinar yang dihasilkan Bab IV

tersebut berupa partikel


positif yang juga disebut
Bab V
sinar terusan atau sinar
kanal.
Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

 Sinar positif bergantung pada jenis gas yang digunakan.

 Untuk gas hidrogen (gas yang paling ringan), sinar positif Bab I

tersebut massanya = 1.837 x massa 1 elektron atau


1,6729 x 10–24 g (1,00758 satuan massa atom). Bab II

 Atom hidrogen merupakan atom yang paling ringan, dianggap


bahwa ion hidrogen adalah suatu partikel dasar yang Bab III

mengandung muatan positif. Partikel tersebut disebut proton.


Bab IV
 Muatan proton sama dengan muatan elektron, tetapi
tandanya berlawanan.
Bab V
 Banyaknya proton dalam suatu atom khas bagi suatu atom,
misalnya atom karbon mempunyai jumlah proton 6, oksigen 8,
dan natrium 11. Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

3. Eksperimen yang Menunjukkan Adanya Inti Atom


Bab I
Ernest Rutherford (1909) melakukan eksperimen dengan menembakkan
partikel alfa () pada suatu lempeng logam yang tipis. Hasil
eksperimennya menunjukkan bahwa sebagian besar partikel alfa Bab II

diteruskan dan hanya sebagian kecil yang dihamburkan dan dipantulkan.


Bab III

Bab IV

Bab V

Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Adanya partikel alfa yang dihamburkan menunjukkan bahwa


seluruh muatan positif dan hampir seluruh massa atom Bab I

terkonsentrasi pada pusat atom yang disebut inti atom.

Sebagian besar partikel alfa diteruskan dan hanya sebagian kecil Bab II

yang dihamburkan. Hal itu mengindikasikan bahwa sebagian


besar bagian atom merupakan tempat yang kosong. Bab III

Teori atom Rutherford


Bab IV
Atom terdiri atas inti atom yang sangat kecil dan bermuatan
positif. Hampir seluruh massa atom terpusat pada inti. Elektron
Bab V
mengelilingi inti atom dalam orbit tertentu pada jarak yang relatif
besar dari inti. Karena atom bersifat netral, jumlah elektron di
dalam atom sama dengan jumlah muatan inti atom. Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

4. Eksperimen yang Menunjukkan Adanya Neutron


Bab I
Pada tahun 1932, Chadwick menembakkan partikel alfa pada
lempeng berilium. Ternyata, dihasilkan partikel netral yang
kemudian disebut sebagai neutron. Bab II

Diperkirakan bahwa inti atom tersusun dari proton dan neutron.


Bab III
Jumlah neutron tidak merupakan sifat khas dari suatu unsur.

Bab IV

Bab V

Bagan eksperimen Chadwick Bab VI


PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

B. Nomor Atom dan Nomor Massa


Bab I
 Nomor atom menyatakan jumlah proton yang terdapat dalam
inti atom.
Bab II
 Nomor atom juga menyatakan jumlah elektron yang terdapat
dalam atom (untuk atom netral).
Bab III
 Nomor massa menyatakan jumlah proton dan neutron yang
terdapat dalam inti atom.
Bab IV

Z = lambang unsur
a = nomor atom
b
Z
Bab V
= jumlah proton = jumlah elektron
a
b = nomor massa
= jumlah proton (p) + neutron (n) Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Bab I

Bab II

Bab III

Bab IV

Bab V

Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Contoh:

Hitunglah jumlah proton, elektron, dan neutron untuk Bab I

16 23
A. 8 O B. 11Na

Jawab: Bab II

A. 16:8 O
nomor atom O = 8, jumlah proton = jumlah elektron = 8,
dan nomor massa O = 16 Bab III

p + n = 16
8 + n = 16
n = jumlah neutron = 16 – 8 = 8 Bab IV

23
B. Na :
11 nomor atom Na = 11, jumlah proton = jumlah
elektron = 11, dan nomor massa Na = 23 Bab V

p + n = 23
11 + n = 23
n = jumlah neutron = 23 – 11 = 12 Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Isotop, Isobar, dan Isoton


Isotop adalah suatu unsur yang mempunyai nomor atom sama, Bab I

tetapi nomor massanya berbeda. Dengan kata lain, isotop adalah


suatu unsur yang jumlah protonnya sama, tetapi jumlah Bab II

neutronnya berbeda. Contohnya adalah


16 17
8 O dengan 8 O Bab III

Isobar adalah unsur-unsur yang nomor massanya sama, tetapi


nomor atomnya berbeda. Contohnya adalah Bab IV

14 14
7 N dengan 6 C
Bab V
Isoton adalah unsur-unsur yang berbeda, tetapi mempunyai
jumlah neutron yang sama. Contohnya adalah
23 24
11 Na dengan 12 Mg Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Contoh:
Bab I
35 37 35
Isotop Cl terdiri atas 17 Cl dan 17 Cl . Jika terdapat 75% 17 Cl
37
dan 25% 17 Cl, berapa massa rata-rata atom Cl?
Bab II

Jawab:
Bab III

Massa rata-rata Cl = (75% x 35) + (25% x 37)


= 26,25 + 9,25 Bab IV

= 35,5
Bab V

Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

C. Teori Atom Niels Bohr


Bab I
Atom dan molekul yang dipanaskan (dengan aliran listrik atau api)
sampai temperatur tinggi akan memancarkan sinar dengan panjang
gelombang tertentu. Jika sinar itu dilewatkan pada suatu prisma maka Bab II

dihasilkan spektrum atom dengan warna-warna atau panjang gelombang


(λ) tertentu. Karena spektrum atom bersifat diskret maka disebut juga
Bab III
spektrum garis.

Bab IV

Bab V

Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Warna-warna pada spektrum garis menunjukkan adanya tingkat energi


tertentu dalam suatu atom. Berdasarkan kenyataan tersebut, Niels Bohr
Bab I
mengemukakan teori atomnya yang bertitik tolak pada anggapan berikut.

1. Elektron-elektron dalam mengelilingi inti atom berada pada tingkat


Bab II
energi atau lintasan tertentu yang disebut kulit atom.
Tingkat energi yang paling rendah adalah tingkat energi yang paling
dekat dengan inti atom dan disebut tingkat energi pertama atau kulit K. Bab III

Tingkat energi berikutnya berada lebih luar lagi atau disebut kulit L, M,
N, O, dan seterusnya. Bab IV

2. Selama elektron bergerak dalam lintasannya, elektron tidak


memancarkan energinya dalam bentuk radiasi.
Bab V

3. Elektron dapat pindah dari tingkat energi (lintasan) yang rendah (dekat
dengan inti atom) ke tingkat energi (lintasan) yang lebih tinggi (lebih
jauh dari inti) jika menyerap energi. Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

4. Sebaliknya, elektron dapat melepaskan energi jika pindah dari


tingkat energi yang tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah Bab I

Bab II

Bab III

Bab IV

Bab V

Banyaknya elektron maksimum yang ada di setiap kulit atom


dirumuskan = 2n2 , n = nomor kulit atom (nilai n = 1, 2, 3, 4, ...). Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Pengisian elektron selalu dimulai dari tingkat energi yang paling


Bab I
rendah (dekat dengan inti), yaitu kulit K, kemudian baru tingkat
energi (kulit atom) berikutnya.
Bab II

Banyaknya elektron yang terdapat pada kulit terluar disebut


elektron valensi. Bab III

Bab IV

Bab V

Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Renungan
Atom tersusun dari proton, neutron, dan elektron dengan susunan yang Bab I

kompleks dan teratur. Elektron-elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti


atom secara teratur sebagaimana bumi dan bulan mengelilingi matahari.
Bab II
Elektron-elektron stabil tidak jatuh ke dalam inti sebagaimana bumi dan bulan
mengelilingi matahari dan tidak jatuh ke matahari. Demikian Tuhan Yang Maha
Esa tidak hanya mampu menciptakan benda-benda yang sangat besar, seperti Bab III

matahari, bumi dan bulan,


tetapi juga benda-benda yang
Bab IV
sangat kecil (mikroskopis)
seperti proton dan elektron
yang geraknya menyerupai Bab V

bumi dan matahari.

Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

D. Teori Atom Mekanika Kuantum


Bab I

Didasari oleh

1. Hipotesis de Broglie Bab II

Elektron yang bergerak mempunyai sifat-sifat gelombang


Bab III

2. Prinsip Ketidakpastian Heisenberg

Momentum dan posisi dari suatu partikel yang kecil tidak Bab IV

dapat diketahui secara bersamaan (simultan) dengan


derajat kepastian Bab V

Prinsip ketidakpastian Heisenberg menerangkan suatu dasar


kelemahan model atom Bohr. Teori atom Bohr beranggapan
Bab VI
bahwa elektron memiliki orbit yang tepat.
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Mekanika Gelombang (Mekanika Kuantum)


Kegagalan teori atom Bohr untuk menerangkan gerakan elektron dalam Bab I

atom diatasi oleh Erwin Schrödinger (1926) yang terkenal sebagai


mekanika gelombang atau mekanika kuantum. Dengan teori ini,
kedudukan elektron pada saat tertentu tidak dapat ditentukan secara Bab II

pasti, tetapi hanya dapat ditentukan kebolehjadiannya.


Kebolehjadian daerah dalam ruang yang dapat ditempati oleh Bab III

sejumlah elektron tertentu disebut orbital.


Masing-masing orbital dalam atom mempunyai energi tertentu, Bab IV
sedangkan energi suatu elektron dalam atom ditentukan dengan
perhitungan berdasarkan teori mekanika gelombang tersebut.
Bab V
Hasil penjabaran persamaan Schrödinger untuk atom hidrogen
menunjukkan bahwa energi suatu elektron ditentukan oleh bilangan
kuantum utama (n), bilangan kuantum azimut (ℓ), dan bilangan
Bab VI
kuantum magnetik (mℓ).
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

a. Bilangan Kuantum Utama (n)


Bilangan kuantum utama menunjukkan lintasan elektron atau kulit
Bab I
atom.
Harga bilangan kuantum utama (n) : 1, 2, 3, 4, ….
Sesuai dengan lintasan ke : 1, 2, 3, 4, …. Bab II

Sesuai dengan kulit atom : K, L, M, N, ....

b. Bilangan Kuantum Azimut (Bilangan Kuantum Sekunder (ℓ )) Bab III

Bilangan kuantum ini menunjukkan di subkulit/sublintasan mana


elektron bergerak dan menentukan bentuk orbital. Bab IV

Banyaknya harga ℓ di setiap harga n adalah 0, 1, ..., n – 1.


Bab V
Orbital dengan harga ℓ = 0 disebut obrital s (sharp).
Orbital dengan harga ℓ = 1 disebut orbital p (principal).
Orbital dengan harga ℓ = 2 disebut obrital d (diffuse).
Bab VI
Orbital dengan harga ℓ = 3 disebut orbital f (fundamental).
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

c. Bilangan Kuantum Magnetik (mℓ)


Bab I

Bilangan kuantum magnetik menunjukkan kedudukan atau


orientasi orbital.
Bab II

Harga mℓ yang diizinkan adalah:


mℓ = –ℓ, (–ℓ + 1), ..., –1, 0, 1, ..., (+ℓ – 1), +ℓ Bab III

Untuk ℓ = 1 (subkulit p), harga mℓ = –1, 0, dan +1. Bab IV

Jadi, subkulit p memiliki tiga tingkat energi yang setara atau tiga
orbital.
Bab V

Orbital biasa dituliskan dengan tanda garis (––) atau kotak ( ).


Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Distribusi densitas elektron orbitan s,


Bab I
tiga orbital p (px, py, dan pz), dan
lima orbital d (dx2-y2, dxy, dxz, dyz, dz2).
Bab II

Bab III

Bab IV

Bab V

Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

d. Bilangan Kuantum Spin (ms)


Bab I

Bilangan kuantum spin (ms) memberikan gambaran tentang


arah perputaran elektron pada sumbunya sendiri. Bab II

Bab III

–½
+½ Bab IV

Bab V

Setiap mℓ mempunyai harga bilangan kuantum spin (ms) = +½


Bab VI
dan –½ .
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Prinsip Pengecualian (Eksklusi) Pauli


Prinsip eksklusi Pauli (larangan Pauli) menyatakan: Bab I

“ dalam suatu atom tidak boleh ada dua elektron yang mempunyai
Bab II
empat bilangan kuantum yang sama”.

Bab III
Konsekuensi dari prinsip eksklusi Pauli tersebut adalah:
1. Banyaknya elektron maksimum yang dapat menempati suatu orbital
hanya dua elektron dengan spin yang berlawanan. Bab IV

2. Banyaknya elektron maksimum yang dapat menempati suatu kulit


atom = 2n2, n adalah nomor kulit atom. Bab V

Masing-masing elektron dalam suatu atom memiliki keempat bilangan


kuantum n, ℓ , mℓ, dan ms yang khas. Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Notasi Penulisan Elektron dalam Suatu Orbital Atom


Bab I

n = nomor kulit atom (bilangan kuantum utama),


nmx mℓ = jenis orbital, Bab II

x = jumlah elektron
Bab III

Contoh:
Orbital s pada kulit ke-2 (kulit L) mengandung 1 elektron
Bab IV
maka dituliskan: 2s1.
Orbital p pada kulit ke-3 (kulit M) mengandung 5 elektron
Bab V
maka dituliskan: 3p5.
Orbital d pada kulit ke-4 (kulit N) mengandung 9 elektron
maka dituliskan: 4d9. Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Energi Orbital
Bab I
Energi orbital yang paling
rendah adalah orbital yang
paling dekat dengan inti atom. Bab II

Makin jauh dari inti, makin


tinggi tingkat energinya.
Bab III

Bab IV

Bab V

Jika disingkat, susunan tingkat energi orbital tersebut adalah:

1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s, 5f, 6d Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Contoh:
Bab I
Berilah notasi untuk orbital yang bilangan kuantum dan banyaknya
elektron:
A. n = 4, ℓ = 0, banyaknya elektron 1; Bab II

B. n = 3, ℓ = 1, banyaknya elektron 5.
Bab III

Jawab:
A. Untuk ℓ = 0, orbitalnya s Bab IV

n = 4 dengan jumlah elektron 1, notasi orbital tersebut: 4s1.

Bab V
B. Untuk ℓ = 1, orbitalnya p
n = 3 dengan jumlah elektron 5, notasi orbital tersebut: 3p5.
Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Konfigurasi Elektron dalam Atom


Konfigurasi elektron dalam atom menggambarkan lokasi elektron- Bab I

elektron menurut orbital-orbital yang ditempati.


Konfigurasi elektron mengikuti prinsip Aufbau dan hukum Bab II

Hund.
Prinsip Aufbau
“Penyusunan elektron atau konfigurasi elektron dimulai dari Bab III

orbital yang tingkat energinya paling rendah, kemudian


meningkat ke orbital yang tingkat energinya lebih tinggi. Begitu Bab IV

seterusnya hingga banyaknya elektron yang ditambahkan sama


dengan nomor atomnya”.
Bab V
Hukum Hund
“Dalam keadaan dasar, elektron-elektron yang menempati orbital
setingkat akan berada pada keadaan spin yang sama.” Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Konfigurasi Elektron Unsur-Unsur Nomor Atom 1–5


Bab I

Bab II

Bab III

Bab IV

Bab V

Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Konfigurasi Elektron Ion Positif dan Ion Negatif


Bab I
Konfigurasi ion positif dan negatif bergantung pada jumlah elektron
yang dimiliki ion-ion tersebut. Sebagai contoh, konfigurasi ion Na+
dan F–. Ion Na+ dapat terbentuk jika atom Na melepaskan satu Bab II

elektronnya (pada 3s1), sedangkan ion F– dapat terbentuk jika


atom F menerima satu elektron.
Bab III

Na → Na+ + e–
1s22s22p63s1 1s22s22p6
Bab IV

F + e– → F–
1s22s22p5 1s22s22p6 Bab V

Atom-atom atau ion-ion yang memiliki jumlah elektron yang sama


Bab VI
disebut isoelektronis dan konfigurasi elektronnya sama.
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Konfigurasi Elektron Tereksitasi


Bab I
Konfigurasi elektron tereksitasi adalah konfigurasi elektron pada
saat elektron menempati orbital yang tingkat energinya lebih
tinggi. Misalnya, konfigurasi elektron C dalam keadaan dasar: Bab II

↑↓ ↑↓ __
↑ __ ↑ __
1s22s22p__
2 __ Bab III
1s2 2s2 2px1 2py1 2pz

Jika satu elektron pada orbital 2s dipindahkan (dipromosikan) ke Bab IV

orbital 2p (tingkat energi 2p > 2s), terjadi keadaan tereksitasi.


Konfigurasi elektron C tereksitasi: Bab V

↑↓ ↑ __↑ ↑ __ ↑
1s22s12p__
3 __ __
1s2 2s1 2px1 2py1 2pz1 Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

E. Tabel Periodik Unsur


Bab I

1. Hukum Triade dari Dobereiner


Tiap-tiap tiga unsur yang mempunyai persamaan sifat disusun
Bab II
dalam satu kelompok yang disebut triade. Ternyata, massa atom
unsur yang di tengah mendekati setengah jumlah massa atom
unsur pertama dan ketiga. Bab III

Setengah jumlah massa atom


Triade Massa atom
pertama dan ketiga
Bab IV
Ca 40
Sr 87
40  137  
88,5
Ba 137 2 Bab V

Cl 35
Br 80 40  137  
I 127 80
2 Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

2. Hukum Oktaf dari John Newlands


Bab I

 John Newlands (1863) menyusun unsur-unsur menurut


naiknya massa atom.
Bab II
 Dalam susunan unsur tersebut, unsur kedelapan mempunyai
sifat yang sama dengan unsur pertama, unsur kesembilan
Bab III
sama dengan unsur kedua, dan seterusnya seperti oktaf
dalam musik.
 Beberapa unsur selanjutnya tidak menunjukkan kesamaan Bab IV

sifat seperti yang diharapkan. Meskipun demikian, teori ini


merupakan pembuka jalan bagi penggolongan unsur. Bab V

Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

3. Tabel Periodik Unsur Mendeleyev dan Lothar Meyer


Bab I

 Dmitri Ivanovich Mendeleyev (1869) menyelidiki hubungan


massa atom dengan sifat-sifat kimia. Bab II

 Bersamaan dengan itu, Lothar Meyer (1870) menyelidiki


Bab III

hubungan massa atom dengan sifat-sifat fisika.

 Keduanya menghasilkan suatu daftar yang hampir sama. Bab IV

Karena alasan-alasan Mendeleyev lebih kuat dan lebih dapat


dikembangkan, daftar tersebut lebih dikenal sebagai susunan Bab V

berkala Mendeleyev.
Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Tabel Periodik Unsur Mendeleyev setelah Direvisi (1871)


Bab I

Bab II

Bab III

Bab IV

Bab V

Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Pokok-pokok susunan unsur Mendeleyev:


1. Atom-atom disusun menurut naiknya massa atom dengan Bab I

mengutamakan sifat-sifatnya. Setelah tercapai sejumlah unsur,


sifatnya berulang kembali (sifat-sifat unsur merupakan fungsi Bab II

berkala dari massa atom).


2. Mendeleyev meramalkan adanya unsur-unsur dan sifat-sifatnya Bab III

yang belum diketahui pada saat itu.


3. Dalam susunan berkala Mendeleyev, unsur dibagi menjadi 8 Bab IV

deret vertikal yang dinamakan golongan dan diusahakan agar


unsur-unsur dalam masing-masing golongan mempunyai
Bab V
sifat-sifat yang sama.
4. Tempat-tempat yang kosong diramalkan Mendeleyev akan
ditempati oleh unsur-unsur yang nantinya ditemukan. Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

4. Tabel Periodik Bentuk Panjang


Bab I

 Tabel berkala unsur yang baru disusun berdasarkan nomor


atom. Bab II

 Sifat-sifat unsur merupakan fungsi berkala dari nomor


Bab III
atomnya.

 Tabel berkala unsur ini menghasilkan baris yang disebut Bab IV

periode dan kolom yang disebut golongan.


Bab V
 Dalam satu golongan, unsur-unsur mempunyai kemiripan
sifat.
Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Bab I

Bab II

Bab III

Bab IV

Bab V

Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

a. Periode dan Golongan


Bab I
1) Periode

Bab II
 Periode adalah baris dengan nomor atom yang urut dari kiri
ke kanan.
Bab III
 Menurut teori atom Bohr, periode menyatakan banyaknya
kulit atom yang terisi elektron.
Bab IV

 Menurut teori atom mekanika kuantum, periode adalah lajur


mendatar dalam tabel periodik unsur yang menyatakan
Bab V
bilangan kuantum utama (n) tertinggi yang terisi elektron.

Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

2) Golongan
Bab I
 Golongan merupakan kolom yang berisi unsur-unsur yang
mempunyai kemiripan sifat.
Bab II
 Ada dua golongan pokok, yaitu golongan A (golongan
utama) dan golongan B (golongan transisi).
Bab III

 Menurut teori atom Bohr, nomor golongan A menunjukkan


banyaknya elektron pada kulit terluar (elektron valensi) yang
Bab IV
sama.

 Menurut teori atom mekanika kuantum, golongan utama (A)


Bab V
adalah lajur vertikal dalam tabel periodik unsur yang
menyatakan banyaknya elektron yang terdapat dalam
bilangan kuantum utama tertinggi. Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Hubungan Golongan Utama (A) dengan Konfigurasi


Elektron dalam Keadaan Dasar Bab I

Bab II

Bab III

Bab IV

Bab V

Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Menurut teori atom mekanika kuantum, golongan B terbentuk


karena adanya penambahan elektron pada subtingkat energi
(n – 1)d. Bab I

Banyaknya elektron yang menempati tingkat energi tertinggi


yang menyatakan nomor golongan adalah ns2 + (n – 1)d(1–10).
Bab II

Hubungan Golongan B dengan Konfigurasi Elektron dalam


Keadaan Dasar
Bab III

Bab IV

Bab V

Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

F. Sifat Periodisitas Unsur


Bab I

1. Sifat Logam dan Nonlogam


Bab II

 Dalam tabel periodik unsur, sifat nonlogam bertambah dari


Bab III
kiri ke kanan.

 Sebaliknya, dari kanan ke kiri sifat logamnya makin


Bab IV

bertambah.

 Unsur yang dapat bersifat logam dan nonlogam disebut Bab V

unsur semilogam atau metaloid.


Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Pembagian sifat logam, semilogam, dan nonlogam unsur-unsur


dalam tabel periodik
Bab I

Bab II

Bab III

Bab IV

Bab V

Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

2. Jari-Jari Atom
Bab I

Bab II

Bab III

Bab IV

 Jari-jari atom adalah jarak dari pusat inti sampai lintasan


elektron paling luar. Bab V

 Dalam satu golongan, dari atas ke bawah jari-jari atom makin


besar.
 Dalam satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari atom makin kecil. Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

3. Rapat Jenis
 Dalam satu golongan pada tabel periodik unsur, secara umum rapat
Bab I
jenis unsur-unsur dari atas ke bawah makin besar.
 Dalam satu periode, dari kiri ke kanan rapat jenis unsur bertambah
besar. Bab II

4. Kekerasan
Kekerasan unsur dapat dilihat dari energi kohesinya. Dalam satu Bab III

golongan, dari atas ke bawah, energi kohesi makin kecil yang berarti
dari atas ke bawah kekerasan logam makin kecil (makin lunak).
Bab IV

5. Titik Leleh dan Titik Didih


 Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, unsur-unsur logam titik leleh Bab V

dan titik didihnya makin tinggi.


 Dalam satu golongan, titik leleh dan titik didih tidak teratur karena
dipengaruhi oleh perbedaan struktur logam. Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

6. Energi Ionisasi (EI)


Bab I

 Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan oleh


suatu atom dalam bentuk gas untuk melepaskan elektron Bab II

yang terikat paling lemah.


Bab III
 Secara umum dalam satu periode, dari kiri ke kanan energi
ionisasinya bertambah.
Bab IV

 Dalam satu golongan (misalnya golongan IA) energi ionisasi


unsur dari atas ke bawah makin kecil. Bab V

Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

7. Afinitas Elektron
Bab I

 Afinitas elektron adalah banyaknya energi yang dilepaskan


jika suatu atom dalam bentuk gas menerima satu elektron. Bab II

 Dalam satu periode, dari kiri ke kanan harga afinitas


Bab III

elektron unsur-unsur makin besar.

 Dalam satu golongan, dari bawah ke atas harga afinitas Bab IV

elektron unsur-unsur makin besar.


Bab V

Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Harga Afinitas Elektron Unsur-Unsur


Bab I

Bab II

Bab III

Bab IV

Bab V

Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

8. Elektronegativitas
Bab I

 Elektronegativitas adalah kecenderungan atom dalam


molekul yang stabil untuk menarik elektron. Bab II

 Dalam satu periode, dari kiri ke kanan nilai skala


Bab III
elektronegativitas unsur makin besar. Hal itu disebabkan dari
kiri ke kanan muatan inti bertambah, sedangkan jari-jari atom
Bab IV

mengecil.

 Dalam satu golongan, dari bawah ke atas nilai skala Bab V

elektronegativitas makin besar sebab dari bawah ke atas


jari-jari atom makin kecil. Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

Skala elektronegativitas unsur-unsur menurut Pauling


Bab I

Bab II

Bab III

Bab IV

Bab V

Bab VI
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

9. Kereaktifan
Untuk membandingkan kereaktifan unsur-unsur, perlu dikelompokkan Bab I

antara logam dan nonlogam. Logam dibandingkan dengan logam,


sedangkan nonlogam dibandingkan dengan nonlogam. Bab II

Bab III

Bab IV

Bab V

Kalium (K) bereaksi sangat hebat dengan air dan menimbulkan letupan (kiri). Bab VI
Natrium (Na) bereaksi hebat dengan air (kanan).
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Kimia
Berbasis Eksperimen 1

 Dalam tabel periodik unsur, kereaktifan logam Bab I

bertambah dari kanan ke kiri dan dari atas ke bawah


Bab II
sesuai dengan mengecilnya harga energi ionisasi.

Bab III
 Dalam tabel periodik unsur, kereaktifan nonlogam
bertambah dari kiri ke kanan dan dari bawah ke atas Bab IV

sesuai dengan membesarnya harga


elektronegativitas.
Bab V

Bab VI

Anda mungkin juga menyukai