Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH

PEMBARUAN
ISLAM DI
INDONESIA
Perkenalan
Nama Kelompok
NABILAH NUR R (26)
NEYSA AIDIVA P (27)
PRAMADITA ALYSHA P(28)
RAYFAN HAFIZ S(29)
SABRINA IZZAH R (30)
SHEVALINA R. (31)
SITI NUR SALSABILA(32)
SYIFA KIFAYATUS S. (33)
TITIS MUTIARA N.(34)
YOGA MAHARDHIKA W.(35).
ZELIKA JAUKA BILQIS S.(37)
Pengertian
gerakan pembaruan islam dimulai
pada awal abad ke 20 - M .
Dipengaruhi oleh gerakan Timur
tengah (pan- islamisme) yang
dipahami betul oleh tokoh pembaruan
di Indonesia. g erakan pembaruan
dalam bidang politik dengan
bersatunya organisasi so sial
keag amaan.
Pembelajaran mencakup
keagamaan dan umum.
Gerakan
pembaruan islam
di Indonesia
Islam merupakan agama yang pertama menyeru pada perubahan, atas apa dan
bagaimana perlunya perubahan secara hanif untuk menuju pada kebenaran yang hakiki,
dengan mengakui adanya perubahan menuju modernisasi.
Gerakan pembaruan Islam telah berjalan melalui sejarah yang panjang.
Perkembangan pembaruan Islam paling sedikit telah melewati beberapa tahapan yang
berbeda. Gerakan tersebut juga menyajikan model yang berbeda. Terdapat proses
perpaduan yang berkesinambungan dalam berkembangnya proses pembaruan. Dampak
pembaharuan dalam bidang politik dan pendidikan di Timur Tengah menjadi virus
ampuh yang terus menyebar di Indonesia. Gejala ini memotivasi bangsa Indonesia untuk
menghadirkan semangat baru dalam berpolitik dan membangun pendidikan yang lebih
dinamis sesuai dengan tuntutan zaman.
Gerakan pembaruan Islam di Indonesia mulai bergeliat di awal abad ke-20 M.
Pengaruh gerakan Islam yang sudah berlangsung di Timur Tengah secara perlahan
memberikan pengaruhnya di Indonesia. Gagasan Pan-Islamisme yang dicetuskan oleh
Sayyid Jamaluddin Al-Afghani dipahami baik oleh tokoh-tokoh gerakan pembaruan di
Indonesia. Gerakan ini berdampak luas terhadap munculnya gerakan nasionalisme di
Indonesia sehingga masyarakat Indonesia tergerak untuk bangkit dan bersatu
memperkuat ukhuwah islamiyah
Organisasi
Islam
di Indonesia
● 1. Jam’iyatul Khair (1905 M) beraktivitas di bidang pendidikan, dengan
mengirim para pelajar ke Turki. Tokohnya KH. Ahmad Dahlan, Tjokroaminoto,
H. Samanhudi, dan H. Agus Salim.
● 2. Syarekat Islam (1905 M) awalnya bernama Sarekat Dagang Islam. Didirikan
sebagai wadah perkumpulan dan pergerakan bagi para pedagang muslim
pribumi untuk menandingi monopoli pedagang Tionghoa.
● 3. Persatuan Umat Islam (1911 M) Gabungan dari dua organisasi islam yaitu
Persyerikatan umat islam dan Al Ittihad AL Islamiyah. Mendirikan banyak
sekolah dan pondok pesantren
● 4. Muhammadiyah (1912 M) Ahmad Dahlan sebagai pendirinya memiliki cita-
cita membebaskan umat Islam dari keterbelakangan dan membangun
kehidupan yang berkemajuan melalui tajdid (pembaruan) yang meliputi
aspek-aspek tauhid (‘aqidah), ibadah, mu’amalah, dan pemahaman terhadap
ajaran Islam dan kehidupan umat Islam, dengan mengembalikan kepada
sumbernya yang asli yakni Alquran dan Sunnah Nabi yang Shahih, dengan
membuka ijtihad.
5. Al-Irsyad Al-Islamiyah (1914 M) Tiga tokoh utama organisasi ini: Ahmad
Surkati, Ahmad Dahlan, danAhmad Hassan (A. Hassan), sering disebut sebagai “Trio
Pembaharu Islam Indonesia.”Sejak awal berdirinya, Al-Irsyad Al-Islamiyyah bertujuan
memurnikan tauhid, ibadah dan amaliyah Islam. Bergerak di bidang pendidikan dan
dakwah. Al-Irsyad sudah mendirikan ratusan sekolah formal dan lembaga
pendidikan non- formal yang tersebar di seluruh Indonesia.
6. Persatuan Islam (1923 M) Tiga tokoh utama organisasi ini: Ahmad Surkati,
Ahmad Dahlan, danAhmad Hassan (A. Hassan), sering disebut sebagai “Trio
Pembaharu Islam Indonesia.”Sejak awal berdirinya, Al-Irsyad Al-Islamiyyah bertujuan
memurnikan tauhid, ibadah dan amaliyah Islam. Bergerak di bidang pendidikan dan
dakwah. Al-Irsyad sudah mendirikan ratusan sekolah formal dan lembaga
pendidikan non- formal yang tersebar di seluruh Indonesia.
7. Nahdlatul Ulama (1926 M) Organisasi yang didirikan oleh KH. Hasyim Asyari ini
bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi, merupakan salah satu
upaya melembagakan wawasan tradisi keagamaan yang dianut jauh sebelumnya,
yakni paham Ahlussunnah wal Jamaah.
● 8. Majelis Islam A’la Indonesia (1937 M) merupakan
wadah bagi ormas-ormas Islam di Indonesia pada
zaman sebelum kemerdekaan. MIAI didirikan pada
Selasa Wage, 15 Rajab 1356 at au 21Sept ember
19 37 at as prakarsa KH. Hasyim Asy’ari. Pada
awalnya MIAI hanya menjadi koordinator
(mediator) untuk berbagai kegiatan, kemudian
dikembangkan sebagai wadah untuk
mempersatukan para umat Islam tanah air untuk
menghadapi politik Belanda yang memecah belah
para ulama dan partai Islam. Pada tahun 19 4 3 MIAI
dibubarkan, karena penjajah yang berkuasa pada
saat it u menganggap MIAI sudah t idak relevan
dengan kebijakan penjajah. Oleh sebab itu dibuat
kebijakan baru yang bisa mengakomodasi kebijakan
penjajah t erhadap umat Islam.
apa ada yang
ditanyakan?

Anda mungkin juga menyukai