INTERNAL
Kelompok 5
A. Soko Palawangi (216602145)
Wulandari (216602032)
Latar Belakang
Perancangan dan implementasi sistem pengendalian internal merupakan
salah satu penerapan tata kelola yang baik dari sisi direksi (manajemen)
perusahaan. Sistem pengendalian internal berkontribusi dalam hal
membangun sistem dan cara berorganisasi dan menciptakan sistem
pertanggungjawaban. Di Amerika Serikat, perusahaan publik diwajibkan
untuk membuat pernyataan tentang sistem pengendalian internal yang
diterapkan. Dengan derajat yang berbeda, direksi perusahaan terbuka di
Indonesia harus membuat pernyataan bahwa mereka bertanggung jawab
terhadap sistem pengendalian internal yang diterapkan dalam
perusahaan.
Pengendalian internal mencakup nilai-nilai, struktur, kebijakan, dan
prosedur yang dirancang dandimplementasikan dalam perusahaan guna
mencapai tujuan efisiensi dan efektivitas operasional.
Tata Kelola
Untuk perusahaan publik tertentu, SOA mengharuskan agar perusahaan
publik melakukan hal – hal berikut.
1. Melakukan penilaian (assesment) dan melaporkan efektivitas
pengendalian dan prosedur pengungkapan dalam laporan kuartalan
maupun tahunan.
2. Melakukan dokumentasi dan penilaian terhadap perancangan dan
implementasi (operation pengendalian internal atas pelaporan keuangan
serta, melaporkan efektivitas pengendalian Pengendalian internal
tersebut (Zabihollah, 2009: 176-178).
Komponen Dan Prinsip
Tanggung jawab
Otorisasi transaksi Tanggung jawab
Penyimpanan aset informasi teknologi
(authorization of operasional
(assets custody) (information
transaction) dan (operational) dan
dan akuntansi technology – IT) dan
penyimpanan aset pencatatan (record
(accounting). pengguna (user
(assets custody) keeping)
departments)
Dokumen dan Catatan
KEBERADAAN TERINTEGRASI
BERFUNGSI (Integrited)
( Present)
(Functioning)
Limitasi
COSO (2013: 4) menyebutkan bahwa penyebab adanya keterbatasan
(limitation) dalam pengendalian internal adalah:
1. Kepantasan (suitability) tujuan yang ditetapkan sebagai prakondisi.
2. Kenyataan bahwa pertimbangan manusia dalam pengambilan
keputusan dapat salah dan berpihak (bias).
3. Gangguan (break-down) karena kegagalan manusia, misalnya
kesalahan yang dibuat oleh orang-orang yang bersangkutan.
Asersi Manajemen
Sesungguhnya, laporan keuangan merupakan asersi (assertion) dari
manajemen mengenai hal-hal berikut.
Standard Akuntansi
PE AS
NA ER
NG Transaksi Bukti Trial Laporan SI
GU / kejadian Transaksi
Jurnal Ledger
Balance keuangan MA
Publik
NG NA
JA JE
WA Sub- ME
B Ledger N
Kode Etik
Siklus Akuntansi
Transaksi/kejadian yang merupakan cerminan dari kegiatan (aktivitas) bisnis perusaha akan
terjadi secara berulang sehingga merupakan siklus. Arens dkk. (2012: 172) mengelompokas
siklus bisnis ini ke dalam siklus transaksi (transaction cycles) sebagai berikut.
Siklus penjualan dan penagihan
(sales collection cycle).
Siklus pengadaan dan pembayaran
z (acquisition and payment cycle).
Aktivitas / Kegiatan
Penjualan / Pendukung
Produksi
Pemasaran
Pengadaan
Keuangan
Pemasaran Pabrik
HRD
Kesimpulan
Pengendalian internal secara umum sudah terlaksana di Pusat Perbukuan. Lima
Komponen Pengendalian internal di Pusat Perbukuan berdasarkan hasil Analisis dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian di Pusat Perbukuan sudah
cukup mendukung. Setiap karyawan memiliki uraian tugas dan fungsi sesuai tugas
yang diembannya. Supaya pengetahuan dan keterampilan setiap karyawan harus
sesuai dengan pekerjaannya, Pusat Perbukuan mengadakan training, pencalonan
dan bimbingan konseling, namun pemantauan efektivitas hasil training belum
dilakukan. Dalam hal penggunaan tenaga dari luar Pusat Perbukuan juga belum
dilakukan evaluasi kinerjanya.
2. Penilaian Resiko Identifikasi dan penilaian resiko baru sampai tahap analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan secara umum, belum sampai level
aktivitas, dan pada level ini penilaian resiko dinyatakan secara implisit oleh
kepala subbidang dan subbagian di Pusat Perbukuan. Organisasi perlu
membangun mekanisme, mengidentifikasi, menganalisis, dan mengatur resiko
yang dapat terjadi sampai level aktivitas.
3. Aktivitas Pengendalian Di Pusat Perbukuan, pengendalian umum terdapat dalam
dokumen dari subbidang tatalaksana dan kepegawaian. Pengendalian umum sudah
cukup mendukung, namun pengembangan disiplin pegawai yang dilakukan belum ada
sangsinya. Pengendalian aplikasi di Pusat Perbukuan sudah ada, namun
pengembangan bahan layanan informasi belum tepat waktu. Sistem Akuntansi
Instansi di Pusat Perbukuan sudah mengacu pada Permenkeu 59 tahun 2005.
4. Informasi dan Komunikasi Sistem Informasi di Pusat Perbukuan berupa Laporan
barang milik negara dibuat berdasarkan pada Standar Akuntansi Barang Milik Negara
dan Laporan Keuangan yang terdiri atas Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan
Catatan atas laporan Keuangan dibuat berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan.
Namun, untuk laporan barang milik negara belum lengkap. Komponen komunikasi di
Pusat Perbukuan sudah ada, namun informasi yang disampaikan dalam komunikasi
terkadang agak lambat, sehingga terkesan mendadak.
5. Pengawasan Komponen pengawasan di Pusat Perbukuan dilakukan melalui
pengendalian alat pemantauan dan pengukuran, Rapat Tinjauan Manajemen, kepala
subbidang dan kepala bidang masing-masing, Kepala Pusat, Wakil Manajemen Mutu.
Namun belum ada pemantauan pencapaian sasaran mutu.
TERIMAH KASIH