KIMIA DASAR

PERTEMUAN 9 :
ZAT CAIR DAN ZAT PADAT

Tim Dosen Kimia Dasar

2020
 ZAT CAIR DAN ZAT PADAT

SASARAN, Mahasiswa mengetahui :

 1. Wujud Zat Cair, Padat, Gas
 2. Peralihan Wujud Zat
 3. Zat Padat

2
TIGA WUJUD WUJUD ZAT
 PERBEDAAN WUJUD ZAT

Perbedaan Wujud zat ditimbulkan oleh faktor jarak antara partikel terkecil zat
tersebut. Jika saling berjauhan maka zat berwujud gas, dan bila sangat
dekat akan berwujud padat.
PERBEDAAN SIFAT MATERI DALAM WUJUD
PADAT, CAIR, GAS
 PARTIKEL TERKECIL MATERI
Jenis Partikel Terkecil Contoh
Materi
Unsur Logam Atom Logam Na, Fe
Gas Mulia Atom Gas Mulia He, Ar
Unsur Bukan Logam Molekul Unsur H2, Cl2, N2, P4

Senyawa Ion Ion Positif dan Ion NaCl : Na+ & Cl-
Negatif

Senyawa Kovalen Molekul Kovalen H2O, CH4

Campuran Unsur Atom-atom komponen Campuran Emas dan
Tembaga

Campuran Senyawa molekul Larutan Gula : Air dan

Gula
 TIGA MACAM SUHU PERALIHAN

Berdasarkan pasangan peralihan wujud :

1. Mencair – Membeku
2. Menguap – Mengembun
3. Menyublim – Deposisi

Dikenal tiga macam suhu peralihan yang

disebut :
 Titik Didih (Tb)
 Titik Beku (Tf)
 Titik Sublimasi (Ts)
Kalor Peleburan ΔHfus dan Penguapan Δhvap
Beberapa Zat
 PERALIHAN WUJUD ZAT

Suatu padatan bila diberi kalor, mula-mula suhunya naik

kemudian terjadi proses peleburan.
Suhu pada saat zat padat melebur disebut titik lebur
(Tf).Selama melebur suhu tetap, karena kalor dipakai
untuk mengubah wujud. Besarnya kalor untuk
meleburkan 1 mol zat padat disebut kalor peleburan
(ΔHfus ). Setelah semua melebur, suhu naik kembali
sampai titik didih (Tb). Pada titik ini suhu tetap, karena
terjadi penguapan. Jumlah kalor yang dipakai untuk
penguapan satu mol zat disebut kalor penguapan
(Δhvap).
Kurva Pemanasan 1 mol Zat
Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat
tergantung pada jumlah mol (n) dan Kapasitas Kalor (Cp)
zat tersebut serta perbedaan suhu (ΔT).

Q = n Cp ΔT

Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat

bergantung pada jumlah mol (n) dan Kalor Penguapan
(ΔHvap)Atau kalor peleburan (ΔHfus ) zat tersebut.

Q = n ΔHvap

Q=n
 PEMBENTUKAN KRISTAL ...... ……. bagaimana terjadinya .....?
T
CAIR GAS MOBILE
STATE

T T

PADA STABLE
T STATE

PERUBAHAN TEMPERATUR CEPAT. .....

 LETAK ATOM TIDAK TERATUR PERUBAHAN TEMPERATUR PERLAHAN
TERATUR. TATA LETAK ATOM TERATUR

dua jenis
fasa padat Internal
pattern

CRYSTALLINE
external pattern
AMORPHOUS (morfologi kristal )

DUA JENIS PADATAN : PADATAN AMORF DAN PADATAN KRISTALIN

 STUKTUR KRISTAL
STUKTUR KRISTAL DIBENTUK OLEH UNIT2 SEL SEBAGAI BAGIAN
TERKECIL PEMBENTUK KRISTAL. UNIT SEL INI DAPAT DIGAMBARKAN
SEBAGAI “SEKUMPULAN KECIL ATOM” DENGAN LETAK TERATUR .
MEMBENTUK TIGA DIMENSI “LATTICE” ATAU “KISIKISI” DG SEBUAH ATOM
MENDUDUKI SETIAP SUDUT KISIKISI INI.

row

one dimensional
lattice

net

two dimensional three dimensional

 MORFOLOGIKRISTAL
DIBENTUK OLEH SUSUNAN
“LATTICE” SEBAGAI “UNIT
CELL.”
HUKUM HÃUYE : semakin banyak
“lattice” semakin sempurna bangun sebuah
kristal.
HUKUM Nicholas Steno, 1669 (a Danish physician
and natural scientist), HUKUM KEKEKALAN
SUDUT.(constancy of interfacial angles) :
Bila diukur pada temperatur yang sama, dari
beramgam kristal, sudut antar bidang besarannya
tetap
 DERAJAT KESEMPURNAAN BANGUN KRISTAL.

HUKUM HÃUYE: semakin banyak apakah semua

“lattice” semakin sempurna kristal akan
bangun sebuah kristal. terbentuk dengan
bidang yang
lengkap?
Kelengkapan dan bentuk kristal untuk
menjadi bentuk yang sempurna
tergantung dari T dan P, sifat alamiah
fasa cair dan ruang tempat kristal
terbentuk.

DERAJAT KESEMPURNAAN BENTUK KRISTAL

hedron (yunani) : muka/face  eu : bagus;
an : tanpa;
sub : diantaranya.

EUHEDRAL:bentuk sempurna, semua bidang batas kristal terbentuk.

SUBHEDRAL : hanya sebagian bidang batas kristal yang terbentuk.
ANHEDRAL : bidang batas kristal tidak terbentuk.
 UKURAN KRISTAL :

CRYSTALLINE : ukuran kristal ini terlihat

dengan mata biasa (tanpa bantuan alat).
MICROCRYSTALLIN : ukuran yang baru
akan terlihata bila dibantu dengan alat
(mikroskop).
CRYPTOCRYSTALLINE: ukuran kristal ini
hanya akan terlihta dengan atuan
alat tertentu (x-ray).
 SISTIM SUMBU (umum)

BENTUK BANGUN TIGA DIATUR

DIMENSI OLEH SEBUAH
SISTIM SUMBU
SISTIM
TIGASUMBU tersebut
BUAH SUMBUTERDIRI DARIBUAH SUDUT
DAN TIGA
:
ANTAR SUMBU,
yaitu : TIGA SUMBU X Y Z dan TIGA SUDUT
ANTAR SUMBU yaitu α β γ ,
dimana :
α adalah sudut antar sumbu β sudut antar
XY ; YZ dan γ sudut antar sumbu XZ.
sumbu
SISTIM SUMBU
(umum)
S I S TI M S U M B U K R I S TA L
 SISTIM K R I S TA
AHLI KRISTALOGRAFI L
PRANCIS, BRAVAIS (1811-1863)
AUGUSTE
MENYATAKAN BAHWA : LATTIC (TIGA DIMENSI)
SISTIM
SEBAGAI SATUAN TERKECIL E KRISTAL 14
PEMBENTUK
JENIS DISEBUT SEBAGAI “BRAVAIS LATTICES” ADA
YANG KEMUDIAN
DAPAT DIKELOMPOKAN LAGI MENJADI 7 KELOMPOK
DISEBUT SEBAGAI SISITIM KRISTAL YANG

PENGELOMPOKAN
DILAKUKAN DENGAN
DASAR SISTIM SUMBU  1. ISOMETRI (CUBIC)
SISTIM KRISTAL 2. TETRAGONAL.
3. ORTORHOMBIC.
4. HEXAGONAL.
5. MONOCLINIC.
6. TRICLINIC.
7. TRIGONAL
SEKIAN