Anda di halaman 1dari 18

FEASIBILITY STUDY GEDUNG

UJI KENDARAAN BERMOTOR


BARU
BAB 1
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam rangka memenuhi kebutuhan sarana uji kelaikan dan pelayanan bagi
masyarakat khususnya kendaraan yang membawa angkutan penumpang dan barang,
serta untuk menghasilkan sumber Pendapatan Asli Daerah yang potensial.

1.2 TUJUAN
Menyusun studi kelayakan pengembangan fasilitas dan prasarana Gedung Uji KIR di
beberapa lokasi alternatif. Lokasi tersebut diataranya adalah Bangkingan, Tambak
Oso Wilangun, dan Terminal Bus Oso Wilangun.
1.3 LINGKUP STUDI
a. Studi kajian Gedung Uji KIR dan aspek lain yang relevan.
b. Survei lapangan untuk melihat persil calon lokasi Gedung Uji KIR dan data
sekunder instasional.
c. Analisis penyusunan indikator kelayakan pengembangan fasilitas baik
kelayakan finansial (NPV, BCR) maupun ekonomi (tenaga kerja, manfaat dari
perubahan lalu lintas, lingkungan dan lain-lainnya)
d. Anilisis transportasi terkait fungsi Gedung Uji KIR pada alternatif lokasi,
termasuk perhitungan potensi pengguna.
e. Penyusunan konsep pengembangan fasilitas Gedung Uji KIR di lokasi, meliputi:
 1) Konsep dan desain akses dari jalan arteri terdekat
 2) Konsep dan desain akses dari kawasan perindustrian
 3) Konsep dan desain sirkulasi internal
 4) Konsep dan desain fasilitas
 5) Fasilitas-fasilitas lain yang relevan
f. Perhitungan kebutuhan biaya pengembangan, serta biaya operasi dan
pemeliharaan
g. Perhitungan manfaat baik secara finansial maupun ekonomi
h. Perhitungan indikator kelayakan finansial dan ekonomi
i. Penyusunan rekomendasi urutan kelayakan dari alternatif calok lokasi serta
kelebihan dan kekurangan dari masing-masing lokasi
j. Penyusunan rekomendasi studi adalah termasuk tahapan implementasi
pengembangan
k. Penyusunan laporan kelayakan gedung uji kendaraan bermotor baru pada s
alah satu lokasi paling potensial.
1.4 LINGKUP LOKASI
Lokasi pertama yang dijadikan alternatif
studi kelayakan pembangunan Gedung
Uji KIR adalah di Kelurahan
Bangkingan dengan Luas 41.925,00 m2
Lokasi kedua yang dijadikan alternatif studi kelayakan pembangunan Gedung Uji KIR

adalah Tambak Oso Wilangun Dengan luas 17.250,00 m2


Lokasi ketiga yang
dijadikan alternatif studi
kelayakan pembangunan
Gedung Uji KIR adalah di
Terminal Bus Oso
Wilangun
Dengan luas 10.646,20 m2
1.5 LUARAN YANG
DIHASILKAN
1.5.1. Hasil Keluaran Studi
1.5.2. Sistem Pelaporan
Laporan Pendahuluan
Laporan Sela/Antara (Intern Report)
Rancangan Laporan Akhir (Draft Final Report)
Laporan akhir (Final Report)
METODOLOGI STUDI
1. Pendekatan Studi

Mencari lokasi yang tepat untuk fasilitas Gedung Uji KIR


Tujuan yang dapat diambil dalam rangka pengembangan Gedung Uji KIR adalah:
 Memaksimalkan potensi demand untuk meningkatkan tingkat daya tampung
kendaraan bermotor wajib uji yang akan melakukan pengujian kelayakan, truk >3,5
Ton dan kendaraan <3,5 Ton.

 Menyediakan fasilitas Gedung Uji KIR yang terintegrasi dengan lingkungan sekitar.

 Mengembangkan fasilitas Gedung Uji KIR yang mampu mempromosikan


pengurangan penumpukan kendaraan bermotor wajib uji saat mengantre dalam
proses pengujian.
Beberapa acuan prinsip berikut dapat digunakan untuk menentukan
kriteria pemilihan lokasi Gedung Uji KIR:
a. Keterikatan geografis dengan pusat kegiatan yang dilayani. Lokasi harus terletak
berdekatan secara geografis pada jalur origin-destination dari kawasan CBD menuju
wilayah tujuan yaitu kawasan CBD lainnya atau pusat kota.

b. Meminimalkan waktu akses kendaraan angkutan. Akses kendaraan angkutan ke fasilitas


Gedung Uji KIR harus dibuat secepat mungkin bagi pengguna untuk membuatnya
menarik.

c. Lokasi fasilitas jauh dari kemacetan. Lokasi Gedung Uji KIR idealnya terletak di luar area
perkotaan/kemacetan sehingga mendorong perubahan peminat pengguna kendaraan
bermotor wajib uji.

d. Memaksimalkan area layanan dalam hal sebaran aktifitas perindustrian. Gedung uji Kir
dapat diletakkan pada tempat di mana terdapat banyak pergudangan dan perindustrian
dalam jarak 4 Kilometer maksimal terhadap usulan fasilitas.
a. Berdekatan dengan jalan antar kota atau jalan tol dengan orientasi jaringan berbentuk
radial. Fasilitas gedung uji Kir harus terletak dekat dengan jalan akses dari kawasan
perindustrian dan pergudangan di luar kota menuju wilayah pusatpusat kegiatan.

b. Lingkungan yang aman dan berkeselamatan. Area dimana terdapat fasilitas Gedung
Uji KIR seharusnya merupakan fasilitas yang aman dan berkeselamatan sehingga
mampu menjadi daya tarik bagi pengguna.

c. Desain untuk mengakomodasi multimodal. Idealnya desain fasilitas gedung uji KIR
yaitu mampu menampung berbagai jenis kendaraan bermotor wajib uji, sehingga
pelayanan dapat terpusat dan dapat terpantau dengan mudah.
TAHAPAN STUDI
1. Kajian terhadap Peraturan dan Studi Terdahulu
2. Kunjungan Lapangan
3. Analisis
• Konsep dan desain akses dari jalan arteri terdekat
• konsep dan desain sirkulasi internal
• konsep dan desain fasilitas
• konsep dan desain akses dari kawasan perindustrian dan pergudangan terdekat
• fasilitas-fasilitas lain yang relevan

4. Perhitungan kebutuhan biaya pengembangan, serta biaya operasi dan pemeliharaan


5.Perhitungan manfaat/revenue
6. Perhitungan indikator kelayakan finansial
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
1. RENCANA PENGEMBANGAN KOTA SURABAYA
2. TINJAUAN PUSTAKA LALU LINTAS
• Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) untuk Jalan Perkotaan
• Kecepatan Arus Bebas (Free Flow Speed, FV)
• Kapasitas (Capacity, C)
• Derajat Kejenuhan (Degree of Saturation, DS)
• Kecepatan (Velocity,V)
PERENCANAAN FASILITAS PENGUJIAN KENDARAAN
BERMOTOR
1. Kebutuhan Ruang Uji
a. Uji Kendaraan Golongan I
 1) Sedan, Jip, Pick Up/Truk Kecil, dan Bus

b. Uji Kendaraan Golongan II, III, IV, dan V


 1) Truk dengan 2 (dua) gandar
 2) Truk dengan 3 (tiga) gandar
 3) Truk dengan 4 (empat) gandar
 4) Truk dengan 5 (lima) gandar
2. Akses Jalan dan Area Tunggu
 Fungsi Jalan

 Kinerja Perkerasan Jalan (Pavement performance)

 Umur Rencana

 Lalu Lintas

 Sifat Tanah Dasar

 Kondisi Lingkungan

 Sifat Material Lapisan Perkerasan

 Bentuk Geometrik Lapisan Perkerasan


3. Desain Gedung Uji Kendaraan Bermotor
A. Kriteria Pengembangan
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam pengembangan pada gedung pengujian
kendaraan yaitu:
• tersedta tata guna lahan;
• memenuhi persyaratan konstruksi dan perundang-undangan yang berlaku;
• tidak menimbulkan pencemaran lingkungan; dan
• memberikan kemudahan bagi pengguna jasa.

B. Tata Letak Gedung Uji Kendaraan Bermotor


C. Kriteria Desain
STUDI LITERATUR
Untuk kajian ini dibutuhkan studi literatur yang terkait dengan pemodelan kebutuhan
ruang pengujian kendaraan golongan I sampai dengan golongan V.
KELENGKAPAN DATA
1. Jumlah kendaraan bermotor wajib uji
• Golongan I
• Golongan II, III, IV, V
2. Luas lahan yang dibutuhkan
3. Status lahan calon lokasi pembangunan fasilitas uji KIR
3. Peraturan Kementrian Perhubungan terkait dasar perencanaan bangunan uji
kendaraan bermotor rutin.

Anda mungkin juga menyukai