HIMPUNAN
NAMA : DEMAS AFTA F (10122348)
KELAS : 1KA29
HIMPUNAN
- Himpunan (set)
Himpunan (set) adalah kumpulan dari objek-objek yang
mempunyai sifat tertentu dan didefinisikan secara
jelas.
- Anggota Himpunan
Objek di dalam himpunan disebut
elemen, unsur, atau anggota himpunan
SEJARAH SINGKAT
TEORI HIMPUNAN
Teori himpunan baru ditemukan pada akhir abad ke-19. Sekarang teori
himpunan merupakan bagian yang tersebar dalam pendidikan matematika yang
mulai diperkenalkan bahkan sejak tingkat sekolah dasar. Teori ini merupakan
bahasan dasar dalam matematika modern, sehingga teori himpunan dapat
dianggap sebagai dasar yang membangun hampir semua aspek dari matematika
dan merupakan sumber dari keilmuan matematika dan turunannya.
Georg Cantor adalah seorang matematikawan Jerman asal Yahudi. Dia termasuk
orang pertama yang dikenal sebagai penemu teori himpunan. Georg Ferdinand
Ludwig Phillipp Cantor (1845—1918) lahir di St. Petersburg, Rusia pada 3
Maret 1845, sebagai anak pertama dari Georg Woldermar Cantor dan Maria
Bohm. Cantor mengenyam pendidikan dasarnya di rumah melalui guru privat.
Diusia 11 tahun, ia bersama keluarganya pindah ke Jerman. Pada 1873 diusia
28, Cantor telah mengumumkan dalam sebuah teorinya. Selama sepuluh tahun
ia menyebarkan teorinya terhadap tulisan tersebut. Teori himpunan dan konsep
angka tak terbatas telah mengguncang dunia matematika. Tetapi Cantor tidak
mendapat manfaat dari penemuannya. Cantor mendapat tantangan besar dari
para ahli matematika pada waktu itu, terutama dari gurunya, yakni Kronecker.
Teori himpunan merupakan dasar dari matematika. Sekitar tahun 1867 dan
1871, Cantor menerbitkan sejumlah artikel mengenai masalah teori terhadap
bilangan sebagai keberlanjutan dari teori himpunan. Sampai akhir abad ke-19,
terdapat beberapa referensi mengenai himpunan dalam literatur-literatur
matematika. Karya George Cantor yang paling berpengaruh pada masa itu
adalah konsep himpunan tak berhingga yang lengkap. Karya tersebut diterbitkan
oleh Crelle’s Jurnal pada tahun 1874. Sebuah inovasi yang membuatnya diakui
sebagai penemu teori himpunan. Georg Cantor meninggal pada tanggal 6
Januari 1918 di Halle.
PENULISAN
HIMPUNAN
1.Enumerasi
2.Simbol simbol baku
3.Notasi pembentuk himpunan
4.Diagram Venn
1. ENUMERASI
Dengan menyebutkan semua (satu per satu) elemen himpunan
Contoh :
- Himpunan empat bilangan asli pertama: A = {1, 2, 3, 4}.
- Himpunan lima bilangan genap positif pertama: B = {2, 4, 6, 8, 10}.
- Himpunan 100 buah bilangan asli pertama: {1, 2, ..., 100 }
- Himpunan bilangan bulat ditulis sebagai {…, -2, -1, 0, 1, 2, …}.
2. SIMBOL SIMBOL BAKU
N = himpunan bilangan asli/alami (natural) = { 1, 2, ... }
Z = himpunan bilangan bulat = {..., -2, -1, 0, 1, 2, ... }
Z+= himpunan bilangan bulat positif = { 1, 2, 3, ... }
Z- = himpunan bilangan bulat negatif= { ..., -2, -1}
Q = himpunan bilangan rasional
R = himpunan bilangan riil
C = himpunan bilangan kompleks
Himpunan yang universal: semesta, disimbolkan dengan U atau S.
Contoh: Misalkan U = {1, 2, 3, 4, 5} dan A adalah himpunan bagian
dari U, dengan A = {1, 3, 5}.
3. NOTASI PEMBENTUK HIMPUNAN
dengan menuliskan ciri-ciri umum atau sifat-sifat umum (role) dari anggotanya.
Contoh Soal :
Nyatakan dengan notasi himpunan dengan menuliskan tiap-tiap anggotanya dan sifat-sifatnya himpunan berikut ini :
1. A adalah himpunan bilangan asli antara 1 dan 6
2. B adalah himpunan mata kuliah yang anggotanya adalah : kalkulus, logika matematika, matematika diskrit, statistika, fisika
Penyelesaian :
1. A adalah himpunan bilangan asli antara 1 dan 6
• Dengan menulis tiap-tiap anggotanya
A = {2, 3, 4, 5}
• Dengan menulis sifat-sifatnya
A = {x | 1 < x < 6, x Asli}
2. B adalah himpunan mata kuliah yang anggotanya adalah : kalkulus, logika matematika, matematika diskrit, statistika, fisika
• Dengan menulis tiap-tiap anggotanya
B = {kalkulus, logika matematika, matematika diskrit, statistika, fisika}.
• Dengan menulis sifat-sifatnya
B tidak bisa dituliskan sifat-sifatnya, karena tidak ada sifat yang sama di antara anggota- anggotanya
4. DIAGRAM VENN
PENYAJIAN HIMPUNAN DENGAN DIAGRAM VENN DITEMUKAN OLEH SEORANG AHLI
MATEMATIKA INGGRIS BERNAMA JOHN VENN TAHUN 1881. HIMPUNAN SEMESTA
DIGAMBARKAN DENGAN SEGIEMPAT DAN HIMPUNAN LAINNYA DENGAN LINGKARAN DI
DALAM SEGIEMPAT TERSEBUT.
CONTOH :
BUAT DIAGRAM VENN JIKA
S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
A = { 1, 4, 6, 7 }
B = { 2, 4, 5, 8 }
CONTOH HIMPUNAN
1. Himpunan berhingga adalah suatu himpunan yang jumlah anggotanya dapat dihitung. Contohnya D =
{bilangan genap kurang dari 10} atau A = {2,4,6,8}. Himpunan D jumlah angotanya dapat dihitung
yaitu sebanyak 4 buah.
2. Himpunan tak hingga adalah suatu himpunan yang jumlah anggotanya tidak terbatas atau tak hingga.
Contohnya: A= {bilangan genap}, B= {bilangan ganjil}
3. Himpunan kosong adalah suatu himpunan yang tidak memiliki anggota sama sekali. Himpunan kosong
dilambangkan dengan tanda {}. Contohnya B = {bilangan genap antara 2 dan 4}. ditulis B={}={0}.
dua
Contohnya
G = {2,4,6,8,10}
14. Himpunan bilangan ganjil adalah himpunan yang anggota bilanganya tidak habis dibagi dua
Contohnya
K = {1,3,5,7}
15. Himpunan blangan prima adalah himpunan bilangan yang anggotanya semua bilangan yang memiliki dua faktor
Contohnya
Y = {2,3,,5,7}
16. Himpunan kuadrat bilangan cacah adalah himpunan bilangan cacah yang anggotanya dipangkatkan dua. Contohnya Y =
{0^2,1^2,3^2)
Keanggotaan Himpunan (Menurut Buku
Ensiklopedia Matematika)
Himpunan selalu dinyatakan dengan huruf besar,seperti A,B,C,dan seterusnya. Untuk menyatakan anggota suatu himpunan digunakan lambang “”
(baca:anggota) sedangkan untuk menyatakan bukan anggota suatu himpunan digunakan lambing” ” (baca: bukan anggota).
Ditulis: a A; b A; dan c A
Banyaknya unsur dari suatu himpunan disebut bilangan cardinal dari himpunan tersebut │A│dibaca “banyaknya anggota himpunan A, kardinal (A).
Macam-Macam Himpunan (Menurut buku
Ensiklopedia Matematika)
1) Himpunan Bagian (Subset).
Himpunan A dikatakan himpunan bagian (subset) dari himpunan B ditulis A ⊂ B ”, jika setiap anggota A merupakan anggota dari B.
Dinyatakan dengan simbol : A ⊂ B
Syarat :
A ⊂ B, dibaca : A himpunan bagian dari B
A ⊂ B, dibaca : A bukan himpunan bagian dari B
B ⊂ A dibaca : B bukan himpunan bagian dari A
B ⊂ A dibaca : B bukan himpunan bagian dari A
Contoh :
Misal A = { 1,2,3,4,5 } dan B = { 2,4} maka B ⊂ A
Sebab setiap elemen dalam B merupakan elemen dalam A, tetapi tidak sebaliknya.
Penjelasan : Dari definisi diatas himpunan bagian harus mempunyai unsur himpunan A juga merupakan unsur himpunan B.artinya kedua himpunan itu harus
saling berkaitan.
2) Himpunan Kosong (Nullset)
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai unsur anggota yang sama sama sekali.
Syarat :
• Himpunan kosong = A atau { }
• Himpunan kosong adalah tunggal
• Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap himpunan
Perhatikan : himpunan kosong tidak boleh di nyatakan dengan { 0 }.
Sebab : { 0 } ≠ { }
Contoh :
Contohnya B = {bilangan genap antara 2 dan 4}. ditulis B={}={0}.
Penjelasan : dari definisi diatas himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai satupun anggota, dan biasanya himpunan kosong dinotasikan dengan huruf
yunani ø (phi).
3) Himpunan Semesta
himpunan dari semua unsur yang sedang dibicarakan. Himpunan semesta juga disebut himpunan universal dan ditulis dengan huruf S.
contohnya:A = {1,3,5,7,9}
himpunan semestanya berupa:
S = {bilangan asli}
S = {bilangan cacah}
S = {bilangan ganjil kurang dari 10}
4) Himpunan Berhingga
Himpunan A berhingga apabila A memiliki anggota himpunan tertentu atau n(A) = a, a bilangan cacah. Dengan perkataan
lain, himpunan berhingga adalah himpunan yang banyak anggotanya dapat dinyatakan dengan suatu bilangan cacah. Atau
suatu himpunan yang jumlah anggotanya dapat dihitung.
Contoh :
Contohnya D = {bilangan genap kurang dari 10} atau A = {2,4,6,8}.
Himpunan D jumlah angotanya dapat dihitung yaitu sebanyak 4 buah.
7) Himpunan Lepas
Himpunan lepas adalah suatu himpunan yang anggota-anggotanya tidak ada yang sama.
Contoh C = {1, 3, 5, 7} dan D = {2, 4, 6} Maka himpunan C dan himpunan D saling lepas.
Catatan : Dua himpunan yang tidak kosong dikatakan saling lepas jika kedua himpunan itu tidak mempunyai satu pun
anggota yang sama
8) Himpunan Komplemen (Complement set)
Himpunan komplemen dapat di nyatakan dengan notasi AC . Himpunan komplemen jika di misalkan U = {1,2,3,4,5,6,7} dan A = {3,4,5} maka A
⊂ U. Himpunan {1,2,6,7} juga merupakan komplemen, jadi AC = {1,2,6,7}. Dengan notasi pembentuk himpunan ditulis : AC = {x│x U, x
A}
Contoh :
Diketahui S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7} adalah himpunan semesta dan A = {3, 4, 5}. Komplemen himpunan A adalah AC = {1, 2, 6, 7}.
Komplemen A dinotasikan dengan AC atau A’ (AC atau A’ dibaca: komplemen A).
Contoh:
Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 },
maka A ∪ B = { 2, 5, 7, 8, 22 }
b) Irisan
Irisan (intersection) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya merupakan anggota dari himpunan A dan anggota himpunan B.
Notasi : A B = {x | x A x B}
Contoh :
Irisan himpunan A dan B
A B = { x | x A dan B }
Jika A = { 2, 7, 9, 11 }
Jika B = { 1, 5, 9, 10}
Maka A B = 9 atau
c) Komplemen
Komplemen dari suatu himpunan A terhadap suatu
himpunan semesta adalah suatu himpunan yang
elemennya merupakan elemen U yang bukan elemen A.
Simbol : A’ = { x | x ∈ U dan x ∉ A } = U – A.
Contoh:
Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 },
jika A = {1, 3, 7, 9}, maka A’ = {2, 4, 5, 6, 8}
d) Selisih
Selisih dari 2 buah himpunan A dan B adalah suatu himpunany ang elemennya merupakan elemen A dan bukan elemen B.
Simbol : A – B = { x | x ∈ A dan x ∉ B } = A ∩ B’
Contoh:
(i) Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 4, 6, 8, 10 }, maka A – B = { 1, 3, 5, 7, 9 } dan B – A = ∅
e) Beda Setangkup
Beda Setangkup (symetric difference) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya ada pada
himpunan A atau B, tetapi tidak pada keduanya.
Notasi : A B = (A B) – (A B) atau : A B = (A – B) (B – A)
Contoh:
A = { Win3.1, Win3.11, Win95,Win97 }
B = { Win95,Win97,Win98,Win98SE, WinME,Win2000 }
A ⊕ B = { Win3.1, Win3.11, Win98, Win98SE ,WinME, Win2000 }
Sifat-sifat Operasi pada Himpunan
1) HUKUM IDENTITAS 4) Hukum Idempoten 7) Hukum Komutatif
a) A A=A a) AB=BA
b) A A=A b) AB=BA
A) A = A
c) AB=BA
B) AS=A 5) Hukum Involusi
(Ac)c = A 8) Hukum Asosiatif
C) A=A a) A (B C) = (A B) C
b) A (B C) = (A B) C
2) HUKUM NULL
6) Hukum Penyerapan c) A (B C) = (A B) C
A) A = a) A (A B) = S
9) Hukum Distributif
B) AS=S b) A (A B) = A
a) A (B C) = (A B) (A C)
C) A A= b) A (B C) = (A B) (A C)
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.umko.ac.id/id/eprint/75/1/BUKU%20T
EORI%20HIMPUNAN%20FIXX.pdf
http://himpunan-matematika.blogspot.com/
http://bryanfebriozusriadi.wordpress.com/2013/06/1
0/makalah-himpunan-matematika-dengan-persampah
an/
http://anggaradana.blogspot.com/2013/09/makalah-him
punan-dan-anggota-anggotanya.html