Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH

KEBUDAYAAN ISLAM
This is where our task will begin
Assalamu'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Hello everyone, we will provide material about Islamic
Organizations in Indonesia
Nama Kelompok :
1. RIZFA AKMA TARIYA

2. YUNITA
Organisasi-Organisasi Islam di Indonesia
• Jamiatul Khair • Al-Irsyad Al-Islamiyah

• Sarekat Islam (SI) • Persatuan Islam (Persis)

• Persatuan Umat Islam • Nahdlatul Ulama (NU)

• Muhammadiyah • Majelis Islam A'la Indonesia


Siapa yang menghendaki kehidupan dunia, maka harus
disertai dengan ilmu. Dan siapa yang menghendaki
kehidupan akhirat, juga harus dengan ilmu.

-Imam ASY-SYafi'i-
Jamiatul Khair

Berawal dari tahun 1989, tokoh-tokoh masyarakat dari komunitas Arab ingin membangun
sebuah organisasi sosial bagi orang muslim dan komunitas Arab. Sehingga pada tahun
1901, terbangunlah Al-Jam’iyyatul Khairiyah sebagai organisasi sosial dan pendidikan.
Pada tanggal 15 Agustus 1903, petisi dilayangkan kepada Kepemerintahan Belanda
untuk meresmikan organisasi. Belanda yang tidak senang terhadap organisasi sosial
curiga dan memutuskan untuk membatasi gerak aktifitas yang dapat dilakukan.
Peresmian pun tidak serta merta langsung didapatkan dari pemerintah kolonial Belanda.
Sampai dua tahun kemudian barulah pemerintah kolonial Belanda meresmikan Jamiatul
Khair pada tanggal 17 Juni 1905 berdasarkan masukan dari Priesterraden, sebuah
badan khusus yang didirikan Belanda untuk mengawasi pendidikan keagamaan di
Indonesia saat itu.
Sarekat Islam (SI)

Pada awalnya, Sarekat Islam adalah organisasi dagang bernama Sarekat Dagang Islam
(SDI) yang didirikan oleh K.H Samanhudi pada 16 Oktober 1905.
Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam dengan tujuan untuk menggalang kerja
sama antara pedagang Islam demi memajukan kesejahteraan pedagang Islam pribumi.
Selain itu, Samanhudi juga ingin meruntuhkan dominasi pedagang-pedagang etnis
China di sektor perekonomian Indonesia.
Pada tahun 1912, H.O.S Tjokroaminoto mengubah nama organisasi Sarekat Dagang
Islam menjadi Sarekat Islam.
Perubahan nama tersebut bertujuan agar keanggotaan organisasi tidak hanya terbatas
pada golongan pedagang, namun juga terbuka bagi seluruh umat Islam di Indonesia.
Persatuan Umat Islam
Persatuan Umat Islam (PUI) berdiri tahun 1911. Organisasi ini didirikan
oleh K.H. Abdul Halim, pengasuh pondok pesantren Majalengka, Jawa
barat. PUI merupakan gabungan dari dua organisasi Islam yang ada di
Jawa barat, yaitu Persyarikatan Umat Islam dan al-Ittihad al-Islamiyah
pimpinan K.H. Ahmad Sanusi di Sukabumi. PUI lebih banyak bergerak di
bidang pendidikan.
PUI terlahir dari kepedulian terhadap nasib bangsa oleh tiga tokohnya
yakni K.H. Abdul Halim, K.H. Ahmad Sanusi, dan Mr. R. Syamsuddin,
untuk berjuang melepaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan,
ketertindasan, kebodohan, kemiskinan, dan politik perpecahan. Ketiganya
tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia serta
memiliki peranan penting dalam menyusun narasi besar lahirnya NKRI
sebagai anggota BPUPKI.
Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan oleh Muhammad Darwis atau yang lebih dikenal
sebagai KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912. awal berdirinya
Muhammadiyah diawali dengan interaksi yang terjadi antara KH Ahmad
Dahlan dengan teman-teman dari Budi Utomo, yaitu R Budihardjo dan R.
Sosrosugondo. Budi Utomo adalah organisasi pergerakan nasional yang berdiri
pada 1908.
Pada pertemuan itu, teman-teman dari Budi Utomo merasa tertarik dengan
masalah agama yang diajarkan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan.
Di samping itu, keputusan untuk mendirikan Muhammadiyah juga merupakan
saran dari seorang siswa KH Ahmad Dahlan yang kerap datang ke rumahnya.
Siswa itu menyarankan agar kegiatan yang dia rintis diurus dalam bentuk
organisasi.
Selain bertujuan untuk mengaktualisasikan pikiran-pikiran KH Ahmad
Dahlan, mendirikan Muhammadiyah juga bertujuan untuk mewadahi sekolah
Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah, yang berdiri pada 1 Desember 1911.
Sekolah itu merupakan rintisan lanjutan dari kegiatan Kyai Dahlan dalam
mengajarkan ilmu agama Islam dan pengetahuan umum di beranda
rumahnya. KH Ahmad Dahlan pun setuju atas saran itu dan mulai
mencari nama organisasi yang tepat.
Nama Muhammadiyah pun diusulkan oleh seorang kerabat sekaligus
sahabat dari Dahlan, yaitu Muhammad Sangidu.
Nama Muhammadiyah kemudian diputuskan akan digunakan oleh KH
Ahmad Dahlan setelah dia melakukan shalat istikharah.
Dengan menggunakan nama Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan
diharapkan dapat membuat warga Muhammadiyah mengikuti setiap
tindakan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Muhammadiyah
pun resmi berdiri pada 18 November 1912.
Lebih lanjut, Muhammadiyah diajukan pengesahannya pada 20 Desember
1912 dengan mengirim "Statuen Muhammadiyah" atau Anggaran Dasar
Muhammadiyah. Dua tahun berselang, Muhammadiyah disahkan sebagai
organisasi oleh Gubernur Jenderal Belanda pada 22 Agustus 1914.
Al-Irsyad Al-Islamiyah
Organisasi Al-Irsyad berdiri tanggal 15 Syawal 1332 H atau bertepatan 6
September 1914 M. tanggal tersebut mengacu pada pendirian Madrasah Al-
Irsyad Al-Islamiyah yang pertama, di Jakarta. pengakuan hukum sendiri
baru dikeluarkan pemerintah kolonial Belanda pada 11 Agustus 1915. sejak
awal berdiri, Al-Irsyad Al-Islamiyah bertujuan memurnikan tauhid, ibadah,
dan amaliyah Islam. organisasi ini bergerak di bidang pendidikan dan
dakwah. untuk merealisasikan tujuan, Al-Irsyad sudah mendirikan ratusan
sekolah formal dan lembaga pendidikan non formal yang tersebar di seluruh
Indonesia. Perhimpunan Al-Irsyad mempunyai sifat khusus, yaitu
Perhimpunan yang berakidah Islamiyyah dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat, di bidang pendidikan, pengajaran, serta social dan
dakwah bertingkat nasional. Perhimpunan ini adalah perhimpunan mandiri
yang sama sekali tidak mempunyai kaitan dengan organisasi politik apapun
juga, serta tidak mengurusi masalah-masalah politik praktis.
Persatuan Islam (Persis)
Permulaan abad ke-20 merupakan masa kebangkitan umat Islam. Gerakan-gerakan
modern Islam muncul bersamaan dengan lahirnya kesadaran nasional yang
diwujudkan dalam wujud pergerakan nasional. Kedua gerakan itu berjalan
beriringan dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk memperoleh
kemerdekaan.
Bagi umat Islam, usaha-usaha untuk menuju cita-cita ini ditempuh dalam bentuk
organisasi-organisasi Islam dengan corak dan gaya yang berbeda.
Pada awal abad ke-20, bermunculan organisasi-organisasi pembaharuan Islam di
Indonesia yang memiliki ciri sebagai gerakan tajdid, di antaranya Muhammadiyah di
Yogyakarta, al-Irsyad di Jakarta, dan Persatuan Islam (Persis) yang berdiri di
Bandung. Semua gerakan ini berdasarkan ajaran-ajaran salaf dan reformis.
.
Persis sendiri berawal dari suatu kelompok tadarusan di kota Bandung yang dipelopori oleh
H. Muhammad Zamzam dan H. Muhammad Yunus, dua orang saudagar dari Palembang.
Bersama dengan jamaahnya, mereka mengkaji serta menguji ajaran-ajaran Islam.
Kelompok tadarusan yang awalnya hanya berjumlah sekitar 20an orang ini pun semakin
mengetahui hakitat Islam yang sebenarnya. Mereka menjadi sadar bahaya keterbelakangan,
kejumudan, penutupan pintu ijtihad, taklid buta, dan serangkaian bid’ah.
Mereka lalu berusaha melakukan gerakan tajdid dan pemurnian ajaran agama Islam dari
paham-paham yang menyesatkan.
Kesadaran terhadap kehidupan berjamaah, berimamah, dan berimarah dalam menyebarkan
syariat Islam menimbulkan semangat kelompok tadarusan ini untuk mendirikan sebuah
organisasi baru dengan ciri dan karakteristik yang khas. Sehingga berdirilah Persis pada
tanggal 12 September 1923 di Bandung.
Nahdlatul Ulama (NU)

NU didirikan pada tahun 1926 sebagai organisasi ulama Muslim Asy'ari ortodoks,
yang bertentangan dengan kebijakan modernis Muhammadiyah dan Persatuan
Islam (Persis), dan munculnya gerakan Salafi dari organisasi Al-Irsyad Al-
Islamiyyah di Indonesia yang sama sekali menolak adat istiadat setempat yang
dipengaruhi oleh tradisi Hindu dan Buddha Jawa pra-Islam. Organisasi ini
didirikan setelah Komite Hijaz telah memenuhi tugasnya dan akan dibubarkan.
Organisasi ini didirikan oleh Hasyim Asy'ari, kepala pesantren di Jawa Timur.
Organisasi NU berkembang, tetapi basis dukungannya tetap di Jawa Timur. NU
bergerak di bidang keagamaan dan kemasyarakatan serta dibentuk dengan
tujuan untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam, baik dalam konteks
komunikasi vertikal dengan Allah SWT maupun komunikasi horizontal dengan
sesama manusia.
Majelis Islam A'la Indonesia
Majelis Islam A'la Indonesia atau MIAI adalah badan federasi bagi ormas Islam yang
dibentuk dari hasil pertemuan 18-21 September 1937. KH Hasyim Asy'ari merupakan
pencetus badan kerja sama ini, sehingga menarik hati kalangan modernis seperti KH
Mas Mansur dari Muhammadiyahdan Wondoamiseno dari Syarekat Islam. Pada
awal didirikan MIAI bertujuan menampung semua organisasi Islam yang
berkembang di Indonesia.
MIAI mengoordinasikan berbagai kegiatan dan menyatukan umat Islam menghadapi
politik Belanda seperti menolak undang-undang perkawinan dan wajib militer bagi
umat Islam. KH Hasyim Asy'ari menjadi ketua badan legislatif dengan 13 organisasi
tergabung dalam MIAI.MIAI dapat berkembang menjadi organisasi besar yang
mendapat simpati dari seluruh umat islam Indonesia sehingga Jepang mulai
mengawasi kegiatannyaTujuan MIAI.
Thus the material from us, hopefully it can be understood and can add
insight to all of us

Wassalamu'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
See you Soon

Anda mungkin juga menyukai