Anda di halaman 1dari 17

SISTEM PENGISIAN

DAIHATSU TRAINING CENTER


Konstruksi alternator
Konstruksi Alternator
Rotor
Fungsi rotor untuk menghasilkan medan magnet, kuat medan magnet yang
dihasilkan tergantung besar arus listrik yang mengalir ke rotor coil. Listrik ke
rotor coil disalurkan melalui sikat yang selalu menempel pada slip ring.
Terdapat dua sikat yaitu sikat positip berhubungan dengan terminal F, sikat
negatip berhubungan dengan massa atau terminal E. Semakin tinggi putaran
mesin, putaran rotor alternator semakin tinggi pula, agar listrik yang
dihasilkan tetap stabil maka kuat magnet yang dihasilkan semakin berkurang
sebanding dengan putaran mesin.

Pada beberapa jenis alternator, fan dijadikan satu dengan rotor sehingga ukurannya
menjadi lebih kecil & kompak
Stator
Stator berfungsi sebagai kumparan yang menghasilkan listrik saat terpotong
medan magnet dari rotor. Stator terdiri dari stator core (inti stator) dan stator
coil. Disain stator coil ada 2 macam yaitu model “delta” dan model “Y”. Pada
model “Y”, ketiga ujung kumparan tersebut disambung menjadi satu. Titik
sambungan ini disebut titik “N” (neutral point). Pada model delta ketiga ujung
lilitan dijadikan satu sehingga membentuk segi tiga (delta). Model ini tidak
memiliki terminal neutral (N).
Stator coil menghasilkan arus listrik AC tiga phase. Tiap ujung stator
dihubungkan ke diode positip dan diode negatip
Dioda rectifier
Dioda berfungsi untuk menyearahkan arus AC yang dihasilkan oleh stator coil
menjadi arus DC, disamping itu juga berfungsi untuk menahan agar arus dari
baterai tidak mengalir ke stator coil. Sifat diode adalah meneruskan arus listrik
satu arah. Pada rangkaian bias maju (forward direction voltage) diode dapat
mengalirkan arus listrik dengan mudah, namun saat dirangkai bias mundur
(reverse direction voltage) diode tidak dapat mengalirkan arus listrik.
Pada alternator jumlah diode ada 6 atau 9 buah yang digabungkan. Menurut
pemasangannya diode ini dapat dibagi menjadai 2 bagian yaitu diode positip
dan diode negatip. Membeda diode posistip dan negatip saat terpasang pada
dudukannya dengan cara dioda negatip plat pemegang bodi diode dibautkan
langsung ke bodi alternator tanpa isolator, sedangkan pada diode positip plat
pemegang bodi diode dipasang ke rumah alternator dengan menggunakan
isolator. Cara membedahkan diode lebih akurat dapat menggunakan Ohm
meter.
Prinsip kerja penyearahan arus listrik yang dihasilkan stator coil pada
alternator adalah sebagai berikut:
Saat rotor alternator berputar maka terjadi induksi elektromagnetik
pada stator coil, gambar 14.a, menunjukkan bahwa ujung stator
coil “A” negatip dan ujung stator coil “C” menghasilkan arus positip,
arus yang dihasilkan stator coil “C” disearahkan oleh diode positip
“C” , kemudian dialirkan ke baterai (battery). Rotor terus berputar
sehingga stator coil “C” yang tadinya menghasilkan arus positip
menjadi menghasilkan arus negatip, arus positip dihasilkan oleh
stator coil “B”, arus yang dihasilkan stator coil “B” disearahkan oleh
diode positip “B” , kemudian dialirkan ke baterai. Demikian
seterusnya sehingga secara bergantian stator coil mengasilkan
gelombang listrik dan disearakan oleh diode, selisih gelombang
satu dengan yang lain 120º
Dioad Rectifier

Fungsi :
Rectifier berfungsi untuk merubah arus AC menjadi DC
Dioda holder berfungsi untuk meradiasikan panas
PULLY

Pully berfungsi untuk memindahkan tenaga putar dari mesin ke


alternator. Proses pemindahan putaran mesin melalui pully mesin, V belt
dan pully alternator. Pully juga berfungsi untuk menentukan
perbandingan antara putaran mesin dengan putaran alternator. Bila pully
alternator lebih besar dari standard maka putaran alternator menjadi
lebih lambat, sebaliknya bila pully alternator terlalu kecil maka putaran
alternator menjadi lebih cepat. Putaran alternator lebih lambat dapat
menyebabkan pengisian baterai menjadi kurang atau terlalu kecil,
sedangkan putaran alternator yang terlalu cepat menyebabkan pengisian
berlebihan
Hubungan pully alternator, V belt dan pully mesin adalah sebagai berikut:
Pulley

Berfungsi untuk menerima tenaga mekanis dari mesin untuk memutar rotor
Rasio pulley alternator terhadap pulley crankshaft 1,8 – 2,2 : 1
Sikat

Sikat berfungsi untuk mengalir arus listrik dari regulator ke rotor coil.
Pada alternator terdapat dua sikat, yaitu :
(1). Sikat positip yang berhubungan dengan terminal F alternator
(2). Sikat negatip berhubungan dengan bodi alternator dan terminal E.
Sikat selalu menempel dengan slip ring, saat rotor berputar maka akan terjadi
gesekan antara slip ring dengan sikat, sehingga sikat menjadi cepat aus.
Kontak sikat dengan slip ring harus baik agar listrik dapat mengalir dengan
baik, agar kontak sikat dengan slip ring baik maka sikat ditekan oleh pegas.
Sikat merupakan bagian yang sering menjadi penyebab gangguan pada
alternator, karena cepat aus. Sikat yang sudah pendek dapat menyebabkan
aliran listrik ke rotor coil berkurang, akibat tekanan pegas yang melemah.
Berkurangnya aliran listrik ke rotor coil menyebabkan kemagnetan rotor
berkurang dan listrik yang dihasilkan alternator menurun. Sikat yang sudah
habis dapat menyebabkan liran listrik ke rotor coil terputus, kemagnetan rotor
hilang, alternator tidak dapat menghasilkan listrik, sehingga tidak terjadi proses
pengisian.
Sikat patah dan rumah sikat pecah sering dijumpai akibat kesalahan saat
merakit alternator. Hal ini terjadi karena saat rotor dilepas maka sikat akan
keluar akibat tekanan pegas, bila pada seseorang merakit rotor tanpa
memasukkan sikat maka bearing rotor akan menekan sikat sehingga sikat
patah dan rumah sikat pecah. Metode merakit alternator adalah
dimasukkan sikat ke rumahnya dan ditahan menggunakan kawat yang
dimasukan melaui lubang kecil yang sudah tersedia, bila sikat sudah
tertahan oleh kawat maka rotor baru dimasukkan dengan aman.
End frame

Fungsi :
Untuk memegang bagian bagian alternator

Anda mungkin juga menyukai